BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut :

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

LAMPIRAN A Pohon Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

Spesifikasi Honda Vario 150 esp :

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Persiapan bahan pengujian :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060

BAB III LANDASAN TEORI

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai fungsi utama sebagai sarana transportasi digunakan untuk memenuhi

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB III PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Konstruksi CVT. Parts name

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

III. METODE PENELITIAN

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUJIAN ALAT

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB III METODE PENELITIAN

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Diagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Honda Tipe Absolute Revo Produksi Tahun 2009 Secara umum tipe motor Honda Absolute Revo ini seperti halnya kebanyakan jenis motor di pasaran, dengan menggunakan sistim pembakaran karburator dengan bantuan api dari busi untuk membantu pembakaran dalam ruang bakar yang mengkompresi bahan bakar premium dalam ruang bakarnya. Sistim kelistrikan untuk instrumen indikator lampu, klakson dan elektrik starter yang dirangakai sederhana. Dengan sistim pengereman menggunakan discbrake untuk roda depan, dan menggunakan teromol untuk pengereman roda belakang. Gambar 2.1. Motor Honda Absolute Revo 2009 Sumber: Brosur Pemasaran Honda Absolute Revo 2009

8 Berikut adalah gambaran tentang spesifikasi dari motor absolute revo sebagai informasi teknis untuk kemampuan dan kinerja dari kendaraan ini. Tabel 2.1 Spesifikasi Honda Absolute Revo 2009 1 Panjang X lebar X tinggi : 1.925 x 709 x 1.084 mm 2 Jarak sumbu roda : 1.221 mm 3 Jarak terendah ke tanah : 147 mm 4 Berat kosong : 98 kg (CW) ; 97 kg (Spoke) 5 Tipe rangka : Tulang punggung 6 Tipe suspensi depan : Teleskopik 7 Tipe suspensi belakang Lengan ayun dengan peredam kejut : ganda 8 Ukuran ban depan : 70/90-17 M/C 38P 9 Ukuran ban belakang : 80/90-17 M/C 44P 10 Rem depan : Cakram hidrolik, dengan piston tunggal 11 Rem belakang : Tromol Kapasitas tangki bahan 12 bakar : 3,7 lt 13 Tipe mesin : 4 langkah, SOHC, pendinginan udara 14 Diameter x langkah : 50 x 55,6 mm 15 Volume langkah : 109,1 cc 16 Perbandingan kompresi : 9,0 :1 17 Daya maksimum : 8,46 PS/7.500 rpm 18 Torsi maksimum : 0,86 kgf.m/5.500 rpm Kapasitas minyak 19 pelumas mesin : 0,8 lt pada pergantian periodik 20 Kopling Otomatis : Sentrifugal, tipe basah, dan ganda 21 Gigi transmsi : 4 kecepatan bertautan tetap 22 Pola pengoperan gigi : Sentrifugal, tipe basah, dan ganda 23 Starter : Pedal dan Elektrik 24 Aki : MF 12 V - 3 Ah 25 Busi : ND U20EPR9S, NGK CPR6EA-9S 26 Sistem pengapian : DC-CDI, Battery Sumber: Katalog Honda Absolute Revo 2009 Adapun sistem kerja mesinnya adalah termasuk jenis motor 4 tak, motor 4 tak adalah motor yang setiap siklus kerjanya diselesaikan dalam empat langkah torak atau dua kali putaran poros engkol. Selama

9 empat kali langkah torak tersebut mengalami lima proses, yaitu pengisian, kompresi, pembakaran, ekspansi / kerja, dan pembuangan. Rangkaian proses dalam langkah-langkah torak setiap siklus kerjanya adalah sebagai berikut: 2.1.1 Proses Pengisian Pengisian atau pemasukan bahan bakar udara terjadi pada langkah pertama, yaitu saat torak bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah) di mana katup masuk terbuka dan katup pembuangan tertutup. Sebaiknya konsentrasi antara bensin dan udara yang masuk ke dalam ruang bakar harus tepat jangan sampai terlalu kaya atau terlalu miskin untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna. Gambar 2.2. Proses Pengisian Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif 2.1.2 Proses Kompresi Proses kompresi terjadi pada langkah kedua. Poros engkol yang berputar menggerakan torak dari TMB ke TMA. Pada langkah ini kedua katup tertutup maka campuran bahan bakar-

10 udara dikompresikan sehingga tekanan dan temperaturnya meningkat. Gambar 2.3. Proses Kompresi Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif 2.1.3 Proses Pembakaran Beberapa derajat engkol sebelum kompresi berakhir atau beberapa saat menjelang akhir langkah kedua sesaat sebelum torak mencapai TMA, busi memercikan bunga api sehingga campuran bahan bakar dan udara yang sudah dikompresikan tadi terbakar dengan ledakan. Oleh karena itu, tekanan dan temperatur gas terbakar di dalam silinder. Gambar 2.4. Proses Pembakaran Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif

11 2.1.4 Proses Kerja / Ekspansi Prosese ini terjadi pada langkah ketiga atau langkah kerja, yaitu pada gerakan torak dari TMA ke TMB. Pada saat melampaui TMA tekanan yang tinggi tersebut digunakan untuk mendorong torak ke bawah dan memutar poros engkol sehingga terjadilah kerja mekanik. Karena isi silinder membesar, gas pembakaran berekspansi, tekanan dan temperatur menurun. Pada proses ini kedua katup masih tertutup. Gambar 2.5. Proses Kerja / Ekspansi Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif 2.1.5 Proses Pembuangan Proses pembuangan terjadi pada langkah keempat atau langkah pembuangan. Torak bergerak dari TMB ke TMA. Pada langkah ini katup masuk tertutup dan katup pembuangan terbuka. Pada akhir langkah ekspansi tekanan gas di dalam silinder lebih tinggi daripada tekanan di luar silinder. Oleh karena itu, setelah katup pembuangan terbuka sisa gas pembakaran akan bergerak keluar dan gerakan torak ke atas akan mempercepat keluarnya sisa

12 gas pembakaran. Gerakan berikutnya torak bergerak dari TMA ke TMB melakukan langkah pengisian seperti pada langlah pertama. Peristiwa itu dilakukan berulang-ulang selama mesin hidup. Terbukanya katup masuk dan katup buang karena adanya mekanisme yang digerakan oleh poros nok, sedangkan poros nok sendiri dihubungkan dengan poros engkol melalui transmisi roda gigi atau rantai dengan perbandingan putarannya antara poros engkol dengan poros nok 2 : 1. Hal ini berarti apabila poros engkol berputar dua kali maka poros nok berputar satu kali. Gambar 2.6. Proses Pembuangan Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif Berdasarkan proses kerja yang dijelaskan di atas dapat diketahui ciri khas motor bensin 4 tak sebagai berikut : 2.1.5.1 Dalam empat langkah torak hanya ada satu langkah ekspansi / kerja. 2.1.5.2 Proses pembuangan dan pengisian dilakukan masingmasing dalam satu langkah torak. 2.1.5.3 Setiap silinder minimal terdapat dua buah katup.

13 Dalam kenyataanya membuka dan menutupnya katup masuk maupun katup pembuangan terjadi sebelum dan sesudah titik matinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi volumetrik atau dengan kata lain agar muatan segar ke dalam silinder sebanyak-banyaknya dan sisa pembakaran dapat keluar sebersih mungkin. 2.2 Komponen Utama Komponen utama yang dimiliki adalah: 2.2.1 Blok Mesin (Crank Case) Adalah komponen paling utama yang bertindak sebagai jantungnya sepeda motor, karena sebagai penggerak utama dan tempat melakukan pembakaran untuk menghasilkan tenaga yang akan diteruskan ke roda melalui gear dan rantai. Di dalam blok mesin ini banyak komponen komponen inti yang saling menunjang kerja mesin dalam menghasilkan tenaga, seperti piston, keteng dan gear set untuk meneruskan dayanya ke roda melalui rantai. Di dalam crankcase, piston bekerja mengkompresi bahan bakar yang kemudian dibakar oleh percikan api dari busi, daya itu yang menggerakkan klep dan rantai keteng yang akan meneruskan dayanya melalui rangkaian roda gigi yang di set sedemikian rupa untuk kebutuhan kontrol kecepatan yang diinginkan.

14 Gambar 2.7. Blok Mesin / Crank Case 2.2.2 Busi (Spark Plug) Berfungsi sebagai pemicu pembakaran dengan memberikan percikan api pada ruang bakar yang sedang melakukan kompresi agar lebih cepat dan meringankan tugas piston melakukan pembakaran. Percikan ini harus senantiasa stabil dan berkesinambungan untuk mensupport kegiatan pembakaran. Karena kalau tidak demikian maka akan terjadi gagal pembakaran yang akan menyebabkan mesin mati total. Gambar 2.8. Busi / Spurk Plug

15 2.2.3 Karburator Karburator sebagai pemasok bahan bakar untuk pembakaran dalam ruang bakar atau blok mesin, berfungsi sebagai pengatur distribusi bahan bakar dari fuel tank agar dapat digunakan untuk kebutuhan pembakaran dan mempunyai takaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam pembakaran. Karburator mempunyai katup yang akan terbuka karena terhisap oleh ruang bakar dan mensuplay bahan bakar kedalam ruang bakar sesuai dengan kebutuhan. Dalam sistim kerjanya juga mensuplay udara yang akan digunakan membantu pembakaran, komposisi antara bahan bakar dan udara yang masuk kedalam ruang bakar dapat dikontrol melalui saluran yang dimiliki oleh karburator. Konsentrasi yang diatur oleh saluran ini harus tepat jangan sampai miskin oksigen atau terlalu kaya bahan bakar yang akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna dan akhirnya menghasilkan tenaga yang tidak maksimal. Gambar 2.9. Karburator

16 2.2.4 Kerangka (Frame Body) Kerangka ini yang berfungsi sebagai penopang utama dan dudukan setiap komponen mesin dan komponen komponen pendukung yang saling berkaitan untuk membentuk satu kesatuan yang utuh. Kerangka ini harus kuat dan tahan terhadap pengaruh apapun dan disarankan mempunyai sifat yang keras dan ringan, karena pada prakteknya akan sangat sulit dilakukan perawatan disebabkan terbungkus dan terhalang oleh komponenkomponen lain karena berada pada bagian yang paling dalam dari sebuah konstruksi kendaraan. Gambar 2.10. Kerangka / Frame Body 2.2.5 Sistem Kemudi (Steering Handle) Sebagai pengendali arah roda depan yang juga dituntut senyaman mungkin dalam melakukan peengendalian demi kenyamanan berkendara. Semua kontrol panel kendaraan pun terdapat pada steering handle ini, dalam penempatan posisi

17 panelnya pun harus mudah dijangkau dan tidak merepotkan penggunanya. Posisi steering memang harus di desain senyaman mungkin karena akan berpengaruh pada posisi duduk pengendara agar tidak cepat lelah dalam berkendara. Gambar 2.11. Sistem Kemudi / Steering Handle 2.2.6 Roda Depan dan Belakang (Front Wheel dan Rear Wheel) Sebagai komponen utama yang menerima daya dari mesin penggerak yang dijadikan sebagai tumpuan kendaraan untuk melakukan perpindahan tempat dan terjadi percepatan. Fungsi roda harus benar benar maksimal dan mendukung setiap gaya yang diberikan oleh mesin penggerak, jangan sampai menjadi terkendala dengan kinerja roda yang tidak sempurna. As dan bearing yang terdapat pada roda sebagai tumpuan utama harus bekerja optimal, serta tekanan ban yang sesuai untuk meminimalkan gaya gesek antara roda dan jalan.

18 Gambar 2.12. Roda Depan dan Belakang / Front and Rear Wheel 2.2.7 Tangki Bahan Bakar (Fuel Tank) Untuk menampung bahan bakar yang akan digunakan untuk kebutuhan pembakaran dalam blok mesin yang diatur distribusinya oleh keran menuju karburator. Di dalam fuel tank juga terdapat pelampung sebagai indikator volume bahan bakar yang ada dalam tangki, kebersihan tangki harus terjaga dengan baik jangan sampai ada benda lain yang masuk ke dalam karena akan mengganggu kelancaran saluran menuju karburator. Gambar 2.13. Tangki Bahan Bakar / Fuel Tank

19 2.2.8 Knalpot (Exhaust Muffler) Berfungsi sebagai peredam suara bising yang keluar dari saluran buang blok mesin agar tidak mengganggu pendengaran. Dewasa ini exhaust muffler tidak hanya berfungsi sebagai peredam suara tetapi juga sebagai penyaring gas buang (karbodioksida) dari sisa pembakaran yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Perlu diperhatikan juga karena sering kali orang mengganti knalpot dengan yang di desain lebih menarik dari segi bentuk dan suara yang dihasilkan, tetapi tetap harus mengindahkan fungsi dan kapasitas mesin kendaraan itu sendiri, karena pemakaian knalpot yang tidak sesuai akan mengganggu kinerja mesin, yang sebenarnya dipaksa bekerja lebih berat dari kapasitas yang dimilikinya dan akibatnya akan sangat buruk pada kondisi mesin dan kecenderungan cepat lelah dan rusak. Gambar 2.14. Knalpot / Exhaust Muffler

20 2.2.9 Garpu Depan dan Suspensi Belakang Bertindak sebagai suspensi yang menahan kejutan yang timbul akibat kondisi jalan yang tidak rata, hal yang paling penting diperhatikan untuk suspensi ini adalah jangan sampai menerima beban yang berlebihan karena akan menyebabkan seal-seal hidrolik pecah dan menimbulkan kebocoran pada suspensi dan merusak kinerjanya sebagai penahan kejutan yang akhirnya mengurangi responsif dari alat tersebut. Gambar 2.15. Garpu Depan dan Shockbreaker 2.2.10 Rem Depan dan Belakang (Front and Rear Break) Kontrol kecepatan menjadi hal utama dalam berkendara, sistim pengeremen yang menggunakan discbreak pada roda depan akan lebih maksimal dan di dukung dengan pengereman teromol pada roda belakang lebih aman jika terjadi pengereman mendadak karena meminimalkan slip dengan jalan.

21 Gambar 2.16. Rem Depan dan Belakang / Front and Rear Break 2.2.11 Pijakan Kaki (Step Bar) Berfungsi sebagai pijakan kaki untuk pengendara dan yang dibonceng ini harus benar-benar aman dan nyaman. Terlebih pijakan untuk pengendara sebagai tumpuan perseneling dan rem belakang harus memastikan pengendara dapat memfungsikan perseneling dan pengeremannya bekerja dengan baik. Gambar 2.17. Pijakan Kaki / Step Bar 2.2.12 Lengan Ayun (Swing Arm) Swing Arm atau lengan ayun berfungsi untuk mendukung fungsi rear break dan shock breaker belakang dapat berfungsi

22 dengan baik, dengan didukung lengan yang dapat berayun mengikuti gerakan shock breaker akan dapat menyeimbangkan dengan gerakan front fork (garpu depan). Gambar 2.18. Swing Arm / Lengan Ayun 2.3 Komponen Pendukung Adapun komponen pendukung yang dimiliki adalah berupa komponen-komponen yang akan menunjang sistim kerja dan kenyamanan dalam penggunaan kendaraan jenis ini. 2.3.1 Motor Starter Sebuah motor listrik sebagai pendukung yang digerakkan oleh tenaga baterei atau accu bertugas untuk memicu menyalakan mesin, juga sebagai alternatif untuk menyalakan mesin jika ingin lebih praktis dibandingkan menggunakan kick starter.

23 Gambar 2.19. Motor Starter 2.3.2 Pedal Starter Sebagai starter utama yang sangat berguna pada saat menyalakan mesin untuk dipanaskan sebelum digunakan, karena dengan menggunakan kick starter berulang-ulang sebelum posisi kontak on dapat membantu distribusi pelumasan merata ke semua bagian blok mesin. Sehingga pada saat mesin benar-benar menyala kondisi komponen-komponen penting seperti gear box dan keteng telah terlumasi dengan baik dan meminimalkan keausan akibat gesekan. Gambar 2.20. Pedal Starter

24 2.3.3 Lampu Utama dan Lampu Belakang Sebagai sarana pendukung yaitu instrumen lampu untuk penerangan, indikator pengereman, dan penunjukan arah laju kendaraan ditandai dengan lampu sein yang berkedip sesuai dengan arah yang akan dituju oleh pengendara, sehingga pengendara di belakangnya dapat menentukan sikap dengan baik. Gambar 2.21. Lampu Utama dan Lampu Belakang 2.3.4 Level Meter (speedometer, indikator lampu, dan fuel meter) Monitoring ini berada pada posisi utama dan mudah diketahui apa saja yang tengah terjadi pada kendaraan yang dikendarainya, dilengkapi dengan speedometer sebagai penunjuk kecepatan laju kendaraan, indikator lampu penerengan utama dan lampu sein, posisi tingkat kecepatan gear box juga dapat dilihat disini, kondisi volume bahan bakar dalam tengki pun dapat dilihat melalui level meter.

25 Gambar 2.22. Level Meter 2.3.5 Seat (jok) Tempat duduk pengendara yang biasa terbuat dari busa empuk yang dibungkus dengan bahan kulit untuk menghasilkan tempat duduk yang nyaman, selain itu berfungsi juga sebagai penutup fuel tank yang memang di desain tidak terlihat karena berada dibewah tempat duduk pengendaranya. Gambar 2.23. Seat / Jok 2.3.6 Body Cover Body cover / penutup yang terbuat dari bahan plastik campuran agar bahan yang dihasilkan menjadi kuat dan tidak

26 mudah rapuh dan pecah dengan ketahanan benturan tertentu. Body Cover mempunyai fungsi utama yaitu menutup bagianbagian kendaraan agar aman dari kejadian-kejadian yang dapat merusak kelistrikan dan kerangka kendaraan. Selain itu body cover sangat berguna untuk memperindah bentuk dan model kendaraan agar terlihat lebih artistik dan mempunyai nilai jual yang tinggi karena diminati oleh banyak orang. Gambar 2.24. Body Cover 2.3.7 Air Cleaner (Saringan Udara) Peralatan tambahan ini sangat berguna untuk memastikan udara yang dibutuhkan oleh pembakaran dalam blok mesin hanya udara yang sudah melewati tahap penyaringan oleh filter yang dipasang pada mulut saluran masuk udara di karburator. Sehingga udara benar-benar bersih dan tidak mengganggu proses pembakaran karena dapat terjadi penyumbatan saluran jika udara yang masuk tidak bersih.

27 Gambar 2.25. Air Cleaner / Saringan Udara 2.3.8 Stand / Sandaran Ada dua piihan stand yang digunakan, stand tengah atau samping yang dipakai sebagai tumpuan kendaraan pada saat berhenti, dianjurkan jika kendaraan akan berhenti lebih dari satu jam sebaiknya tumpuan menggunakan stand tengah untuk menghindari dan mengurangi beban yang tidak merata pada suspensi dan komponen-komponen lain yang mengalami tekanan pada saat motor berhenti. Gambar 2.26. Stand / Sandaran

28 2.3.9 Baterei (Accu) Sebagai sumber daya utama untuk kelistrikan kendaraan, semua instrumen berhubungan langsung dengan accu. Baterei juga mendapatkan pengisian daya dengan memanfaatkan dari putaran mesin. Gambar 2.27. Accu / Baterei 2.3.10 Wire Harness (instalasi kelistrikan) Instalasi kelistrikan ini meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kelistrikan pada kendaraan yang sudah dirangkai dalam satu instalasi untuk memudahkan pemasangan di kendaraan dan kontrol fungsi kerjanya dengan mudah. Gambar 2.28. Wire Harness / Instalasi Kelistrikan

29 2.3.11 Mark Stripe dan Caution Label Sebagai identitas tipe kendaraan agar lebih mudah dikenenali untuk identifikasi dan menentukan tindakan dengan klasifikasi yang sudah dimiliki oleh masing-masing kendaraan, dilkengkapi pula dengan caution label untuk perhatian dan dapat diperhatikan oleh pengendara agar dapat menggunakan fasilitas kendaraan ini dengan benar dan menikmati hasil desain dengan optimal. Gambar 2.29. Mark stripe dan Caution Label 2.4 Prinsip Kerja Pada dasarnya prinsip kerja yang dimiliki oleh motor Honda Absolute Revo ini adalah menggunakan jenis mesin 4 Tak dengan kompresi bahan bakar oleh piston dalam ruang bakar yang dibantu oleh busi untuk pengapian, sehingga menghsilkan tenaga yang selanjutnya diteruskan melalui gearbox dan dihubungkan langsung menggunakan rantai untuk meneruskan gaya dan menggerakkan roda belakang, sistim

30 kemudi sederhana dengan handle pengatur arah roda depan dan dibantu dengan kontrol pengereman di kedua rodanya. 2.5 Pengertian Perawatan (maintenance) Pada prinsipnya sepeda motor digerakan oleh hasil pembakaran bahan bakar minyak di dalam blok mesin yang akan menghasilkan tenaga untuk menggerakan piston dan diteruskan ke gear box selanjutnya roda melalui roda gigi dan rantai. Pembakaran harus sempurna untuk menghasilkan tenaga yang optimal, serta keselarasan antara mesin dan komponen-komponen lain pada sepeda motor harus tetap dijaga agar dapat memberikan kenyamanan pada saat berkendara. Untuk itu sangat penting diadakan perawatan seluruh komponen dan bagian-bagian utama pada sepeda motor yang pada umumnya kita miliki saat ini. Perawatan dan perbaikan harus dilakukan secara rutin sesuai dengan standar atau panduan perawatan yang dikeluarkan oleh produsennya. 2.5.1 Jenis-jenis Perawatan Dalam perawatan dikenal beberapa jenis yang membedakan perlakuan terhadap kendaraan yang menjadi objek perawatan, baik dari segi skala waktu untuk melakukan perawatan atau perbaikan, maupun dari sifat perawatannya sendiri yang termasuk ringan atau berat, ada juga yang di golongkan berdasarkan sifat terdeteksi atau tidaknya kerusakan

31 yang mungkin timbul dari pemakaian yang membutuhkan perawatan dan perbaikan demi menjaga dan mengembalikan kinerja kendaraan yang optimal dan stabil. Berikut adalah jenisjenis perawatan: 2.5.1.1 Perawatan Tidak Terencana (Unscheduled Maintenance) Perawatan jenis ini termasuk yang tidak terencana, karena perlakuan perawatan atau perbaikan hanya dilakukan pada saat kondisi yang benar-benar membutuhkan perbaikan yang dikhawatirkan akan mengganggu dan meluas efeknya terhadap komponenkomponen dan fungsi yang lain. 2.5.1.2 Perawatan Terencana (Scheduled Maintenance) Perawatan jenis ini biasanya mempunyai jadwal pelaksanaan yang jelas dan berkala, sehingga bentuk perlakuan tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan (oleh produsen) walaupun tidak menunjukkan adanya kerusakan atau gangguan fungsi dari kinerja sistim yang ada. Dengan harapan untuk mengantisipasi segala bentuk kerusakan yang mungkin dapat timbul sekalipun akibat pemakaian normal saja. Perawatan yang dianjurkan oleh produsennya ini memang sudah berdasarkan pertimbangan dan perhitungan dari kapasitas peralatan dan komponen yang digunakan. Contohnya

32 dalam penggantian oli mesin yang dianjurkan berkala sesuai perhitungan berdasakan kemampuan pelumasnya. 2.5.1.3 Perawatan Pencegahan (Preventive maintenance) Pencegahan memang lazim dilakukan agar dapat memperpanjang life time yang sudah ditetapkan oleh produsen, bahkan tanpa dilakukan perawatan pencegahan tidak menutup kemungkinan umur pakai komponen akan lebih cepat mengalami kerusakan sebelum waktunya. Sebagai contoh perawatan gear set yang kurang memadai akan menyebabkan rantai dan gir cepat mengalami keausan dan bekerja tidak maksimal, yang sudah pasti akan memperpendek umur pakai dan akan berakibat langsung pada penggantian komponen dan mengeluarkn biaya tambahan untuk itu. 2.5.1.4 Perawatan Korektif (Corrective Maintenance) Walaupun tidak selalu dilakukan, perawatan korektif juga perlu dilakukan untuk lebih memastikan kondisi kendaraan pada posisi yang optimal, karena terkadang ada beberapa komponen yang luput dari perhatian yang dianggap tidak perlu perawatan karena belum waktunya, tetapi ternyata terjadi lebih cepat dan harus segera dilakukan tindakan untuk menghindari

33 kerusakan yang meluas. Misalnya kekencangan baut-baut pemegang body cover, dan baut - baut pengencang lainnya. 2.5.1.5 Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance) Perawatan jenis ini bersifat analisa kemungkinan kerusakan yang dapat timbul akibat adanya kejadian atau kasus-kasus yang tidak biasa terjadi, yang dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan yang serius terutama pada komponen-komponen utama. Misalnya pada saat dikendarai melewati jalan yang berlubang dan kendaraan terkena benturan yang cukup keras dan dikhawatirkan fungsi as roda dan bearing atau mungkin velg mengalami perubahan bentuk, yang tentunya akan berakibat buruk pada komponen lain yang saling berhubungan dengan itu, seperti bearing atau rantai dan gir yang mengalami gangguan fungsinya. 2.6 Perawatan Berkala Untuk Absolute Revo 2009 Sebagai salah satu persyaratan penting untuk mendapatkan kondisi mesin yang tetap prima, kita harus melaksanakan servis teratur sesuai jadwal pelaksanaan yang di keluarkan PT. Astra Honda Motor. Untuk membiasakan kita dalam melaksanakannya, maka produsen mengharuskan

34 dilaksanakanya sepuluh kali Perawatan berkala untuk kendaraan yang diproduksinya, yaitu pada : 2.6.1 Servis I : Pada KM 500 Pada servis I ini sebaiknya dilakukan pada KM 500 atau jangka waktu 2 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 2.6.2 Servis II : Pada KM 2000 Pada servis II ini sebaiknya dilakukan pada KM 2000 atau jangka waktu 4 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan prima. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas

35 2.6.3 Servis III : Pada KM 4000 Pada servis III ini sebaiknya dilakukan pada KM 4000 atau jangka waktu 6 bulan mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi 2.6.4 Servis IV : Pada KM 6000 Pada servis IV ini sebaiknya dilakukan pada KM 6000 atau jangka waktu 8 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 2.6.5 Servis V : Pada KM 8000 Pada servis V ini sebaiknya dilakukan pada KM 8000 atau jangka waktu 10 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu.

36 Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi 2.6.6 Servis VI : Pada KM 12000 Pada servis VI ini sebaiknya dilakukan pada KM 12000 atau jangka waktu 14 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi 5. Membersihkan saringan udara (air cleaner) 2.6.7 Servis VII : Pada KM 16000 Pada servis VII ini sebaiknya dilakukan pada KM 16000 atau jangka waktu 18 bulan tergantung mana yang dicapai lebih

37 dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi 2.6.8 Servis VIII : Pada KM 20000 Pada servis VII ini sebaiknya dilakukan pada KM 20000 atau jangka waktu 22 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi 2.6.9 Servis IX : Pada KM 24000 Pada servis IX ini sebaiknya dilakukan pada KM 24000 atau jangka waktu 26 bulan tergantung mana yang dicapai lebih

38 dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi 2.6.10 Servis X : Pada KM 28000 Pada servis X ini sebaiknya dilakukan pada KM 28000 atau jangka waktu 30 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi