BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal.

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Maternity Care, tujuan Maternity Care atau pelayanan kebidanan adalah

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan,

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal jika prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi ibu dan anak Indonesia. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. mengakhiri kehamilan. (Saifudin, h:450)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan United

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian ibu atau kematian. kehamilan. (Prawirohardjo,2010; h.53-54).

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. berencana (KB). (Maritalia ; h.111)

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil K1 di Kabupaten Banyumas 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. Berdasarkan definisi ini kematian

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Asuhan Kebidanan Komprehensif suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan (Antenatal Care), Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal Care), Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care), dan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (Neonatal Care) (Varney, 2006). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang. Resiko kematian ibu di negaranegara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Terlebih lagi, rendahnya penurunan angka kematian ibu global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunan angka kematian ibu secara bermakna di negara-negara yang angka kematian ibunya rendah (WHO, 2015) Menurut WHO antenatal berfungsi sebagai deteksi dini terjadi nya resiko tinggi pada kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya dengan melakukan pemeriksaan selama kehamilannya,sehingga dapat mengetahui secara dini 1

2 kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat di atasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care (winkjosastro dalam Damayanti,2013). Pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah langkah dalam pertolongan persalinan dan bayinya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin. (Manuaba, 2012; h.109-110). Pengawasan atau pendampingan pada Asuhan Komprehensif ini bertujuan agar dapat mendeteksi secara dini adakah komplikasi yang di alami pada saat dilakukan asuhan komprehensif tersebut. Dapat memudahkan Klien agar lebih terbuka dan mengetahui komplikasi apa saja yang dapat dihindari dan dapat diketahui secara dini. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1991-2007 mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, pada tahun 2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Faktor penyebab utama kematian ibu karena komplikasi kehamilan yaitu perdarahan 32%,

3 hipertensi dalam kehamilan 25%, dan infeksi 5% (Profil kesehatan indonesia, 2014; h.85). AKI (Angka Kematian Ibu) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga di Kawasan ASEAN (Association Of Southeast Asian Nations). Namun, pada tahun 2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan indonesia, 2014; h.85). Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Angka kematian neonatal (0-28 hari) penting karena memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, AKN pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya menurun 1 point dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan indonesia, 2014; h.107). Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan demikian Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Berdasarkan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah sebesar 60,90 % terjadi pada masa nifas, pada waktu hamil sebesar 26,33 %, dan pada waktu

4 persalinan sebesar 12,76 %. Berdasarkan penyebab kematian ibu yaitu Infeksi 2,76 %, Gangguan sistem peredaran darah 9,27 %, Perdarahan 21,14 %, Hipertensi 26,34 % dan Lain lain sebesar 40,49 % (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015). Angka kematian Ibu di Banyumas tahun 2014 sebanayak 33 dan pada tahun 2015 berhasil diturunkan menjadi 29, sementara itu pada tahun 2016 angka kematian ibu ditargetkan menurun, hal ini sebagai upaya untuk memotivasi kinerja agar lebih baik dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. AKI terbesar terjadi pada saat nifas atau setelah melahirkan yaitu sebanyak 15 kasus, pada saat hamil sebanyak 8 kasus dan pada saat melahirkan ada 6 kasus pada tahun 2015. Salah satu penyebab kematian ibu adalah penyakit yang diderita oleh ibu selama hamil seperti jantung, Hipertensi dan lainnya faktor non teknis berupa kesadaran masyarakat akan kesehatan ibu hamil juga sangat diperlukan (Profil kesehatan banyumas, 2016). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2016 terdapat angka kematian ibu sebanyak 22 (28,2%) yang terdiri dari ibu hamil sebanyak 3 (3,8%) ibu bersalin sebanayk 2 (2,5%) dan ibu nifas sebanayk 17 (21,7%). Dari data tersebut dapat terlihat bahwa angka kematian ibu sebagian besar terjadi pada masa nifas. Penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu pada masa nifas adalah infeksi nifas (10%), perdarahan (42%), eklampsia (13%) dan komplikasi masa nifas (11%) (profil kesehatan banyumas, 2016).

5 Di puskesmas II kembaran pada tahun 2016 terdapat 743 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Jumlah K1 sebanyak 750 (100%) K4 659 (88,7%). Sementara ibu yang bersalin di puskesmas tersebut sebanyak 668 (94,6%) dan yang mendapat pelayanan kesehatan nifas sebanyak 666 (94,3%) serta ibu nifas yang mendapatkan vitamin A sebanyak 668 (94,6%) (profil kesehatan banyumas, 2016). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan memberikan asuhan komperhensif yang artinya melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada ibu hamil TM II, III, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan KB B. Tujuan Penyusunan KTI 1. Tujuan Umum Mampu melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, masa antara (KB) pada Ny S umur 26 Tahun dengan menggunakan tujuh langkah varney dan melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian dengan cara mengumpulkan data subjektif dan objektif Pasien pada kehamilan,persalinan,bayi baru lahir,nifas dan masa antara pada Ny S umur 26 tahun dan mendokumentasikan semua asuhan. b. Mampu merumuskan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada kehamilan,persalinan,bayi baru lahir,nifas dan masa anatara (KB) dan mendokumentasikan semua asuhan.

6 c. Mampu melakukan perencanaan asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan, bayi baru lahir,nifas dan masa antara (KB) dan mendokumentasikan semua asuhan. d. Mampu melakukan implementasi asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan,bayi baru lahir,nifas dan masa antara (KB) dan mendokumentasikan semua asuhan. e. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, Bayi baru lahir, nifas, dan masa antara (KB) dan mendokumentasikan semua asuhan. C. Manfaat 1. Bagi institusi a. Mampu m engembangkan fasilitas yang tersedia b. Mampu meningkatkan pembelajar sesuai dengan kompetensi yang ada guna memudahkan mahasiswa khusunya bidan dalam peningkatan pengetahuan dan wawasan kearah yang lebih baik. 2. Bagi bidan Bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dengan melakukan pendekatan secara dini dan secara komprehensif. 3. Bagi masyarakat Masyarakat dapat menyadari akan pentingnya kesehatan ibu dan anak.

7 D. Pembatasan Kasus 1. Sasaran Sasaran dari studi ini adalah pada Ny S umur 26 Tahun mulai dari trimester II, persalinan, nifas, bayi baru lahir, sampai perencanaan KB. 2. Tempat Pengambilan studi kasus dilakukan di Puskesmas II kembaran kabupaten banyumas. 3. Waktu a. Pengambilan kasus pada bulan November 2017. b. Penyelesaian Karya tulis Ilmiah pada Bulan juli 2017. E. Metode Pengumpulan Data 1. Pengumpulan data primer a. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, sehingga metode ini memberikan hasil secara langsung. Metode ini dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit. Beberapa Hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari- hari adalah antara lain : pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal sebelumnya, pewawancara selalu bertanya, pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral, dan pertanyaan yang

8 ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. (Aziz AH, 2014; h.90). b. Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan, antara lain lembar observasi, panduan pengamatan (observasi), atau lembar ceklist (Aziz AH, 2014; h.90). c. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik adalah salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan. Dengan jenis pemeriksaan: 1) Inspeksi, dengan menggunakan indra penglihatan untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. 2) Palpasi, dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. 3) Perkusi, dengan mendengarkan bunyi getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. 4) Auskultasi, dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh (Eny R.A, 2011; h.119).

9 d. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumentasi asli. Dokumentasi asli tersebut dapat berupa gambar, tabel atau daftar periksa dam film dokumenter. (Aziz AH, 2014; h.90). 2. Pengumpulan data sekunder a. Studi pustaka Penulis menggunakan buku yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, masa antara (KB) (Ambarwati, 2010; h 157). Buku yang digunakan seperti prawirohadjo, Roestam Mochtar, Manuaba, Affandi, Sondakh b. Media elektronika Dengan membuka situs/website yang berkaitan dengan studi kasus yang dilakukan (Ambarwati, 2011; h 157). F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, manfaat, metode peneitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan medis Tinjauan teori ini berisikan tentang materi kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan masa antara (KB).

10 2. Tinjauan teori asuhan kebidanan Menjelaskan tentang asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan metode SOAPIE. 3. Landasan kewenangan bidan Menjelaskan tentang bagian bagian yang terdapat pada landasan kewenangan bidan. BAB III TINJAUAN KASUS Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara (KB) secara sistematis dengan metode SOAP. BAB IV: PEMBAHASAN Berisi tentang menjelaskan masalah atau kesenjangan antara teori dengn kasus yang penulis temukan dilapangan tentang asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara (KB). BAB V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dn saran. Kesimpulan merupakan inti dari pembahasan asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, nifas dan masa antara (KB). Sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN