BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. rancangan jaringan baru yang sesuai dengan kebutuhan PT. Cakrawala Lintas Media.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Ketika Winbox sudah diunduh, hal yang pertama dilakukan adalah membuka. utility hingga tampil gambar seperti di bawah ini:

Konfigurasi Awal Router Mikrotik

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station

BAB 4 KONFIGURASI DAN UJI COBA. jaringan dapat menerima IP address dari DHCP server pada PC router.

/28

PENGATURAN BANDWIDTH DI PT. IFORTE SOLUSI INFOTEK DENGAN MIKROTIK ROUTER BOARD 951Ui-2HnD

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT

BAB V IMPLEMENTASI. bab sebelumnya. PC Router Mikrotik OS ini menggunakan versi

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45

CARA SETTING LOAD BALANCE MIKROTIK (2 MODEM DI GABUNGKAN DALAM SATU MIKROTIK ROUTER) DALAM BENTUK GUI

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2

TOPOLOGI IP /24. Wifi Router

SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT DAN WEB PROXY

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

Cara seting winbox di mikrotik

BAB III PEMBAHASAN. pelaksanaan kerja praktek ada sebagai berikut : WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT DIVISI SISKOHAT yang beralamat di

Instalasi & Konfigurasi Mikrotik Sebagai Gateway Server

BAB 4 RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

SETTING MIKROTIK SEBAGAI ROUTER

MIKROTIK SEBAGAI NAT...

Konfigurasi Mikrotik Sebagai Router Gateway Internet

I. TOPOLOGI. TUTORIAL ROUTER BOARD MIKROTIK RB750 bagian -1 : Setting Dasar RB750 untuk LAN & Hotspot

KONFIGURASI MIKROTIK SEBAGAI INTERNET GATEWAY, HOTSPOT, DHCP SERVER, BANDWITH LIMITER DAN FIREWALL

KONFIGURASI HOTSPOT DENGAN MICROTIK VIA VMWARE

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi Berikut adalah gambaran alur metodologi yang di gunakan sebagai acuan dalam penelitian ini :

Port Nama ether IP Address Ether1 1-Internet /24 Ether2 2-LAN-Cable /24 Ether5 5-Hotspot-AP /24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL KONFIGURASI MIKROTIK

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

MODUL PEMBAHASAN TKJ UKK P2

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MEMBUAT JARINGAN INTERNET GATEWAY UNTUK JARINGAN WIRED DAN WIRELESS MENGGUNAKAN MIKROTIK 750RB DAN ACCESSPOINT TP-LINK TL-WA801ND

Test running well di RB750 OS ver.4.9 ISP= SAPIDI EXECUTIVE 512 2M

TUTORIAL SETTING MIKROTIK UNTUK SETTING IP, DHCP, GATEWAY, DNS.

BAB 5 UJI COBA DAN EVALUASI. implementasi jaringan yang sudah dirancang, maka penulis melakukan uji coba pada

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

Step by Step Konfigurasi Hostpot Mikrotik Pada VirtualBox

Bandwidth Limiter RB750

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Pemanfaatan Graphic Tools pada Sistem Operasi MikroTik untuk Menganalisa Bandwith Kustanto 4)

Rules Pada Router CSMA. Adrian Ajisman Sistem Komputer Universitas Sriwijaya

Integrasi Jaringan Simulasi pada GNS3 dengan Jaringan Nyata

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

PEMBAHASAN PAKET 4 UJIKOM TAHUN 2018

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang dibutuhkan antara lain: Router Mikrotik RB450. Akses Point TL-WA730RE

Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB III PEMBAHASAN Jadwal kerja praktek Tabel 3.1 Jadwal kerja praktek

PEMBAHASAN SOLUSI SOAL UJIAN PRAKTIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TEKNIK KOMPUTER JARINGAN PAKET 2. Oleh I Putu Hariyadi

Konfigurasi Dasar Mikrotik & Modem ADSL Speedy

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Konfigurasi Router

ANALISIS, PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN WLAN BERBASIS ROUTER MIKROTIK PADA PT. LE-GREEN

Pengelolaan Jaringan Sekolah

Jaringan Komputer dengan Router Mikrotik

Modul Mikroik MTCNA Mikrotik Academy SMK N 2 Tambusai Utara. Oleh Didit Aji Septiawan, S.Kom MTCNA, MTCRE, ACTRE

Membuat Hotspot Dengan Mikrotik & Login Page

INTERNETWORKING MIKROTIK ROUTER. Politeknik Cilacap 2014

LAN > Mikrotik RouterOS > Modem ADSL >

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Choirul Amri. I. Pendahuluan.

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) MENGUNAKAN METODE QUEUE TREE PADA PT. TUMBUH SELARAS ALAM

Nim : Nama : Agus Nurdin. Tgl : 10 Juni Review Presentasi DHCP di Mikrotik

BAB III IMPLEMENTASI

MEMBANGUN HOTSPOT DENGAN MIKROTIK OS

Instalasi UGM-Hotspot Menggunakan Mikrotik. Oleh : Muhammad Rifqi

KONSFIGURASI MIKROTIK SEBAGAI ROUTER

Modul 1 RB N. Pengenalan Mikrotik Router. Konfigurasi Dasar Mikrotik

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

Modul Ujikom TKJ 2014/2015 Page 1

BAB III PEMBAHASAN Kegiatan Kerja Praktek

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

GRAPHING. 1. Hasil konfigurasi Interface: 2. Hasil konfigurasi IP address: 3. Hasil konfigurasi IP Gateway: 4. Hasil konfigurasi IP DNS:

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah

MODUL 5 KONFIGURASI MIKROTIK : DHCP SERVER

Muhammad wahidul

Nama:Juri Anta Tarigan. Kelas:21 NIM: Tugas Elearning Jaringan Komputer. Prodi Teknik Informatika Universitas Mercubuan Yogyakarta

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware

OPTIMALISASI JARINGAN WIRELESS DENGAN ROUTER MIKROTIK STUDI KASUS KAMPUS BSI TANGERANG

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Konfigirasi Router Lanjutan

ANALISA PERBANDINGAN MANAJEMEN JARINGAN BERBASIS MIKROTIK DENGAN CISCO (Studi Kasus Universitas Almuslim)

BAB 3 METODOLOGI. Melakukan Survey. Mengidentifikasi Masalah & Menganalisis Kebutuhan User. Perancangan Jaringan Hotspot

Transkripsi:

32 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN Berdasarkan hasil analisis di Bab III, kami mencoba untuk membuat simulasi rancangan jaringan baru yang sesuai dengan kebutuhan PT. Cakrawala Lintas Media. 4.1 Rancangan Topologi Berikut ini adalah rancangan topologi yang akan digunakan sebagai sistem jaringan baru pada PT Cakrawala Lintas Media. Gambar 4.1 Rancangan topologi PT Cakrawala Lintas Media

33 Pada sistem jaringan baru ini, koneksi internet dari VSAT dihubungkan ke PC Router Mikrotik, kemudian dari PC Router ini, dihubungkan ke switch D-Link DHS- 2226. Switch kemudian dihubungkan ke komputer server dan komputer-komputer lain yang digunakan di perusahaan. Dengan menggunakan sistem jaringan yang baru ini, diharapakan terdapat peningkatan kinerja pada perusahaan dan juga perusahaan dapat mengembangkan usaha mereka lebih baik lagi karena adanya peningkatan performa jaringan dan juga efisiensi biaya pembuatan maupun maintenance jaringan. Karena keterbatasan dana, penulis tidak dapat menggunakan jaringan yang sama dengan rancangan jaringan PT. Cakrawala Lintas Media. Oleh karena itu, untuk kelancaran penulisan skripsi ini, penulis melakukan simulasi pada jaringan yang menyerupai jaringan yang telah dirancang, hanya saja skala jaringan yang digunakan diperkecil dengan hanya menggunakan 2 komputer klien. Penulis menggunakan switch D-Link DES-1005D pada jaringan simulasi sebagai substitusi untuk switch D-Link DHS-2226 yang digunakan di rancangan jaringan PT. Cakrawala Lintas Media. Selain itu, untuk melakukan simulasi yang berhubungan dengan Internet, penulis menggunakan koneksi Internet dari Telkom Speedy untuk menggantikan koneksi VSAT yang dipakai perusahaan.

34 Gambar 4.2 Topologi jaringan simulasi 4.2 Perangkat Keras Berikut ini adalah perangkat keras yang akan digunakan dalam melakukan simulasi jaringan untuk PT. Cakrawala Lintas Media. 4.2.1 Spesifikasi Perangkat keras PC Router PC Router merupakan sebuah PC dengan spesifikasi seperti PC biasa yang dilengkapi dengan Mikrotik Router OS agar dapat menjalankan fungsifungsi sebuah router. Spesifikasi dari PC Router tersebut adalah: o Prosesor : Pentium 4

35 o Mainboard : menggunakan chipset Intel 865 o Memori o Harddisk o Drive Optik : 1 GB DDR400 : IDE 80GB 7200rpm : DVD Combo IDE Switch D-Link DES-1005D Switch D-Link yang digunakan pada simulasi jaringan PT. Cakrawala Lintas Media ini memiliki 5 port 10/100 Mbps Auto-MDI. Network Interface Card D-Link DFE-528TX PCI Adapter Access Point D-Link DAP-1150 4.2.2 Instalasi Perangkat Keras Hal pertama yang perlu dilakukan pada instalasi perangkat keras jaringan PT Cakrawala Lintas Media adalah mempersiapkan PC yang akan digunakan sebagai PC Router. PC Router yang akan digunakan membutuhkan 2 buah port Ethernet, satu port untuk koneksi ke Internet dan satu port untuk swtich. Karena motherboard yang digunakan pada PC Router hanya memiliki sebuah port Ethernet, maka penulis menggunakan NIC D- Link DFE-528TX PCI Adapter pada PC Router agar PC Router tersebut memiliki 2 port Ethernet. Setelah selesai mempersiapkan PC Router, penulis mulai melakukan penyusunan perangkat jaringan sesuai dengan topologi yang telah dirancang. Koneksi internet yang ada di hubungkan dengan PC Router, kemudian dari

36 PC Router dihubungkan ke switch. Switch kemudian di hubungkan ke server dan juga ke PC klien. 4.3 Piranti Lunak Berikut ini adalah piranti lunak yang akan digunakan dalam melakukan simulasi jaringan untuk PT. Cakrawala Lintas Media. 4.3.1 Spesifikasi Piranti Lunak Mikrotik Router OS Mikrotik Router OS versi 3.10 digunakan sebagai sistem operasi pada PC Router dalam simulasi jaringan PT. Cakrawala Lintas Media. Winbox Winbox digunakan untuk melakukan konfigurasi pada Router Mikrotik, baik yang berupa PC Router maupun RouterBoard, secara remote. Microsoft Windows XP dan Microsoft Windows Vista Windows XP dan Vista digunakan sebagai sistem operasi pada PC klien pada simulasi jaringan PT. Cakrawala Lintas Media. 4.3.2 Instalasi Piranti Lunak Agar dapat digunakan sebagai PC Router, maka pada PC tersebut harus diinstall Mikrotik RouterOS. Untuk melakukan instalasi Mikrotik RouterOS, penulis menggunakan CD bootable yang didalamnya susah terdapat file instalasi Mikrotik RouterOS.

37 Gambar 4.3 Tampilan utama menu instalasi Mikrotik RouterOS Pada menu utama tersebut, terdapat sejumlah pilihan fasilitas apa saja yang akan diintegrasikan ke dalam Mikrotik RouterOS. Agar tidak terjadi masalah kompatibilitas, penulis memilih untuk meng-install semua fasilitas yang ada dengan menekan tombol A. Setelah memilih fasilitas yang ingin digunakan, penulis menekan tombol I untuk melakukan instalasi Mikrotik RouterOS.

38 Gambar 4.4 Pilihan fasilitas Mikrotik RouterOS Berikut gambar proses intalasi mikrotik Router OS: Gambar 4.5 Proses Instalasi Mikrotik RouterOS

39 Gambar 4.6 Proses Instalasi Mikrotik RouterOS telah selesai Setelah proses instalasi selesai dan komputer selesai melakukan reboot, halaman Log In Mikrotik RouterOS akan muncul layar. Untuk login awal, penulis menggunakan Login : Admin dan password kosong yang merupakan username dan password standar Mikrotik RouterOS. Setelah mengisi username dan password dengan benar maka akan muncul console Mikrotik RouterOS yang berguna untuk memasukan perintah konfigurasi.

40 Gambar 4.7 Halaman Log In Mikrotik 4.4 Konfigurasi Mikrotik Untuk melakukan konfigurasi dalam PC Router Mikrotik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan CLI (Command Line Interface) atau dengan GUI (Graphic User interface). CLI ini merupakan konfigurasi mikrotik secara langsung dari PC Router, dengan memasukan perintah perintah konfigurasi. GUI merupakan konfigurasi mikrotik secara remote dengan menggunakan interface yakni via WinBox. 4.4.1 Konfigurasi IP Address PC Router Agar PC Router dapat terhubung dengan Internet dan jaringan lokal, maka kedua Ethernet yang ada di PC Router harus diberi IP Address. Pengaturan IP Address pada Ethernet dalam Mikrotik dapat dilakukan dengan cara

41 menggunakan Command Line Interface (CLI) dengan memasukan perintah konfigurasi melakukan pengaturan, dengan perintah : ip address add address 192.168.1.2/24 interface=ether1 ip address add address 172.16.16.1/24 interface=ether2 interface set ether1 name=speedy interface set ether2 name=home Setelah perintah di atas berhasil dijalankan, maka PC Router sudah mempunyai IP address untuk masing-masing ethernet. Untuk melihat IP address yang sudah dikonfigurasi pada PC Router tersebut, dapat digunakan perintah sebagai berikut: ip address print Kemudian akan muncul hasil sebagai berikut: Gambar 4.8 Konfigurasi IP Address

42 Penulis menggunakan IP address pada range 172.16.16.xx pada jaringan lokal dikarenakan IP address pada range tersebut jarang digunakan/dipublikasikan pada Internet, sehingga dapat mencegah terjadinya bentrok dengan IP jaringan public/internet. 4.4.2 Konfigurasi Awal menggunakan Winbox Seperti yang dibahas sebelumnya, Winbox merupakan aplikasi untuk melakukan konfigurasi Mikrotik secara remote. Sebelum menggunakan Winbox, IP Address pada PC yang akan digunakan harus disesuaikan dengan IP jaringan lokal PC Router. Gambar 4.9 Pengaturan IP Address di server

43 Setelah mengkonfigurasi IP komputer, maka komputer yang digunakan sebagai server tersebut dapat mengakses Mikrotik RouterOS Configuration Page melalui web browser dengan memasukan IP address PC Router pada kolom address (http://172.16.16.1) dan kemudian mendownload Winbox sebagai aplikasi untuk melakukan pengaturan PC Router Mikrotik secara remote. Gambar 4.10 Tampilan Mikrotik RouterOS Configuration Page Setelah berhasil di-download, Winbox dapat digunakan untuk melakukan konfigurasi Mikrotik. Saat pertama dijalankan aplikasi Winbox akan meminta user untuk memasukan IP address dari PC Router yaitu 172.16.16.1 dan melakukan Log In dengan memasukkan username dan pasword administrator. Karena penulis belum melakukan pengubahan pada username dan password dari Mikrotik

44 RouterOS, maka untuk melakukan Log In, penulis menggunakan username dan password standar Mikrotik RouterOS yaitu username admin dan password kosong. Gambar 4.10 Tampilan Log In Winbox

45 Gambar 4.11 Tampilan halaman utama Winbox Pada halaman utama Winbox (seperti yang terlihat pada gambar diatas) terdapat dua tab: tab yang pertama yaitu Interface List, yang berada disebelah kiri, menunjukan daftar interface yang terhubung dengan PC Router yang dapat diakses dengan menekan tombol interfaces, sedangkan pada tab kedua, yaitu Address List, yang berada disebelah kanan, menjelaskan daftar IP address dan juga terhubung pada interface mana IP address tersebut pada jaringan lokal. Setting Routing Internet Gateway Agar PC Router dapat berfungsi sebagai gateway dan dapat terkoneksi dengan jaringan internet, maka dilakukan pengaturan Routing gateway. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuka menu IP Routes pada Winbox.

46 Setelah menu IP Routes terbuka, klik tombol Add (+) untuk menambah aturan routing baru: Gambar 4.12 Add Route

47 Gambar 4.13 Route List Pada kolom destination, penulis memasukkan IP 0.0.0.0/0, penggunaan IP 0.0.0.0/0 ini dimaksudkan agar PC Router memperbolehkan semua host yang ada pada jaringan lokal untuk terhubung ke Internet melalui PC Router dengan menggunakan gateway 192.168.1.1. Setelah routing gateway terbentuk, konfigurasi dilanjutkan dengan melakukan pengaturan DNS server dengan cara meng-klik IP DNS settings dan memasukan DNS server 203.130.196.5 dan 203.130.208.18.

48 Gambar 4.14 DNS Setting Setelah pengaturan di atas dilakukan, PC Router sudah terhubung dengan jaringan publik/internet, namun klien/host yang ada pada jaringan belum dapat terhubung dengan jaringan publik/internet. Sebelum melakukan pengaturan konfigurasi jaringan pada klien, penulis terlebih dahulu melakukan pembuatan DHCP server pada PC Router untuk memudahkan konfigurasi IP address pada komputer klien yang lain sehingga pengguna tidak perlu memasukan IP address secara manual. Setting DHCP Server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah suatu protokol yang dapat mendsitribusikan IP address, default gateway, dan DNS server secara

49 otomatis kepada semua klien dalam sebuah jaringan. DHCP server pada PC Router digunakan untuk mengurangi tugas administrator dalam memasukan IP address secara manual kepada setiap komputer klien. Untuk membuat DHCP server, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih menu IP DHCP Server, kemudian pilih DHCP Setup pada tab Winbox. Pada menu DHCP Setup, pertama tama masukan IP address jaringan yang digunakan sebagai jaringan lokal yaitu 172.16.16.0/24, kemudian klik Next. Gambar 4.15 DHCP Setup IP Jaringan Pada menu berikutnya, masukkan IP gateway pada jaringan lokal yaitu 172.16.16.1 kemudian tekan Next untuk masuk ke menu pengaturan DHCP Relay. Set DHCP Relay pada pilihan kosong, kemudian tekan Next.

50 Gambar 4.16 DHCP Setup Gateway Gambar 4.17 DHCP Setup DHCP Relay

51 Pada pengaturan IP Pool, masukan range IP yang ingin digunakan pada DHCP server. Saat melakukan pengaturan IP Pool, penulis menyesuaikan IP Pool dengan kondisi PT Cakrwala Lintas Media. Diasumsikan terdapat 20 buah komputer klien, oleh karena itu penulis menggunakan range IP : 172.16.16.5 sampai dengan 172.16.16.24. Gambar 4.18 DHCP Setup IP Pool Langkah berikutnya adalah melakukan pengaturan DNS Server pada DHCP server, biasanya DNS server PC Router sudah secara otomatis dimasukkan ke dalam DNS server DHCP Server, dan apabila perlu dapat ditambahkan lagi DNS

52 server yang ingin digunakan. Setelah memasukkan DNS server pada menu yang ada, tekan tombol next. Gambar 4.19 DHCP Setup DNS Server Pada menu terakhir ini user diminta untuk memasukkan lease time atau waktu hidup dari IP DHCP tersebut. Pada simulasi ini penulis memasukan waktu 3d 00:00:00, yang berarti IP DHCP tersebut akan aktif selama 3 hari.

53 Gambar 4.20 DHCP Setup Lease Time Setelah selesai melakukan DHCP Setup, DHCP server telah dapat digunakan. Untuk melihat apakah DHCP yang baru saja diguat itu sudah berada dalam DHCP server list, penulis memilih menu IP DHCP server DHCP, dan juga untuk melihat IP Pool yang telah dibuat dengan memilih IP Pool.

54 Gambar 4.21 DHCP Server dan IP Pool Setting Network Address Translation (NAT) Setelah konfigurasi DHCP server selesai dilakukan, klien sudah mempunyai IP address masing masing. Agar klien pada jaringan lokal dapat terhubung ke jaringan publik/internet, maka pada PC Router dilakukan pengaturan NAT. NAT (Network Address Tranlation) adalah salah satu fasilitas router untuk meneruskan paket dari IP asal dan atau ke IP tujuan. NAT ini merupakan suatu standar Internet yang diperlukan untuk menjembatani host jaringan lokal agar dapat berkomunikasi dengan jaringan publik menggunakn IP address publik. Sebelum melakukan pengaturan NAT, harus dilakukan scanning IP karena IP yang digunakan oleh komputer klien telah diatur oleh DHCP Server. Untuk melihat IP host yang diatur dengan DHCP dapat dilakukan dengan memilih menu

55 IP DHCP server Leases. Pada setiap IP yang dibuat secara DHCP, klik Make Static, hal ini dimaksudkan untuk menyimpan MAC Address dari komputer klien agar IP yang digunakan tetap dan tidak berubah-ubah. Gambar 4.22 DHCP Server Lease Setelah itu, untuk melakukan pengaturan NAT dapat dilakukan dengan memilih menu IP Firewall tab NAT klik Add(+). Untuk memasukan rules NAT, klik New NAT Rule. Pada tab General masukan chain srcnat, pada Src. Address masukan IP klien 172.16.16.2, kemudian pada tab Action pilih action Masquerade. Lakukan pembuatan NAT ini pada semua client yang terkoneksi pada jaringan lokal (Home).

56 Gambar 4.23 Pengaturan NAT Gambar 4.24 NAT Action

57 Gambar 4.25 NAT Semua client 4.4.3 Pengaturan Bandwith Pengaturan bandwidth dimaksudkan agar bandwidth yang ada dapat terdistribusi dengan baik sehingga tidak terjadi masalah koneksi yang lambat pada beberapa klien dan juga agar bagian monitoring jaringan pada PT Cakrwala Lintas Media tidak mengalami gangguan. Penulis menggunakan metode queue tree untuk melakukan pembagian bandwith, dimana limitasi dikelompokan bedasarkan IP address sehingga paket dan juga koneksi yang ada akan di monitoring secara penuh oleh administrator. Selain itu dengan penggunaan metode ini pengawasan jaringan akan menjadi lebih detail. Untuk melakukan limitasi aliran paket harus ditandai dengan menggunakan suatu tanda mangle. Setelah itu barulah dibuat Queue Tree untuk membatasi

58 bandwidth setiap klien. Untuk mangle ini akan dibuat dua buah rule untuk setiap client yakni mark connection dan juga mark packet - Mark Connection Untuk membuat mark connection dapat dilakukan dengan memilih menu IP Firewall tab Mangle klik Add (+). Pada tab New Mangle Rule masukan chain : prerouting, masukan IP client pada Src. Address : 172.16.16.2, masukan Network Address jaringan local (Home) pada Dst. Address : 172.16.16.0/24 dan memberikan tanda mark pada Dst. Address, kemudian pada tab Action pilih action : mark connection, dengan New Mark Connection : PC1con, merupakan nama dari connection mark, lalu klik OK. Lakukan pembuatan mark connection pada semua client dengan melakukan langkah yang sama dengan merubah IP address dari client dan juga nama dari connection mark.

59 Gambar 4.26 Mark Connection-General Gambar 4.27 Mark Connection-Action

60 - Mark Packet Untuk membuat mark packet dapat dilakukan dengan memilih menu IP Firewall tab Mangle klik Add (+). Pada tab New Mangle Rule masukan chain : prerouting, Connection Mark : PC1con kemudian pada tab Action pilih action : mark packet, dengan New Packet Mark : PC1, merupakan nama dari packet mark, lalu klik OK. Lakukan pembuatan mark packet pada semua IP client yang terhubung dengan melakukan langkah yang sama dengan merubah Connection Mark dan juga nama dari packet mark. Gambar 4.28 Mark Packet General

61 Gambar 4.29 Mark Packet Action Gambar 4.30 Firewall Mangle Mark

62 - Pengaturan Bandwidth Download Untuk melakukan pengaturan bandwidth download dapat dilakukan dengan memilih menu Queues tab Queue tree klik Add(+). Pada tab New Queue Rule, masukan name : PC3_Download, Parent : Home, Packet Mark : PC3, Priority : 8. Priority menunjukan prioritas bandwidth yang didahulukan untuk mencapai bandwidth limit, secara default 8. Kemudian set Limit dan Max limit sesuai kebutuhan (bits/s), Lakukan langkah berikut ini pada semua komputer klien. Gambar 4.31 Setting Queue tree

63 4.4.4 Security Block IP address Bloking IP ini dimaksudkan agar sisa IP address yang tidak terpakai ter-blok untuk menjaga keamanan jaringan. Tujuan dari blok IP address ini adalah untuk mencegah masuknya pengguna lain ke dalam jaringan. Selain itu bloking IP ini dimaksudkan agar pada saat perusahaan mengadakan penambahan komputer pada jaringan mereka, mereka dapat dengan mudah memasukan IP kepada komputer dengan mengubah aturan rule yang ada. Dengan adanya bloking IP ini, IP yang digunakan dapat terorganisir dengan baik. Untuk melakukan Block IP, dapat dilakukan dengan mengklik IP Firewall tab Address List klik Add (+). Pada tab New Firewall Address List, masukan nama yang ini dipakai untuk blok IP, disini penulis memberi nama IP-Blok, kemudian pada kolom address masukan range IP address yang ingin diblok yakni 172.16.16.26-172.16.16.254.

64 Gambar 4.32 Blok IP Setelah membuat aturan address list maka harus dibuat aturan pada filter rule untuk mengaktifkan address list yang telah dibuat, untuk membuatnya pada tab Filter Rules klik Add(+), pada tab new rule masukan chain : input, pada tab advanced masukan Src. Address list : IP-Blok, kemudian pada tab action, pilih action : drop kemudian OK. Lakukan pembuatan rule tersebut dengan chain forward dan output.

65 Gambar 4.33 New Filter Rule - General Gambar 4.34 New Filter Rule - Advanced

66 Gambar 4.35 New Filter Rule - Action Gambar 4.36 Filter Rule IP Blok

67 Blocking Situs Blocking situs ini dibuat untuk menjaga agar koneksi yang ada tidak terganggu akibat dari beberapa staff kantor yang membuka website yang tidak penting ataupun melakukan streaming. Selain itu dengan adanya bloking situs ini diharapkan untuk beberapa situs atau halaman website yang mengandung virus atau spyware dapat blok agar staff kantor tidak dapat memasuki halaman tersebut. Untuk membuat bloking situs ini dapat dilakukan dengan mengklik IP Firewall tab Layer 7 Protocol klik Add (+). Pada tab New Layer 7 Protocol, masukan nama untuk rule tersebut, misalkan penulis menggunakan nama Facebook, hal ini dimaksudkan untuk memblok situs facebook, kemudian pada kolom regexp masukan halaman web yang ingin diblok, misalkan facebook.com. Di sini penulis tidak menggunakan www karena apabila menggunakan www tersebut halaman website tersebut masih dapat dikunjungi.

68 Gambar 4.37 Bloking Situs Setelah selesai membuat rule tersebut, rule tersebut belum dapat digunakan, oleh karena itu perlu diaktifkan untuk menggunakannya. Cara mengaktifkannya, pilih tab Filter Rules, kemudian klik Add (+), pada tab New Firewall Rule pilih chain : Forward, kemudian pada in interface : Home (Nama jaringan local yang digunakan), kemudian pada tab advanced, pada Layer 7 Protocol : facebook (nama rule yang dibuat pada layer 7 Protocol), setelah itu pada tab action, pilih action: drop kemudian OK. Untuk mengaktifkan rule lain pada layer 7 protocol dapat dilakukan dengan hal yang sama dengan mengganti nama rule pada layer 7 protocol di tab Advanced.

69 Gambar 4.38 Filter Rules bloking situs - General Gambar 4.39 Filter Rules bloking situs - Advanced

70 Gambar 4.40 Filter Rules bloking situs Action Mengubah Password Administrator Secara default, Mikrotik RouterOS memiliki konfigurasi username dan password untuk administrator yaitu username admin dengan password kosong. Agar konfigurasi Mikrotik tidak dapat diubah oleh sembarang orang, maka password administerator PC Router harus diganti dengan memilih Password tab Password, masukan password lama dan juga password baru kemudian OK.

71 Gambar 4.41 Pengantian Password 4.4.5 Konfigurasi Penjadwalan Proses Pemakaian bandwidth siang dan malam tentu berbeda mengingat banyaknya staff yang bekerja pada siang hari. Oleh karena itu untuk malam hari bandwidth limit diubah menjadi lebih besar. Untuk mengubahnya tentu admin harus melakukannya dengan mengubah satu per satu pada setiap komputer. Oleh karena itu untuk memudahkannya dapat dilakukan dengan penjadwalan proses. Untuk membuat penjadwalan tersebut pertama kali admin harus membuat script atau aturan untuk membatasi bandwidth. Untuk membuatnya klik System Scripts klik Add (+). Pada tab new script masukan nama script, name :limit_malam, kemudian pada bagian source masukan perintah /queue tree set PC1 limit-at=192000 max-limit=192000

72 /queue tree set PC2 limit-at=128000 max-limit=128000 /queue tree set PC3 limit-at=64000 max-limit=64000. Gambar 4.42 Script Penjadwalan Proses Setelah selesai membuat script, hal yang harus diperhatikan adalah jam pada router, pastikan jam pada router sama seperti jam sekarang ini. Untuk melihat dan juga mengubah jam pada router dapat dilakukan dengan meng-klik System Clock, kemudian akan terbuka tab untuk clock untuk melakukan penyesuain waktu. Setelah selesai melakukan pengaturan waktu maka melakukan pembuatan schedule, untuk membuat schedule dapat dilakukan dengan meng-klik System Scheduler klik Add(+). Pada tab new schedule masukan nama schedule yang ingin dibuat, misalkan name : start_limit_pagi, Start Date : Nov/23/2009(tanggal

73 penjadwalan ingin dijalankan), Start Time : 07:00:00 (waktu penjadwalan dijalankan), Interval 1d (interval 1d adalah selisih waktu perintah akan dieksekusi kembali, 1d sama dengan 24 jam), pada kolom On Event : limit_pagi (nama script yang dibuat). Gambar 4.43 Scheduler 4.4.6 Backup Konfigurasi Setelah selesai membuat konfigurasi untuk router, langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan file backup untuk konfigurasi yang telah dibuat. Hal ini dilakukan apabila pada waktu tertentu admin melakukan perubahan namun terjadi kegagalan system, maka admin dapat me-load kembali konfigurasi yang telah dibuat tanpa harus pelakukan konfigurasi ulang dari awal.

74 Untuk membuat backup dapat dilakukan dengan klik New Terminal, pada tab command line masukan perintah: system backup save name=clm Gambar 4.44 BackUp konfigurasi Mikrotik RouterOS 4.4.7 Setting Mikrotik Tools Graphing Sebagai administrator bila ingin mengetahui apakah trafik yang berjalan di jaringan sudah sesuai dengan semestinya dapat dilakukan dengan monitoring traffic. Pada Mikrotik, monitoring traffic ini disebut sebagai graphing. Untuk menjalankanya, dapat dilakukan dengan melakukan konfigurasi klik Tools Graphing Queue Rules Settings Store every: 5 min. Pada tab Interface Rules klik Add (+) Interface: Home, Allow Address: 172.16.16.0/24, kemudia pada tab Resource Rules Add (+) Allow Address: 172.16.16.0/24 Setelah itu, masukkan address berikut pada browser: 172.16.16.1/graphs/ Graphing ini dapat digunakan untuk memonitor Bandwidth, CPU usage, Memory usage, dan Disk usage pada Mikrotik.

75 Gambar 4.45 Konfigurasi Graphing Gambar 4.46 Graphing pada Web Browser

76 Packet Sniffer Packet Sniffer merupakan salah satu fitur dari Mikrotik yang berfungsi untuk menangkap semua data pada jaringan, untuk menggunakanya klik Tools Packet Sniffer Settings tab General, Interface: all. File Name: sniffing;pada tab Streaming, Streaming : Enabled, Server: 172.16.16.1. Untuk memulai sniffing, maka klik Start, kemudian klik Stop untuk mengakhiri. Gambar 4.47 Packet Sniffer