4 Konsep dan Implementasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

TONGGIROH, ST. MT JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER,

Manajemen Sumber Daya Manusia

Program Pengembangan Laboratorium: Penataan Bahan Kimia Untuk Keamanan dan Keselamatan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. BINA KARYA KUSUMA

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

Penyampaian Kata Sambuta dari Ibu Hirra sebagai perwakilan dari SDM IPB

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Kursi. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), Dipasang pada Dinding. Stasiun Pencuci Mata (Eyewash Station), dengan Pijakan Kaki

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

PENGELOLAAN DAN KARAKTERISASI LIMBAH B3 DI PAIR BERDASARKAN POTENSI BAHAYA ABSTRAK

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH B3

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

PT. BINA KARYA KUSUMA

Laboratorium Penelitian Divisi Kimia Anorganik Di Gedung Baru

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

II. RUANG LINGKUP PERUSAHAAN DAN LABORATORIUM. 1. C.V Kejayaan Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa yaitu

KESELAMATAN KERJA DALAM LABORATORIUM KIMIA Oleh: Regina Tutik Padmaningrum

Mengenal Jenis, Fungsi, dan Prinsip Pengelolaan Laboratorium. Kuliah I

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan Kerja di Laboratorium

MSDS (SAVETY DATA SHEET)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1994 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum.

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

Pengenalan laboratorium. 1. Pengenalan laboratorium 2. Pengenalan dan pengelolaan alat laboratorium 3. Pengenalan dan pengelolaan bahan kimia

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

FURNITUR LABORATORIUM

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3)

Penerapan Pengendalian Visual di Tempat Kerja. Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3 (Safety Sign)

Jl. Wiratama No. 50, Tegalrejo, Yogyakarta, Telp. (0274)

3/17/2011. Perorang + diperlukan 2,5 m 2 Jumlah orang dalam lab maksimal: 40 orang Tinggi langit-langit minimal 4m

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar

STANDAR KOMPETENSI MANAJER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. 1. Kualifikasi : Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air 2. Definisi

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

Penuntun Praktikum Logam Transisi & Kimia Koordinasi (KI3231)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT. BINA KARYA KUSUMA

Pengenalan laboratorium. 1. Pengenalan laboratorium 2. Pengenalan dan pengelolaan alat laboratorium 3. Pengenalan dan pengelolaan bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

PT. BINA KARYA KUSUMA

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI irnien.wordpress.com

KPS DIR Instruksi Kerja Lab Teknik Elektro: Kesehatan dan Keselamatan Kerja di TFME

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

I. DATA UMUM. Nama responden : Jenis Kelamin : Umur : Masa Kerja : Pendidikan terakhir : Departemen : II. DATA KHUSUS (PERTANYAAN PENELITIAN)

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Material Safety Data Sheet

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lembaran Data Keselamatan Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

Transkripsi:

4 Konsep dan Implementasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium (Picture from Lab Safety Culture at UCLA) Penyelenggaraan pendidikan di bidang sains tentunya bukan hanya sekedar teori tetapi juga memerlukan aplikasi nyata yang dapat dilakukan dalam bentuk praktikum maupun riset. Kegiatan praktikum dan riset tersebut dilakukan di laboratorium yang harus ditunjang dengan berbagai sarana pendukung baik itu peralatan, bahan kimia, maupun personil laboratorium dengan kompetensi yang baik. Laboratorium pendidikan sama halnya seperti laboratorium di industri maupun di lingkungan pemerintahan, laboratorium pendidikan juga harus tetap memperhatikan keselamatan kesehatan kerja (K3) di laboratorium untuk page 1 / 6

menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Terdapat tiga sumber bahaya di laboratorium yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja yaitu bahaya fisika, bahaya kimia, dan bahaya biologis. Bahaya fisika dapat diakibat oleh tatanan ruang laboratorium yang buruk, penggunaan peralatan laboratorium yang tidak sesuai dengan prosedur, dan instalasi listrik yang tidak benar. Bahaya kimia dapat diakibatkan oleh penanganan tidak benar dari bahan kimia dengan sifat yang korosif, mudah terbakar, beracun maupun karsinogenik. Bahaya biologis dapat disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri patogen dan hewan. Dari ketiga sumber bahaya tersebut, tentunya bahaya kimia yang memerlukan penanggulangan yang lebih rumit karena terkait dengan penataan bahan kimia mulai dari penerimaan, penyimpanan, pemakaian bahkan sampai pengelolaan limbahnya. Pengelolaan bahan kimia di dalam laboratorium, berfokus pada proses penerimaan hingga penyimpanannya dalam ruang khusus sehingga dapat menjamin keamanan (security) dan keselamatan (safety) ketika penggunaannya serta meningkatkan efisiensi dalam hal inventaris bahan kimia di laboratorium. Perlu diketahui bahwa konsep keamanan dan keselamatan bukanlah hal yang sama tapi merupakan dua hal yang saling melengkapi. Konsep keselamatan mengacu pada kegiatan untuk menghindari manusia dan bahan kimia dari kecelakaan akibat kesalahan prosedur penggunaan bahan kimia yang tidak disengaja atau dengan kata lain, melindungi manusia dari bahaya bahan kimia sedangkan konsep keamanan mengacu pada kegiatan untuk melindungi manusia dari kecelakaan akibat kesalahan prosedur penggunaan bahan kimia yang dilakukan oleh orang lain dengan sengaja atau dengan kata lain melindungi bahan kimia dari kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pelaksanaan implementasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium dapat dilaksanakan dengan tahapan berikut: 1. Pengetahuan tentang K3 dari masing-masing personil pranata laboratorium page 2 / 6

(Picture from http://nobel.scas.bcit.ca) Pengetahuan tentang K3 dapat diketahui melalui adanya training internal dari pihak laboratorium itu sendiri dengan pemberitahuan secara tertulis maupun lisan. Selain itu pengetahuan K3 dapat dikembangkan mealui system pelatihan yang sudah banyak ditawarkan oleh berbagai pihak lembaga pelatihan untuk laboratorium. Dengan adanya pengetahuan ini, implementasi K3 dapat berjalan lebih efektif. 1. Kondisi laboratorium yang kondusif dan sesuai dengan standar untuk bekerja di laboratorium page 3 / 6

(Picture from www.hok.com) Bekerja di laboratorium harus senyaman mungkin secara psikis dan kondisi lingkungannya. Ketelitian dan keterampilan sangat diperlukan selaku pranata laboratorium. Desain laboratorium dengan ventilasi udara yang cukup atau sistem sirkulasi udara yang baik namun tetap menjaga kualitas lingkungan laboratorium untuk mengasilkan data analisis yang baik. Selain itu yang terpenting adalah tata ruang laboratorium yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 1. Penataan bahan kimia sebagai sumber bahaya yang sering muncul page 4 / 6

Berdasarkan data bahan kimia yang telah tersedia maka dapat dilakukan penataan letak penyimpanan bahan kimia berdasarkan tanda bahaya, sifat, dan wujud dari bahan kimia tersebut (informasi dari Material Safety Data Sheet). Pada kegiatan ini, tentunya memerlukan lemari bahan kimia, ruang khusus dan fasilitas pendukung lainnya. Selain itu akan dilakukan pula pemisahan bahan kimia berdasarkan keadaan kemasannya (masih disegel atau sudah terbuka 1. Tersedianya peralatan perlindungan diri yang lengkap serta jaminan keselamatan kesehatan kerja di laboratorium page 5 / 6

(Picture from alatlab.org) Ketika bekerja di laboratorium dengan menggunakan berbagai bahan kimia yang berbahaya, tentunya diperlukan alat perlindungan diri yang harus selalu tersedia di laboratorium seperti masker dengan filter yang sesuai untuk bahan organik dan anorganik, jas laboratorium yang sesuai dengan standar laboratorium, sepatu tertutup, kacamata pelindung (googles), dan sarung tangan yang sesuai dengan jenis bahan kimia yang digunakan. Selain itu harus adanya jaminan keselamatan kesehatan kerja yang berupa asuransi seperti JAMSOSTEK atau BPJS ketenagakerjaan. page 6 / 6