PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)


PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat.

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL

PT TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Dynaplast Tbk. dan Anak Perusahaan

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

Jumlah aset lancar

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk


Jumlah Aset Lancar 164,324,439, ,734,437,903


PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PARAMITA BANGUN SARANA Tbk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT Global Teleshop Tbk dan entitas anaknya

PT VICTORIA INSURANCE

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

30 Juni 31 Desember

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

Transkripsi:

Laporan Keuangan Interim Konsolidasian (Tidak Diaudit) 30 September 2012, 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 dan Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2012 dan 2011 PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012, 31 DESEMBER 2011 DAN 1 JANUARI 2011/31 DESEMBER 2010 DAN SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 SEPTEMBER 2012 DAN 2011 Daftar Isi Halaman Laporan Posisi Keuangan Interim Konsolidasian.... 1-3 Laporan Laba Rugi Komprehensif Interim Konsolidasian.... 4 Laporan Perubahan Ekuitas Interim Konsolidasian...... 5 Laporan Arus Kas Interim Konsolidasian........... 7 Catatan atas Laporan Keuangan Interim Konsolidasian... 8-54 ***************************

LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI 30 SEPTEMBER 2012, 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 Catatan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2011 31 Desember 2010 30 September 2012 (Disajikan kembali) (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e,2j,5,24,25 2.028.183 3.071.329 1.354.406 Investasi jangka pendek 2e,24 1.674 2.085 2.819 Piutang 2j,6,24,25 Usaha Pihak ketiga 10.964.765 11.138.749 10.570.970 Lain-lain Pihak ketiga 32.885 20.426 28.886 Persediaan 2d.8 29.221.153 27.934.781 21.146.870 Uang muka pembelian 9 790.969 517.276 783.530 Pajak dibayar dimuka 2m,15 535.420 818.855 1.630.100 Biaya dibayar dimuka 2f,7 122.989 165.101 57.763 Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual 2r,4 2.305.113 2.305.113 - JUMLAH ASET LANCAR 46.003.151 45.973.715 35.575.344 ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak berelasi 2c,2e,7 35.357 23.059 25.365 Aset pajak ditangguhkan 2m,15 906.778 364.436 508.359 Aset tetap setelah dikurangi akumulasi 2g,2h,2q, penyusutan dan penurunan nilai: 10,11 AS$32.503.042;(31 Desember 2011: AS$Rp30.167.829; 1 Januari 2011/31 Desember 2010: AS$43.437.682) 37.234.299 38.687.779 38.907.629 Beban tangguhan - neto 2h,2i,17 724.306 984.199 1.376.042 Aset lain-lain 2c,2e 41.071 43.549 37.299 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 38.941.811 40.103.022 40.854.694 JUMLAH ASET 84.944.962 86.076.737 76.430.038 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI (lanjutan) 30 September 2012, 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 Catatan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2011 31 Desemberi 2010 30 September 2012 (Disajikan kembali) (Disajikan kembali) LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang bank 2e,2j,11,24, 25 29.424.345 24.013.520 17.871.000 Hutang Usaha pihak ketiga 2e,2j.12,26 6.568.898 12.005.166 10.731.805 Lain-lain Pihak ketiga 2c,2e 65.248 131.112 225.048 Uang muka Penjualan 160.292 99.732 36.299 Hutang dividen 18a 101.094 8.239 216.253 Hutang pajak 2m,15 35.953 206.922 380.555 Beban masih harus dibayar 2e,2j,13,24 651.739 664.480 759.971 Bagian penghasilan tangguhan yang Jatuh tempo dalam satu tahun 2h,17 2.789 15.282 27.734 Bagian liabilitas jangka panjang yang Jatuh tempo dalam satu tahun 2e,2j,24 Bank 11 75.056 412.806 450.334 Pembiayaan konsumen 10 26.561 28.084 - Pemasok 16 839.665 1.450.178 1.261.396 JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 37.951.640 39.035.521 31.960.395 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang-setelah Dikurangi bagian yang jatuh 2e,2j,24 Tempo dalam satu tahun Bank 11 - - 412.806 Pembiayaan konsumen 10 28.573 49.147 - Pemasok 16 297.439 770.328 1.869.595 Liabilitas pajak tangguhan 2m,15 - - 202.158 Penghasilan tangguhan-setelah Dikurangi bagian yang jatuh Tempo dalam satu tahun 2h,16 - - 15.282 Liabilitas imbalan karyawan 2k,14 1.944.019 1.944.019 1.806.452 JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 2.270.031 2.763.494 4.306.293 JUMLAH LIABILITAS 40.221.671 41.799.015 36.266.688 2

LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASI (lanjutan) 30 September 2012, 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 Catatan 1 Januari 2011/ 31 Desember 2011 31 Desember 2010 30 September 2012 (Disajikan kembali) (Disajikan kembali) EKUITAS 16 Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 3.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.015.208.720 saham 1b 74.399.130 74.399.130 74.399.130 Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya 16d 222.445 222.445 222.445 Belum ditentukan penggunaannya 16a 5.716.429 5.271.005 1.156.583 Selisih pengukuran kembali 2j,26 (56.110.673) (56.110.673) (56.110.673) Tambahan modal disetor bersih 1b 20.495.329 20.495.329 20.495.329 44.722.660 44.277.236 40.162.814 Kepentingan Non-Pengendali 631 486 536 JUMLAH EKUITAS 44.723.291 44.277.722 40.163.350 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 84.944.962 86.076.737 76.430.038 3

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2012 dan 2011 OPERASI YANG DILANJUTKAN Sembilan bulan Sembilan bulan 2011 Catatan 2012 (Disajikan Kembali) PENJUALAN NETO 2c,2l,19 57.282.932 61.550.344 BEBAN POKOK PENJUALAN 2l,10,19,20 (52.817.303) (58.284.351) LABA BRUTO 4.465.629 3.265.993 Pendapatan operasi lainnya 2l,10,22 154.627 124.765 Beban usaha 2l,10,21 (2.519.349) (2.534.110) Beban operasi lainnya 23 (435.652) (562.903) LABA USAHA 1.665.255 293.745 Beban keuangan (750.529) (448.745) LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT PAJAK 914.726 (155.000) MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2m,15 Kini (170.096) (316.142) Tangguhan 99.667 107.637 Beban Pajak - Neto (70.429) (208.505) LABA (RUGI) SEMBILAN BULAN BERJALAN DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN 844.297 (363.505) OPERASI YANG DIHENTIKAN RUGI DARI OPERASI YANG DIHENTIKAN SETELAH PAJAK 2r,4 (63.104) (46.217) LABA (RUGI) SEMBILAN BULAN BERJALAN 781.193 (409.722) PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN (125.686) 569.089 TOTAL LABA KOMPREHENSIF 655.507 159.367 Laba (Rugi) sembilan bulan berjalan diatribusikan pada: Pemilik entitas induk Laba (Rugi) sembilan bulan berjalan dari operasi yang dilanjutkan 844.280 (363.505) Rugi bulan berjalan dari operasi yang dihentikan (63.104) (46.217) Laba (Rugi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 781.176 (409.722) 4

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN (lanjutan) Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2012 Dan 2011 (Disajikan dalam Dollar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Sembilan bulan Sembilan bulan 2011 Catatan 2012 (Disajikan Kembali) Laba sembilan bulan diatribusikan pada: Kepentingan non pengendali Laba sembilan bulan berjalan dari Operasi yang dilanjutkan 17 - Rugi sembilan bulan berjalan dari Operasi yang dihentikan - - Laba yang diatribusikan kepada Kepentingan non pengendali 17 - Jumlah 781.193 (409.722) Total Laba komprehensif diatribusikan pada: Pemilik entitas induk 655.490 159.357 Kepentingan non pengendali 17 - Jumlah 655.507 159.357 LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 2o 0,00038 (0.00018) LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR UNTUK OPERASI YANG DILANJUTKAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 0.00041 (0,0001) 5

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM KONSOLIDASIAN Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2012 Dan 31 Desember 2011 Saldo Laba Tambahan Telah Ditentukan Belum Ditentukan Selisih Pengukuran Kepentingan Catatan Modal Saham Modal Disetor Penggunaannya Penggunaannya Kembali Sub-jumlah Non-Pengendali Jumlah Ekuitas (Disajikan kembali) (Disajikan kembali) (Disajikan kembali) (Disajikan kembali) (Disajikan kembali) (Disajikan kembali) (Disajikan Kembali (Disajikan kembali) Saldo 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 74.399.130 20.495.329 222.445 1.156.583 (56.110.673) 40.162.814 536 40.163.350 Dividen 18 - - - (222.233 ) - (222.233) - (222.233) Koreksi atas kepentingan non -pengendali - - - - - - (71) (71) Total Laba Komprehensif tahun 2011 - - - 4.336.655-4.336.655 21 4.336.676 Saldo 31 Desember 2011 74.399.130 20.495.329 222.445 5.271.005 (56.110.673) 44.277.236 486 44.277.722 Koreksi atas kepentingan non -pengendali - - - - - - 128 128 Dividen - - - (210.066) - (210.066) - (210.066) Total Laba Komprehensif Sembilan bulan tahun 2012 - - - 655.490-655.490 17 655.507 Saldo 30 September 2012 74.399.130 20.495.329 222.445 5.716.429 (56.110.673) 44.722.660 631 44.723.291 6

LAPORAN ARUS KAS INTERIM KONSOLIDASIAN Sembilan bulan Sembilan bulan 2011 Catatan 2012 (Disajikan kembali) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 59.860.503 66.202.646 Pembayaran kas untuk: Pemasok (41.490.023) (44.359.206) Gaji dan kesejahteraan karyawan (6.774.872) (7.073.117) Pembayaran kas untuk biaya pabrikasi dan beban usaha (14.116.079) (13.841.046) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Operasi (2.520.471) 929.277 Penerimaan dari tagihan pengembalian pajak 1.304.405 1.733.572 Penerimaan dari penghasilan bunga 11.924 11.772 Penerimaan (Pembayaran) lain-lain - neto 7.923 10.978 Kenaikan (penurunan) kas karena selisih kurs - neto (36.972) 465 Pembayaran bunga dan pendanaan lainnya (722.468) (539.503) Pembayaran pajak (2.100.247) (1.364.168) Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi dari operasi dalam penghentian (92.792) (644.756) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (4.148.698) 137.637 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil Pelepasan aset tetap 75.294 46.502 Perolehan aset tetap (1.937.046) (3.572.669) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (1.861.752) (3.526.167) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari pinjaman jangka panjang 47.008.295 29.994.019 Pembayaran pinjaman bank jangka panjang (41.936.753) (25.011.953) Pembayaran dividen kas (104.238) (326.744) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 4.967.304 4.655.322 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (1.043.146) 1.266.792 KAS DAN SETARA KAS AWAL 3.071.329 1.354.406 KAS DAN SETARA KAS AKHIR 5 2.028.183 2.621.198 7

1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Ever Shine Tex Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968 dengan nama PT Ever Shine Textile Industry pada tanggal 11 Desember 1973 berdasarkan akta notaris Kartini Muljadi, S.H., No. 82, yang kemudian diubah dengan akta No. 14 tanggal 4 Februari 1974 dan No. 33 tanggal 10 Januari 1975 dari notaris yang sama. Akta pendirian ini beserta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. Y.A.5/22/3 tanggal 25 Januari 1975 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 53, Tambahan No. 319 tanggal 4 Juli 1975. Anggaran dasar telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta notaris Leolin Jayayanti,S.H., No. 1 tanggal 7 Juli 2008 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan ketentuan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya. Perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam surat keputusan No. AHU- 0061168.AH.01.09 tanggal 18 Juli 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.28 tanggal 7 April 2009 Tambahan No.9720. Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi industri dan perdagangan. Perusahaan bergerak dalam industri tekstil. Kantor pusat dan pabriknya berlokasi di Cijujung, Sukaraja, Bogor. Entitas Anak, yang berkedudukan di Tangerang, bergerak dalam kegiatan usaha yang sama dengan Perusahaan. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1975. b. Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juni 2012, anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2012 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Independen Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur : Emmy Ranoewidjojo : Prof. Dr. Wahjudi Prakarsa, MBA Drs. Aryanto Agus Mulyo, Ak. : Sung Pui Man : Sung Man Tak Dra. Erlien Lindawati Surianto Perusahaan dan Entitas anak mempunyai karyawan tetap dan karyawan kontrak sebanyak 2.930 karyawan dan 3.284 karyawan masing-masing pada tanggal-tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. Jumlah karyawan yang berhak atas manfaat imbalan karyawan sebanyak 1.394 karyawan. 8

1. UMUM (lanjutan) a. Penawaran Umum Perusahaan Tindakan Perusahaan yang mempengaruhi efek yang diterbitkan sejak tanggal penawaran umum perdana sampai dengan tanggal 30 September 2012, adalah sebagai berikut: Jumlah saham Tanggal Ditempatkan Nilai nominal Keterangan Pencatatan dan beredar per saham Penawaran Umum 13 Oktober 1992 4.000.000 1.000 Company Listing 13 Oktober 1992 30.000.000 1.000 Konversi Saham Obligasi 26 Oktober 1992 3.650.000 1.000 Saham Bonus 2 Agustus 1993 22.590.000 1.000 Saham Dividen 10 Juni 1994 24.096.000 1.000 Jumlah Saham sebelum Penawaran Terbatas I 84.336.000 1.000 Penawaran Terbatas I 15 Juli 1994 42.168.000 1.000 Jumlah Saham setelah Penawaran Terbatas I 126.504.000 1.000 Jumlah Saham setelah Stock Split 1:2 253.008.000 500 Saham Bonus 23 September 1996 45.549.440 500 Jumlah Saham sebelum Penawaran Terbatas II 298.549.440 500 Penawaran Terbatas II 12 Juli 2000 85.299.840 500 Jumlah Saham setelah Penawaran Terbatas II 383.849.280 500 Pengeluaran 5% saham tanpa HMED 2 Oktober 2000 19.192.464 500 Jumlah Saham sebelum Stock Split 1:5 403.041.184 500 Jumlah Saham setelah Stock Split 11 Desember 2000 2.015.208.720 100 Seluruh 2.015.208.720 saham yang ditempatkan dan disetor penuh telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. b. Entitas Anak yang Dikonsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak sebagai berikut: Mulai Kepemilikan Beroperasi Persentase Kegiatan Utama Lokasi Komersial Kepemilikan PT Primarajuli Sukses Produsen benang Tangerang 1997 99% (PRS) PT Indo Yongtex Jaya Tidak berproduksi Tangerang 1993 99% (IYJ) Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham IYJ pada tanggal 14 November 2011 yang telah diaktakan dengan akta notaris Leolin Jayayanti, S.H, No. 10 tanggal 14 November 2011, pemegang saham IYJ menyetujui penjualan kepemilikan PT Cahaya Interkontinental sebanyak 2.000 saham kepada PS. 9

1. UMUM (lanjutan) b. Entitas Anak yang Dikonsolidasi (lanjutan) Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham IYJ pada tanggal 14 November 2011 yang telah diaktakan dengan akta notaris Leolin Jayayanti, S.H, No. 10 tanggal 14 November 2011, pemegang saham IYJ menyetujui penjualan kepemilikan PT Cahaya Interkontinental sebanyak 2.000 saham kepada PS. Selanjutnya, berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham IYJ pada tanggal 8 Desember 2011 yang telah diaktakan dengan akta notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 4 tanggal 8 Desember 2011, pemegang saham IYJ menyetujui: 1. Pengurangan modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh dari Rp100.000.000.000 menjadi Rp20.000.000.000. 2. Pengurangan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp56.181.000.000 menjadi Rp5.181.000.000. Dengan demikian, susunan permodalan IYJ menjadi: 1. Modal dasar IYJ berjumlah Rp20.000.000.000 terbagi atas 40.000.000 saham. 2. Modal ditempatkan dan disetor penuh berjumlah Rp5.181.000.000 terbagi atas 10.362.000 saham dimana kepemilikan Perusahaan sejumlah 10.358.000 saham atau Rp5.179.000.000 dan kepemilikan PS sejumlah 4.000 saham atau Rp2.000.000. Perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam surat keputusan No.AHU-04218.AH.01.02.Tahun 2012 Tanggal 26 Januari 2012. IYJ telah menghentikan kegiatan usahanya (Catatan 4) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Interim Konsolidasian Laporan keuangan interim konsolidasian disusun berdasarkan sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012, kecuali PSAK 10 (Revisi 2010), dalam proses penyesuaian terhadap ketentuan PSAK tersebut. Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan. Laporan keuangan interim konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian yang relevan. Laporan arus kas konsolidasian yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan interim konsolidasian adalah Dolar Amerika Serikat, yang merupakan mata uang fungsional. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan interim konsolidasian meliputi akun-akun Perusahaan dan Entitas-entitas Anak dimana Perusahaan memiliki penyertaaan saham dengan kepemilikan lebih dari 50% baik langsung maupun tidak langsung. Seluruh saldo dan transaksi antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. (Catatan 1c). Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas-entitas Anak, lebih dari setengah hak suara entitas. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan Entitas Anak: Menghentikan pengakuan aset (termsuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai laba rugi; dan mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. c. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang berelasi istimewa, seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak yang Berelasi. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihakpihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihakpihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan yang relevan. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) d. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan, kecuali bahan baku dan bahan pembantu, ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Biaya perolehan bahan baku dan bahan pembantu ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama. Nilai realisasi neto merupakan estimasi harga jual dalam kondisi bisnis normal, dikurangi estimasi beban penyelesaian dan estimasi beban yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Penyisihan untuk penurunan nilai persediaan dibentuk berdasarkan penelaahan nilai realisasi neto dari persediaan pada akhir tahun. e. Instrumen keuangan Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan pengungkapan (PSAK No. 50), dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (PSAK No. 55). Dampak kumulatif dari penerapan secara prospektif PSAK revisi di atas sejumlah Rp1.931.759.297 telah dicatat dalam saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010. PSAK No. 50 mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. 1. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah pengukuran awal Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi. Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak mencakup kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain, piutang pihak berelasi dikelompokan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Aset Keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk di jual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus di reklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: - Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya. - Investasi dalam modal saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada nilai wajar. Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai investasi jangka pendek yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual. 2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Perusahaan mencakup hutang usaha dan hutang lainlain, beban masih harus dibayar, hutang dividen, hutang bank, hutang pembiayaan konsumen, hutang kredit pemasok yang diklasifikasikan sebagai hutang dan pinjaman. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan) 2. Liabilitas Keuangan (lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal Hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar dan hutang dividen. Liabilitas untuk hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar dan hutang dividen dinyatakan sebesar jumlah tercatat (jumlah nosional), yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya. Hutang dan pinjaman Setelah pengakuan awal, pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian harus diakui sebagai laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya. 3. Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan 4. Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substanstial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. 5. Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan) 6. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut ( peristiwa yang merugikan ), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang diestimasi secara handal. Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wan prestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wan prestasi. Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan) 6. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan) Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui sebagai laba rugi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Piutang beserta cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang. Jika pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti objektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut. Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada laba atau rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba atau rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dihapuskan melalui laba atau rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. 7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan dan Entitas Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan) 7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) Liabilitas keuangan (lanjutan) Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi. f. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. g. Aset Tetap Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan model biaya dalam pengukuran aset tetap. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali tanah, dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aset tetap. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat ( carrying amount ) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pangakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Tanah tidak disusutkan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana 20 Mesin dan peralatan 4-20 Perlengkapan kantor 5 Kendaraan 5 Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke dalam akun aset tetap yang bersangkutan pada saat pembangunan selesai dan aset tersebut siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya. 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) g. Aset Tetap (lanjutan) Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan direview, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. h. Sewa Berdasarkan PSAK No.30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No.30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan Entitas Anak mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimun, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban Keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan Entitas Anak akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Laba atau rugi yang terjadi akibat transaksi jual dan sewa-balik ditangguhkan (masing-masing disajikan sebagai Penghasilan Tangguhan dan sebagai bagian dari Beban Tangguhan ) dan diamortisasi selama sisa masa manfaat aset sewaan yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus i. Beban Tangguhan Biaya-biaya yang menghasilkan manfaat di masa yang akan datang ditangguhkan dan diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. j. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Sesuai dengan PSAK 10 (Revisi 2010), suatu mata uang merupakan mata uang fungsional apabila memenuhi indikator secara menyeluruh mengenai harga jual, biaya operasional dan arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama operasional. Kajian penetapan mata uang fungsional Perusahaan dan Entitas Anak yang dilakukan oleh manajemen terhadap: Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang Perusahaan dan Entitas Anak adalah mata uang dolar AS, hampir sekitar 75% penjualan dalam mata uang dollar AS. Mata uang yang paling mempengaruh komponen biaya produksi Perusahaan dan Entitas Anak adalah mata uang dolar AS sekitar 70% dari total biaya produksi. Dana dari aktivitas pendanaan berupa pinjaman bank 100% dalam mata uang dolar AS. 18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) j. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan) Berdasarkan kajian di atas, manajemen berkesimpulkan mata uang fungsional Perusahaan dan Entitas Anak adalah Dolar Amerika Serikat, dengan demikian Perusahaan dan Entitas Anak melakukan perubahan atas mata uang pencatatan dan pelaporan yang saat ini yaitu Rupiah menjadi Dolar Amerika Serikat. Saat ini pencatatan kami masih dilakukan dalam mata uang Rupiah, manajemen segera melakukan perubahan dan penyempurnaan sistem pencatatan dengan menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat. Untuk kepentingan pelaporan saat ini dan demi kepraktisan, manajemen telah melakukan pengukuran kembali terhadap akun-akun laporan keuangan seolah-olah mata uang fungsional dengan menggunakan kurs penutup, kurs rata-rata dan kurs historis.. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 kurs tukar penutup dan kurs rata-rata yang digunakan adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing 30 September 2012 2011 Dolar Amerika Serikat 1/Rupiah Kurs penutup 9.588 9.068 Kurs rata-rata Sembilan bulan 9.304 8.701 Kurs Rata-rata setahun - 8,776 Euro 1/Rupiah 12.407 11.739 Yen Jepang 100/Rupiah 12.345 11.680 k. Imbalan Karyawan Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas untuk imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 bertanggal 25 Maret 2003. Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), beban imbalan kerja karyawan berdasarkan Undangundang ditentukan dengan menggunakan metode akturial Projected Unit Credit. Keuntungan atau kerugian akturial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian akturial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau mengubah imbalan terhutang pada program imbalan pasti yang ada, disyarakat untuk diamortisasi selama periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested. l. Pengakuan Pendapatan dan Beban Sesusai PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan Entitas Anak dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ). 19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) l. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk Perusahaan dan Entitas Anak diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya. Beban diakui pada saat terjadinya. m. Pajak Penghasilan Badan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara aset dan liabilitas secara komersial dan fiskal pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui sepanjang terdapat kemungkinan realisasinya. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dikreditkan atau dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-tansaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat pada saat hasil penetapan diterima atau, jika ada pengajuan banding oleh Perusahaan dan Entitas Anak, saat hasil dari banding tersebut telah ditetapkan oleh pengadilan. n. Provisi Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan mengatur pengakuan dan pengukuran provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam Catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan mengatur pengakuan dan pengukuran provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam Catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan interim konsolidasian. Provisi diakui jika Perusahaan dan Entitas Anak memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat. Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan liabilitas kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan 20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) o. Laba per Saham Sesuai PSAK No. 56, Laba per Saham, Laba per saham dihitung dengan membagi laba tiga bulan berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun berjalan. Perhitungan laba per saham berdasarkan 2.015.208.720 saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2012 dan 2011. p. Informasi Segmen Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Entitas Anak, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. q. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Perusahaan dan Entitas Anak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada jumlah terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar jumlah terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai rugi penurunan nilai. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. 21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) q. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Kerugian penurunan nilai dari operasi yang dilanjutkan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui sebagai laba rugi. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. r. Aset tidak lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan operasi yang dihentikan Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Aset tidak lancar diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada pemakaian berlanjut. Kondisi tersebut terpenuhi hanya ketika penjualannya harus sangat mungkin terjadi dan aset tersedia untuk segera dijual dalam kondisi kininya. Manajemen harus berkomitmen terhadap penjualan yang di perkirakan memenuhi ketentuan pengakuan sebagai penjualan dalam waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi. Pada laporan laba rugi komprehensif, pendapatan dan biaya dari operasi yang di hentikan di laporkan secara terpisah dari pendapatan dan biaya dari operasi yang dilanjutkan, diletakkan setelah laba setelah pajak, walaupun Perusahaan dan entitas anak menguasai kepentingan nonpengendali pada entitas anak setelah penjualan. Laba atau rugi (setelah pajak) dilaporkan terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset tetap yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual tidak disusutkan s. Penerapan Standart Akuntansi Revisi Lainnya PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PSAK revisi ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan. PSAK No. 16 (2011), Aset Tetap PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilainya. 22