BAB 3 METODE PENGUJIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENGUJIAN

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TEMPERATUR KABEL TERHADAP PENEKUKAN DAN BESAR ARUS SKRIPSI RUKDAS IMAM FAIZAL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK. PENGAMAN BEBAN LEBIH (Thermal Over Load Relay / TOLR)

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENGHANTAR LISTRIK NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV SKRIPSI

TUGAS AKHIR ANALISIS TEMPERATUR KABEL TERHADAP PENEKUKAN DAN BESAR ARUS

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik trip MCB terdapat pengujian karakteristik arus waktu dan

ANALISIS KARAKTERISTIK TERMAL DAN RESISTANSI KONDUKTOR PADA KABEL INTI GANDA NYM 2 X 1.5 mm 2 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. EVALUASI PERBANDINGAN KABEL NYM 3 x 1,5mm² MERK A dan B DI TINJAU DARI TAHANAN PANAS ISOLASI KABELNYA. Deni Almanda1. Anwar Ilmar Ramadhan2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)2 2014

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat

LEMBAR VALIDASI SOAL

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KARAKTERISTIK TERMAL PADA KABEL BERISOLASI DAN BERSELUBUNG PVC TEGANGAN PENGENAL 300/500 VOLT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Diketahui : Ditanya : m Al : 200g : 0,2kg Q :... (Joule) c Al

BAB IV P E N G U J I A N

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat. 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik =

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB III METODA SIMULASI

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING)

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

HUKUM OHM. 1. STANDAR KOMPETENSI. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI Modul 4 MODUL IV ANALISA GANGGUAN

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

TUGAS AKHIR PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS BOCOR TERHADAP TAHANAN ISOLASI KABEL TEGANGAN RENDAH

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancang bangun alat terapi jerawat menggunakan blue light berbasis

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. didesain khusus dan diperuntukan bagi user untuk melakukan sterilisasi di

PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Dasar Rangkaian Listrik

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga fasor yang sama besarnya, berbeda fasa satu dengan yang lain 120 0, hasil

INDUKTANSI DIRI KELOMPOK : ASEP SAEPUDIN (060347) DEDI HERMAWAN ( ) DENI MOH BUDIMAN (054115)

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan uji yang digunakan antara lain : volume akhir setelah terkompresi ( t = 0,173 m 0,170 m

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 4 DIODA ZENER KELOMPOK 6 : 1. Setya Arief Pambudi (21) 2. Suci Indah Asmarani (22) 3. Syahadah Rizka Anefi (23)

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

28 BAB 3 METODE PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang dilakukan dalam pengujian, peralatan dan rangkaian yang digunakan dalam pengujian, serta jalannya pengujian. 3.1 Peralatan dan Rangkaian Pengujian Pengujian dilakukan di Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik (LTTPL), Lantai 2, Departemen Teknik Elektro FTUI. 3.1.1.Sampel Pengujian Sampel yang digunakan untuk pengujian adalah kabel NYM 2x 1.5 mm 2 dengan standar SPLN-42. Dibawah ini adalah gambar konstruksi dari kabel NYM. Gambar 3.1.Konstruksi kabel NYM Adapun parameter teknis dari kabel yang menggunakan stndar SPLN-42 adalah sebagai berikut[7]: Jumlah inti dan luas penampang =2 x 1.5 mm 2 Jumlah kawat dalam satu inti =1 buah Diameter kawat =1.38 mm Isolasi nominal S1 =0,7 mm 28

29 Lapisan Pembungkus inti S2 =0.4 mm Selubung Nominal S3 =1,2 mm Diameter luar = 10 mm Kuat Hantar Arus pada 30 o C =19 A Kuat Hantar Arus Pada 40 o C =16 A Untuk kabel yang digunakan adalah kabel yang beredar dipasaran dengan label standar SNI/SPLN-42. Sedangkan untuk kabel yang tidak memenuhi standar digunakan kabel yang juga banyak dipasaran dengan harga yang lebih murah. Sebagai perbandingan, pada selubung luar kedua kabel diatas tertera tulisan SPLN-42 namun sebenarnya terdapat beberapa perbedaan : 1. Kabel dengan label SPLN-42/SNI yang sesuai standar dijual dengan harga yang lebih mahal. 2. Material isolasi kabel yang sesuai standar jauh lebih kaku dibanding kabel non standar. 3. Konduktor kabel yang sesuai standar punya ukuran yang lebih besar jika dibandingkan kabel non standar. 3.1.2 Peralatan Pengujian Peralatan yang digunakan untuk pengujian kabel NYM 2 x 1.5 mm 2 adalah sebagai berikut 1. High Current Injector Test Set 2. Sumber tegangan AC 220 V 3. Amperemeter 4. Thermocouple 5. Stopwatch 6. Kabel kabel penghubung dengan kapasitas 500 Amp 3.1.3 Rangkaian Pengujian Pada Pengujian terdapat tiga buah kabel yang akan diuji, yaitu kabel yang lurus, kabel yang ditekuk dan kabel yang tidak sesuai standar.

30 Pengujian ini dilakukan untuk mengukur kenaikan temperatur kabel apabila dialiri arus diatas kemampuan hantar arus hingga pada akhirnya isolasi kabel meleleh. Pengukuran temperatur dilakukan dengan menggunakan thermocouple. Temperatur kabel di catat ketika sudah mencapai kondisi stabil C A T High Current Injector Gambar 3.2 Rangkaian Pengujian Kenaikan Temperatur Gambar 3.3 Penampang Current Injector dan bagian - bagiannya 3.2 Pengujian ketahanan termal isolasi kabel NYM 2 x 1.5 mm 2 Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai proses pengujian karakteristik termal kabel yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 1. Persiapan awal pengujian 2. Proses pengujian

31 3.2.1.Persiapan awal pengujian Pengujian ini dilakukan dalam 2 bagian yaitu pengujian temperatur untuk kabel yang sesuai standar dan pengujian untuk kabel yang tidak sesuai standar. Sebelum melakukan pengujian, maka ada beberapa hal yang harus dikerjakan, antara lain : 1. Mencatat temperatur ruangan. 2. Mengukur temperatur semua bagian dari kabel, baik itu konduktor maupun isolasi. 3. Mencatat Kelembaban 4. Menyiapkan form untuk mencatat data pengujian. 3.2.2 Prosedur Pengujian Apabila setiap langkah pada persiapan telah selesai dilaksanakan, maka kabel telah siap untuk diuji temperaturnya. 3.2.2.1.Pengujian terhadap kabel yang sesuai standar Apabila setiap langkah pada persiapan telah selesai dilaksanakan, maka kabel telah siap untuk diuji kenaikan temperaturnya. Kabel yang diuji ada dua jenis yaitu kabel yang lurus dan kabel yang ditekuk. Pengujian dilakukan dengan mengalirkan arus kepada kabel hingga pada akhirnya isolasi kabel meleleh Langkah- langkah yang dilakukan pada pengujian adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan semua peralatan. 2. Menyiapkan kabel yang akan diuji baik itu kabel yang lurus,maupun kabel yang ditekuk. 3. Merangkai rangkaian percobaan seperti pada gambar 3.2. 4. Menyalakan sumber tegangan AC 220 V. 5. Menyalakan Current Injector (tombol main power diposisikan on) dan tunggu beberapa detik agar current meter menunjukkan angka nol Ampere. 6. Atur skala arus yang akan digunakan, jika akan menggunakan arus pada range 0 sampai dengan 2 Ampere maka skala arus diatur pada posisi 2 Ampere, begitu seterusnya sesuai dengan kebutuhan.

32 7. Tekan tombol JOG dan naikkan arus (raise current) perlahan lahan sampai yang diinginkan (variasi arus adalah 1 A, 3 A, dan 4 A). 8. Setelah itu, tekan tombol on pada daerah high current. 9. Jika berhasil maka timer akan menyala dan jika tidak berhasil tombol trip akan menyala. 10. Jika trip maka turunkan arus melalui tombol raise current dan tekan tombol reset, setelah itu, ulangi langkah nomer 7 sampai 9. 11. Setelah kabel dialiri arus selama 5 menit, pengujian dilanjutkan dengan mengukur temperatur kabel, baik itu bagian konduktor maupun bagian isolasi. Untuk tahapan ini besar arus yang diberikan adalah 1, 2, 3, 4, 5, 10, 15 dan 19 A. 12. Pada pengujian selanjutnya, kenaikan arus yang diberikan adalah sebesar 5 Ampere. Pengujian dimulai dari Arus 25 Ampere. Temperatur kabel diukur pada saat t=30s,t=150s,dant=300 s. Untuk tiap nilai arus yang diberikan, kabel didinginkan terlebih dahulu hingga kembali ke keadaan sebelum dialiri arus. Hal ini dilakukan guna melihat laju kenaikan temperatur dari kabel. 13. Jika arus yang diberikan mencapai 45 A, pengujian dilanjutkan dengan memberikan kenaikan arus sebesar 1 A. Temperatur dari semua bagian kabel diukur, lalu dicatat pada arus berapa kabel mulai mengeluarkan asap serta selang waktu yang dibutuhkan hingga kabel mulai mengeluarkan asap 14. Naikkkan kembali arus, lalu dicatat pada arus berapa kabel mulai meleleh. temperatur dari setiap bagian kabel tetap diukur. 15. Apabila percobaan sudah selesai, matikan current injector dan sumber tegangan AC 220 V 3.2.2.2.Pengujian terhadap kabel yang tidak sesuai standar Pada dasarnya pengujian untuk kabel yang tidak sesuai tidak jauh berbeda dengan pengujian kabel yang sesuai standar. letak perbedaannya terletak pada penentuan nilai arus dimana isolasi kabel mulai meleleh. Nilai arus awal yng diberikan masih sebesar 1, 2, 3, 4, 5,10, 15 A, dan 19 A dilanjutkan dengan

33 kenaikan arus sebesar 5 Ampere. Seperti halnya pengujian untuk kabel yang sesuai standar, untuk arus diatas 19 A, kabel terlebih dahulu harus didinginkan. Namun untuk pengujian ini, kenaikan arus sebesar 1 A diberikan ketika pengukuran sudah mencapai 22 A. Lalu dicatat pada Arus berapa isolasi kabel mulai mengeluarkan asap dan meleleh. Keadaan konduktor juga dilihat apakah masih utuh atau terputus. Pada pengujian selanjutnya dilihat pengaruh lelehan dari isolasi kabel yang terbakar terhadap lingkungan tempat kabel dipasang. Hal ini dilakukan dengan cara menambahkan bahan yang mudah terbakar seperti kertas.