Validitas dan Reliabilitas

dokumen-dokumen yang mirip
UJI PERSYARATAN INSTRUMEN

Uji Validitas Instrumen. by Ifada Novikasari

MATERI APLIKASI KOMPUTER LANJUT UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

ANALISIS ANGKET Materi Kuliah TIK oleh Dr. Sumadi,M.Pd.

TEKNIK PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

BAB IV PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK ANAK DI DESA MAJALANGU KECAMATAN WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG

PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

UJI VALIDITAS KUISIONER

Misalkan kuesioner adalah sasaran tembak seperti pada gambar berikut ini. Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah target dari apa yang kita ukur.

MANAJEMEN DATA PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA PENYAJIAN DATA

Raharjo

RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

Kuesioner Biaya Transportasi

LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN INSTRUMEN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

BAB IV HASIL PENELITIAN

MATA KULIAH METODE RISET

Lampiran 1. Langkah perhitungan Uji Validitas di SPSS.

VALIDITAS & RELIABILITAS. Sami an

BAB V ANALISA. Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen. Bentuk eksperimen yang digunakan desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. PT. Uvindo Prima Cemerlang merupakan perusahaan jasa UV Varnish yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu Kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III METODE PENELITIAN

K O R E L A S I. Referensi :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB IV HUBUNGAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI SALAFIYAH BEJI TULIS BATANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERTEMUAN 2 (IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN) SENIN-SELASA, OKTOBER 2016

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL UJI VALIDITAS DAN UJI REABILITAS PADA SOAL PILIHAN GANDA

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen. Desain eksperimen yang

Analisisi Data (Reliabilitas)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

Metode Penelitian Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari perusahaan untuk para pelangganya. Setiap perusahaan harus

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila

BAB III METODOLOGI. Bina Nusantara. Responden yang dijadikan target penelitian adalah mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

III. METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB IV KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR BATANG

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

Keterangan : korelasi item total terkoreksi : korelasi item total sebelum dikoreksi. r ix

BAB III METODE PENELITIAN

KORELASI DAN ASOSIASI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

nr 1 + (n-1)r r n n = RELIABILITAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

III. METODE PENELITIAN. satu variabel dengan variabel lain dan apabila ada hubungan, berapa eratnya

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DATA ASOSIATIF

Modul ke: Riset Penelitian. Uji Validitas dan Reabilitas. Fakultas Ilmu Komunikasi. Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Program Studi Periklanan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah pengaruh harga sebagai variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

STATISTIKA DESKRIPTIF

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.

Transkripsi:

1 Pendahuluan Tujuan pengukuran suatu obyek adalah menghasilkan informasi yang akurat dan obyektif mengenai obyek tersebut. Pengukuran berat suatu logam mulia bertujuan mengetahui berapa gram bobot logam mulia tersebut. Ada dua hal penting yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu pengukuran, yaitu ketepatan (kepresisian) dan keakuratan alat ukur serta kecermatan peneliti dalam proses pengukuran. Istilah lain untuk kepresisian alat ukur adalah validitas, sedangkan keakuratan sering disebut dengan reliabilitas. Alat ukur yang valid akan menghasilkan pengukuran yang cermat, yaitu bahwa pengukuran yang dilakukan mampu memberikan gambaran perbedaan sekecil-kecilnya antara suatu obyek dengan obyek pengamatan lainnya. Misalnya bila seseorang ingin mengetahui berat sebuah cincin emas, maka harus menggunakan alat penimbang berat emas agar hasilnya valid. Alat penimbang badan juga mengukur berat, tetapi tidak cukup cermat untuk menimbang emas. Hal ini disebabkan perbedaan yang sangat kecil (tetapi penting) pada berat emas, tidak dapat telihat pada alat penimbang badan. Contoh lainnya adalah bila ingin mengetahui waktu tempuh perjalanan antar kota, maka jam tangan dengan ketelitian hingga detik terdekat telah mencukupi. Akan tetapi, jam tangan tersebut tidak memadai untuk mengukur waktu tempuh pelari 100 m. Valid tidaknya suatu alat ukur berkaitan erat dengan tujuan pengukuran. Bila alat ukur yang digunakan telah memenuhi tujuan pengukuran, maka alat ukur tersebut dikatakan valid. Sebaliknya, bila alat ukur tersebut tidak memenuhi tujuan pengukuran, maka alat ukur tersebut dikatakan tidak valid. Hasil pengukuran terhadap suatu obyek dikatakan reliabel bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap obyek tersebut diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam obyek tersebut memang belum berubah. Relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan tersebut sangat besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya atau tidak reliabel. Validitas alat ukur dalam bidang ilmu eksak dapat dilihat dari tingkat ketelitian alat ukur tersebut. Bila tingkat ketelitiannya memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka alat ukur tersebut dikatakan valid. Sebaliknya, bila tingkat ketelitiannya tidak memenuhi persyaratan, maka alat ukur tersebut dikatakan tidak valid. Reliabilitas alat ukur dalam bidang ilmu eksak dapat dilihat dari standar deviasi hasil pengukuruan alat tersebut. Bila standar deviasi hasil pengukurannya relatif kecil, maka alat ukur tersebut dikatakan reliabel. Sebaliknya, bila standar deviasi hasil pengukurannya relatif besar, maka alat ukur tersebut dikatakan tidak reliabel. Alat ukur dalam penelitian bidang sosial biasanya berupa angket (kuesioner). Secara empirik, tinggi-rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu koefisien reliabilitas. Uji Validitas Dalam bidang ilmu sosial, alat ukur tersebut dapat berupa angket (kuesioner) maupun seperangkat alat tes. Dalam teori skor murni klasikal, pengertian validitas dapat dinyatakan sebagai sejauhmana skor tampak X mendekati skor sebenarnya (skor murni) T. Alat ukur yang tinggi validitasnya (baik berupa alat ukur dalam bidang ilmu eksak maupun alat ukur bidang ilmu sosial) akan mempunyai galat pengukuran yang relatif kecil, artinya setiap nilai hasil pengukuran tidak jauh berbeda dibandingkan nilai

sebenarnya. Dengan demikian secara keseluruhan alat ukur yang digunakan maupun keseluruhan alat tes yang digunakan akan menghasilkan variansi galat yang kecil pula. Dalam teori skor murni, hal ini dikenal dengan validitas intrinsik, yang dirumuskan sebagai akar kuadrat dari perbandingan variansi skor-murni dan variansi skor tampak. Secara matematis, hal ini dapat dinyatakan dengan: st st r xy = = (1) s s x x r xy = Koefisien validitas intrinsik. s t = Simpangan baku skor murni. s x = Simpangan baku skor tampak. Dalam pengukuran dibidang ilmu sosial (pengukuran nonfisik), validitas sebagaimana digambarkan diatas tidaklah mudah dicapai. Pengukuran aspek psikologis dan sosial mengandung lebih banyak sumber galat dibandingkan dengan pengukuran fisik.. Skor tampak dapat ditentukan dengan mudah. Akan tetapi, nilai sebenarnya skor murni tidaklah diketahui. Oleh karena itu, pengukuran koefisien validitas dalam ilmu sosial merupakan nilai pendekatan saja. Hal-hal yang diperoleh dari prosedur validasi tes adalah estimasi terhadap validitas dengan prosedur tertentu. Sebutan terhadap validitas tes hendaklah diartikan sebagai validitas hasil pengukuran yang diperoleh dari tes tersebut. Suatu aitem pertanyaan dikatakan mempunyai validitas tinggi jika aitem pertanyaan tersebut mempunyai korelasi tinggi terhadap total skor aitem.. (Alhusin, 00). Prosedur pengujian validitas suatu aitem pertanyaan adalah: Tentukan skor total aitem-aitem pertanyaan, namakan variabel tersebut dengan Total Skor. Ujilah validitas aitem pertanyaan ke-i, melalui uji hipotesis: H 0 : ρ = 0, aitem pertanyaan ke-i tidak berkorelasi dengan total skor. Hal ini berarti aitem pertanyaan tersebut tidak valid. H 1 : ρ 0, aitem pertanyaan ke-i berkorelasi dengan total skor. Hal ini berarti aitem pertanyaan tersebut valid. Koefisien korelasi yang digunakan dalam penentuan valid tidaknya suatu aitem (butir pertanyaan dalam kuesioner) adalah koefisien korelasi product moment (koefisien korelasi Pearson), yaitu: n( XY ) ( X Y ) r =. () [ n X ( X ) ][ n Y ( Y ) ] X = skor tiap variabel Y = skor total tiap variabel n = Jumlah responden Pengujian signifikan atau tidak signifikannya koefisien korelasi (sampel) r menggunakan statistik uji t, yaitu: r n t = (3) 1 r

Kriteria penolakan H 0 dengan pada taraf nyata α adalah: Tolak H 0 jika t hitung > t (n-; α) atau t hitung < - t (n-; α). Sebagian besar literatur menggunakan nilai α = 0,05. Bila menggunakan program SPSS, kriteria penolakan H 0 pada taraf nyata 0,05 adalah tolak H 0 bila signifikansi uji lebih kecil atau sama dengan 0,05. Contoh Kasus: Berikut adalah hasil angket tentang penting-tidaknya atribut motor terhadap pembelian motor. Atribut-atribut tersebut adalah : Harga (P1), Model / bentuk terkesan eksklusif (P), Warna dasar body dan stripping menarik (P3), Pemakaian / keiritan Bahan Bakar (P4), Banyak jenis dan tipe (P5), Terdapat sistem peredam getaran (P6), Akselerasi tinggi (P7), Memberikan kenyamanan (P8), Ketangguhan mesin serta tahan lama (P9), Kemudahan perawatan (P10), Kemudahan dalam pembayaran / sistem kredit yang ditawarkan (P11), Nilai jual kembali tinggi (P1), Konsep komunikasi pemasaran / iklan menarik (P13), Image perusahaan (P14), Mampu memberikan kesan bergengsi bagi si pengguna (P15), Mampu mewakili kepribadian si pengguna (P16), Merchandizing (topi, t-shirt, jaket, gant. Kunci, dll) (P17), dan Ketersediaan layanan konsumen (P18). Jawaban yang diberikan responden berupa pilihan Tidak Penting (1), Kurang Penting (), Cukup Penting (3), Penting (4) dan Sangat Penting (5). Ujilah apakah aitem-aitem pertanyaan tersebut valid. Data hasil angket dapat dilihat pada file Uji.sav Prosedur penginputan data menggunakan SPSS adalah: Buatlah file data baru pada program SPSS, dengan memilih menu File New Data. Definisikan variabel variabel P1, P, P3,, P18. Tipe variabel variabel tersebut adalah Numeric, dengan Decimal 0. Pada kolom Label, berturut-turut isikan label Harga, Model eksklusif, Warna menarik, Irit bahan bakar, Banyak jenis dan tipe, Adanya sistem peredam getar, Akselerasi tinggi, Kenyamanan, Ketangguhan mesin, Kemudahan perawatan, Kemudahan sistem kredit, Nilai penjualan kembali tinggi, Iklan menarik, Image perusahaan, Kesan bergengsi, Gambaran kepribadian, Merchandizing, dan Ketersediaan layanan konsumen. Klik kolom value pada variabel P1, sehingga muncul kotak dialog Value Label seperti gambar berikut. Gambar 1 Kotak dialog Value Label Isikan 1 pada Value, sedang pada Value Label isikan Tidak Penting, kemudian klik tombol Add. Isikan pada Value, sedang pada Value Label isikan Kurang Penting,

kemudian klik tombol Add. Isikan 3 pada Value, sedang pada Value Label isikan Cukup Penting, kemudian klik tombol Add. Isikan 4 pada Value, sedang pada Value Label isikan Penting, kemudian klik tombol Add. Isikan 5 pada Value, sedang pada Value Label isikan Sangat Penting, kemudian klik tombol Add. Selanjutnya klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Value Label tersebut. Lakukan peng-copy-an kolom Value variabel P1 pada variabel P, P3,, P18. Entrikan data pada masing-masing variabel, sehingga tampilan datanya tampak seperti gambar berikut. Gambar Tampilan Data Uji Validitas Untuk mendefinisikan variabel Total Skor, pilih menu Tranform Compute, sehingga muncul kotak dialog Compute Variable seperti gambar berikut. Gambar 3 Kotak dialog Compute Variable

Isikan ts pada Target Variable. Pada Numeric Expression, ketikkan SUM(p1,p,p3,p4,p5,p6,p7,p8,p9,p10,p11,p1,p13,p14,p15,p16,p17,p18). Kemudian klik OK untuk menutup kotak dialog Compute Variable tersebut. Pada tampilan Data View, terbentuk variabel ts. Selanjutnya, klik tab Variable View, pada kolom Label variabel ts, isikan Total Skor, dan pada kolom Decimal, isikan 0. Prosedur pengujian valid atau tidaknya variabel variabel p1, p,, p18 menggunakan SPSS adalah: Pilih menu Analyze Correlate Bivariate, sehingga muncul kotak dialog Bivariate Correlations seperti gambar berikut. Gambar 4 Kotak dialog Bivariate Correlations Masukkan variabel Harga [p1] dan Total Skor [ts] pada Variables. Klik tombol OK. Ulangi kedua langkah tersebut untuk variabel p, p3, p4,, p18. Output yang diperoleh diringkas pada tabel berikut. Tabel 1 Ringkasan Hasil Output Uji Validitas Menggunakan SPSS Total Skor Harga Pearson Correlation 0,559** Model eksklusif Pearson Correlation 0,463** Warna menarik Pearson Correlation 0,733** Irit bahan bakar Pearson Correlation 0,469** Banyak jenis dan tipe Pearson Correlation 0,677** Adanya sistem Pearson Correlation 0,549** peredam getar

Lanjutan Tabel 1 Ringkasan Hasil Output Uji Validitas Menggunakan SPSS Total Skor Akselerasi tinggi Pearson Correlation 0,376** Kenyamanan Pearson Correlation 0,376** Ketangguhan mesin Pearson Correlation 0,336** Kemudahan perawatan Pearson Correlation 0,337** Kemudahan sistem Pearson Correlation 0,657** kredit Nilai penjualan kembali tinggi Pearson Correlation 0,435** Iklan menarik Pearson Correlation 0,67** Image perusahaan Pearson Correlation 0,687** Kesan bergengsi Pearson Correlation 0,637** Gambaran kepribadian Pearson Correlation 0,354** Merchandizing Pearson Correlation 0,310** Ketersediaan layanan konsumen Pearson Correlation 0,639** Nilai signifikansi pengujian 0,000 berarti kurang dari 0,0005. Nilai signifikansi pengujian (Sig.) masing-masing variabel penelitian jauh lebih kecil dari 5%, sehingga H 0 pengujian ditolak. Hal ini berarti masing-masing variabel valid. 3 Uji Reliabilitas Estimasi terhadap besarnya koefisien reliabilitas dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan. Secara tradisional, menurut prosedur yang dilakukan dan sifat koefisien yang dihasilkannya, terdapat tiga macam pendekatan reliabilitas, yaitu

pendekatan tes ulang (test-retest), pendekatan bentuk pararel (parrarel-forms), dan pendekatan konsistensi internal (internal consistency). Pendekatan tes ulang dilakukan dengan menyajikan tes dua kali pada satu kelompok obyek dengan tenggang waktu di antara kedua penyajian tersebut. Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas dengan cara ini, perlu dihitung koefisien korelasi antara distribusi skor pada pemberian tes pertama dan tes kedua. Koefisien korelasi yang memperlihatkan keeratan variasi skor antara kedua pemberian tes itu merupakan koefisien reliabilitas tes yang bersangkutan. Penggunaan tes ulang harus memperhatikan hal-hal berikut: Perubahan sikap atau kondisi peserta tes sejalan dengan berbedanya waktu antara kedua penyajian tes. Peserta tes masih mengingat jawaban yang diberikan pada waktu tes pertama. Efek belajar yang dialami peserta tes. Kemungkinan timbulnya reaksi penolakan terhadap tes. Berkenaan dengan hal-hal tersebut, pendekatan tes ulang hanya cocok digunakan untuk tes yang mengukur aspek psikologis yang relatif stabil dan tidak mudah berubah. Dalam pendekatan bentuk pararel, tes yang akan diestimasi reliabilitasnya harus ada pararelnya, yaitu tes lain yang sama tujuan ukurnya dan setara isi aitemnya, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Dua tes yang pararel yang menghasilkan skor berkorelasi tinggi satu sama lain, disebut tes yang reliabel. Koefisien korelasinya merupakan koefisien reliabilitas tes yang bersangkutan. Sebaliknya, bila dua tes yang telah dianggap pararel tidak menghasilkan koefisien korelasi tinggi, berarti tes tersebut tidak cukup reliabel dan hasil ukurnya tidak dapat dipercaya. Kelemahan utama pendekatan tes pararel adalah sulitnya menyusun dua tes yang pararel itu sendiri. Pendekatan konsistensi internal dilakukan menggunakan satu bentuk tes yang dikenakan hanya sekali pada sekelompok obyek. Oleh karena itu, kesulitan yang mungkin timbul bila menggunakan pendekatan tes ulang dan tes pararel dapat dihindari. Pendekatan reliabilitas konsistensi internal bertujuan melihat konsistensi antar-aitem dalam tes itu sendiri. Untuk itu, setelah skor sekelompok aitem diperoleh dari sejumlah obyek (responden), tes dibagi menjadi beberapa belahan. Prosedur-prosedur yang dapat digunakan untuk mengestimasi koefisien reliabilitas pada pendekatan konsistensi internal adalah: Metode pembelahan gasal-genap. Koefisien Alpha Cronbach. Pembelahan gasal-genap sangat populer dan mudah dilakukan. Seluruh aitem yang bernomor urut gasal dijadikan satu kelompok menjadi belahan pertama dan seluruh aitem yang bernomor urut genap dijadikan satu kelompok menjadi belahan kedua. Dengan membelah secara gasal-genap diharapkan akan diperoleh dua bagaian yang setara dari segi isi dan taraf kesukaran aitem-aitemnya. Sedangkan formula yang dapat digunakan untuk mengestimasi koefisien reliabilitas pada tes yang telah dibelah menjadi dua belahan yang relatif pararel adalah formula Spearman-Brown. Formula ini dapat digunakan pada tes yang aitem-aitemnya diberi skor dikotomi maupun bukan dikotomi. Formula Spearman-Brown dirumuskan sebagai berikut: ( r1. ) r ' = (4) xx 1+ r1. r xx = Koefisien reliabilitas Spearman-Brown. r 1. = Koefisien korelasi antara kedua belahan.

Cara-cara pembelahan dapat diperluas untuk membagi tes menjadi beberapa belahan, apabila diperlukan. Suatu tes yang akan diestimasi reliabilitasnya dapat dibelah menjadi bagian-bagian sebanyak jumlah aitemnya, sehingga masing-masing bagian hanya berisi satu aitem saja. Untuk tes yang dibelah menjadi lebih dari dua belahan, yang masing-masing berisi aitem dalam jumlah sama banyak, dapat dipergunakan formula alpha Cronbach sebagai estimator koefisien reliabilitas tes tersebut. Koefisien alpha dihitung berdasarkan persamaan: k s j k j= 1 α =. 1 1 (5) k s x k = Banyaknya belahan. s j = Variansi belahan ke-j, j = 1,,, k. s x = Variansi skor tes. α = Koefisien alpha, merupakan estimator koefisien reliabilitas. Suatu alat ukur dianggap reliabel apabila nilai koefisien alpha yang diperoleh sama dengan atau lebih besar dari pada 0,6. Contoh Kasus: Berikut adalah hasil angket tentang penting-tidaknya atribut motor terhadap pembelian motor. Atribut-atribut tersebut adalah : Harga (P1), Model / bentuk terkesan eksklusif (P), Warna dasar body dan stripping menarik (P3), Pemakaian / keiritan Bahan Bakar (P4), Banyak jenis dan tipe (P5), Terdapat sistem peredam getaran (P6), Akselerasi tinggi (P7), Memberikan kenyamanan (P8), Ketangguhan mesin serta tahan lama (P9), Kemudahan perawatan (P10), Kemudahan dalam pembayaran / sistem kredit yang ditawarkan (P11), Nilai jual kembali tinggi (P1), Konsep komunikasi pemasaran / iklan menarik (P13), Image perusahaan (P14), Mampu memberikan kesan bergengsi bagi si pengguna (P15), Mampu mewakili kepribadian si pengguna (P16), Merchandizing (topi, t-shirt, jaket, gant. Kunci, dll) (P17), dan Ketersediaan layanan konsumen (P18). Jawaban yang diberikan responden berupa pilihan Tidak Penting (1), Kurang Penting (), Cukup Penting (3), Penting (4) dan Sangat Penting (5). Ujilah apakah hasil angket tersebut reliabel. Data hasil angket dapat dilihat pada file Uji.sav Prosedur penginputan data menggunakan SPSS adalah: Buklah file data Uji Reliabilitas.sav. Pilih menu Analyze Scale Reliability Analysis, sehingga muncul kotak dialog Reliability Analysis seperti gambar berikut.

Gambar 5 Kotak dialog at Reliability Analysis Massukkan variabel-variabel p1, p,, p18 pada Items. Klik pilihan list item labels. Klik OK. Output yang diperoleh adalah: ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) 1. P1 Harga. P Model eksklusif 3. P3 Warna menarik 4. P4 Irit bahan bakar 5. P5 Banyak jenis dan tipe 6. P6 Adanya sistem peredam getar 7. P7 Akselerasi tinggi 8. P8 Kenyamanan 9. P9 Ketangguhan mesin 10. P10 Kemudahan perawatan 11. P11 Kemudahan sistem kredit 1. P1 Nilai penjualan kembali tinggi 13. P13 Iklan menarik 14. P14 Image perusahaan 15. P15 Kesan bergengsi 16. P16 Gambaran kepribadian 17. P17 Merchandizing 18. P18 Ketersediaan layanan konsumen Reliability Coefficients N of Cases = 400.0 N of Items = 18 Alpha =.8407 Berdasarkan output tersebut, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,8407. Karena koefisien reliabilitas tinggi, maka hasil angket tersebut dikatakan reliabel.