BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

ASEAN YANG BERDAYA SAING, INOVATIF, DAN DINAMIS. DR. Mhd. Saeri, M.Hum. (PSA Universitas Riau) Abstrak

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,1% untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 2, OKTOBER 2017; p-issn: e-issn: SIAPKAH INDONESIA MENGHADAPI MEA?

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTASI ASING DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Kesiapan Pemerintah di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2

UPAYA CALON TENAGA PENDIDIK (CALON GURU) MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi bukanlah sebuah transaksi untung rugi, efektifitas dan efisiensi belaka, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

BAB I PENDAHULUAN. Association of South Asia Nations atau yang lebih dikenal dengan ASEAN

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASEAN Economic Community (AEC) atau yang kita kenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan

Laporan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

TUGAS ARTIKEL ETIKA PROFESI. Strategi Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN, DALAM HUKUM DAN BISNIS.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Integrasi Ekonomi Hingga kini dijumpai berbagai bentuk kerja sama ekonomi regional seperti European Economic Community (EEC) yang selanjutnya menjelma menjadi European Community (EC) dan akhirnya European Union. Pada dasarnya, organisasi regional dikategorikan sebagai suatu wadah kerja sama ekonomi jika tujuannya sekedar menghimpun negara-negara anggota untuk mengadakan koordinasi dalam suatu kerja sama ekonomi tanpa secara eksplisit mencantumkan perangkat kerja sama untuk mencapai integrasi ekonomi. Sementara itu,integrasi ekonomi bertujuan untuk memadukan pasar dan perekonomian negara-negara anggota. ( Faisal Basri,Haris Munandar,2010:210) Integrasi ekonomi juga merupakan wujud dari perdagangan internasional produk produk yang terdiferensiasi. Produk dideferensiasi adalah produk produk yang serupa tetapi tidak identik (seperti mobil,mesin tik dan rokok putih) yang diproduksi oleh industry yang sama atau kelompok produk yang luas di berbagai negara. (Dominick Salvatore, 2012:64) 2.2 ASEAN (Assosiation of Southeast Asian Nations) ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narsisco Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). 7

Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut: Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi Memelihara kerja sama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional yang ada Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekaannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, satu tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember 1998. 8

Salah satu wujud kerjasama antar negara ASEAN untuk mewujudkan integrasi ekonomi yakni membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan agenda utama negara ASEAN 2020. Adapun visi dari ASEAN untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tersebut adalah aliran bebas barang (free flow of goods) dimana tahun 2015 perdagangan barang dapat dilakukan secara bebas tanpa mengalami hambatan, baik tarif maupun non-tarif. 2.3 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020). Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan 9

di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan aliran modal yang lebih bebas. 2.3.1 Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. Dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif yang berbasis aturan yang telah ditetapkan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi, mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas, memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat, dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN, masyarakat ASEAN akan mengatasi 10

kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya. Bentuk Kerjasamanya adalah : 1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas 2. Pengakuan kualifikasi profesional 3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan 4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan 5. Meningkatkan infrastruktur 6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-asean 7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah 8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA): 1. Pasar dan basis produksi tunggal 2. Kawasan ekonomi yang kompetitif 3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata 4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global. Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan 11

konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan. 2.3.2 Peluang dan Tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2.3.2.1 Peluang MEA Banyak pihak yang menyatakan bahwa Indonesia belum siap untuk menghadapi MEA 2015 nanti, namun jika kita bisa lebih jeli melihat peluangpeluang yang ada dengan diberlakukannya MEA 2015 nanti, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara yang perekonomian meningkat tajam. Peluangpeluang tersebut di antaranya : 1. Manfaat Integrasi Ekonomi. Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk dapat membuka dan membentuk pasar yang lebih luas lagi. Hal ini akan mendorong peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN. Dengan jumlah penduduk terbesar dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia berpeluang untuk mengirimkan tenaga kerjanya dengan mempersiapkan peningkatan kualitas dan keterampilan (Hard skill dan soft skill). 2. Pasar Potensial Dunia. Penduduk Indonesia menyumbang angka 40 % penduduk ASEAN tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia dalam menjadi negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan. 12

3. Negara Tujuan Investor Sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar (40 %) di antara Negara anggota ASEAN, Indonesia diharapkan akan mampu menarik investor ke dalam negeri dan mendapat peluang ekonomi yang lebih besar dari Negara anggota ASEAN lainnya. Dengan kerja sama regional untuk meningkatkna infrastruktur (pipa gas, tekonologi informasi) membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia melalui pemanfaatan program kerjasama regional, terutama dalam melancarkan program perbaikan infrastruktur domestik. 4. Negara Pengekspor Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara pengeskpor baik produk berbasis sumber daya alam maupun berbagai produk elektronik. Dengan meningkatnya harga komoditas internasional, sebagian besar Negara ASEAN mencatat surplus pada neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup baik juga menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi (penanaman modal 5. Sektor Jasa yang terbuka Di bidang jasa, Indonesia yang mempunyai penduduk yang sangat besar dapat menyediakan tenaga kerja yang cukup dan pasar yang besar, sehingga menjadi pusat industri. Selain itu, Indonesia dapat menjadikan ASEAN sebagai tujuan pekerjaan guna mengisi investasi yang akan dilakukan dalam rangka MEA 2015. 13

6. Daya Saing Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non tarif yang berarti sudah tidak ada lagi. Indonesia sebagai salah satu Negara besar yang juga memiliki tingkat integrasi tinggi di sektor elektronik dan kunggulan komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang besar untuk mengembangkan industri di sektor-sektor tersebut didalam negeri. 7. Aliran Modal MEA 2015 membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan aliran modal masuk ke kawasan yang kemudian ditempatkan di aset berdenominasi rupiah. Aliran modal tersebut tidak saja portofolio regional tetapi juga dalam bentuk aliran modal langsung (PMA). Sedangkan dari sisi peningatan kapasitas dan kualitas lembaga, peraturan terkait, maupun sumber daya manusia, berbagai harmonisasi, standarisasi yang telah disetujui. Artinya akan terjadi proses perbaikan kapasitas di berbagai institusi, sektor maupun peraturan terkait. 2.3.2.2 Tantangan MEA Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015, tidak hanya dari dalam negeri saja tetapi yang lebih besar adalah persaingan dengan sesama negara ASEAN dan negara di luar ASEAN seperti India, Korea dan Cina. Tantangan yang akan dihadapi oleh Indonesia diantaranya adalah : 14

1. Laju inflasi Laju inflasi Indonesia masih tinggi bila dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya. Tingkat kemakmuran Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain dan juga stabilitas makro menjadi kendala peningkatan daya saing Indonesia. 2. Laju Peningkatan Ekspor dan Impor Kinerja ekspor selama periode 2004-2008, Indonesia berada diurutan ke-4 setelah Singapura, Malaysia dan Thailand. Sedangkan untuk impor, Indonesia sebagai importer tertinggi ke-3 setelah Singapura dan Malaysia, dan ini merupakan tantangan yang serius karena telah mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia yang defisit terhadap beberapa Negara ASEAN. 3. Kesamaan Produk Dalam hal kesamaan produk, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah dengan meningkatkan nilai tambah bagi produk ekspornya sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk dari Negara ASEAN lainnya. 4. Daya saing SDM Hard skill dan soft skill tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan minimal memenuhi ketentuan standar yang telah disepakati. Untuk itu, Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerjanya sehingga bisa digunakan baik di dalam negeri maupun intra- ASEAN, untuk 15

membendung tenaga kerja terampil dari luar sehingga Indonesia tidak menjadi budak di negeri sendiri. 5. Dampak Negatif Arus Modal yang lebih bebas. Dampak negatif dari arus modal yang lebih bebas dapat mengakibatkan terjadinya konsentrasi aliran modal ke Negara tertentu yang dianggap memberikan potensi keuntungan lebih menarik. Hal ini dapat menimbulkan risiko tersendiri bagi stabilitas makroekonomi Indonesia. 6. Kepentingan Nasional Harus disadari bahwa kepentingan nasional merupakan yang utama dibandingkan dengan kepentingan kawasan dalam rangka integrasi ekonomi, hal ini berdampak pada sulitnya mencapai dan melaksanakan komitmen liberalisasi AEC Blueprint, sehingga perwujudan integrasi ekonomi kawasan akan dicapai dalam waktu yang lebih lama. 7. Kedaulatan Negara Kewenangan suatu negara untuk menggunakan kebijakan fiskal, keuangan dan moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri akan dibatasi dengan adanya integrasi ekonomi ASEAN. Ini merupakan pengorbanan yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya, karena bagaimana mungkin tidak menggunakan kebijakan fiskal padahal Indonesia menargetkan menggunaakan kebijakan fiskal. 16

2.4 Analisis SWOT 2.4.1 Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dalam membuat keputusan perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu strategi perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan ancaman yang timbul dan harus dihadapi dengan tepat. Tabel 2.1 Matrik SWOT EFAS IFAS Strenght (S) Kekuatan yang dimiliki. Weakness (W) Kelemahan yang dimiliki. Opportunity (O) Peluang yang dapat diidentifikasi. Gunakan semua kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada. Minimalkan semua kelemahan dengan memanfatkan semua peluang yang ada. Threats (T) Ancaman yang dapat diidentifikasi. Gunakan semua kekuatan untuk menghindari semua ancaman. Minimalkan semua kelemahan dan hindari semua ancaman. Keterangan : IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary EFAS : External Strategic Factors Analysis Summary 17

Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi perusahaan atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil kelemahan yang ada dalam perusahaan serta menekan berbagai ancaman yang akan timbul. Analisis SWOT juga dapat digunakan untuk membantu analisis strategis dan acuan logis dalam pembahasan sistematik tentang situasi perusahaan dan alternatif-alternatif pokok yang mungkin dipertimbangkan perusahaan. 2.5 Penelitian Terdahulu Analisis kesiapan menghadapi MEA 2015 menarik untuk diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Yermia Anggraeni dengan judul kesiapan Indonesia menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum Indonesia belum siap dengan diberlakukannya MEA karena masih ada sektor yang vital dalam perdagangan bebas seperti infrastruktur dan logistik yang masih perlu dibenahi. Namun disisi lain sektor pariwisata sudah dibenahi dan siap menghadapi pasar bebas ASEAN. Hal ini dilihat dari meningkatnya kunjungan wisata asing yang datang ke Indonesia dan sudah adanya sertifikasi SDM pariwisata sehingga tenaga kerja pariwisata sudah siap bersaing saat diberlakukannya MEA. Pada penelitian kedua oleh Mahmud Syarif, dkk yang berjudul Analisis perkembangan dan peran industri kreatif untuk menghadapi tantangan MEA 2015. Penilitian ini menggunakan analisis SWOT dimana hasil dari penelitian ini menyimpulkann bahwa Untuk kontribusi ekspor terbesar terjadi pada industri 18

Periklanan. Sementara untuk pertumbuhan impor tertinggi dan terendah terjadi pada industri industri kerajinan dan barang seni. Secara umum, industri kreatif di Indonesia mempunyai peran yang cukup besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Pada penelitian ketiga oleh Darwanto yang berjudul Kesiapan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam menghadapi ASEAN Economic Community. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dimana hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa BPD perlu meningkatkan kerjasama pemilik saham dan kemitraan dengan berbagai pihak (pelaku usaha) khususnya diluar pemda untuk memperluas layanan sehingga meningkatkan kemampuan bersaing. BPD juga perlu meningkatkan keterampilan SDM dari berbahgai lini dan tingkatan guna mengimbangi kualitas SDM yang dimiliki oleh perbankan lain. BPD juga harus meningkatkan kemampuan Good Corporate Governance (GCG) sehingga meningkatkan kredibilitas BPD sebagai lembaga keuangan regional. Implementasi strategi tersebut akan membuat BPD lebih siap bersaing menghadapi AEC. Jasa Suatma yang berjudul Kesiapan Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 mengatakan bahwa Strategi yang dapat ditempuh indonesia menghadapi AEC 2015 adalah pertama perbaikan infrastruktur dan policy. Kedua kebugaran, industri nasional perlu vitamin dan ini bisa ditempuh melalui insentif fiskal. Ketiga kalau sudah sehat dan pemberian vitamin, industri nasional butuh suplemen contohnya dengan Kawasan Ekonomi Khusus untuk mengurangi beban ekonomi. Penelitian keempat yang dilakukan oleh Sholeh dengan judul persiapan indonesia menghadapi AEC (ASEAN Economic Community). Penelitian ini 19

menggunakan metode deskriptif analitik dimana hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ASEAN Economic Community (AEC) mendatangkan beberapa tantangan dan peluang secara bersamaan. Strategi yang harus disiapkan Indonesia dalam menghadapi AEC mengharuskan pemerintah Indonesia berjalan dengan lebih cepat. Selain itu, minimnya tindakan sosialisasi tentang AEC dan perkembangannya terhadap masyarakat luas juga menjadi salah satu hal yang krusial bagi pemerintah Indonesia, dikarenakan pemahaman masyarakat juga akan melambangkan kesiapan negeri ini. Pada penelitian kelima oleh Boy S.Bakhri yang berjudul Kesiapan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Perspektif Daya Saing Nasional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif (studi kepustakaan) dimana hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa konsekuensi MEA dan persiapan yang dibutuhkan jelas merupakan hal yang kompleks. Hal itu menuntut kontribusi dan kolaborasi para pemangku kepentingan untuk menghadapinya. Otoritas bersama-sama pelaku usaha harus bahu-membahu dan mengesampingkan ego sektoral untuk membuat ekonomi produsen kita berdaya saing dalam MEA. Itu perlu didukung oleh semangat nasionalisme konsumen kita untuk lebih mencintai produk dan jasa yang dihasilkan oleh anak bangsa. Tanpa itu semua bisa-bisa pupus harapan meraih peluang terbuka di MEA. Kita terancam hanya jadi penonton dalam keriuhan MEA. Ini tidak baik bagi kewibawaan ekonomi dan bangsa Indonesia. Jadi, siap atau tidak siap, indonesia harus siap menghadapi MEA. 20

Pada penelitian keenam oleh Tri Ernayanti yang berjudul penerapan analisis SWOT dalam strategi peningkatan daya saing pedagang muslim untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Penelitian ini menyimpulkan bahwa Keberhasilan busana muslim Rabbani dalam berbisnis dalam hal pelayanan konsumen dan kualitas produk yang ditawarkan menyebabkan busana muslim Rabbani terus mengalami peningkatan. Namun demikian, untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar,busana muslim Rabbani dapat melakukan cara memperbenyak jenis variasi produk busana muslim/kerudung dan membuka beberapa outlet ke wilayah-wilayah potensial lainnya secara intensif. Saat ini busana muslim Rabbani sedang dalam masa pertumbuhan. Untuk itulah harus mengembangkan jadwal rencana baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang 2.6 Kerangka Konseptual Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlangsung sejak 31 desember 2015. Persaingan antar negara ASEAN untuk memperoleh peluang yang besar dari adanya MEA. Kota Medan sebagai kota yang berbatasan dengan beberapa negara ASEAN mendapat peluang dan ancaman dari adanya MEA ini. Oleh karena itu peneliti melakukan analissi SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threat) dalam menentukan kebijakan untuk memperoleh peluang pasar yang besar dari adanya MEA. Dimana analisis ini terdiri dari 2 variabel analisis, yaitu analisis faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, dan analisisi eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. 21

KOTA MEDAN Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Peluang (Oppurtunities) Ancaman (Threats) Formulasi strategi kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 22