BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeriksaan intern memiliki peranan penting dalam menunjang efektivitas kegiatan operasional pada perusahaan dan digunakan untuk menguji dan mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan analisis, penilaian, dan mengajukan saransaran (Tugiman, 2006). Laporan merupakan produk satuan pengawasan intern yang secara periodik diinformasikan pada direktur utama, dewan direksi, dewan komisaris dan dewan audit. Laporan hasil pemeriksaan dijadikan sebagai media komunikasi para pengguna laporan keuangan atas kesesuaian laporan keuangan dengan kriteria atau standar yang berlaku umum. Kualitas hasil pemeriksaan adalah terjaminnya kredibilitas dan keandalan informasi yang terjadi dalam laporan pemeriksaan. Pentingnya kualitas hasil pemeriksaan adalah agar laporan tersebut tidak menyesatkan para penggunanya dalam pengambilan keputusan. Laporan audit yang berkualitas harus tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, jelas dan ringkas (Badan Pemeriksaan Keuangan Rakyat Indonesia, 2007). 1
2 Manajemen (auditee) hendaknya mengetahui temuan-temuan serta rekomendasi yang dihasilkan dari proses audit tersebut, agar laporan hasil pemeriksaan menjadi sangat penting bagi auditor internal untuk menunjukkan kontribusinya kepada manajemen perusahaan. Tuntutan terhadap laporan hasil pemeriksaan yang berkualitas semakin tinggi, hasil pemeriksaan yang berkualitas sangat bermanfaat bagi manajemen puncak untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan (Tugiman, 1997). Salah satu cara yang efektif yang dapat digunakan dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga menjadi lebih baik, dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan yaitu dengan cara melakukan pengawasan dengan cara membentuk badan khusus yang independen dalam aktivitas operasional perusahaan. Agar dapat menghasilkan suatu hasil pemeriksaan yang berkualitas, ditetapkan kode etik profesi. Kode etik auditor intern memuat standar seragam yang konsisten dalam mengambarkan praktikpraktik terbaik audit intern serta merupakan ukuran kualitas pelaksanaan tugas untuk memenuhi tanggung jawab profesinya. Sedangkan standar praktik profesi auditor intern merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas kinerja auditor intern dan kualitas hasil pemeriksaannya (Tunggal, 2008). Agoes (2004) menyatakan internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Sedangkan
3 menurut Akmal (2009) auditor internal merupakan salah satu unsur dari pengelolaan yang memadai. Menurut Tugiman (1997) hal yang dibutuhkan oleh auditor internal adalah pandangan yang luas serta pemahaman terhadap proses manajerial dan yang berkaitan dengan manusia, yang mendasari fungsi auditor internal. Auditor internal harus menyadari bahwa manajer dan pihak yang diaudit merupakan pribadi yang kompleks yang berjuang dalam lingkungan yang menghasilkan berbagai macam tekanan profesional. Oleh karena itu, auditor internal harus bertindak profesional dalam segala hal, agar auditor internal tidak dipandang negatif yang tidak dapat diduga tingkah laku dan tabiatnya. Alwi (2005) menyatakan profesionalisme berarti adalah mutu, kualitas, dan tindak-tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Sikap profesional tercermin pada pelaksanaan kualitas yang merupakan karakteristik atau tanda seorang profesional. Sikap dan tindakan profesional merupakan tuntutan di berbagai bidang profesi, tidak terkecuali profesi sebagai auditor. Berdasarkan fenomena yang terjadi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya dugaan mark up atau manipulasi penyaluran subsidi atau public service obligation (PSO) di 9 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dugaan mark up ini mencapai Rp 9,03 triliun. Mark up terbesar ada di BUMN PT PLN (Persero). Menurut salah anggota BPK, Ali Masykur Musa, pada saat laporan hasil pemeriksaan sementara Semester I-2013 yang dilakukan oleh BPK, terdapat ketidakefektifan dalam menetapkan pengelolaan tarif dasar listrik yang
4 tidak mengacu kepada tujuan pemberian subsidi dalam APBN, sehingga adanya uang rakyat yang seharusnya disalurkan, tidak sampai kepada rakyat, tetapi malah masuk dan menjadi uang perusahaan. (Masykur, 2013). Berdasarkan penelitian sebelumnya Agusti dan Pertiwi (2013) menunjukkan bahwa profesionalisme mempengaruhi kualitas audit. Penelitian tersebut telah membuktikan bahwa profesionalisme mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan dalam hasil penelitian Septianingtyas, Rifa, dan Herawati (2013), menunjukkan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Semakin tinggi profesionalisme auditor maka hasil pemeriksaan juga akan semakin baik. Apabila seorang auditor mempunyai sikap profesionalisme yang tinggi di dalam melakukan pekerjaannya akan meningkatkan kualitas audit yang dilakukannya. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana profesionalisme auditor internal yang dilaksanakan pada PT PLN (persero)? 2. Bagaimana kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada PT PLN (persero)?
5 3. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada PT PLN (persero)? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara sikap profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal perusahaan. Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian adalah memberikan bukti empiris : 1. Untuk mengetahui sejauh mana profesionalisme auditor internal yang dilaksanakan di PT PLN (persero). 2. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada PT PLN (persero). 3. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada PT PLN (persero). 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan bahwa hasilnya akan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut:
6 1. Penulis Memberi tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal. 2. Perusahaan Memberikan masukan kepada perusahaan untuk mengetahui sejauh mana pentingnya pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal di perusahaan sebagai penunjang terciptanya keefektifan yang dilaksanakan perusahaan. 3. Pembaca Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam bidang ilmu akuntansi, khususnya mengenai kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal oleh sikap profesionalismenya. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang ada pada PT PLN (Persero) di kota Bandung yang berlokasi di Jl. Ciwastra, No. 57, Bandung. Adapun waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014 sampai dengan selesai.
7