BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. penugasan pemerintah dibidang ketenaga listrikan dalam rangka menunjang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan yang telah mendukung penelitian ini: 1. Lassaad Ben Mahjoub dan Khamoussi Hali (2012)

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. anggaran merupakan komponen utama dalam perencanaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, perusahaan profit oriented maupun non-profit

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sasaran tersebut. Rencana yang disusun secara kuantitatif umunya dituangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

Agar anggaran itu tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan. kinerja yang baik antara atasan dan bawahan, pegawai dan pimpinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FARIDA NUR HIDAYATI B

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat manajemen yang digunakan untuk mengendalikan

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan sesuai Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (2004), Setiap entitas pencari laba ataupun nirlaba bisa mendapatkan manfaat dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dimasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

Pratama Ilham Safitrie B

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Kinerja organisasi sebagian besar dipengaruhi kinerja para pegawai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin kompleks dan di sisi lain industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha bersaing dengan ketat. Bagi perusahaan, hal itu merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah. Adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN UKDW. waktu yang akan datang dapat diukur (Handoko, 1997). berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa kita. Dapat dilihat dalam situasi yang baru-baru ini melanda

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Perusahaan akan dapat hidup dan berkembang pesat jika

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian melihat ke belakang, yaitu melihat apa yang telah dihasilkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di abad 21 ini semakin ketat seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, setiap perusahaan bersaing untuk meningkatkan kualitas produk serta kualitas sumber daya manusia. Persaingan dalam dunia bisnis ini merupakan inti keberhasilan maupun penyebab kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan harus melaksanakan fungsi fungsi dalam manajemen, terutama fungsi perencanaan. Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah anggaran, di mana anggaran merupakan suatu rencana tentang kegiatan di masa akan datang yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan (Andi, 2010). Menurut Garrison (2006:378) A Budget is a detailed plan for the acquisition and use of financial and other resource over a specified time period. Anggaran adalah rencana rinci untuk akuisisi dan penggunaan sumber daya keuangan dan lainnya selama periode waktu yang ditentukan. Hal senada dikatakan oleh Hansen dan Mowen (2004:345) bahwa anggaran adalah suatu rencana kunatitatif dalam bentuk moneter maupun nonmoneter yang digunakan untuk menerjemahkan tujuan dan strategi perusahaan dalam satuan operasi. Kemudian menurut Andi (2010) anggaran mempunyai dua peran penting di dalam sebuah organisasi, sebagai alat untuk perencanaan dan sebagai alat untuk pengendalian jangka pendek bagi suatu organisasi. Terdapat tiga pendekatan yang

digunakan dalam penyusunan anggaran, yaitu top down (pendekatan dari atas ke bawah), bottom up (pendekatan dari bawah ke atas) dan pendekatan lain yang merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu pendekatan partisipasi (Anthony, 2005:87). Inti dari partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah diperlukan kerjasama antara seluruh tingkatan organisasi. Menurut Nouri dan Parker (1998) partisipasi anggaran akan menimbulkan adanya kecukupan anggaran dan kemudian mempengaruhi kinerja. Partisipasi anggaran dinilai mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku anggota organisiasi (Murray, 1990 dalam Sumarno, 2005). Menurut Eker (2006) manfaat dari adanya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran yaitu karena adanya peningkatan arus informasi dari bawahan kepada atasan sehingga partisipasi anggaran mengarah pada keputusan yang lebih berkualitas. Maka partisipasi mengarah pada motivasi, komitmen dan kualitas dari keputusan yang semakin tinggi. Menurut Siegel dan Marconi (1989) dalam Christine (2010) menyatakan bahwa partisipasi karyawan akan melibatkan egonya dan tidak sekedar terlibat dalam tugas yang mereka kerjakan. Selanjutnya Christine (2010) mengatakan bahwa partsipasi karyawan membuat para karyawan merasa terikat secara emosional karena timbulnya rasa dihargai dan diberi kepercayaan dalam penyusunan anggaran sehingga rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan anggaran meningkat. Hal ini tentunya akan meningkatkan moral dan menimbulkan inisiatif yang besar diseluruh level manajemen. Menurut Handoko (1995) dalam Endang (2007), ada dua konsep utama untuk mengukur kinerja sesorang atau karyawan,

yaitu efektifitas dan efisiensi. Kinerja karyawan yang efektif dan efisien dapat menambah produktivitas karyawan itu sendiri sehingga dapat menambah produktivitas perusahaan. Menurut Mahoney (1963) dalam Kadek (2010) kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi kemudian kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan. Secara teoritis partisipasi anggaran diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial, hal ini diungkapkan oleh Milani (1975), ketika tujuan telah direncanakan dan disetujui secara partisipatif, karyawan akan menginternalisasi tujuan tersebut dan mereka akan memiliki tanggung jawab secara personal untuk mencapainya melalui keterlibatan dalam proses anggaran. Hal senada dikatakan oleh Nurul (2013) bahwa partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan yang secara umum dapat mempengaruhi kinerja manajerial. Dengan adanya partisipasi bawahan dalam proses penyusunan anggaran maka bawahan merasa terlibat dan harus bertanggungjawab dalam pelaksanaan anggaran, sehingga diharapkan bawahan dapat melaksanakan anggaran dengan lebih baik dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja manajerialnya. Tetapi terdapat permasalahan atau fenomena terkait dengan kinerja saat ini, fenomena tersebut terjadi pada BUMN dan pada sektor publik. Dalam artikel media cetak elektronik banyak diperbincangkan mengenai beberapa BUMN yang memiliki kinerja rendah atau buruk. Dahlan Iskan (2011) mengungkapkan terdapat 18 BUMN yang kinerja nya cukup buruk dan buruknya

kinerja akibat dari buruknya manajemen. Hal ini terlihat dari penyelesaian proyek yang tidak sesuai dengan target waktu biaya yang telah dianggarkan. Salah satunya yaitu PT Pos Indonesia (persero) yang selama ini kinerja dari pada Pos Indonesia dinilai tidak maksimal, sehingga diberi PSO (public services obligation). Jika kinerja Pos Indonesia maksimal, bukan tidak mungkin penghasilannya akan meningkat sehingga tidak perlu diberikan PSO (Ferrari Roemawi, 2011). Selain itu Dahlan Iskan (2012) mengkritik PT Angkasa Pura terkait dengan kinerjanya. Kritikan tersebut terkait dengan banyaknya insiden mengenai kerusakan radar. Buhari Kahar Muzakkar (2010), mengatakan bahwa pada sektor publik pun terjadi penurunan kinerja. Salah satunya yaitu kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada semester pertama yang tidak memuaskan dibuktikan dengan realisasi pendapatan Dinas Perindustrian hanya mencapai 40 persen (Buhari Kahar Muzakkar, 2010). Selain permasalahan penurunan kinerja, terdapat pula permasalahan berupa hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak menimbulkan peningkatan kinerja. Penelitian J Sumarno (2005) memberikan hasil bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap kinerja pimpinan utama bank bank yang memiliki kantor cabang di Jakarta. Hasil yang sama didapat oleh Nurul (2013) yang melakukan penelitian pada manajer tingkat menengah perusahaan perbankan yang beroperasi di Pekanbaru Riau. Menurut Nurul (2013) partisipasi anggaran tidak mempengaruhi kinerja para manajer. Hasil negatif juga didapat oleh M Nursidin (2008) yang menguji

pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT Persero Pelabuhan Indonesia I, Medan. Permasalahan kinerja pada BUMN dan sektor publik dan juga hasil negatif atas penelitian mengenai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial merupakan suatu fenomena yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk dilakukannya penelitian. Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan secara empiris hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Pada beberapa riset antara partisipasi anggaran dan kinerja manajer menunjukkan bukti yang tidak meyakinkan (inconclusive) dan seringkali bertentangan. Hasil penelitian terdahulu hingga saat ini masih terdapat ketidakkonsistenan hasil. Dalam penelitian Widi (2002) terdapat hubungan positif antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Hasil tersebut didukung oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh Frisilia (2007) yang didapat hasil bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Artinya, semakin tinggi partisipasi anggaran, maka akan semakin tinggi pula kinerja manajerial. Hasil berbeda didapat oleh penelitian J Sumarno (2005), M Nursidin (2008) dan Nurul (2013). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Diperkirakan ada faktor yang menyebabkan ketidakkonsistenan hasil penelitian hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial (Endang Wirjono dan Agus Raharjo, 2007). Faktor yang menyebabkan

ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut yaitu faktor kontinjensi. Faktor kontijensi ini adalah faktor atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi efektifitas partisipasi anggaran. Hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial dipengaruhi oleh berbagai faktor atau variabel yang bersifat kondisional (I Putu, 2012). Salah satu variabel kondisional tersebut adalah variabel pemoderasi yang merupakan variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Komitmen organisasi adalah salah satu variabel yang dapat mempengaruhi partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Komitmen organisasi dipilih sebagai variabel pemoderasi karena komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday dan Porter, 1979 dalam Edfan Darlis, 2002). Komitmen organisasi dapat mendorong partisipasi penyusunan anggaran karena para manajer tersebut dapat mengusulkan pada atasannya mengenai usaha usaha terbaik yang bermanfaat bagi organisasi dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi yang dipimpinnya (I Putu, 2012). Menurut Randall (1990) dalam Nouri dan Parker (1998) komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula. Berdasarkan uraian latar belakang di atas serta memperhatikan pentingnya partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, maka penulis tertatik dan bermaksud melakukan penelitian dengan judul :

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka berikut ini dibuat suatu perumusan masalah yang nantinya akan dilakukan analisis sebagai berikut : 1. Sejauh mana partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Pikiran Rakyat. 2. Sejauh mana komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial pada PT. Pikiran Rakyat. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan dari perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT. Pikiran Rakyat. 2. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial pada PT. Pikiran Rakyat.

1.4. Kegunaan Penelitian Menurut Sekaran (2006:9) penelitian memiliki dua tujuan yaitu : 1. Basic Research (penelitian dasar) yaitu untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat diselesaikan. 2. Applied Research (penelitian terapan) yaitu untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manajer dalam konteks pekerjaan yang menuntut solusi tepat waktu. Merujuk pada tujuan penelitian di atas maka penelitian ini sekurang kurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu : 1. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi PT. Pikiran Rakyat mengenai pentingnya partisipasi dalam penyusunan anggaran serta manfaat dari penerapan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran atas pentingnya tingkat komitmen organisasi dari setiap individu yang akan mempengaruhi keinginan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran, sehingga kinerja manajerial PT. Pikiran Rakyat dapat ditingkatkan.

2. Kegunaan Teoritis dan Pengembangan Ilmu Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu akuntansi manajemen khususnya mengenai partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer berupa kuesioner penelitian yang akan diberikan pada manajer seluruh tingkatan pada perusahaan Pikiran Rakyat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 sampai dengan selesai.