Peningkatan Pemahaman Tata cara pernikahan Melalui Metode Role Playing dan Demonstrasi Pada Siswa Kelas XII

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan ini dirancang dengan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MEDIA DIORAMA LIPAT PADA SISWA KELAS III SDN NGUNUT 07 KABUPATEN TULUNGAGUNG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

Rinendah Sihwinedar 16

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam meniti karir misalnya, dapat juga ditentukan oleh terampil

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

BAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJAS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Transkripsi:

Peningkatan Pemahaman Tata cara pernikahan Melalui Metode Role Playing dan Demonstrasi Pada Siswa Kelas XII Amin Tantri Hidayah (1) 1 SMA Negeri 1 Blitar, Email: 1 amintantrihidayah.@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman tata cara pernikahan melalui metode role playing dan demonstrasi pada siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1 Blitar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif, yaitu bersifat praktis berdasarkan permasalahan riil dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi ajar ijab qabul pada siswa Kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1 Blitar. PTK merupakan penelitian yang bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran melalui metode role playing dan demonstrasi dapat meningkatkan gairah siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Metode Pembelajaran role playing dan demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi ajar Munakahat, sub materi tata cara pernikahan. Kata kunci: tata cara pernikahan, role playing, demonstrasi, PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Di SMA Negeri 1 Blitar, pemahaman siswa kelas XII IPA 6 pada materi ajar Munakahat, sub materi tata cara pernikahan sangat rendah dilihat hasil tes praktik pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 dengan rata-rata nilai di bawah KKM. Hal ini disebabkan metode yang diterapkan guru tidak sesuai dengan tujuan. Tatacara pernikahan merupakan salah satu materi yang diajarkan pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam, khususnya di kelas XI. Kata nikah berasal dari bahasa arab yang berarti bertemu, berkumpul. Menurut istilah nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui aqad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam. Menurut UU No : 1 tahun 1974, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME. Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia, yang berarti sifat pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani rokhaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlainan jenis, teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, yang dapat diajak bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah tangga. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode role playing Demonstrasi. Metode role playing adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik - 52 -

sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Djamarah & Zain, 2006) Metode role playing dan sosiodrama dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Role playing atau sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Tujuan yang diharapkan dengan metode role playing antara lain (Djamarah & Zain, 2006) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab, Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok, Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran dengan metode role play Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan, Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM, Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang, Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai, Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan, Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamaati skenario yang sedang diperagakan, Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok, Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya, Guru memberikan kesimpulan secara umum, Evaluasi, Penutup. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahawa pembelajaran dengan menggunakan metode role playing mempunyai keuntungan Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingat siswa tajam dan tahan lama. Siswa akan terlatih berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain drama, para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia. Kerjasama antar pemain atau pemeran dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya. Memupuk dan mengembangkan bakat atau potensi siswa. Sedangkan Metode demonstrasi adalah adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Djamarah & Zain, 2006). Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan selama pelajaran berlangsung. Dengan demikian maka metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proes bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan sesuatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa metode demonstrasi dalam proses pembelajaran banyak bermanfaat, antara lain Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat) Siswa lebih mudah memahami apa ynng dipelajari. Proses pengajaran lebih menarik. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antar teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan metode role playing dan demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman tata cara pernikahan pada siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1 Blitar? sedangkan - 53 -

tujuan adalah meningkatkan pemahaman tata cara pernikahan melalui metode role playing dan demonstrasi pada siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1 Blitar. METODE Setting Lokasi dan Subyek Penelitian Setting atau lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Blitar Subyek pelaku tindakan adalah seorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XII. Subyek penelitian adalah siswa Kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1 Blitar dan dilaksanakan pada bulan 7 September - 7 November 2015. Materi ajar yang diajarkan adalah Munakahat, sub materi tata cara pernikahan. Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa hasil belajar siswanya masih perlu ditingkatkan. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dan demonstrasi belum pernah dilaksanakan di sekolah tersebut. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif, yaitu bersifat praktis berdasarkan permasalahan riil dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi ajar ijab qabul pada siswa Kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1 Blitar. PTK merupakan penelitian yang bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang. Prosedur penelitian tindakan ini terdiri atas 2 siklus, dan kedua siklus tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, artinya pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan siklus I. Siklus Rencana tindakan Setelah peneliti melaksanakan observasi awal, selanjutnya dilakukan perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Menyusun rancangan pembelajaran dengan membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menyusun instrumen pembelajaran yang meliputi pembuatan format pengamatan atau lembar observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang terdiri atas lembar instrumen kinerja guru dan instrumen kinerja siswa. Pelaksanaan tindakan Pada pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan pembelajaran melalui metode role playing dan demonstrasi.. Proses pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat. Proses pembelajaran tidak berlangsung satu arah tetapi ada interaksi antara guru sebagai peneliti dan siswa. Guru memberi penjelasan secara klasikal tentang hal-hal yang akan dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada pembelajaran kelompok, guru membentuk kelompok, kelompok mendemonstrasikan peran masing-masing dan dilakukan pengamatan dan penilaian oleh kelompok lain. Observasi Observasi dilaksanakan oleh observer dan guru dengan mencatat kejadiankejadian yang ditimbulkan dalam pembelajaran baik positip maupun negatif., terutama pada pemahan siswa terhadap materi ajar, apakah mengalami perkembangan atau tetap, atau bahkan menurun. Refleksi Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hasil pembelajaran yang diperoleh, baik dari hasil tes lisan, catatan guru, dan pengamatan. Dari hasil pengamatan observer selama proses pembelajaran berlangsung, ditemukan informasi tentang kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran siklus I. Data yang diperoleh akan didiskusikan dengan wali kelas, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan rekan guru selaku observer. Hasil dari refleksi ini akan dijadikan pijakan - 54 -

atau sebagai bahan perbaikan pada siklus II yang pelaksanaannya sama dengan siklus I dengan memperhatikan segala kelemahan dan kelebihan pada siklus Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kinerja siswa dan lembar observasi kinerja guru. Lembar observasi kinerja siswa digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar, sedang lembar observasi kinerja guru digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Teknik pengumpulan data Sumber data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari siswa, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, rekan guru dan peneliti sendiri. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data pemahaman siswa terhadap materi ajar dengan memberikan tes perbuatan atau praktek dan data hasil belajar psikomotorik siswa yang diperoleh dengan tes perbuatan atau praktek. Analisis Data Data hasil observasi pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi ajar Munakahat, sub materi tata cara pernikahan dapat diidentifikasi pada saat tes perbuatan atau praktek. Persentase ketercapaian tindakan siswa dihitung dengan rumus. Persentase Keberhasilan Siswa = Jumlah skor yang dicapai X 100% Jumlah skor maksimum Data hasil observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran melalui metode role playing dan demonstrasi dianalisis secara deskriptif berdasarkan ketercapaian tindakan guru (peneliti) yaitu pencapaian langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Persentase ketercapaian tindakan guru dihitung dengan rumus. Jumlah skor yang dicapai Persentase skor keberhasilan = X 100% Jumlah skor maksimum HASIL Hasil pemahaman siswa terhadap materi ajar melalui metode role playing dan demonstrasi. Tabel 1. Skor Hasil Pemahaman Siswa Tentang Tata cara pernikahan Siklus I Siklus II Subyek Aspek Psikomotor Rerata/ Aspek Psikomotor Rerata/ Jumlah Jumlah A B C D Nilai A B C D Nilai 1 3 2 3 2 10 2.5 3 4 4 4 15 3.75 2 3 2 11 2.75 4 4 4 3 15 3.75 2 2 2 9 2.25 3 4 4 3 14 3.5 4 2 2 10 2.5 4 4 14 3.5 5 2 2 2 3 9 2.25 12 3 6 1 2 2 1 6 1.5 2 3 11 2.75 7 1 2 1 2 6 1.5 1 4 11 2.75-55 -

8 2 1 2 1 6 1.5 3 2 11 2.75 9 2 2 1 1 6 1.5 2 4 12 3 10 1 2 2 3 8 2 2 3 11 2.75 11 1 2 2 2 7 1.75 3 2 3 4 12 3 12 2 1 2 3 8 2 3 2 4 4 1.25 13 2 2 10 2.5 2 3 4 3 12 3 14 2 1 2 3 8 2 4 4 3 4 15 3.75 15 2 1 9 2.25 2 4 4 4 14 3.5 16 1 3 2 1 7 1.75 3 2 11 2.75 17 2 2 10 2.5 4 3 4 3 14 3.5 18 2 2 2 2 8 2 4 4 14 3.5 19 1 1 2 2 6 1.5 3 2 4 3 12 3 20 1 2 2 1 6 1.5 12 3 21 1 1 2 1 5 1.25 2 4 3 2 11 2.75 22 2 2 1 2 7 1.75 4 4 3 4 15 3.75 23 2 1 2 2 7 1.75 4 4 14 3.5 24 2 1 2 2 7 1.75 2 3 11 2.75 25 1 2 2 1 6 1.5 4 3 1.25 26 2 2 2 1 7 1.75 4 4 14 3.5 27 1 1 2 2 6 1.5 3 2 11 2.75 28 2 1 2 2 7 1.75 4 3 4 3 14 3.5 Jumlah Rerata 49 48 59 56 212 53 83 89 95 91 358 89.5 1.8 1.7 2.1 2.0 7.6 1.9 3.0 3.2 3.4 3.3 12.8 3.2 Kategori C C C C C B B B B B Keterangan : 1. Aspek psikomotorik : A = Bacaan, B = Fashahah, C = Sikap, D = tertib 2. Rerata/Nilai : 4 = Sangat baik 2 = Cukup 3 = Baik 1 = Kurang Siklus ke- Tabel 2 Taraf Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Siswa Skor Klasikal Skor klasikal Persentase Nilai Nilai yang diperoleh maksimum keberhasila (Angka) (Huruf) n 1 212 448 47 % 1,9 Cukup 2 358 448 80 % 3,2 Baik Hasil kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung melalui metode role playing dan demonstrasi. No Aspek yang diamati Tabel 3 Skor aktvitas guru SIKLUS I SIKLUS II Penilaian Penilaian Skor 1 2 3 4 1 2 3 4 I. PENDAHULUAN 1 Menyampaikan Tujuan 3 4 2 Memotivasi siswa 3 4 3 Mengaitkan Skor - 56 -

II. KEGIATAN INTI 1 Secara klasikal menjelaskan metode pembelajaran 3 4 2 Menyampaikan kepada siswa tentang metode yang akan digunakan 2 3 3 Menunjuk beberapa siswa untuk mendemonstrasikan tata cara pernikahan 0 3 4 Membentuk kelompok dan menunjuk siswa untuk memerankan peran masingmasing 5 Menyuruh siswa untuk melaksanakan perannya masing-masing 2 4 6 Siswa mendemonstrasikan peran masingmasing sesuai petunjuk guru 2 4 7 Mengamati, mengawasi, meneliti, dari masing-masing peran 2 2 8 Memberi arahan kepada siswa tentang peran masing-masing peran 9 Mendiskusikan hasil peran masing-masing kelompok Mengevaluasi siswa tentang 10 masing- masing peran siswa dari awal sampai akhir III. PENUTUP Menyimpulkan materi bersamasama 1 2 Memberikan tugas menghafal lafadz dan bacaan ijab qabul 4 4 3 Melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari 4 4 IV. PENGELOLAAN WAKTU 4 4 V. PENGAMATAN SUASANA KELAS 1 Guru antusias 3 4 2 Siswa antusias 2 4 Jumlah 52 66 Rerata / Nilai 2.7 3.5 Keterangan : Penilaian/Skor : 4 = Sangat baik 2 = Cukup 3 = Baik 1 = Kurang - 57 -

Siklus ke- Tabel 4. Taraf Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Guru. Skor Klasikal Skor klasikal Nilai yang diperoleh maksimum (Angka) Persentase keberhasila n Nilai (Huruf) 1 52 76 68 % 2.7 Baik 2 66 76 87% 3.5 Sangat baik PEMBAHASAN Hasil penelitian pada siklus I, aktivitas pembelajaran mencapai 68%, sedangkan hasil belajar siswa dalam memahami materi ajar 47% Hal ini jauh dari apa yang diharapkan, dimana siswa dikatakan tuntas bila hasil belajar mencapai minimal 76%. Dengan demikian hasil belajar siswa dalam memahami materi ajar belum mencapai ketuntasan belajar. Untuk meningkatkan proses pembelajaran pada siklus II peneliti dengan dibantu oleh pengamat melakukan refleksi terhadap temuan-temuan pada siklus I. Beberapa temuan pada siklus I yang perlu mendapat perhatian adalah kondisi ruang kelas yang tidak sesuai dengan jumlah siswa, respon dan partsipasi siswa rendah, belum munculnya kegiatan tanya jawab pada saat pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan tersebut direfleksi baik oleh pengamat maupun peneliti dengan mengadakan perbaikan langkah-langkah atau kegiatan proses belajar mengajar. Pada siklus II terjadi peningkatan proses pembelajaran klasikal menjadi 80% karena siswa mulai ada keberanian untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan siswa mulai fres sehingga susana pembelajaran lebih menyenangkan. Dan hasil belajar siswa juga semakin meningkat yaitu mencapai rerata 80%.. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran melalui metode role playing dan demonstrasi dapat meningkatkan gairah siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Metode Pembelajaran role playing dan demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi ajar Munakahat, sub materi tata cara pernikahan. SARAN Dalam melaksanakan kegitan pembelajaran, guru hendaknya melakukan inovasi dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Hal ini untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang cenderung kurang inovatif dan membosankan siswa. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Djamarah, SB. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Roestiyah. 2001. Strategi Pembelajaran, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta : Radar Jaya Offset. Sukmadinata, N.S. 2001. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Surachmad, W. 1979. Metodologi Pengajaran Nasional. Jakarta Syamsi, M. 2004. Kajian Fiqh. Jakarta: Lentera Umar, Anshori. 1986. Fiqih Wanita. Semarang: CV. Asy-Syifa - 58 -

Usman, U. M. 2002. Menjadi Guru Profesional. Edisi Kedua. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing. - 59 -