BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

KESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV

PEDOMAN UMUM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI

Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

KESIAPSIAGAAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DALAM CEGAH TANGKAL MERS-COV DI PINTU MASUK NEGARA

Frequent Ask & Questions (FAQ) MERS CoV untuk Masyarakat Umum

BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Januari 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain :

BAB III KEMUNCULAN DAN PENYEBARAN VIRUS MERS. Middle Eastern Respiratory Syndrome yang disingkat dengan sebutan MERS

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Maret 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

Upaya Indonesia dalam Perlindungan Warga Negara Indonesia dari. Penyebaran Virus Mers di Arab Saudi ( )

PEDOMAN TATALAKSANA KLINIS INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT BERAT SUSPEK MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME-CORONA VIRUS (MERS-CoV)

AVIAN INFLUENZA. Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso

Middle East Respiratory Syndrome-CoV

PENANGANAN INFLUENZA DI MASYARAKAT (SARS, H5N1, H1N1, H7N9)

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

PEDOMAN TATALAKSANA KLINIS INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT BERAT SUSPEK MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME-CORONA VIRUS (MERS-CoV)

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

PENGAMBILAN, PENGEMASAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN MERS-CoV dan EBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat

Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) di Indonesia

TAKLIMAT MERS-CoV UNTUK AGENSI / PENGENDALI JEMAAH UMRAH

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB IV ANCAMAN VIRUS MERS BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI DAN UPAYA PEMERINTAH INDONESIA

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI KASUS KONFIRMASI ATAU PROBABEL INFEKSI VIRUS

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG

COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )

Demam sekitar 39?C. Batuk. Lemas. Sakit tenggorokan. Sakit kepala. Tidak nafsu makan. Muntah. Nyeri perut. Nyeri sendi

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

MODUL 2 DASAR DASAR FLU BURUNG, PANDEMI INFLUENZA DAN FASE FASE PANDEMI INFLUENZA MENURUT WHO

2015 PERKEMBANGAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TENTANG MIKROORGANISME

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Infeksi Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dengan Faktor Host dan Vaksinasi

BAB I PENDAHULUAN. kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG FLU BABI DENGAN SIKAP PETERNAK BABI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI DI DESA BRONTOWIRYAN NGABEYAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

RSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

PEDOMAN PENGAMBILAN SPESIMEN DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM (MERS-COV) MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME CORONA VIRUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

Meningitis: Diagnosis dan Penatalaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

STRATEGI MODEL PENGENDALIAN PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA. Noviana Pratiwi 1 dan Kartono 2. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran napas bawah masih tetap menjadi masalah utama dalam

PEDOMAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT SARS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Novel Corona Virus yang berjangkit di Saudi Arabia sejak bulan maret 2012, sebelumnya tidak pernah ditemukan di dunia. Oleh karena itu berbeda karekteristik dengan virus corona SARS yang menjangkiti 32 negara di dunia pada tahun 2003. Komite International Taxonomy Virus lengkapnya The Corona Virus Study Group Of The International Committee on Taxonomy of viruses pada tanggal 28 Mei 2013 sepakat menyebut Virus Corona baru tersebut dengan nama Middle East Respiratory Syndrome- Corona Virus (MERS-CoV) baik dalam komunikasi publik maupun komunikasi ilmiah. Hingga 1 Agustus 2013 jumlah kumulatif kasus konfirmasi MERS CoV didunia sebanyak 94 kasus dan diantarannya 47 meninggal. Negara yang terjangkit: Saudi Arabia, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Inggris, Jerman Perancis, Italia dan Tunisia. WHO menyebutkan terjadi penularan terbatas dari manusia ke manusia, baik di klaster keluarga atau masyarakat maupun di pelayanan kesehatan. Terdapat beberapa klaster kasus terkonfirmasi. Sampai saat ini belum jelas sumber asal virus penularnya dan sedang diteliti lebih lanjut. Gejala klinis pada umumnya demam, batuk gangguan pernafasan akut, timbul gambaran pneumonia, kadang-kadang terdapat gejala saluran pencernaan misalnya diare. Kelompok usia tinggi yaitu lebih dari 60 tahun. Belum terdapat pengobatan spesifik dan belum terdapat vaksin. Dalam jumlah besar warga Negara Indonesia berada di Jazirah Arab terutama di Saudi Arabia, Jordania, Uni Emirat Arab, dan Qatar sebagai tenaga kerja yang menetap dalm waktu relatif lama. Terdapatnya pengumpulan massa (mass gathering) di wilayah yang sedang berlangsung infeksi MERS-CoV berisiko dapat terjadi penularan.

2 1.2. TUJUAN 1.2.1. Untuk dapat mengetahui Tentang MERS-CoV 1.2.2. Untuk dapat mengetahui Gejala dari MERS-CoV 1.2.3. Untuk mengetahui cara Mendiagnosa MERS-CoV 1.2.4. Untuk mengetahui terapi yang diberikan pada MERS Co-V 1.3. MANFAAT Agar mahasiswa mampu mengetahui gejala dan dapat mendiagnosis serta memberikan terapi dari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus BAB II PEMBAHASAN

3 2.1. EPIDEMIOLOGI 2.2. Ada 9 negara yang telah melaporkan kasus MERS-CoV ( Perancis, Italia, Jordania, Qatar, Saudi Arabia, Tunisia, Jerman, Inggris, dan Uni Emirat Arab ). Semua kasus berhubungan dengan negara di Timur Tengah ( Jazirah Arab ), baik secara lpengertian MERS-CoVadalahpenyakitpernapasan yang disebabkanoleh virus koronajenisbaru yang ditemukan di wilayahtimurtengah.penyakitpernapasan yang timbulantaralainadalah pneumonia (infeksijaringanparu-paru).mers-covmerupakansingkatandarimiddle East RespiratorySyndromeCoronaVirus.Terjemahanbebasnya, sindrompernapasantimur Tengah akibat virus korona. Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency Committee Concerning MERS CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian International. besar namun belum terjadi kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat angsung maupun tidak langsung. Situasi perkembangan kasus MERS-CoV ( Sumber: WHO per 30 september 2013 ). Sebaran kasus NEGARA KASUS ( KEMATIAN) France 2 (1) Italy 1 (0) Jordan 2 (2) Qatar 5 (3) Saudi Arabia 108 (47) Tunisia 3 (1) United Kingdom 3 (2) United Arab Emirates 6 (2) Total 130 (58) 2.3. ETIOLOGI MERS Co-V adalahmerupakansalahsatujenis virus yang menyerang organ pernafasan orang mengidapnya yang merupakanjenispenyakitsaluranpernafasan yang bisamengakibatkankematian. MERS Covadalahmerupakansingkatandari Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus inimerupakanjenisbarudarikelompok Corona virus (Novel Corona Virus). Ordo : Nidovirales

4 Familia : Corona viridae Genus : Corona virus Informasi yang diperolehdari website KementrianKesehatan RI memberitakanbahwasannya virus iniberbedadengan coronavirus lain yang telahditemukansebelumnya. SehinggakelompokstudiCoronaVirusdariKomiteInternasionaluntukTaksonomi Virus memutuskanbahwanovelcoronavirustersebutdinamakansebagai MERS-Cov. Virus initidaksamadengancoronaviruspenyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namunmiripdengancoronavirus yang terdapatpadakelelawar. 2.4. PATOGENESIS

5 Corona virus dapat dibawa oleh kelawar dan serangga diperantarai oleh debu dan berpindah ke onta kemudian terkontaminasi dengan manusia. Dan sifat dari corona virusnya zoonosis. Cara penularan MERS-CoV Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia secara luas dan berkelanjutan. Mekanisme penularan belum diketahui Kemungkinan penularannya dapat melalui : Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin Tidak langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus. 2.5. MANIFESTASI KLINIS Demam (38ºC) atau ada riwayat demam Batuk Sakit tengorokan Sesak napas Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit Merujuk pada definisi kasus WHO, klasifikasi kasus MERS-CoV adalah : 1. Kasus Dalam Penyelidikan Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Negara Timur Tengah (negara terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain. Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien ISPA berat, terutama pasien yang memerlukan perawatan intensif. Adanya klaster pneumonia (gejala penyakit sama) dalam periode 14 hari, tanpa ditemukan riwayat berpergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain. Seseorang dengan Infeks Saluran Pernapasan Akut ringan sampai berat yang memiliki kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus probable infeksi MERS- CoV dalam waktu 14 hari sebelum sakit 2. Kasus probable Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis dan tidak tersedia pemeriksaan MERS-CoV atau hasil laboratoriumnya negatif pada satu kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat

6 dan adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS- CoV. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis dan hasil pemeriksaan laboratorium inkoklusif (pemeriksaan skrining hasilnya positif tanpa konfirmasi biomolekular ) dan adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV. 3. Kasus konfirmasi Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif. 2.6. DIAGNOSA Anamnesis: Demam suhu > 38 C, batuk dan sesak, ditanyakan pula riwayat bepergian dari negara timur tengah 14 hari sebelum onset Pemeriksaan fisis: Sesuai dengan gambaran pneumonia Radiologi: Foto toraks dapat ditemukan infiltrat, konsolidasi sampai gambaran ARDS Laboratorium: Ditentukan dari pemeriksaan PCR dari swab tenggorok dan sputum Bahanpemeriksaan : Spesimen dari saluran napas atas (hidung, nasofaring dan/atau swab tenggorokan) Spesimensaluran napas bagian bawah (sputum, aspirat endotracheal, kurasan bronkoalveolar) Jenispemeriksaan: Kultur mikroorganisme sputum dan darah Pemeriksaan virus influenza A dan B Virus influenza A subtipe H1, H3, dan H5 (di negara-negara dengan virus H5N1 ditemukan pada unggas), virus parainfluenza, rhinoviruses, adenonviruses, metapneumoviruses manusia, dan corona virus baru.

7 Pemeriksaan spesimen coronavirus baru dilakukan dengan menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). 2.7. PENATALAKSANAAN Berikan terapi oksigen pada pasien sesak nafas Berikan terapi untuk mengobati gejala demam, dan batuk Pada pasien pneumonia dan diduga terinfeksi MERS CoV, dapat diberikan antibiotik secara empirik. Pneumonia ringan, dapatdiberikangolonganbetalaktam, antibetalaktamase IV. Pneumonia sedang/berat dapat di berikan respiratory Flouroquinolon IV. Pemantauan secara ketat pasien dengan ISPA berat bila terdapat tanda-tanda perburukan klinis, seperti gagal nafas, hipoperfusi jaringan, syok dan memerlukan perawatan intensif (ICU) 2.8. PENCEGAHAN Pencegahan transmisi droplet. Pencegahan standar pada setiap pasien yang diketahui atau dicurigai memiliki infeksi pernafasan akut, termasuk pasien dengan dicurigai, probable atau terkonfirmasi MERS-CoV Pengaturan ruangan dan pemisahan tempat tidur minimal 1 meter antara setiap pasien yang tidak menggunakan APD. Terapkan etika batuk.

8 BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Jadi dapat disimpulkan bahwa MERS Co-V disebabkan oleh corona virus, dengan gejala yakni demam >38ºC, batuk, sakit tenngorokan, sesak nafas, dan pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Namun, pada MERS Co-V tidak ada gejala yang khas. Sehingga untuk penatalaksanaannya tergantung dari gejala klinis yang muncul.

9 DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.cdc.gov/travel/files/mers-poster.pdf di akses 21 Juni 2014 2. http://www.cdc.gov/coronavirus/mers/photos.html di akses 21 Juni 2014 3. http://www.cdc.gov/en/features/first-us-mers-case di akses 21 Juni 2014 4. http://www.depkes.go.id di akses 21 Juni 2014