FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Andredera cordifolia) Surya Ningsi, Dwi Wahyuni Leboe, Sri Armaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI GEL SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) dengan BASIS CARBOPOL

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne

UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)

Optimasi Campuran Carbopol 941 dan HPMC dalam Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Mete secara Simplex Lattice Design

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh : Prakhas Adhitya J.

DAFTAR ISI II METODOLOGI PENELITIAN III Alat dan bahan Alat Bahan Bakteri uji... 36

Wina Rahayu Selvia, Dina Mulyanti, Sri Peni Fitrianingsih

FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Euphatorium odoratum L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA TERBUKA PADA KELINCI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI SKRIPSI

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

Formulasi Sediaan Gel Dari Serbuk Getah Pepaya (Carica papaya L.) Untuk Pengobatan Tumit Pecah-Pecah

Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa No. 10 Bandung. 2

FORMULASI, UJI STABILITAS FISIK, DAN UJI AKTIFITAS SEDIAAN GEL HAND SANITIZER DARI AIR PERASAN JERUK NIPIS

Larutan bening. Larutab bening. Endapan hijau lumut. Larutan hijau muda

UJI EFEKTIFITAS FORMULA PASTA GIGI EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) SEBAGAI ANTIPLAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

Nama Sediaan Kosmetika Tujuan Pemakaian II. Karakteristik Sediaan

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI BASIS HPMC 4000 TERHADAP STABILITAS FISIK GEL MIKROEMULSI NATRIUM DIKLOFENAK

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA SAYAT EKSTRAK ETANOL DAUN KECOMBRANG (Etlingera elatior) DALAM BENTUK SEDIAAN GEL TERHADAP KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

PENGARUH VARIASI GELLING AGENT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL DAUN SOM JAWA SEBAGAI OBAT ANTISEPTIK DALAM SEDIAAN GEL ANTISEPTIK KULIT

POTENSI PEMANFAATAN EKSTRAK SABUT KELAPA (Cocos nucifera Linn.) SEBAGAI ANTISEPTIK DALAM BENTUK SEDIAAN GEL

FORMULA DAN EVALUASI GEL PEMBERSIH TANGAN EKSTRAK BAWANG TIWAI (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L) SEDIAAN GEL DAN SPRAY ANTISEPTIK

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh : Trianto Nugroho M

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

FORMULASI SALEP EKSTRAK DIETIL ETER DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) DENGAN BERBAGAI VARIASI BASIS

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO

Formulasi Gel Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Sebagai Anti Inflamasi Topikal Pada Tikus (Rattus novergicus)

BAB III METODE PENELITIAN

NOVITA SURYAWATI

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC NASKAH PUBLIKASI

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK KIMIA KRIM ANTIBAKTERI TIPE M/A EKSTRAK DAUN PANDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL ANTISEPTIK TANGAN MINYAK ATSIRI BUNGA LAVENDER (Lavandula angustifolia Miller)

STABILITAS DAN AKTIVITAS GEL EKSTRAK BULBUS BAWANG TIWAI (Eleutherine americana (Mill.) Urb.) SEBAGAI ANTI ACNE

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION

FORMULASI TABIR SURYA EKSTRAK AIR DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS LINN.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM NOVILIA SANTOSO

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

FORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI PENYEBAB JERAWAT DARI GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan

Anna L Yusuf: Formulasi Gel Rambut Dengan Carbomer 940 Sebagai Bahan Pembentuk Gel

FORMULASI SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L)

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI PARAFFIN SOLID DAN VASELIN ALBUM TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

FORMULASI DAN OPTIMASI BASIS GEL HPMC (HIDROXY PROPYL METHYL CELLULOSE) DENGAN BERBAGAI VARIASI KONSENTRASI ABSTRACT

FORMULASI SALEP EKSTRAK METANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa L) DENGAN BERBAGAI VARIASI BASIS. A. Muflihunna, Hediyanti Lating

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

Budi Raharjo, Agitya Resti Erwiyani*, Ahmad Muhziddin. ABSTRACT

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

FORMULASI SEDIAAN SHAMPOO CAIR EKSTRAK ETANOL DAUN ALAMANDA (Allamanda cathartica L.) DENGAN CARBOPOL 940 SEBAGAI PENGENTAL

BAB IV PROSEDUR KERJA

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Tias Aditama M

FORMULASI HAND GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera var. sinensis) MENGGUNAKAN BASIS CARBOPOL 934: EVALUASI SIFAT FISIK DAN STABILITASNYA SKRIPSI

Uji Stabilitas Pada Gel Ekstrak Daun Pisang (Gelek Usang)

Makalah pada Kongres Ilmiah XV ISFI, Juni 2007 di Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan UJI EFEKTIVITAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA PADA KELINCI ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIFUNGI KRIM DAUN KETEPENG CINA (Senna alata L. Roxb.) TERHADAP Trichophyton mentagrophytes ABSTRAK

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG

FORMULASI SARI BUAH TOMAT VARIETAS APEL (Lycopersicum esculentum Mill Pyriforme) SEBAGAI KRIM MASKER. A.Muflihunna

Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Daun Sereh (Cymbopogon nardus L. Rendle) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Penyebab Jerawat

Transkripsi:

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK GEL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Andredera cordifolia) Surya Ningsi, Dwi Wahyuni Leboe, Sri Armaya Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ABSTRACT A research on the Formulation and Physical Stability Test Preparations Gel Binahong Leaf Extract (Andredera cordifolia). This study aims to determine the effect of the type and concentration of the base of the physical stability of the gel extracted using leaf samples binahong (Andredera cordifolia) by using 96% ethanol by maceration method. Gel formulation using 2 carbopol gel base is a base 940 and NaCMC. Each base is made in 3 concentration. Base is 0.5% carbopol 940, 1.25%, and 2%. NaCMC 3%, 4.5%, and 6% in addition to the base gel was also used as a negative control. Test is determined by observation of the organoleptic characteristics include color, smell, shape, ph probe, homogeneity inspection, test dispersive power, consistency test, test syneresis and viscosity determination. The results showed 940 carbopol gel with 1.25% concentration is shown in formula B is gelling who has the best physical stability for binahong leaf extract gel (Andredera cordifolia). Keywords: Leaf Extract Binahong, Physical Stability, Base Carbopol 940,NaCMC PENDAHULUAN Pemanfaatan obat tradisional dalam pengobatan di Indonesia masih terbatas. Obat tradisional Indonesia merupakan warisan budaya yang perlu digali, diteliti dan dikembangkan lebih lanjut, sehingga obat dari bahan alam Indonesia lebih banyak digunakan kemanfaatannya serta diharapkan dapat memberikan banyak keuntungan dan potensi pada berbagai sektor (BPOM, 2004). Hal ini sesuai dengan misi Kementrian Kesehatan Indonesia yaitu Meningkatkan ketersediaan pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan (Dirjen Binfar Alkes, 2011). Agenda riset nasional 2010-2014 yang berfokus pada riset peningkatan ketersediaan obat dan peningkatan pemanfaatan obat tradisional Indonesia. (Departemen Riset dan Teknologi, 2010). Salah satu tanaman yang memiliki manfaat sebagi obat adalah binahong (Anredera cordifolia). Tanaman yang berasal dari korea ini dikonsumsi oleh orang-orang Vietnam pada saat perang melawan Amerika Serikat pada tahun 1950 sampai 1970an. Tanaman ini juga dikenal di kalangan masyarakat Cina dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan dan lainlain. Bagian daun dari tanaman inilah yang biasanya dijadikan sebagai obat alami selain dari batang dan umbinya (Lalage. 2013; 80). 21

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmani Aridista, periset dari Universitas Airlangga Surabaya berhasil melakukan penelitian mengenai daun binahong yang mengandung senyawa antibakteri (Lalage. 2013; 87). Penelitian yang dilakukan oleh Sri Murni Astuti Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibiotika Etanol Daun, Batang, Bunga dan Umbi Tanaman Binahong (Anredera cordifolia) Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH), Gunung sindur- Bogor, Indonesia, 16340 dan Fakulti Kejuteraan Kimia dan Sumber Asli (Bioproses), Universiti Malaysia Pahang, Kuantan-Pahang, Malaysia, 26300, dimana hasilnya yaitu tanaman binahong memiliki senyawa fitokimia saponin, terpenoid, steroid, fenol, flavanoid dan alkaloid yang mempunyai peran penting sebagai antimikroba/antibiotika. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan gel dengan basis karbopol 940 Pembuatan Gel dengan Basis Karbopol 940 Gel dibuat dengan cara bahan ditimbang sesuai dengan tabel 1. Karbopol dikembangkan dengan air suling suhu 70 C, kemudian diaduk. Basis gel didiamkan hingga mengembang selama 24 jam. Kemudian ditambahkan TEA. Dilarutkan metil paraben dengan air panas suhu 90ºC lalu masukkan ke dalam basis gel. etanol daun binahong (Anredera cordifolia) dicampur dengan gliserin sampai homogen. Dimasukkan basis karbopol ke dalam larutan ekstrak sedikit demi sedikit, dihomogenkan. Ditambahkan sisa air suling sambil diaduk hingga terbentuk gel homogen. 2. Pembuatan gel dengan basis NaCMC Gel dibuat dengan cara bahan ditimbang sesuai dengan tabel 1. NaCMC dikembangkan dengan menggunakan air panas di dalam lumpang hingga terbentuk campuran yang homogen. Metil paraben dilarutkan dengan air panas, kemudian dimasukkan ke dalam campuran NaCMC. Pada saat penambahan bahan, basis gel harus digerus dan diaduk sampai homogen terlebih dahulu sebelum ditambahkan bahan yang berikutnya. etanol daun binahong (Anredera cordifolia) dicampur dengan gliserin hingga homogen, kemudian ditambahkan basis NaCMC sedikit demi sedikit diaduk hingga homogen. Ke dalam campuran tersebut, ditambahkan sisa air suling sambil diaduk hingga terbentuk gel yang homogen. 3. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel a. Uji stabilitas fisik sediaan gel meliputi: Uji organoleptik Pengamatan Organoleptik dilakukan dengan mengamati perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan gel (Ansel, 1989). ph Pengukuran ph dilakukan dengan mencelupkan kertas ph meter ke dalam 22

sediaan gel yang telah dibuat (Tranggono, 2007). Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan cara sediaan gel dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok. Kemudian dilihat homogenitasnya. Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1985). Uji Daya Sebar Uji daya sebar dilakukan dengan cara sampel sebanyak 1 gram diletakkan diatas kaca transparan, kemudian diletakkan plastik transparan diatasnya dan dibiarkan selama 1 menit. Kemudian diukur diameter sebar gel. Setelah itu ditambahkan 2 gram beban tambahan dan didiamkan selama 1menit lalu diukur diameter yang konstan. Setelah itu ditambahkan lagi 4 gram beban lalu didiamkan juga selama 1 menit dan diukur penyebarannya. Lalu ditambahkan lagi 5 gram beban di diamkan selama 1 menit kemudian diukur daya sebarnya. Daya sebar 5-7 cm menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan (Garg et al., 2002). Uji Konsistensi Uji konsistensi dilakukan dengan menggunakan pengujian sentrifugal test, dimana sediaan gel yang telah dibuat disentrifugasi pada kecepatan 3800 rpmselama 5 jam kemudian diamati perubahan fisiknya (Djajadisastra, 2009). Uji Sineresis Sineresis adalah keluarnya air atau merembesnya cairan dari dalam sediaaan dimana air tidak terikat kuat oleh komponen, bahan yang ada. Semakin tinggi sineresis maka semakin cepat lunak tekstur sediaan tersebut. Pada fenomena ini,jika sediaan gel didiamkan selama beberapa saat, maka gel tersebut seringkali akan meneruk secara alamiah dan cairan pembawa dalam matriks akan keluar atau akan lepas dari matriks (Januwardani, 2011: 9) Uji Viskositas Pengukuran viskositas dilakukan terhadap sediaan gel dengan menggunakanviskometer Brookfield. Hal ini dilakukan dengan cara mencelupkan spindle kedalam sediaan gel kemudian dilihat nilai viskositasnya (Voight, 1995: 381-382). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan organoleptis terhadap gel yang mengandung ekstrak etanol daun binahong tidak menunjukkan bentuk, warna dan bau yang berbeda setelah kondisi penyimpanan dipercepat. Gel yang dihasilkan khas ekstrak dan berwarna hijau, bau khas ekstrak pada sediaan gel ini berasal dari komponen senyawa yang terkandung dalam ekstrak tersebut. Begitupun dengan warnanya yang hijau, berasal dari warna senyawa-senyawa yang terkandung di dalam ekstrak daun binahong. Dengan variasi jenis dan konsentrasi pada basis karbopol 940 dan NaCMC tidak menunjukkan perubahan 23

warna dan bau setelah kondisi penyimpanan sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat. Hal ini dapat berarti bahwa tidak terjadi reaksi kimia antara ekstrak etanol daun binahong dengan bahan tambahan dalam formula sediaan gel. Sebagaimana yang disebutkan dalam buku Kamus Kimia bahwa reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi menjadi zat-zat hasil reaksi, dimana selama proses tersebut terdapat perubahan-perubahan yang dapat diamati seperti perubahan warna, pembentukan endapan, terbentuknya gas, hingga terjadi perubahan suhu (Pudjaatmaka, 2002: 710). Bentuk sediaan gel formula A dengan konsentrasi 0,5% karbopol 940 sediaan gel berbentuk cair sedangkan pada formula B, C dan D dengan masingmasing konsentrasi 1,25 %, 2% dan 2% karbopol 940 sediaan gel berbentuk semipadat, dan pada formula E, F, G dan H dengan masing-masing konsentrasi 3%, 4,5%, 6% dan 6% berbentuk semipadat. Semua sediaan gel tidak mengalami perubahan bentuk setelah penyimpanan dipercepat. Nilai ph sediaan gel ekstrak daun binahong sebelum penyimpanan yaitu, untuk formula A 7,0, B 7,0, C 7,0, D 5,0, E 6,0, F 6,0, G 6,0, dan H 7,0. Dan setelah penyimpanan dipercepat, sediaan yang memiliki perubahan ph adalah formula D dan H yaitu dengan nilai ph 6,0. Kulit memiliki mantel asam yang merupakan perlindungan pertama pada kulit. Mantel asam ini memiliki ph berkisar 4,5-6,5. Jika semakin alkalis atau semakin asam suatu bahan yang mengenai kulit. Kulit akan menjadi pecah-pecah, kering, sensitif dan mudah infeksi (Tranggono, 2007:20-21). Pada formulasi sediaan gel menunjukkan ph yang sesuai dengan ph kulit yaitu berkisar antara 5-6. Hasil analisis statistik dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukkan bahwa sediaan sebelum dan setelah penyimpanan menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata untuk semua sediaan, dengan nilai FH formula< F tabel 5% yaitu 0,914 < Ftabel 5% yaitu 0 < 5,59. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan gel stabil secara fisik dari segi pengamatan ph. Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan gel, pada kondisi sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan pada semua formula menunjukkan sifat yang homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogenya dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1985). Uji sineresis sebelum dan setelah penyimpanan pada formula A, B, C, D, E, F, G, dan H tidak menunjukan adanya sineresis pada sediaan. Hal ini menunjukkan semua sediaan stabil secara fisik yang diberi kondisi sebelum dan setelah penyimpanan. Sineresis adalah keluarnya air atau merembesnya cairan dari dalam sediaaan dimana air tidak 24

terikat kuat oleh komponen, bahan yang ada. Semakin tinggi sineresis maka semakin cepat lunak tekstur sediaan tersebut. Pada fenomena ini jika sediaan gel didiamkan selama beberapa saat, maka gel tersebut seringkali akan meneruk secara alamiah dan cairan pembawa dalam matriks akan keluar atau akan dari lepas dari matriks (Januwardani, 2011: 9). Untuk uji daya sebar sebanyak 0,5 gram sampel gel diletakkan di atas kaca bulat berdiameter 15 cm, kaca lainnya diletakkan di atasnya dan dibiarkan selama 1 menit. Diameter sebar gel diukur. Setelah itu ditambahkan 150 gram beban tambahan dan didiamkan selama 1 menit lalu diukur diameter yang konstan. Daya sebar 5-7 cm menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan (Garg et al., 2002) (Astuti et al., 2010). Hasil pengujian daya sebar sebelum penyimpanan yaitu, untuk formula A 8 cm, B 5,3 cm, C 4,8 cm, D 5 cm, E 4,8 cm, F 4,5 cm, G 3,4 cm, dan H 3,1 cm, sedangkan setelah penyimpanannilai uji daya sebar untuk formula A 6,2 cm, B 5,3 cm, C 5,1 cm, D, 5,1 cm, E 4,5 cm, F 4,2 cm, G 3,5 cm dan H 3,7 cm. Jadi daya sebar yang menunjukkan semisolid yang sangat baik adalah formula B dan D karena berada pada kisaran 5-7 cm baik sebelum maupun setelah penyimpanan. Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya suatu viskositas dari sediaan, dimana nilai viskositas tersebut menyatakan besarnya tahanan suatu cairan untuk mengalir. Pengukuran viskositas gel dilakukan dengan menggunakan viscometer brookfield. Hasil analisis statistik dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) menunjukkan bahwa viskositas sediaan sebelum dan setelah penyimpanan menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata untuk semua sediaan. Tetapi viskositas tiap formula memiliki perbedaan yang nyata, dengan FH formula>ftabel = 88,87366> 3,79 pada taraf kepercayaan 5%. Kemudian FH kondisi< 5,59 pada taraf kepercayaan 5%. Artinya viskositas sediaan stabil selama penyimpanan dan tidak berpengaruh terhadap suhu yang ekstrim. Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa formula B dengan konsentrasi 1,25% dengan basis karbopol 940 merupakan pembentuk gel yang mempunyai stabilitas fisik yang terbaik untuk sediaan gel ekstrak daun binahong, hal ini dapat dilihat dari semua hasil pengujian stabilitas fisik yang meliputi pengamatan organoleptik, homogenitas, sineresis, konsistensi, dan dapat dilihat pada perhitungan statistik viskositas, ph, dan daya sebar, serta grafik untuk pengujian daya sebar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sediaan gel ekstrak daun binahong (Andredera 25

cordifolia), maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbedaan jenis dan konsentrasi basis pada sediaan gel ekstrak daun binahong (Andredera cordifolia) berpengaruh terhadap stabilitas fisik gel (Organoleptis, ph, sineresis, daya sebar, homogenitas, konsistensi dan viskositas) 2. Karbopol 940 dengan konsentrasi 1,25% ditunjukkan pada formula B merupakan pembentuk gel yang mempunyai stabilitas fisik yang terbaik untuk sediaan gel ekstrak daun binahong (Andredera cordifolia). KEPUSTAKAAN Ani,U., Dwi, K., Diah, TM. Pengaruh Pemberian Daun Binahong (Anredera cordifolia (TEN) steenis) Terhadap Kesembuhan Luka Infeksi Staphylococcus aureus Pada Mencit. Analisis Kesehatan Sains Vol 01 No 02 2012: 68-75 Ansel. Pengantar Sediaan Farmasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. 1989. Astuti, Sri Murni. Skrining Fitokimia dan Uji AktivitasAntibiotika Etanol Daun, Batang, Bunga, dan Umbi Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (ten) Steenis). BBPMSOH, Gunungsari: Bogor. 2013. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obatdan Makanan RI No. HK.00.05.4.2411 tentang Ketenn Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia. 2014. Budianto, T., Pramadi, A. Making Ointment Of Burn Ekstract Etanol 96% Binahong Leaf (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) With Method Maserasi. IJMS vol 1 No 1. Januari 2014: 0-2 Christiawan, A., Perdanakusuma, D., Aktivitas Antimikroba Daun Binahong Terhadap Pseudomonas aeroginosa dan Staphylococcus aureus yang Sering Menjadi Penyulit Pada Penyembuhan Luka Bakar. 2014: 1-6 Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan AlatKesehatan Kementrian Kesehatan RI. Kepmenkes021/Menkes/SK/1/201 1 tentang Rencana Strategi Kementrian Kesehatan Tahun 2010 2014. 2011. Ditjen POM. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 1985. Ditjen POM. Parameter Standar Umum Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2000. Djajadisastra, K.,Mun im, A.,Desi,N.P. Formulasi Gel Topikal dari Nerii folium Dalam Sediaan Antijerawat. Jurnal Farmasi Indonesia 4 (4): 210-216. 2009. Gennaro, A.R. Remington: the Science and Practice Of Pharmacy. 19th ed. Easton: MarkPublishing. 1995. Joshita, Djajadisastra. 2008. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kibbe, A. H. 2000. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 3rd Edition. American Pharmaceutical Association and Pharmaceutical Press, Washington DC. Lachman, L., H.A. Lieberman, J.L. Kaning. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI-Press. 1989. 26

For mula Gel A B C D E F G H Voight, R. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1995. Lampiran Hasil Uji Organoleptik Tabel 1. Hasil Pengamatan Organoleptis Formula Gel Daun Binahong (Andredera cordifolia) Warna Transp aran Transp aran Sebelum Bau Bentu k Cair Hasil pengukuran ph Warna Trans paran Trans paran Sesudah Bau Bentu k Cair Tabel 2. Hasil Pengukuran Ph Formula Gel Daun Binahong (Andredera cordifolia) Pengamatan Formula gel Sebelum Sesudah ph ph A 7,0 7,0 B 7,0 7,0 C 7,0 7,0 D 5,0 6,0 E 6,0 6,0 F 6,0 6,0 G 6,0 6,0 H 7,0 6,0 Hasil Homogenitas Dan Sineresis Formula Gel Tabel 3. Hasil Pengamatan Homogenitas dan Sineresis Formula Gel Daun Binahong (Andredera cordifolia) For Pengamatan mula Sebelum Setelah Gel Homogenitas Sineresis Homogenitas Sineresis A Homogen - Homogen - B Homogen - Homogen - C Homogen - Homogen - D Homogen - Homogen - E Homogen - Homogen - F Homogen - Homogen - G Homogen - Homogen - H Homogen - Homogen - Hasil Pengujian Konsistensi Sediaan Gel Tabel 4. Hasil Pengamatan Pengujian Konsistensi Sediaan Gel Daun Binahong (Andredera cordifolia) Formula Gel A B C D E F G H Konsistensi Sebelum Setelah Konsistensi Konsistensi Hasil Pengujian Daya Sebar Gel Tabel 5. Hasil Pengujian Daya Sebar Gel Daun Binahong (Andredera cordifolia) Formula Sebelum Setelah Penyimpaan A 8 cm 6,2 cm B 5,3 cm 5,3 cm C 4,8 cm 5,1 cm D 5 cm 5,1 cm E 4,8 cm 4,5 cm F 4,5 cm 4,2 cm G 3,4 cm 3,5 cm H 3,1 cm 3,5 cm 27