BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA NAMA KADER ALAMAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KESEHATAN

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI Sehat Jiwaku Sehat keluargaku (UPK Puskesmas Siantan Hulu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

Koping individu tidak efektif

Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING (CMHN)

64 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

PENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH

BAB I PENDAHULUAN. mental dalam beberapa hal disebut perilaku abnormal (abnormal behavior). Hal

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

KMSJ Kartu Menuju Sehat Jiwa

RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, tentunya banyak menghadapi masalah kesehatan masyarakat (Rihardi, 2006).

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PEDOMAN PENYULUHAN PADA PASIEN

PELATIHAN BASIC COURSE COMMUNITY MENTAL HEATLH NURSING BAGI PERAWAT PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American Nurses

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor keturunan merupakan salah satu penyebabnya. Candra (2006)

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

FERRY EFENDI MAKHFUDLI

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I


Tim Riset : Budi Anna Keliat Ni Made Riasmini Novy Helena C.D.

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

STRATEGI DINAS KESEHATAN MEMPERKUAT KESEHATAN MENTAL MELALUI PELAYANAN PRIMER. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

SATUAN ACARA PENYULUHAN PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA MENARIK DIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak. meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

BEBAS PASUNG PUSKESMAS TELUK LUBUK

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. Topik : Keperawatan Komunitas : Kunjungan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial, kesehatan jiwa maupun persepsi kesehatan umum (Chan et al, 2006 cit

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK ( PWS-KIA ) By. IRMA NURIANTI, SKM

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. (Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

KONSEP DASAR ASKEB KELOMPOK KHUSUS

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keadaan fisik, mental, dan sosial, dan bukan saja keadaan yang bebas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

Transkripsi:

BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA NAMA KADER ALAMAT BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA Sejak Tahun 2002, paradigma kesehatan Indonesia berfokus pada peningkatan dan pencegahan penyakit dengan memberdayakan potensi yang ada dimasyarakat secara optimal agar masyarakat lebih mandiri dalam menjaga kesehatannya. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang diaktifkan adalah membentuk dan melatih kader kesehatan agar mempunyai kemampuan tertentu, kemampuan sebagai Kader Kesehatan Jiwa ( Kader Keswa). Diperkirakan satu tahun setelah terjadinya bencana di propinsi NAD dan Sumatera Utara mungkin timbul berbagai masalah psikososial dengan gangguan jiwa. Hasil penelitian pasien jiwa yang cepat dirawat dapat sembuh 25%, mandiri 25%, butuhkan bantuan 25% dan yang berat dan butuh perawatan penuh 25%. Pasien gangguan jiwa yang telah dirawat oleh perawat Community Mental Health Nursing (CMHN) menunjukkan perbaikan dan ± 45% telah mandiri. Untuk mendapatkan keluarga sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa diperlukan bantuan kader kesehatan jiwa. Dengan cara ini diharapkan seluruh masalah kesehatan jiw dapat diselesaikan. Strategi yang digunakan adalah Desa Siaga Sehat Jiwa dengan memberdayakan kader kesehatan jiwa. PROGRAM PENDIDIKAN PERAWAT SPESIALIS JIWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA BEKERJASAMA DENGAN KELURAHAN SINDANG BARANG KOTA BOGOR TAHUN 2009 Kader kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat karena kader dapat membantu masyarakat mencapai kesehatan mental yang optimal melalui penggerakan masyarakat dan meningkatkan kesehatan mental serta pemantauan kondisi kesehatan mental masyarakat di wilayahnya.

A. Tujuan Pelatihan a. Umum Kader kesehatan berperan serta dalam meningkatkan, memelihara dan mempertahankan kesehatan jiwa di masyarakat. b. Khusus Setelah mengikuti pelatihan, kader mempunyai kemampuan : 1. Melaksanakan program desa siaga sehat jiwa 2. Melakukan deteksi keluarga ; sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa di masyarakat 3. Menggerakan individu, keluarga dan kelompok sehat jiwa untuk mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa 4. Mengerakan individu, keluarga dan kelompok yang beresiko mempunyai masalah psikososial untuk mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa. 5. Menggerakan individu, keluarga dan kelompok yang mempunyai gangguan jiwa utnuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa 6. Menggerakan pasien gangguan jiwa yang mandiri untuk program TAK dan rehabilitasi 7. melakukan kunjungan rumah pada keluarga yang anggota keluarganya mengalami masalah psikososial atau gangguan jiwa yang telah mandiri. 8. Melakukan rujukan kasus masalah psikososial atau gangguan jiwa pada perawat CMHN atau Puskesmas 9. Membuat dokumentasi perkembangan kondisi kesehatan jiwa pasien. B. Program Desa Siaga Sehat Jiwa Departemen Kesehatan berupaya untuk memfasilitasi percepatan pencapaian derajat kesehatan setinggi tingginya di tingkat desa. Desa desa yang memiliki kesiapan di bidang kesehatan diberi nama Desa Siaga. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, termasuk juga gangguan jiwa dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong, menuju desa sehat. 1. Visi Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat 2010. Kecamatan Sehat 2010 merupakan gambaran kesehatan masyarakat masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai lingkungan sehat dengan penduduknya yang perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi tingginya. Desa Siaga Sehat Jiwa yang merupakan suatu pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas yang mempunyai visi memelihara kesehatan jiwa masyarakat dan mengoptimalkan kemampuan hidup pasien gangguan jiwa yang ada di masyarakat sesuai dengan kemampuannya dengan memberdayakana keluarga dan masyarakat 2. Misi Pelayanan Misi pelayanan keperawatan kesehatan di Desa Siaga Sehat Jiwa adalah pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai masyarakat sehat jiwa melalui pengembangan program CMHN dan pembentukan kader kesehatan jiwa. 3. Strategi Pelayanan Untuk mencapai visi dan misi desa siaga sehat jiwa maka strategi yang disiapkan adalah penyusunan dan pelaksanaan beberapa program/kegiatan kesehatan jiwa (CMHN0 di desa siaga sehat jiwa. Fokus utama program CMHN di desa siaga adalah a. Kegiatan perawat CMHN 1) Pendidikan Kesehatan Jiwa bagi kelompok masyarakat sehat Keluarga dengan bayi Keluarga dengan anak anak Keluarga dengan usia prasekolah

Keluarga dengan usia sekolah Keluarga dengan remaja Keluarga dengan dewasa muda Keluarga dengan dewasa Keluarga dengan lanjut usia 2) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok pasien yang risiko masalah psikososial : Kehilangan bentuk, strukutr, fungsi tubuh Kehilngan/perpisahan dengan orang dicintai, pekerjaan, tempat tinggal, sekolah, harta benda 3) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok pasien yang mengalami gangguan jiwa: Pasien dengan perilaku kekerasan Pasien dengan isolasi sosial Pasien dengan harga Diri Rendah Pasien dengan halusinasi Pasien dengan Kurang Perawatan Diri 4) Kegiatan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) bagi pasien gangguan jiwa mandiri 5) Kegiatan rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri 6) Asuhan keperawatan untuk keluarga pasien gangguan jiwa b. Kegiatan kader Kesehatan Jiwa 1) Mendeteksi keluarga di Desa Siaga Sehat jiwa : sehat, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa. 2) Menggerakan keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa sesuai dengan usia 3) Menggerakan keluarga risiko untuk penyuluhan risiko masalah psikososial 4) Menggerakan keluarga gangguan jiwa untuk penyuluhan cara merawat Latihan 1 5) Menggerakan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok dan rehabilitasi 6) Melakukan kunjungan rumah pada pasien ganguan jiwa yang telah mandiri 7) Merujuk pasien gangguan jiwa ke perawat CMHN 8) Mendokumentasikan semua kegiatan Kegiatan di atas dilakukan secara bergiliran dalam satu bulan. Minggu I : kegiatan nomor 1,2, 6,7,8 Minggu II: kegiatan nomor 1,4,5,6,7,8 Minggu III: kegiatan nomor 1,3,6,7,8 Mingu IV : kegiatan nomor 1,4,5,6,7,8 1. Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kesehatan mental masyarakat?bagaimana cara bpk/ibu meningkatkan kesehatan mental keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitar bpk/ibu? 2. Dapatka bpk/ibu membayangkan bila salah seorang tetangga dekat bpk/ibu mengalami massalah kejiwaan?apa yang akan bpk/ibu lakukan? 3. Bila ada tetangga yang baru pulang dari rumah sakit jiwa, apa yang akan bpk/ibu lakukan? C. Deteksi Keluarga di Desa Siaga Sehat Jiwa Salah satu peran dan fungsi kader kesehatan jiwa adalah mendeteksi seluruh keluarga yang ada di desa siaga sehat jiwa. Deteksi adalah kemampuan kader kesehatan jiwa untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa keluarga yang tinggal di desa siaga sehat jiwa.

Hasil deteksi adalah sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa. Melalui deteksi diperoleh gambaran tentang kesehatan jiwa satu wilayah yang ditunjukkan melalui : a. Jumlah keluarga yang sehat jiwa b. Jumlah keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial c. Jumlah keluarga yang mempunyai pasien gangguan jiwa 3. Pelaksana Kegiatan a. Persiapan 1) Kader mempelajari buku pedoman deteksi keluarga 2) Kader mempelajari tanda tanda orang/keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial atau orang/keluarga yang mengalami ganguan jiwa 3) Kader mengidentifikasi orang/keluarga yang diduga mengalami risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa 4) Melakukan kontrak / janji untuk bertemu dengan pasien dan keluarga b. Pelaksanaan 1) Setiap dusun memiliki 2 orang kader kesehatan jiwa 2) Setiap kader mengelola setengah dari jumlah keluarga di dusun (kader membagi habis jumlah keluarga di dusun untuk dikelola bersama) 3) Kader menilai kesehatan jiwa tiap keluarga yang tinggal di wilayahnya dengan cara wawancara dengan pengamatan sesuai dengan petunjuk pada buku pedoman deteksi keluarga. Untuk menilai perilaku yang menunjukkan adanya risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa maka kader kesehatan perlu mengetahui tanda tanda / perilaku yang menunjukkan inividu tersebut risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa (tabel 3.1 dan tabel 3.2) 4) Berdasarkan penilaian yang dilakukan kader mengelompokkan keluarga yang tinggal i wilayahnya menjadi 3 kelompok: a) Kelompok keluarga sehat adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader dan tidak menunjukkan perilaku menyimpang: baik risiko masalah psikososial (lihat tabel 1) maupun gangguan jiwa ( lihat tabel 2) b) Kelompok keluarga yang berisiko masalah psikososial adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader yang mempunyai kondisi sesuai tabel 1 c) Kelompok keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader dan mempunyai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ( perilaku seperti pada tabel 2) c. Pelaporan 1) Kader mencatat nama seluruh keluarga yang tinggal di wilayahnya 2) Kader mencatat data data keluarga yang mempunyai risiko masalah psikososial 3) Kader mencatat data data keluarga yang mengalami gangguan jiwa 4) Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing masing kelompok dicatat 5) Hasil pencatatan disampaikan pada perawat CMHN yang bertanggung jawab 4. Karakteristik keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial, gangguan jiwa dan sehat jiwa a. Risiko terjadinya masalah psikososial

Tabel 1 Risiko masalah psikososial NO FAKTOR RISIKO 1 Kehilangan anggota keluarga, atau orng yang dicintai 2 Kehilangan pekerjaan 3 Kehilangan harta benda 4 Kehilangan anggota tubuh 5 Penyakit fisik kronis: hipertensi, TBC, DM, Jantung, Ginjal, Rhematik 6 Hamil dan postpartum b. Gangguan jiwa Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh rusaknya fungsi jiwa ( ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi, aktivitas, motivasi, belajar) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam melakukan fungsi sosial (interaksi/bergaul).penyebab gangguan jiwa adalah ketidakmampuan seseorang beradaptasi dngan masalah. Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Perilaku yang menunjukkan seseorang mengalami gangguan jiwa adalah sangat beragam (lihat tabel 2). Tabel 2 Perilaku yang menunjukkan tanda gangguan jiwa NO CIRI PERILAKU 1 Sedih berkepanjangan dalam waktu lama 2 Kemampuan melakukan kegiatan sehari hari (kebersihan, makan, minum, aktivitas) berkurang 3 Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas) 4 Marah tanpa sebab 5 Bicara tertawa sendiri 6 Mengamuk 7 Menyendiri 8 Tidak mau bergaul 9 Tidak memperhatikan penampilan/ kebersihan diri 10 Mengatakan atau mencoba bunuh diri Latihan 1 : Diskusikan dengan teman kelompok dan fasilitator pertanyaan dibawah ini. 1 Identifikasi apakah ada tetangga bpk/ibu yang mempunyai perilaku seperti tertulis paa tabel 1 dan 2? 2 Bagaimana cara bpk/ibu menilai perilaku seseorang yang termasuk sehat jiwa, beresiko mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa 3 Perlihatkan cara bpk/ibu alam mendeteksi adanya maslah psikososial atau gangguan jiwa 4 Sebagai kader apa yang dapat bpk/ibu lakukan menolong mereka? C. Sehat Jiwa Keluarga yang sehat jiwa adalah keluarga yang anggota keluarganya tidak ada gangguan jiwa atau risiko masalah psikososial. Semua hasil deteksi dimasukkan dalam buku deteksi keluarga, kemudian dimasukkan di buku penyuluhan, dimana kelompok sehat jiwa dibagi dalam kelompok, demikian pula risiko dan gangguan jiwa. D. Menggerakan Kelompok Keluarga Sehat Untuk Penyuluhan Kesehatan Penggerakan kelompok keluarga sehat adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang sehat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali.

Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga sehat agar menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan. 3. Pelaksanaan Kegiatan a. Persiapan 1) Kader mengidentifikasi keluarga sehat jiwa yang akan mengikuti penyuluhan: sesuai dengan topik penyuluhan(misalnya keluarga dengan anak bayi) 2) Kader menyampaikan / mengundang keluarga yang menjadi sasaran penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan 3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan satu hari sebelumnya untuk hadir penyuluhan 4) Kader meningkatkan peserta penyuluhan untuk hadir satu jam sebelum penyuluhan 5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan 6) Kader mempersiapkan tempay penyuluhan b. Pelaksanaan 1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan 2) Mengumpulkan peserta penyuluhan 3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan 4) Memotivasi peserta untuk bertanya c. Pelaporan Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader: penyuluhan kesehatan jiwa) E. Penggerakan Kelompok Keluarga Yang Beresiko Mengalami Masalah Psikososial Untuk Penyuluhan Kesehatan Penggerakan kelompok keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang mengalami risiko masalah psikososial untuk mengikuti penyuluhan oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga yang risiko masalah psikososial untuk menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan. 3. Pelaksanaan Kegiatan a.persiapan 1) Kader mengidentifikasi keluarga sehat jiwa yang akan mengikuti penyuluhan: sesuai dengan topik penyuluhan(misalnya keluarga dengan anak bayi) 2) Kader menyampaikan / mengundang keluarga yang menjadi sasaran penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan 3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan satu hari sebelumnya untuk hadir penyuluhan 4) Kader meningkatkan peserta penyuluhan untuk hadir satu jam sebelum penyuluhan 5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan 6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan b.pelaksanaan 1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan 2) Mengumpulkan peserta penyuluhan 3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan 4) Memotivasi peserta untuk bertanya

c.pelaporan Membuat laporan kegiatan penyuluhan serta kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa) F. Penggerakan Kelompok Keluarga Gangguan Jiwa Untuk Penyuluhan Kesehatan, TAK dan Rehabilitasi Penggerakan kelompok pasien gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi keluarga untuk mengikuti kegiatan penyuluhan oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga gangguan jiwa untuk menghadiri penyuluhan kesehatan jiwa. 3. Pelaksanaan Kegiatan a.persiapan 1).Kader mengidentifikasi keluarga yang mempunyai gangguan jiwa yang akan mengikuti penyuluhan 2).Kader menyampaikan / mengundang keluarga yang menjadi sasaran penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan. 3). Kader satu hari sebelumnya mengingatkan keluarga yang menjadi sasaran penyuluhan untuk hadir. 4). Kader mengingatkan keluarga untuk hadir 1 jam sebelum penyuluhan 5). Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan 6). Kader mempersiapkan tempat penyuluhan b.pelaksanaan 1). Mengingatkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan 2). Mengumpulkan peserta penyuluhan Latihan 2 3). Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan. 4) Memotivasi peserta untuk aktif mengikuti penyuluhan dan mengajukan pertanyaan. c.pelaporan Membuat laporan kegiatan penyuluhan serta kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader: Tak dan rehabilitasi) 1. Peragakan bagaiman bpk/ibu mengundang keluarga mengikuti penyuluhan 2. Peragakan bagaiman bpk/ibu mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan G. Penggerakan Kelompok Pasien Gangguan Jiwa untuk Terapi Aktifitas Kelompok ( TAK) dan Rehabilitasi Penggerakan kelompok pasien gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi pasien untuk mengikuti kegiatan TAK dan rehabilitasi oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong pasien gangguan jiwa untuk mengikuti TAK dan rehabilitasi. 3. Pelaksanaan Kegiatan a.persiapan 1). Kader bersama perawat CMHN mengidentifikasi pasien gangguan yang akan mengikuti TAK dan rehabilitasi 2). Kader bersama perawat CMHN menyampaikan rencana TAK dan rehabilitasi

3). Kader bersama keluarga memfasilitasi kebutuhan (alat dan bahan) rehabilitasi. 4). Kader mengundang pasien dan keluarga yang akan mengikuti TAK untuk hadir 5). Kader mengundang pasien yang akan mengikuti TAK untuk hadir 6). Kader mengingatkan pasien yang akan mengikuti TAK untuk hadir 7). Kader mempersiapkan daftar hadir peserta kegiatan (TAK dan rehabilitasi) 8).Kader mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan TAK dan rehabilitasi b.pelaksanaan 1). Mengumpulkan peserta TAK dan rehabilitasi 2). Mendampingi perawat CMHN yang akan melakukan kegiatan (TAK dan rehabilitasi) 3). Kader memotivasi peserta untuk aktif mengikuti kegiatan (TAK dan rehabilitasi) c.pelaporan Membuat laporan kegiatan TAK dan rehabilitasi serta kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader: TAK dan rehabilitasi) H. Kunjungan Rumah Kunjungan rumah adalah kunjungan kader kesehatan jiwa ke keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa dan telah dirawat oleh perawat CMHN dan telah mandiri. Kunjungan dilakukan 2 minggu sekali. Saat melakukan kunjungan rumah, kader melakukan penilaian terhadap kemampuan pasien gangguan jiwa dan keluarga dalam perawatan pasien (lihat buku panduan supervisi kader). Melalui kunjungan rumah diperoleh informasi terkini tentang kemampuan pasien mengatasi masalahnya dan keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien di rumah. 3. Sasaran Sasaran kunjungan rumah kader adalah pasien dan keluarga yang mempunyai masalah harga diri rendah, menyendiri, mendengar suara- suara (halusinasi), mengamuk dan kurang merawat diri (lihat buku panduan supervisi kader) yang telah mandiri. 4. Pelaksanaan Kegiatan a. Persiapan Persiapan yang harus dilakukan adalah : 1). Menyiapkan buku supervisi kader 2). Mempelajari isi buku 3). Melakukan perjanjian/kontrak dengan keluarga b. Pelaksanaan 1). Memberikan salam terapeutik 2). Melakukan perjanjian/kontrak 3).Mengobservasi perilaku pasien dan melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga tentang kemampuan pasien 4).Menyampaikan pujian terhadap kemampuan psien dan keluarga 5). Membuat perjanjian untuk kunjungan pada minggu berikutnya dengan tujuan tertentu. c. Pelaporan Tuliskan hasil observasi bpk/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader: supervisi kader)

Latihan 3 1. Peragakan bagaimana bpk/ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang menyendiri 2. Peragakan bagaimana bpk / ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang mendengar suara suara 3. Diskusikan hal hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari saat kunjungan rumah I. Rujukan Kasus Rujukan adalah mengirimkan pasien kepada perawat CMHN yang bertanggung jawab. Rujukan dilakukan jika saat supervisi/kunjungan rumah/deteksi keluarga kader menemukan: Pasien mengalami kemunduran perilaku berdasarkan penilaian terhadap perilaku pasien saat kunjungan rumah (lihat buku pegangan kader: supervisi pasien) Pasien baru yang itemukan Melalui rujukan, pasien gangguan jiwa mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi. 3. Pelaksanaan a. Persiapan 1) Kader menyiapkan laporan kunjungan rumah/supervisi yang menunjukkan kemunduran perilaku pasien atau adanya masalah kesehatan pasien 2) Kader mengisi format rujukan kasus b. Pelaksanaan 1) Kader menyampaikan laporan hasil kunjungan rumah pada perawat CMHN 2) Kader memberikan surat rujukan pada perawat CMHN c. Pelaporan Tuliskan hasil observasi bpk/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader:supervisi kader) Latihan 4 1. Identifikasi kasus kasus yang membutuhkan rujukan 2. Peragakan bagaiman caranya bila bpk/ibu melakukan rujukan kasus ke perawat CMHN J. Pendokumentasian Pendokumentasikan adalah menuliskan seluruh tindakan yang dilakukan kader (deteksi, penggerakan, kunjungan rumah dan rujukan kasus) dengan menggunakan panduan pelaporan yang tersedia (buku pegangan kader kesehatan jiwa). Melalui pendokumentasian yang dilakukan kader, diharapkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan yang telah dilakukan di desa siaga sehat jiwa tercatat dengan baik. 3. Bentuk dokumentasi Bentuk dokumentasi laporan kader adalah: a. Buku pegangan kader: deteksi keluarga b. Buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa

c. Buku pegangan kader: supervisi pasien gangguan jiwa d. Surat rujukan D.Bagaiman mengembangkan rasa percaya diri saya? 1. Tekankan pada kekuatanmu Beri dirimu hadiah untuk setiap hal positif yang kamu coba, dengan memusatkan pada apa yang dapat kamu kerjakan, bukan pada hasil akhir. 2. Ambil Resiko Mencoba pengalaman baru yang positif merupakan kesempatan untuk belajar, daripada memikirkan kalah atau menang. Dengan demikian memberi kamu kemungkinan baru dan dapat meningkatkan penerimaan diri. Takut mencoba hal yang baru dan positif menghambat pengembangan diri. 3. Bicara pada diri sendiri Berbicara pada diri sendiri merupakan kesemapatan untuk menyanggah asumsi/pikiran yang menyakitkan. Katakan pada dirimu stop berpikiran negatif dan ganti dengan pikiran positif. Hal ini membiarkan kamu untuk menerima dirimu sambil berusaha untuk memperbaikinya. 4. Evaluasi diri Belajar mengevaluasi diri sendiri secara mandiri. Dengan memusatkan pada bagaimana perasaanmu tentang perilaku dan pekerjaan kamu sendiri. Hal ini akan memberikan gambaran yang lebih realistis tentang dirimu dan mencegah kamu untuk bergantung pada penilaian orang lain.