SPATIAL MULTI-CRITERIA EVALUATION (SMCE) MENGGUNAKAN ILWIS Riki Rahmad awangrikirahmad@gmail.com Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat diambil. AHP dikembangkan oleh Thomas L.Saaty pada tahun 1970-an, dan telah mengalami banyak perbaikan dan pengembangan hingga saat ini. Kelebihan AHP adalah dapat memberikan kerangka yang komprehensif dan rasional dalam menstrukturkan permasalahan pengambilan keputusan. Analisa Kesesuaian Lahan (Land Suitabilty Analysis / LSA) adalah proses berbasiskan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan terhadap penggunaan tertentu. Dasar pemikiran dari LSA adalah lahan memiliki beragam nilai, baik internal maupun eksternal, dimana tiap nilai tersebut dapat dikategorikan mendukung atau menghambat penggunaan lahan tersebut, baik eksisting maupun direncanakan. Kesesuaian lahan ditentukan berdasarkan analisa dengan menggunakan analisa multi faktor secara sistematis, dimana faktor-faktor tersebut dapat berupa fisik, sosial, maupun ekonomi. Output dari analisa tersebut dapat berupa peta yang dapat menunjukkan area yang memiliki kesesuaian tinggi hingga tidak sesuai sama sekali untuk aktifitas tertentu. Model kesesuaian lahan juga dapat menunjukkan lokasi terbaik untuk penggunaan lahan tertentu, baik pengembangan perumahan, pusat perdagangan dan jasa, kawasan industri, dan penggunaan lahan lainnya. ILWIS (Integrated Land and Water Information System) adalah software GIS Open Source yang dapat digunakan untuk mengolah data GIS baik dalam bentuk vektor atau raster. Salah satu Feature yang terdapat dalam ILWIS adalah SMCE (Spatial Multi Criteria Evaluation), yang merupakan penggabungan antara konsep Overlay pada lingkup Sistem Informasi Geografis dan konsep Analytical Hierarchy Process (AHP) pada lingkup Decision Support System. Sama halnya dengan AHP, proses SMCE juga dimulai dengan penstrukturan tujuan dan variabel yang digunakan dalam analisa. Perbedaan dengan AHP adalah pada ILWIS,
variabel tidak dibandingkan dengan alternatif, akan tetapi dengan peta dalam format GIS yang terkait dengan tiap variabel yang digunakan. Screenshoot di bawah ini menunjukkan ilustrasi sederhana penerapan SMCE, yang bertujuan untuk menganalisa kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai Kawasan Perumahan di Kabupaten Bangkalan. Variabel yang digunakan adalah kedekatan dengan sarana pendidikan, kedekatan dengan infrastruktur, dan nilai strategisnya. Proses pembobotan untuk tiap variabel dan sub-variabel dapat dilakukan secara langsung pada ILWIS. 1. Buka program ILWIS. Program yang dipakai untuk analisis adalah ILWIS 3.7. 2. Menyiapkan data raster yang akan digunakan dalam proses Suitability analysis. 3. Extend Raster Operations dalam Operation-tree, kemudian Run Spatial Multi-Criteria Evaluation, cheklist Design of Alternatives. 4. Tulis deskripsi tujuan SMCE dan input pohen kriteria berupa Insert Group dan Insert Spatial Factor serta input data raster.
5. Klik Multi CriteriaAnalysis dan lakukan standarisasi pada setiap Spatial Factor. 6. Pembobotan untuk setiap faktor. Klik kanan pada tujuan dan pilih Weight dan lakukan Pairwise Comparison.
7. Setelah pembobotan seluruh faktor selesai lakukan proses SMCE untuk menghasilkan output. Klik menu Generate, uncheck Show after calculation.
8. Selanjutnya akan keluar jasil peta output berupa Kesesuaian Lahan untuk Kawasan Perumahan di Kabupaten Bangkalan. 9. Export hasil Peta ouput kedalam format yang diinginkan.