BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. gerakan antara dua atau lebih pembicaraan yang tidak dapat menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi/data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mendukung seluruh data-data yang terkumpul pada saat penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2004:5-8) menyatakan bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga. berpola dari manusia dalam masyarakat.

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui bagaimana film Perempuan Punya Cerita mendeskripsikan

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.riset ini

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly).

BAB 1 PENDAHULUAN. kalangan yang berisi kepribadian yang dipegang saat menjalankan sebuah

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

tersebut misalnya drama, cerpen, puisi, dan novel (Waluyo dan Soliman, oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan proposal skripsi ini juga tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semion yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

ABSTRACT. Semiotics, Signifier, Signified, Denotation, Connotation. yang terlintas di dalam hati. Bloomfield (1996:3-4) mengatakan bahwa bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Manusia sebagai makhuk sosial tidak terlepas dari komunikasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian mengenai makna simbol dalam sastra lisan telah banyak

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Semiotika Pragmatik (Charles Sanders Pierce)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cerita yang penuh arti dan bermanfaat bagi audience yang melihatnya. Begitu juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

TEKS SASTRA DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA PRAGMATIS CHARLES SANDERS PEIRCE ABSTRAK. Kata Kunci: Sastra, Semiotika, Pragmatisme, Charles Sanders Peirce.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cerita rakyat sebagai folklor dalam tradisi lisan.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Kepustakaan yang relevan ialah salah satu cara untuk mendapatkan referensi yang lebih tepat dan sempurna tentang informasi atau data yang ingin kita teliti. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, dan pendapat (sudah menyelidiki atau mempelajari). Sedangkan pustaka adalah kitab, buku, primbon (Alwi dkk, 2003: 912). Untuk mencari referensi pendukung, teori, dan konsep, yang berhubungan dengan tulisan ini, penulis terlebih dahulu melakukan tinjauan kepustakaan untuk mencari data tambahan sebagai bahan acuan dan buku pedoman, yang dapat diperoleh dari contoh skripsi, buku-buku di perpustakaan, artikel di surat kabar, serta informasi lewat internet. Songket dan batik merupakan satu aktiviti kraf tradisional yang diwarisi oleh orang Melayu sejak dahulu, bahwa songket dihasilkan berasaskan bahan mewah yang direka khusus untuk pakaian di istana berbanding dengan rakyat biasa. (Hussin 2006:57). Songket lebih dikategorikan sebagai kraf tradisional karena teknik pembuatannya. (Balai Seni Lukis Negara (1993:31). Selain itu, rekaan motif pada tekstil juga boleh menentukan sesuatu tekstil itu dikatakan tradisional. Dalam konteks ini tekstil modern berbeda dari pada tekstil tradisional yang lebih terikat dengan reka bentuk, warna dan motif yang hanya didapati dari pada alam semula jadi. 15

Berkaitan dengan istilah tradisional, Abdullah (1990:81) menyatakan bahwa ciri-ciri tradisional biasanya dapat mengekalkan motif atau susunan motif secara arabesque dari pada inspirasi tumbuh-tumbuhan. Ensikklopedia Malaysia (1966:546) mentakrifkan motif sebagai dasar atau corak pada lukisan, ukiran, kraf dan seni. Dalam seni atau kraf istilah ini dikaitkan dengan berbagai-bagai pengertian seperti rangkai kata, idea,atau reka bentuk yang menonjol atau sesuatu subjek yang berkait dengan bentuk dan ukiran. Songket Palembang dari kata Songko yaitu kain penutup kepala yang dihias benang emas. (Dian Rakyat:2006:52) seperti daerah lain, kain tenun adalah bagian dari tradisi sebuah etnis. Orang Palembang menempatkan kain songket sebagai bagian penting dalam tradisi mereka. Dulu tak sembarang orang boleh mengenakan songket, karena kain tenun ini ditempatkan pada posisi yang tinggi.songket begitu berharga dan sarat makna. Motif adalah pola atau gambar yang menghias kain tenun. Berupa bunga, daun, buah, binatang atau bentuk-bentuk geometris. (Arifin:2006:12). Keindahan sehelai songket sangat ditentukan bentuk motifnya. Secara tradisi motif dibentuk dari alam sekitar dan setiap motifnya mempunyai makna atau arti yang berkaitan dengan kehidupan. (Dian Rakyat, 2006:54). Motif menurut kamus Dwibahasa (1979:231), adalah pattern (ragi atau bunga) yang diatur secara mengulang untuk menghasilkan corak pada kain, barang anyaman, tenunan. Selain itu, motif didefinisikan sebagai corak atau lukisan dalam menghasilkan sesuatu hasil seni. Dalam kamus Inggris-Melayu (1995:115) mendefinisikan motif sebagai reka bentuk pada sesuatu bahan. Istilah motif dalam kajian ini merangkum motif yang dihasilkan dengan cara membuat 16

lakaran garis dan warna untuk menghasilkan reka bentuk pada tekstil dengan menggunakan teknik resis atau tenun. Motif juga boleh dibuat pada kain dengan cara tenun dan membuat motif dengan benang gimpal (benang emas dan perak) sebagai ragam hias yang dinamai songket. (Dewan Bahasa dan Pustaka:2006:58) Songket adalah kaedah dan proses menenun pabrik, pabrik atau kain ini berbeda daripada tenun biasa karena benang gimpal (emas dan perak digunakan sebagai ragam hias motif sedangkan tenun adalah kaedah menghasilkan fabrik dengan menggunakan benang pakan (melintang) dan lungsin (memanjang). 2.2 Teori yang Digunakan 2.2.1 Teori Semiotik Di dalam penelitian ini penulis menggunakan teori semiotik yang dikemukan Morris (1946:3). Semiotik adalah mengenai tanda, baik itu bersifat manusiawi maupun hewani, berhubungan dengan suatu bahasa tertentu atau tidak, mengandung unsur kebenaran atau kekeliruan, bersifat sesuai atau tidak sesuai, besifat wajar atau mengandung unsur yang dibuat-buat. Semiotik adalah suau ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda(sobur, 2003:15). Charles Sanders Peirce (Littlejohn, 1994:64) mendefinisikan semiosis sebagai, a relationship among a sign, an object, and a meaning ( suatu hubungan diantara tanda, objek, dan makna). Pierce mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan, objek adalah kekeduaan, dan penafsirannya, unsur pengantara adalah contoh dari keketigaan (Sobur 2003:41). Pierce memang berusaha untuk menemukan struktur terner di manapun mereka bisa terjadi. Keketigaan yang ada dalam konteks pembentuk 17

tanda juga membangkitkan semiotika yang tak terbatas, selama suatu penafsir (gagasan) yang membaca tanda sebagai tanda bagi yang lain (yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau penanda) bisa ditangkap oleh penafsir lainnya. Penafsir ini adalah unsur yang harus ada untuk mengaitkan tanda dengan objeknya (induksi, deduksi, dan penangkap[hipotesis] membentuk tiga jenis penafsiran yang penting). Agar bisa ada sebagai suatu tanda, maka tanda tersebut harus ditafsirkan (berarti harus memiliki penafsir). Secara etimologi, teori berasal dari bahasa yunani theoria yang berarti kebetulan alam atau realita. Teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah teruji keterandalannya, yaitu melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian. Teori merupakan landasan fundamental sebagai argumentasi dasar untuk menjelaskan atau memberi jawaban terhadap masalah yang digarap, dengan landasan teori ini maka segala masalah yang timbul dalam skripsi ini akan terjawab. Penulis menggunakan teori semiotik dalam penulisan skripsi ini. Pokok perhatian semiotik adalah tanda. Tanda itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama, tanda harus bisa diamati, dalam arti tanda itu harus dapat ditangkap/diwujudkan. Kedua, tanda harus merujuk pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan, mewakili, dan menyajikan. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda. Morris (1946:3), mendefinisikan semiotik adalah ilmu mengenai tanda, baik itu bersifat manusiawi maupun hewani, berhubungan dengan suatu bahasa 18

tertentu atau tidak mengandung unsur kebenaran atau kekeliruan, bersifat sesuai atau tidak sesuai, bersifat wajar atau mengandung unsur yang dibuat-buat. Saussure (1916:2), mengatakan kita dapat menerima suatu ilmu yang mempelajari tanda-tanda dalam kehidupan sosial. Kehidupan sosial tersebut merupakan bagian dari psikologi sosial dan sebagai akibat dari psikologi umum, yang kemudian kita sebut sebagai semiologi. Semiologi mengajarkan kita suatu tanda terdiri dari apa saja dan kaidah-kaidah apa yang mengaturnya. Semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda (van Zoest, 1993:1). Menurut Peirce (1978:1), tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Hal yang dapat menjadi tanda bukan hanya bahasa, melainkan berbagai hal yang dapat melingkupi kehidupan di sekitar kita. Tanda dapat berupa bentuk tulisan, karya seni, sastra, lukisan, dan patung. Sudjiman (1983:3), mengatakan semiotika mulanya dari konsep tanda, istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani semion yang berarti tanda-tanda terdapat dimana-mana, kata adalah tanda, demikian juga gerak, isyarat, bendera, dan sebagainya. Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Sebelumnya Longmann Dictionary of Contemporary English (1978) menjelaskan, semiotika adalah :..tech the study of sign in general, asp, as they related to language. Semiotika berasal dari kata Yunani yaitu semeion, yang berarti tanda atau sign. Jadi, semiotika artinya pengetahuan mengenai tanda 19

(Zulkifli. 2007, Jurnal seni rupa; edisi 2006:25). Hal ini diperkuat oleh Aart van Zoest, Semiotika, berasal dari kata Yunani Semeion yang berarti tanda. Maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda. Dalam buku yang sama Aart van Zoest, menambahkan bahwa : Semiotika adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda-tanda dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, seperti sistem-sistem tanda dan perkembangan yang terjadi sehubungan dengan pemakaian tanda-tanda tersebut. Dari beberapa tanggapan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa semiotika adalah ilmu pengetahuan tentang tanda yang mengarah pada perkembangan tanda, pemakaian tanda dan gagasan sebagai teori filsafat umum yang secara sistematis mengkomunikasikan informasi atau pesan yang dikandungnya. Dalam mengungkap makna tanda yang dihadirkan pada sebuah karya seni seorang pengamat yang memakai metode semiotika, dengan dapat memanfaatkan ranah yang berkembang dalam semiotika tersebut, yaitu komunikasi visual (Visual Communications). Pada pemaparan ini, kajian yang dibahas dalam ranah komunikasi visual meliputi kajian seni rupa, sistem grafis, sistem warna, tandatanda ikon, simbol, fenomena visual dalam komunikasi massa, iklan, komik, uang, kartu permainan, pakaian, arsitektur, peta geografi, film, dan sebagainya. Berkaitan dengan karya seni rupa dalam penelitian ini mengarahkan akan penggunaan kajian semiotika yaitu komunikasi visual. (Agus Sachari 2005: 67) Wibowo menyatakan bahwa semiotika yang biasanya didefenisikan sebagai pengkajian tanda-tanda pada dasarnya merupakan suatu studi atas kode- 20

kode yakni sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. (Wibowo 2011:3) Demikian pula dengan pernyataan Aart Van Zoest : Diantara tanda dan hal yang ditunjukkan / diwakilinya ada suatu relasi; artinya tanda tersebut mempunyai sifat representatif. Tanda dan representasi tadi mengarahkan kepada suatu interpretasi. Jadi, representasi dan interpretasi merupakan suatu karekteristik tanda. (dalam Azmi.2002: 13). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tanda merupakan salah satu bagian dari semiotika yang merupakan suatu bentuk bermakna. Serta tanda mewakili suatu maksud yang ada di dalam sebuah bentuk yang dihadirkan, antara bentuk simbol dan makna yang tersembunyi. Hal ini memiliki hubungan yang sangat erat, bentuk yang tampak merupakan perwakilan yang jelas dari makna yang diwakili. Jenis- jenis Tanda a. Icon (ikon) Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Misalnya : potret peta. b. Index (indeks) Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petanda yang bersifat kasual atau hubungan sebab akibat atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas adalah asap sebagai tanda adanya api. 21

c. Symbol (simbol) Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semenamena, hubungan berdasarkan konvensi(perjanjian) masyarakat. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh pierce disebut ground. Kajian ini dilihat berdasarkan penandaan dan pemaknaan di mana penandaan (konsep Charles Sanders Pierce) dikaji lewat jenis ikon, indeks, dan simbol. Sedangkan berdasarkan konsep Roland Barthes, pemaknaan tanda yang dikaji dengan menggunakan : 1) Aspek Denotatif Kata denotatif berasal dari kata denotasi (denostation) yang berarti tanda, petunjuk atau menunjukkan ataupun arti/makna yang langsung dari suatu tanda, yang telah disepakati bersama atau sudah menjadi pengertian yang sama. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, tanda yang dimaksud adalah tanda-tanda visual, baik yang non-verbal (garis, bidang, warna, tekstur, dan lain-lain), maupun bersifat verbal atau sudah berwujud (menggambarkan manusia, binatang, dan bentuk representatif lainnya). 2) Aspek Konotatif Kata konotatif berasal dari kata konotasi (connotation) yang berarti pengertian tambahan atau arti kedua yang tersirat diluar arti denotatif tadi. Serta konotasi adalah merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika 22

tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca (subjek) serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibagi menjadi: a) Qualisign Qualisign adalah kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras meunjukkan kualitas tanda. Misalnya suaranya keras yang menunjukkan orang itu marah. b) Sinsign Sinsign adalah eksistensi actual benda atau peristiwa pada tanda misalnya kata keruh, yang ada pada urutan air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan dihulu sungai. c) Legisign Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Menurut (Sobur, 2003:41-42) interpretan tanda dibagi atas: o Rheme Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan, misalnya orag yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu baru saja menangis atau menderita penyakit mata. o Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada.suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka ditepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan. o Argument 23

Argument adalah tanda yang memberikan alasan tentang sesuatu. Menurut Saussure, bahasa itu merupakan suatu system tanda(sign). Suara- suara, baik suara manusia, binatang atau bunyi-bunyian hanya bias dikatakan sebagai bahasa atau berfungsi sebagai bahasa bilamana suara atau bunyi tersebut mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan ide- ide pengertian tertentu ( Sobur, 2003:46) Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifer) dengan sebuah idea atau penanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. Jadi penanda adalah aspek material dari bahasa apa yang dikatakan dan apa yang didengar, dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep( Bertens, 2001:180). Teori semiotik memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dalam kajian kesenian berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman dan penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang ke dalam tiga kategori yaitu ikon,indeks dan simbol. Apabila lambang itu menunjukkan akan adanya sesuatu seperti timbulnya asap akan diikuti api, disebut indeks. Jika lambang itu tidak menyerupai yang dilambangkan, seperti burung garuda melambangkan negara republik Indonesia, maka disebut dengan simbol. Dalam teori semiotik banyak juga mengungkapkan (Zoest, 1993:5).Tokoh semiotik Rusia J.U.M. Lotman mengungkapkan bahwa culture is constructed as a hierarchy of semantic systems (Lotman, 1971:61). 24

Pernyataan itu tidaklah berlebihan karena hirarki sistem semiotik atau sistem tanda meliputi unsur (1) sosial budaya, baik dalam konteks sosial maupun situasional, (2) manusia sebagai subyek yang berkreasi, (3) lambang sebagai dunia simbolik yang menyertai proses dan mewujudkan kebudayaan, (4) dunia pragmatik atau pemakaian, (5) wilayah makna. Orientasi kebudayaan manusia sebagai anggota suatu masyarakat bahasa salah satunya tercermin dalam sistem kebahasaan maupun sistem kode yang digunakannya. Menurut Preminger (dalam Pradopo, 1999:76) tanda mempunyai dua aspek, yaitu penanda dan petanda. Penanda adalah bentuk formal tanda itu, alam bahasa berupa satuan bunyi, atau huruf dalam sastra tulis. Sedangkan petanda adalah artinya, yaitu apa yang ditandai oleh penada itu. Ahli sastra Teew (1984:6) mendefinisikan semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian disempurnakannya menjadi model sastra yang mempertanggungjawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat mana pun. Teori semiotik adalah salah satu teori yang menjadi penghubung erat antara ilmu linguistik dan sastra dengan ilmu-ilmu seni (Takari, 2009:50). 2.2.2 Teori Fungsi Fungsi menurut Bascom ( dalam Danandjaja, 1991:19) ada tiga yaitu sebagai sistem proyeksi (projective system), yakni: a. Sebagai alat pencermin angan-angan kolektif. b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan. c. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. 25

Teori fungsi ini berkaitan dengan makna dan bentuk motif songket tersebut. Jenis dan bentuk motif songket juga berbeda-beda. Bentuk dan fungsi songket yang berbeda sesuai dengan kegunaan acara adat tertentu. Karena beda upacara adat maka akan berbeda pula bentuk dan fungsinya. Mereka akan mematuhi adat sesuai dengan ciri khas mereka sendiri dan menjaganya agar dapat diwariskan secara turun temurun ke generasi selanjutnya. Adat istiadat adalah sebuah ungkapan yang artinya segala aturan/ketentuan yang sudah ada sejak dahulu kala dan menjadi kebiasaan secara turun temurun. Adat juga berarti gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudyaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan disuatu daerah. Adat itu merupakan ketentuan hukum sehingga merupakan norma-norma dengan ciri khas dari suatu suku atau tiap suku atau bangsa akan memupuknya menurut falsafah daerah atau negerinya masing-masing. (Admansyah 1994:53). Dengan demikian berarti generasi demi generasi akan mewarisinya sebagai pusaka yang diamankan oleh para leluhurnya dahulu yang diteruskan turuntemurun secara sadar dan penuh tanggung jawab. Dengan ini maka kain tenun songket dapat menjadi alat pengesahan budaya dan menjadi salah satu perlengkapan adat masyarakat Melayu nusantara yang patut dipertahankan dan dikembangkan karena memiliki peranan penting dalam kebudayaan. 26