BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION (TAI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi (Sapriya 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. kurang termotivasi dalam belajar matematika. Abdurrahman (2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cerminan dari kemajuan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia pada era global dan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membangun peradaban bangsa. Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar guna menyiapkan sumber daya manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Pendidikan nasional di Indonesia mempunyai suatu tujuan. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas). Sehubungan dengan tujuan pendidikan tersebut, maka pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Upaya perbaikan mutu pendidikan dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup menyesuaikan diri dan berhasil di masa mendatang. Upaya yang telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia diantaranya adalah penyempurnaan kurikulum yang terus dilakukan. Pendidikan IPS menurut Somantri adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan (Sapriya, 2009: 11). Implementasi terhadap pembelajaran IPS di sekolah tidaklah sulit, hanya saja selalu berubah sesuai dengan keadaan masyarakat pada umumnya. IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD merupakan penghubung antara kehidupan akademis siswa dengan keseharian di lingkungan tempat tinggal mereka. Melalui IPS siswa dikenalkan 1

2 dengan lingkungan sosial sekelilingnya dimulai dari keluarga, sekolah, masyarakat desa, negara sampai pada masyarakat dunia. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Menurut Moh. Uzer Usman (Suryosubroto, 2011: 16) proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam PBM sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola PBM, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Pengamatan awal yang dilakukan selama Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dan wawancara yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 2 November 2015 kepada siswa kelas V, pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 2 Karangsari berlangsung dengan cara guru menyampaikan materi kepada siswa, kemudian siswa mengerjakan LKS dan mengerjakan tugas dari guru. Pada saat pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran ceramah, tanya jawab, dan penugasan sehingga kurang mengembangkan motivasi dan kemampuan belajar dalam pembelajaran IPS. Hal ini mengakibatkan sebagian besar siswa pasif dan kurang antusias dalam pembelajaran. Kebiasaan bersikap pasif dalam pembelajaran mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang belum dipahami. Dalam pemberian tugas secara umum guru sudah memberikan umpan balik, yaitu dengan cara membahasnya bersama-sama dengan siswa. Namun, perlu ditingkatkan dalam pemberian penilaian tugas. Pemberian penilaian pada tugas siswa akan membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa didominasi oleh siswa yang pintar, dan yang kurang pintar sering kali merasa minder dalam pembelajaran. Saat diskusi kelompok di kelas V siswa yang pintar lebih dominan dalam mengerjakan tugas dan siswa yang kurang pintar hanya menggantungkan tugas kelompok pada siswa yang pintar. Selain itu pengelompokan di kelas V masih bersifat homogen baik dari

3 segi jenis kelamin maupun kemampuan akademik. Hal tersebut juga mengakibatkan adanya batasan kerjasama antar siswa. Siswa laki-laki hanya mau berkelompok dengan laki-laki saja dan sebaliknya siswa perempuan juga hanya mau berkelompok dengan perempuan saja. Berdasarkan hasil Ulangan Tengah Semester pertama, diketahui bahwa kegiatan proses belajar mengajar di SD N 2 Karangsari, Kebumen, Kebumen tahun ajaran 2015/2016 siswa kelas V, pada mata pelajaran IPS masih belum maksimal. Hal ini terbukti dengan rata-rata nila IPS yang hanya mencapai angka 55,2. Rata-rata tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS yang ditetapkan yaitu 65. Dari 25 siswa kelas V terdapat 16 siswa atau sebesar 64% dinyatakan belum tuntas dan untuk kriteria tuntas, yaitu siswa yang mendapatkan nilai 65 berjumlah 9 siswa atau sebesar 36 %. Data ini diperoleh dari daftar nilai hasil Ulangan Tengah Semester pertama (daftar nilai terlampir pada lampiran 1 halaman 146). Rendahnya perolehan hasil belajar IPS ini dikarenakan transfer ilmu kepada siswa belum dapat dilaksanakan secara maksimal, sehingga siswa kesulitan dalam mengerjakan soal dan sulit memahami materi yang diterangkan guru. Hal inilah yang menyebabkan salah satu indikator hasil belajar yang diperoleh siswa tidak optimal. Dari hasil wawancara yang dilaksanakan dengan guru kelas, dapat dimaknai bahwa pada pembelajaran IPS bagi anak yang berkesulitan belajar sebaiknya lebih memperhatikan kesulitan apa yang dihadapi anak dalam pembelajaran IPS baik yang menuntut pemahaman, dan analisa sehingga anak dapat mengelompokkan point-point utama dalam materi IPS khususnya tentang Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Kesulitan belajar disini adalah kesulitan belajar yang dialami oleh masing- masing individu. Kesulitan belajar ini disebabkan siswa belum mampu menerima pesan dari pembelajaran yang berlangsung dengan baik. Hal ini disebabkan guru hanya menggunakan media buku dalam menyampaikan materi atau pesan dalam pembelajaran, sehingga siswa jadi malas dan pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu sebaiknya guru perlu meningkatkan penggunaan media sesuai dengan karakteristik siswa yang berada pada usia 7-11 tahun. Anak-anak

4 usia kelas tinggi di SD mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya (Budiman : 46). Mereka berusaha bersaing untuk meraih prestasi sebaik-baiknya. Untuk mengatasi kondisi belajar tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang mempunyai fungsi ganda yaitu pembelajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) mendorong siswa terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik. Sintak pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) mencakup tahapan-tahapan konkret dalam pelaksanaan program di ruang kelas. Secara garis besar sintak pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah; (1) tim; (2) tes penempatan; (3) materi; (4) belajar kelompok; (5) skor dan rekognisi; (6) kelompok pengajaran; (7) tes fakta. Penerapan tahapan-tahapan konkret tersebut akan membuat siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswa dalam belajar kelompok. Menurut Slavin (1984) ada beberapa manfaat model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang memungkinkannya memenuhi kriteria pembelajaran efektif, diantaranya adalah; (1) meminimalaisasi keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin; (2) melibatkan guru untuk mengajar kelompok-kelompok kecil yang heterogen; (3) memudahkan siswa untuk melaksanakannya karena teknik operasionalnya yang cukup sederhana; (4) memotivasi siswa untuk mempelajari materi-materi yang yang diberikan dengan cepat dan akurat tanpa jalan pintas; dan (5) memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa lain yang berbeda sehingga tercipta sikap positif diantara mereka (Miftahul Huda : 2013). Selain model, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran sebagai alat komunikasi juga berfungsi merangsang siswa untuk belajar. Menurut Azhar Arsyad (1996) Media pembelajaran adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Pesan tersebut adalah pesan dari pengirim (guru) ke penerima (siswa), sehingga dapat merancang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa,

5 sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Sukiman : 28). Penggunaan media berbasis visual mampu memberi kesan yang baik dalam bidang media pembelajaran. Media pembelajaran berbasis visual adalah media pembelajaran yang menyalurkan pesan lewat indra pandang atau penglihatan. Media visual dapat memberi informasi secara simbolis,dan memperjelas fakta dari suatu peristiwa, objek atau keadaan sehingga akan mempermudah siswa dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu agar penyampaian pesan dalam pembelajaran ini mudah diterima oleh siswa maka salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan penggunaan media berbasis visual. Media visual ini dirasa akan mampu membangkitkan keaktifan siswa. Mengacu pada hal tersebut, perlu adanya strategi yang tepat dalam pembelajaran IPS. Salah satu upaya guru untuk dapat memotivasi siswa agar terjadi peningkatan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi atau karakteristik siswa kelas V, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang dipadukan dengan penggunaan media visual. Dengan demikian diharapkan penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan penggunaan media visual dapat meningkatkan pembelajaran IPS sehingga siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melaksanakan penelitian kolaboratif dengan guru kelas V dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualisation (TAI) dengan Media Visual dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD N 2 Karangsari Tahun Ajaran 2015/2016.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual dalam peningkatan pembelajaran IPS tentang Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 2 Karangsari Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual dapat meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 2 Karangsari Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Apakah kendala dan solusi dalam penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual dalam peningkatan pembelajaran IPS tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 2 Karangsari Tahun Ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilakukan bertujuan untuk: 1. mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual dalam peningkatan pembelajaran IPS tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia untuk siswa kelas V SD Negeri 2 Karangsari Tahun Ajaran 2015/2016. 2. mendeskripsikan peningkatan pembelajaran IPS tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia melalui penerapan model pembelajarn tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual untuk siswa kelas V SD Negeri 2 Karangsari Tahun Ajaran 2015/2016. 3. mendeskripsikan kendala dan solusi dalam penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual dalam peningkatan pembelajaran IPS tentang perjuangan mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia untuk siswa kelas V SD Negeri 2 Karangsari Tahun Ajaran 2015/2016 7 D. Manfaat Hasil Penelitian Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis Memberikan informasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual berupa gambar untuk meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin (1984) yang mengemukakan bahwa penerapan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat mendorong siswa terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Pembelajaran menyenangkan 2) Melatih siswa untuk bekerja kelompok. 3) Meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. b. Bagi Guru 1) Menambah wawasan guru tentang tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual berupa gambar. 2) Sebagai acuan guru untuk menambah variasi model pembelajaran inovatif yaitu tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual berupa gambar dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. 3) Melatih guru dalam mengajar kelompok-kelompok kecil c. Bagi Peneliti 1) Mengembangkan kemampuan peneliti mengenai penggunaan tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan media visual berupa gambar.

2) Menambah bekal pengetahuan peneliti sebagai calon guru dalam mengelola pembelajaran. 8