Oleh : Muhlisin, S.E., M.Si.

dokumen-dokumen yang mirip
Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2015

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas mendasar seperti pendidikan, sarana dan prasarana transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada sektor tradisional. Sebaliknya distribusi pendapatan semakin

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017

Kemiskinan sangat identik dengan beberapa variabel berikut ini:

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

Pendahuluan Pertumbuhan Ekonomi Sadono Sukirno

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

Negara Maju??? Negara Berkembang..??

DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

Tingkat Kemiskinan Jawa Barat Maret 2015

Paradigma Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara sedang berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan terjadi tatkala

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN. menyerap angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Masalah kemiskinan telah menyebabkan masalah lain muncul, salah

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN. 1 Ketimpangan Sosial DWI MELISA AULIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persedian sumber

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isi deklarasi milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik (BPS, 2009).

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

ISU-ISU PEMBANGUNAN 10/13/2010 1

Analisis Masalah Ekonomi Tentang Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

PEMBAHASAN TENTANG KEMISKINAN Menurut Andre Bayo Ala, 1981 kemiskinan itu bersifat multi dimensional. Artinya kebutuhan manusia itu bermacam macam

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks pembangunan manusia pada awalnya dikembangkan oleh pemenang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. nilai inti untuk memahami pembangunan yang paling hakiki antara lain

2015 OPTIMALISASI ZAKAT PROFESI DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA BANDUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah klasik dan mendapat perhatian khusus dari negara-negara di dunia.

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah.

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Merdekawati dan Budiantara (2013) mengemukakan bahwa kemiskinan

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015

BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1. Jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia tahun

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB IV. KESIMPULAN. Pembangunan sumberdaya manusia merupakan salah satu tujuan utama. dalam pembangunan ekonomi suatu negara di dalam jangka panjang.

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di DIY pada tahun Peneliti ini

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aghnita Septiarti, 2014 Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

Transkripsi:

Oleh : Muhlisin, S.E., M.Si.

World Bank: Penduduk miskin adalah kelompok penduduk yang jumlah pengeluarannya kurang dari 1 dollar per hari. Amartya Sen (pemenang Nobel Ekonomi): Kemiskinan merupakan sebuah bentuk keterbelengguan (unfreedomness). Walaupun diberikan demokrasi dan kebebasan yang seluas-luasnya, orang miskin tak akan mampu menikmatinya. Mereka terbelenggu oleh himpitan kehidupan. Persoalannya, mereka tak memiliki kemampuan untuk mentransformasikan demokrasi menjadi kesempatan ekonomi. BPS: Penduduk miskin adalah kelompok penduduk yang konsumsi kalorinya kurang dari 2100.

BAPPENAS (2004) : mendefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.

Hagenaars dan Vos (1997) a) Kemiskinan berarti secara objektif memiliki lebih sedikit dari kebutuhan minimum absolut yang harus dipenuhi. b) Kemiskinan adalah memiliki lebih sedikit dibandingkan dengan orang lain dalam suatu masyarakat. c) Kemiskinan adalah perasaan bahwa tidak memiliki kecukupan untuk dapat terus hidup

United Nations Children s Fund (UNICEF) ketidakmilikan halhal yang secara materi merupakan kebutuhan minimal manusia, termasuk makanan. Definisi ini lebih luas dari definisi pertama karena memasukkan pula kebutuhan terhadap kesehatan dasar, pendidikan, dan jasa-jasa penting lain yang dapat menghindarkan masyarakat dari kemiskinan.

Bank Dunia (2003) kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar,sarana dan prasarana kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang mendukung adanya perbedaan sumberdaya dan perbedaan antar sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern) rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam dan lingkungannya tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good governance) pengelolaan sumberdaya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan

Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan berapa besar jumlah orang yang masuk dalam kelompok miskin. Termasuk kelompok miskin atau tidak tersebut diberi batasan tertentu yang disebut garis batas kemiskinan (poverty line). Garis kemiskinan menurut BPS untuk sekarang ini adalah sekitar Rp 152.847 per bulan. Penduduk yang tingkat pengeluarannya di bawah Rp 152.847 tersebut dikatakan miskin.

Kemiskinan relatif berarti adanya ketimpangan distribusi pendapatan atau jauhnya jarak antara si kaya dan si miskin. Untuk melihat seberapa parah tingkat kemiskinan di Indonesia, kita dapat menghitung indeks gini (Gini Ratio). Jika angka Gini Ratio diantara 0 0,25 dikatakan ketimpangan distribusi pendapatan merata atau ketimpangan rendah. Jika Gini Ratio semakin mendekati angka 1, maka dikatakan tingkat ketimpangan tinggi. Angka Gini ratio yang tinggi mengindikasikan bahwa kue pendapatan nasional suatu negara hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat yaitu kelompok berpendapatan atas. Ketimpangan yang tinggi dalam distribusi pendapatan akan menyebabkan alokasi sumbersumber daya menjadi tidak efisien.

Meningkatkan tingkat tabungan. Kebijakan meningkatkan tingkat tabungan ini akan dapat menolong suatu wilayah keluar dari jebakan kemiskinan walaupun tingkat tabungan yang tinggi tersebut tidak terus - menerus terjadi. Jika tingkat tabungan yang tinggi terjadi cukup lama sebelum kembali pada tingkat awal maka perekonomian tidak akan turut kembali ke keadaan jebakan kemiskinan.

Menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk. Redistribution first, then grow. menekankan upaya redistribusi yang kemudian diikuti oleh pertumbuhan Redistribution with growth (RWG). Untuk menghindari konsentrasi industri yang berlebihan seperti dalam model Lewis dan restrukturisasi kepemilikan aset sebagaimana dalam pendekatan radikal, maka perekonomian mulai dituntun untuk menemukan jalan tengah yaitu sistem RWG yang disponsori oleh Bank Dunia.