BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,3 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, penumpang kapal yang terbalik dan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas dan 50 juta lainnya mengalami luka-luka. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor dengan ruas jalan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. Negara tertinggi kasus kecelakaan Indonesia setelah India ( WHO, 2012). Hasil

BAB I PENDAHULUAN. kegawatdaruratan semakin meningkat (Sudiharto, 2014). kasus kecelakaan lalu lintas (WHO, 2015). Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. lakukan untuk mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ejournal keperawatan (e-kp) Volume: 1. Nomor: 1. Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Karakteristik Responden. sebanyak 38 responden dan kelompok kontrol 38 responden.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ataupun belum terdiagnosis penyakit jantung (AHA, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecelakaan merupakan salah satu kejadian yang tidak di inginkan,

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah usia produktif (22 50 tahun). Terdapat sekitar

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

BAB I PENDAHULUAN. bukan cedera yang membutuhkan pertolongan segera. Gawat darurat adalah suatu

PENGARUH PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN SISWA DI SMA NEGERI 2 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN DAN SIMULASI BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMAN 9 KOTA MANADO. *Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Ejournal keperawatan (e-kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I PENDAHULUAN. terkait hasilnya belum sesuai yang diharapkan (Aryono, 2011). Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2011 dalam Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan dan dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. banjir, tsunami, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Bencana merupakan. lingkungannya (Departemen Kesehatan RI, 2006).

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

Emergency First Aid Course

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di era globalisasi terus berkembang, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam penanganan korban atau pasien gawat darurat diperlukan. dengan melibatkan beberapa pihak (Depkes,2016).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebab kematian pada semua umur telah mengalami pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA LEAFLET EFEKTIF DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN PONOROGO

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

BAB I PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan bentuk trauma yang terjadi sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun, menjadi penyebab tertinggi kedua kematian manusia pada usia 5-14 tahun,

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara maju dan berkembang dengan menyumbang 60 % dari seluruh kematian, terjadi baik di luar rumah sakit maupun di dalam rumah sakit (Pusbankes 118, 2013). Diperkirakan sekitar 350.000 orang meninggal per tahunnya akibat henti jantung di Amerika dan Kanada (AHA, 2010). Di Indonesia data pasti atau pendokumentasian kejadian henti jantung di kehidupan sehari-hari atau di luar rumah sakit belum jelas. Selain serangan jantung, kecelakaan lalulintas merupakan kondisi kegawatdaruratan yang sering dijumpai. Dalam dua tahun terakhir ini, kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh World Health Organization (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, dibawah penyakit jantung koroner dan tuberkulosis (TBC) (BIN, 2012). Khususnya di Kabupaten Banyumas, angka kecelakaan yang terjadi cukup tinggi, dari tahun 2013 ada 286 korban meninggal dunia akibat kecelakaan, sementara pada tahun ini saja sudah 142 korban meninggal. Kondisi kegawat daruratan seperti kecelakaan lalulintas yang terjadi rata-rata didominasi pelajar (Radar Banyumas, 2014).

Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dapat menimpa siapa saja. Sudah menjadi tugas petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut, walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi pada daerah yang sulit dijangkau petugas kesehatan, maka pada kondisi tersebut, peran serta masyarakat untuk membantu korban sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan menjadi sangat penting (Sudiharto & Sartono, 2011). Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan usaha yang pertama kali dilakukan untuk mempertahankan kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa (Guyton & Hall, 2008). Tindakan bantuan hidup dasar secara garis besar dikondisikan untuk keadaan di luar Rumah Sakit sebelum mendapatkan perawatan lebih lanjut, sehingga tindakan bantuan hidup dasar dapat dilakukan oleh orang awam di luar Rumah Sakit tanpa menggunakan peralatan medis (AHA, 2010). Pada menit-menit awal korban mengalami henti jantung, dalam darah korban masih terkandung residu oksigen dalam bentuk ikatan oksihemoglobin yang dapat diedarkan dengan bantuan sirkulasi buatan melalui kompresi dada atau resusitasi jantung paru (RJP). Resusitasi jantung paru terdiri dari dua tahap, yaitu: survei primer (primary survey) yang dapat dilakukan oleh semua orang dan survei sekunder (secondary survey) yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedik terlatih dan merupakan lanjutan dari survei primer (Frame, 2003). Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah survei primer,

dikarenakan objek dalam penelitian ini adalah remaja yang bukan anggota dari tim medik. Remaja sebagai salah satu bagian dari masyarakat, berdasarkan sensus penduduk dari badan pusat statistik (BPS) pada tahun 2010, jumlah remaja usia 10-24 tahun sekitar 64 juta atau 27.6% dari jumlah sebanyak 237.6 juta penduduk Indonesia (Puslitbang-BKKBN, 2011). Remaja yang berada dalam perkembangan pada ukuran tubuh, kekuatan, psikologis, kemampuan reproduksi, mudah termotivasi dan cepat belajar, diharapkan dapat menjadi first responder yaitu orang awam yang pertama kali memberikan pertolongan ditempat kejadian (Wong, D. L., 2009). Karakteristik tersebut dapat ditemukan pada remaja di sekolah tingkat menengah atas. Namun tanpa disadari banyak siswa remaja yang masih awam tentang bantuan hidup dasar. Hal ini terjadi karena minimnya informasi dan upaya publikasi tentang bantuan hidup dasar di masyarakat. Salah satu upaya pemberian informasi adalah melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun ketrampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal (Suliha dkk, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Gobel (2014) menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat nelayan tentang penanganan pertama korban kecelakaan air laut. Bantuan hidup dasar dapat diajarkan kepada siapa saja, bahkan anak-anak dapat diajarkan

sesuai kapasitasnya (Frame, 2003). Peningkatan jumlah orang yang memiliki pengetahuan BHD di sekolah akan memberikan akses yang besar untuk masuk dalam masyarakat (WHO, 2010). SMK Politeknik YP3I merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di Kabupaten Banyumas. Sekolah ini berada lumayan jauh dari jangkauan Rumah Sakit, belum lagi letaknya yang dekat dengan jalan raya yang merupakan jalur rawan kecelakaan. Tidak menutup kemungkinan dalam kehidupan sehari-hari akan menemukan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Sehubungan dengan hal tersebut, remaja di SMK Politeknik YP3I Banyumas perlu mendapat pendidikan kesehatan dan membekali dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang bantuan hidup dasar. Keterlibatan dalam hal ini sangat penting karena merekalah yang berada di dekat lokasi kejadian. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 13 Desember 2014 di SMK Politeknik YP3I Banyumas didapatkan informasi bahwa jumlah siswa di SMK Politeknik YP3I Banyumas ada 484 siswa. Selain kegiatan belajar mengajar, kegiatan pramuka merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh siswa dari kelas X yang berjumlah 196 siswa. Pramuka merupakan bagian dari masyarakat awam khusus atau kelompok orang yang berhubungan dengan pelayanan publik dan harus tanggap dalam situasi apapun termasuk kondisi kegawatdaruratan. Dari hasil wawancara kepada beberapa anggota pramuka didapatkan informasi bahwa belum

pernah diajarkan tentang bantuan hidup dasar. Dari studi tersebut juga didapatkan hasil sementara dari sikapnya bahwa mereka cenderung kurang tanggap terhadap tindakan bantuan hidup dasar. Maka berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja tentang bantuan hidup dasar (BHD). B. Rumusan Masalah SMK Politeknik YP3I Banyumas merupakan sekolah yang berlokasi lumayan jauh dari jangkauan Rumah Sakit, selain itu letaknya yang dekat dengan jalan raya yang merupakan jalur rawan kecelakaan. Tidak menutup kemungkinan dalam kehidupan sehari-hari para siswa akan menemukan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Bantuan hidup dasar merupakan sesuatu yang masih awam di masyarakat terutama siswa remaja. Hal ini bisa terjadi diakibatkan karena minimnya informasi dan upaya publikasi tentang bantuan hidup dasar di masyarakat. Dari pengamatan peneliti sampai saat ini di kabupaten Banyumas masih jarang ada penyuluhan tentang bantuan hidup dasar, jika ada penyuluhan tersebut tidak diketahui pasti penerima informasi sudah mengalami peningkatan pengetahuan, sikap maupun keterampilannya.

Maka dari uraian diatas, yang menjadi perumusan masalah adalah apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan sikap dan keterampilan remaja tentang bantuan hidup dasar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan sikap dan keterampilan remaja tentang bantuan hidup dasar (BHD)? 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan responden tentang bantuan hidup dasar (BHD) sebelum diberikan pendidikan kesehatan. c. Untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan keterampilan responden tentang bantuan hidup dasar (BHD) sesudah diberikan pendidikan kesehatan. d. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja tentang bantuan hidup dasar (BHD).

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, informasi dan penjelasan kepada institusi pendidikan khususnya SMK Politeknik YP3I Banyumas tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan sikap dan keterampilan remaja tentang bantuan hidup dasar (BHD). 2. Bagi Fakultas Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan untuk pengembangan penelitian yang lebih mendalam dengan pendekatan yang berbeda mengenai bantuan hidup dasar (BHD). 3. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa tentang bantuan hidup dasar (BHD) yang tidak mereka dapatkan dalam kurikulum pendidikan formal di sekolah. 4. Bagi Peneliti Sebagai penerapan proses berfikir dalam menganalisa suatu masalah, juga sebagai media latihan dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan khususnya dibidang penelitian dan pendidikan kesehatan.

E. Penelitian Terkait 1. Dahlan (2014) yang meneliti tentang pengaruh pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar (BHD) tehadap tingkat pengetahuan tenaga kesehatan di puskesmas wori kecamatan wori kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan Desain penelitian one group pretest-posttest design untuk membandingkan pengetahuan tentang BHD sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan, Sampel berjumlah 50 orang, teknik pengambilan data melalui kuesioner. Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank test pada responden yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai p-value = 0,000 (á < 0,05). Kesimpulan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) terhadap tingkat pengetahuan tenaga kesehatan di Puskesmas Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Perbedaan penelitian Dahlan (2014) dengan penelitian ini adalah pada variabel sikap dan keterampilan, populasi dan sampel serta waktu dan tempat penelitian. 2. Gobel (2014) yang meneliti tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang penanganan pertama korban kecelakaan air laut terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat nelayan di desa Bolang itang II kabupaten Bolaang Mongondow utara. Jenis penelitian adalah pra eksperimental dengan desain one group pretest-posttest. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan

besar sampel 47. Teknik analisa data menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan 95% (α): 0,05. Hasil uji statistik sebelum dan sesudah menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat nelayan tentang penanganan pertama korban tenggelam, dengan nilai p = 0,000 lebih kecil dari < 0,05. Perbedaan penelitian Gobel (2014) dengan penelitian ini adalah, pada variabel terikat sikap dan keterampilan, populasi dan sampel serta waktu dan tempat penelitian. 3. Nurchayati dkk (2006) melakukan penelitian tentang upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memberikan bantuan hidup dasar pada kejadian gawat darurat kelautan di kelurahan cilacap kecamatan cilacap kabupaten cilacap tahun 2006. Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimen dengan desain one group pretest-posttest. Berdasarkan hasil penerapan ipteks dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tentang pemberian bantuan hidup dasar pada keadaan gawat darurat pada masyarakat nelayan di Kelurahan Cilacap Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap. Perbedaan penelitan Nurchayati dkk (2006) dengan peneliti adalah pada populasi/sampel waktu dan tempat penelitian.