BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari gabungan antara bahasa Portugis mangue dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mangrove berasal dari kata mangue dan grove berdasarkan gabungan antara. menyusun komunitas tersebut (Sosia et al., 2014).

BAB I PENDAHULUAN. ikan budidaya pada air tawar adalah penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan parasit, jamur, bakteri, dan virus. (Purwaningsih dan Taukhid,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Rhizophora sp. Rhizophora sp. merupakan salah satu jenis tanaman mangrove, yaitu kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum) sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Conqruist (1981), teh diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.) hasil rekayasa genetik lele dumbo melalui cara silang balik (backcross)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum annum L.) berasal dari Mexico. Sebelum abad ke-15 lebih

TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Mangrove yang Diperoleh di Pantai Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga family

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

Bayu Wirawan D. S. 1, Hazbi As Siddiqi 2. Dosen Program Studi Teknik Batik, Politeknik Pusmanu

TINJAUAN PUSTAKA. Rhizophora stylosa memiliki nama setempat : Bakau, bako-kurap, slindur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan budidaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK TUMBUHAN MANGROVE Excoecaria agallocha TERHADAP PERTUMBUHAN Aeromonas hydrophila SECARA In-vitro

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi pegagan menurut Cronquist (1981), sebagai berikut:

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias mossambicus dan lele lokal Taiwan spesies Clarias fuscus. Perkawinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ujung batang atau tunas. Tanaman ini mempunyai bunga sempurna dengan

TINJAUAN PUSTAKA. mengatakan bahwa istilah tersebut kemungkinan merupakan kombinasi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ikan Gurami ( Osphronemus gouramy) Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Mikroorganisme. juga dapat. kerusakan. beberapa. penyakit. atau. dihambat. yaitu. misalnya. melakukan. sterilisasi, yaitu. etilen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Identifikasi dan Klasifikasi Lele Dumbo ( Clarias gariepinus )

TINJAUAN PUSTAKA. : Nephelium lappaceum. seperti Filipina, Malaysia dan negara-negara Amerika Latin. Pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli MULTIRESISTEN SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Praktikum Biologi Laut Profil Mangrove Taman Nasional Baluran. Kelompok I dan Kelompok VII Asisten : Agus Satriono

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

KONDISI EKOSISTEM MANGROVE DUSUN BAROS Tyas Ismi Trialfhianty 09/286337/PN/11826 Manajemen Sumberdaya Perikanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. Tumbuhan Bakau (Rhizophora Muncronata) merupakan tanaman dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

KARAKTERISTIK MORFO-ANATOMI STRUKTUR VEGETATIF SPESIES RHIZOPORA APICULATA (RHIZOPORACEAE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa 2.1.1 Klasifikasi Rhizophora stylosa Menurut Cronquist (1981), taksonomi tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa sebagai berikut : Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Myrtales : Rhizophoraceae : Rhizophora : Rhizophora stylosa 2.1.2 Deskripsi Rhizophora stylosa Rhizophora sp. merupakan salah satu jenis tumbuhan mangrove, yaitu kelompok tanaman tropis yang bersifat halophytic atau toleran terhadap garam (Irwanto, 2006). Rhizophora sp. termasuk dalam famili Rhizophorazceae. Ada tiga jenis yang tergolong dalam Rhizophora sp., yaitu R. mucronata, R. apiculata dan R. stylosa. R. stylosa tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang surut, lumpur, pasir dan batu, menyukai pematang sungai pasang surut, tetapi juga sebagai jenis pionir di lingkungan pesisir atau pada bagian daratan dari mangrove. Satu jenis relung khas yang dapat ditempatinya adalah tepian mangrove pada 6

7 pulau/substrat karang. Rhizophora stylosa menghasilkan bunga dan buah sepanjang tahun. Penyebaran R. stylosa di antaranya di Taiwan, Malaysia, Filipina, sepanjang Indonesia, Papua New Guinea dan Australia Tropis (di Indonesia tercatat dari Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, Sulawesi, Sumba, Sumbawa, Maluku dan Irian Jaya). Kondisi salinitas sangat mempengaruhi komposisi mangrove. Berbagai jenis mangrove mengatasi kadar salinitas dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya secara selektif mampu menghindari penyerapan garam dari media tumbuhnya, sementara beberapa jenis yang lainnya mampu mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada daunnya (Noor et al. 1999). Daya adaptasi atau toleransi jenis tumbuhan mangrove terhadap kondisi lingkungan yang ada mempengaruhi terjadinya zonasi pada kawasan hutan mangrove. Jenis tumbuhan mangrove dapat dilihat sebagai proses suksesi dan merupakan hasil reaksi ekosistem dengan kekuatan yang datang dari luar seperti tipe tanah, salinitas, tingginya ketergenangan air dan pasang surut (Setyawan et al. 2002). Tumbuhan R. stylosa memiliki morfologi berupa pohon, tinggi dapat mencapai 15 m, permukaan batang berwarna abu-abu kehitaman, bercelah halus. Daun mempunyai permukaan atas yang halus, mengkilap, ujung meruncing, bentuk lonjong dengan melebar bagian tengah, ukuran panjang 8-12 cm, permukaan bawah tulang daun berwarna kehijauan, berbintik-bintik hitam tidak merata. Karangan bunga terletak di ketiak daun, bercabang 2-3 kali, masing-masing cabang 4-16 bunga tunggal,

8 kelopak 4, berwarna kuning gading, mahkota 4, berwarna keputihan, benang sari 8, tangkai putik jelas (stilus), panjang 0,4-0,6 cm. Buah Rhyzophora stylosa mempunyai bentuk memanjang dengan ukuran 20-60 cm dan diameternya 10-23 mm, serta meruncing pada bagian ujungnya. Akarnya berupa akar tunjang. Habitat R. stylosa adalah tanah basah, sedikit berlumpur dan berpasir (Backer, 1963). Gambar 2. 1 Tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa 2.1.3 Kandungan fitokimia R. stylosa Hampir semua bagian tanaman Rhizophora sp. mengandung senyawa alkaloid, saponin, flavonoid dan tannin (Rohaeti et al, 2010). Alkaloid bersifat toksik terhadap mikroba, sehingga efektif membunuh bakteri dan virus (Sari, 2008). Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba karena akan merusak membran sitoplasma dan membunuh sel (Rahayu, 2007). Senyawa flavonoid mekanisme kerjanya mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi

9 (Rinawati, 2011). Tanin merupakan senyawa fenolik komplek yang dapat menghambat aktivitas bakteri sehingga tumbuhan yang mengandung tanin sering digunakan dalam bidang farmasi karena tanin mengandung asam tanik yang telah digunakan sebagai antiseptik (Trianto et al, 2004). 2.2 Bakteri Aeromonas hydrophila 2.2.1 Klasifikasi Aeromonas hydrophila Klasifikasi bakteri A.hydrophila menurut Holt et al. (1994) adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Classis Ordo Family Genus Spesies : Bacteria : Protophyta : Schizomycetes : Pseudanonadeles : Vibrionaceae : Aeromonas : Aeromonas hydrophila 2.2.2 Deskripsi bakteri A. hydrophila Kelompok bakteri dari genus Aeromonas merupakan bakteri yang dapat ditemukan di daerah perairan tawar, bersifat Gram negatif dan berbentuk batang (Gardenia et al, 2010). Bakteri A. hydrophila berbentuk seperti batang dengan flagel terletak diujung batang. Ukuran sel 0,7-0,8 mikron (Rohmani, 2004). A. hydrophila mempunyai morfologi batang pendek dengan ukuran bervariasi antara lebar 0,8 sampai 1,0 mikron dengan panjang 1,0

10 sampai 3,5 mikron, tidak memiliki spora, bakteri bersifat motil karena mempunyai flagela monotrichous. Morfologi koloni permukaannya agak menonjol, berbentuk bulat, dan mengkilat (Herupradoto dan Gandul, 2010). Bakteri A. hydrophila sebagai bakteri patogen, penyebab penyakit pada berbagai jenis ikan air tawar, termasuk ikan gurame. Penyakit yang disebabkan bakteri A. hydrophila dikenal dengan nama Motil Aeromonas Septicemia (MAS) atau penyakit bercak merah (Sarono et al., 1993). 2.2.3 Strain bakteri A. hydrophila Strain bakteri A. hydrophila terdiri dari berbagai macam strain. Berbagai macam strain bakteri A. hydrophila yang ditemukan di wilayah Banyumas dan sekitarnya anatara lain GB-01, GJ-01, GK-01, GL-01, GL- 02, dan GPL-04. Bakteri A. hydrophila starain GB-01, GJ-01, GK-01, GL- 01, GL-02, dan GPl-04 merupakan isolat yang diperoleh dari organ ginjal ikan sakit, serta penamaan strain bakteri A.hydrophila tergantung dari pengambilan tempat isolat seperti strain bakteri A. hydrophila GB-01 diambil dari daerah Blimbing, Banjarnegara, strain GJ-01 diambil dari daerah Jompo, Purbalingga, strain GK-01 diambil dari daerah Kaliwinasu, Banjarnegara, strain GL-01 dan GL-02 dari daerah Lemberang, Banyumas, dan strain GPl-04 diambil dari daerah Pliken, Banyumas, dan angka yang tertera pada nama strain bakteri diambil dari isolat keberapa dari isolat yang tersedia seperti strain GB-01, strain GJ-01, strain GK-01, strain GL-01 merupakan isolat yang diambil dari isolat ke 1, strain GL-02

11 merupakan isolat yang diambil dari isolat ke 2, dan strain GPl-04 merupakan isolat yang diambil dari isolat ke 4 (Mulia, 2007).