MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

TUGAS AKHIR RC

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG TOWER C KEBAGUSAN CITY JAKARTA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON ABSTRAK

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TELKOMSEL DI SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN BAJA-BETON KOMPOSIT

BAB I PENDAHULUAN 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Batasan Masalah

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP KELAS 1 RSUD SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

STUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

ABSTRAK. Kata Kunci : Gedung Parkir, Struktur Baja, Dek Baja Gelombang

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

Arah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN MULYOREJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM. Oleh Heri Istiono

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

TUGAS AKHIR RC

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA DI WILAYAH GEMPA TINGGI

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200

TUGAS AKHIR MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA GEDUNG PERKANTORAN PETROSIDA GRESIK DENGAN MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON- KOMPOSIT

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

LAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB II LANDASAN TEORI. kestabilan struktur dalam menahan segala pembebanan yang dikenakan padanya,

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

Perancangan Modifikasi Struktur Gedung Hotel Nawasaka Surabaya dengan Sistem Ganda

MODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

menggunakan ketebalan 300 mm.

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

Transkripsi:

TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON YOGA C. V. TETHOOL NRP 3107 100 057 Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST., M.Sc., Ph.D Ir. Isdarmanu, M.Sc JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Nama Mahasiswa : Yoga C. V. Tethool NRP : 3107 100 057 Jurusan : Teknik Sipil FTSP - ITS Dosen Pembimbing : Ir. Isdarmanu, M.Sc Endah Wahyuni, ST., M.Sc., Ph.D ABSTRAK Permasalahan permukiman yang dihadapi kota besar seperti Surabaya saat ini semakin kompleks. Migrasi penduduk dan keterbatasan lahan menimbulkan pemukiman pemukiman padat di kawasan yang dianggap strategis. Alternatif pembangunan yang dianggap paling sesuai dengan kondisi diatas yaitu pembangunan kearah vertikal, dalam hal ini adalah rumah susun. Sebagai bahan studi perencanaan dilakukan modifikasi terhadap struktur Gedung B Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Gunungsari Surabaya. Awalnya gedung ini didesain menggunakan struktur beton bertulang yang terdiri dari 5 lantai, yang selanjutnya akan dimodifikasi menjadi 15 lantai dengan menggunakan struktur komposit baja beton. Struktur komposit merupakan perpaduan antara beton dan baja profil. Jika ditinjau dari segi kualitas dan efisiensi waktu pekerjaan bangunan dengan struktur baja komposit lebih menguntungkan. Dengan menggunakan konstruksi komposit dalam desain suatu komponen struktur ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut : dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai, tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi, meningkatkan kekakuan lantai, dapat menambah panjang bentang layan. Pada akhirnya dari penyusunan tugas akhir ini penulis mengharapkan dapat merencanakan suatu struktur komposit yang efisien tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan fungsi bangunan tersebut. Kata kunci : rusunawa gunungsari, komposit baja beton

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan permukiman yang dihadapi kota besar seperti Surabaya saat ini semakin kompleks. Tingginya tingkat kelahiran dan migrasi penduduk yang terbentur pada kenyataan bahwa lahan di perkotaan semakin terbatas dan nilai lahan yang semakin meningkat serta mayoritas penduduk dari tingkat ekonomi rendah, menimbulkan pemukiman pemukiman padat di kawasan yang dianggap strategis yaitu kawasan pusat kota, industri dan perguruan tinggi. Alternatif pembangunan yang dianggap paling sesuai dengan kondisi diatas yaitu pembangunan kearah vertikal, dalam hal ini adalah rumah susun (Mahmudah, 2007). Pembangunan rumah susun dapat juga mengakibatkan terbukanya ruang kota sehingga dapat membantu adanya peremajaan kota. Dengan demikian maka daerah kumuh dapat berubah menjadi daerah yang rapi, bersih, dan teratur. Oleh karena itu, maka dibangunlah Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Gunungsari yang berlokasi di Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas. Sebagai bahan studi perencanaan akan dilakukan modifikasi terhadap struktur Gedung B Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Gunungsari. Rusunawa ini terdiri dari 2 tipe gedung, yaitu Gedung A yang berukuran 40m x 20m dan Gedung B yang berukuran 46m x 20m. Modifikasi hanya dilakukan terhadap Gedung B Rusunawa Gunungsari. Awalnya gedung ini didesain menggunakan struktur beton bertulang yang terdiri dari 5 lantai, yang selanjutnya akan dimodifikasi menjadi 15 lantai dengan menggunakan struktur komposit baja beton. Struktur atap yang sebelumnya terdiri dari rangka solid beam akan dimodifikasi menggunakan pelat komposit baja beton. Struktur komposit merupakan perpaduan antara beton dan baja profil. Dimana perbedaan antara balok beton bertulang dengan balok komposit adalah untuk momen positif, pada beton bertulang gaya-gaya tarik yang terjadi pada elemen struktur dipikul oleh besi tulangan, sedangkan pada struktur komposit gaya-gaya tarik yang terjadi dipikul oleh profil baja. Balok komposit dengan profil WF biasa sudah banyak digunakan dalam perencanaan suatu gedung. Hal ini dikarenakan keuntungan yang didapat dengan menggunakan struktur komposit pada suatu bangunan daripada menggunakan struktur beton bertulang. Jika ditinjau dari segi kualitas dan efisiensi waktu pekerjaan bangunan dengan struktur baja komposit lebih menguntungkan. Dengan menggunakan konstruksi komposit dalam desain suatu komponen struktur ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut : dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai, tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi, meningkatkan kekakuan lantai, dapat menambah panjang bentang layan (Setiawan, 2008). Penampang komposit mempunyai kekakuan yang lebih besar dibandingkan dengan penampang lempeng beton dan gelagar baja yang bekerja sendiri-sendiri dan dengan demikian dapat menahan beban yang lebih besar atau beban yang sama dengan lenturan yang lebih kecil pada bentang yang lebih panjang. Apabila untuk mendapatkan aksi komposit bagian atas gelagar dibungkus dengan lempeng beton, maka akan didapat pengurangan pada tebal seluruh lantai, dan untuk bangunan-bangunan pencakar langit, keadaan ini memberikan penghematan yang cukup besar dalam volume, pekerjaan pemasangan kabel-kabel, pekerjaan saluran pendingin ruangan, dinding-dinding, pekerjaan saluran air, dan lain-lainnya (Amon, Knobloch & Mazumder, 1999). 1.2 Perumusan Masalah Dalam memodifikasi perencanaan gedung B Rumah Susun Sederhana Sewa Gunungsari dengan menggunakan struktur komposit baja beton, ditinjau beberapa masalah antara lain : 1. Bagaimana merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift? 2. Bagaimana mengasumsikan pembebanan setelah adanya modifikasi? 3. Bagaimana pemodelan dan menganalisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS v 9.6.0? 4. Bagaimana merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan kolom? 5. Bagaimana merencanakan sambungan yang sesuai? 6. Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besarnya beban yang dipikul? 7. Bagaimana menuangkan hasil perencanaan dalam bentuk gambar teknik? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari modifikasi perencanaan gedung B Rumah Susun Sederhana Sewa Gunungsari dengan menggunakan struktur komposit baja beton yaitu : 1. Merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift.

2. Mengasumsikan pembebanan setelah adanya modifikasi. 3. Memodelkan dan menganalisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS v 9.6.0. 4. Merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan kolom. 5. Merencanakan sambungan yang sesuai. 6. Merencanakan pondasi yang sesuai dengan besarnya beban yang dipikul. 7. Menuangkan hasil perencanaan dalam bentuk gambar teknik. 1.4 Batasan Masalah Ruang lingkup permasalahan dan pembahasan pada tugas akhir ini dibatasi oleh beberapa hal antara lain : 1. Modifikasi hanya dilakukan terhadap struktur Gedung B Rusunawa Gunungsari. 2. Perencanaan struktur utama meliputi balok induk dan kolom, sedangkan struktur sekunder meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift. 3. Perhitungan struktur pondasi hanya pada kolom dengan beban terbesar. 4. Perencanaan tidak meliputi instalasi mekanikal, elektrikal dan saluran air. 5. Tidak meninjau dari segi metode pelaksanaan, analisa biaya, arsitektural, dan manajemen konstruksi. 6. Program bantú yang digunakan adalah Etabs V 9.6.0 dan Autocad. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Sistem struktur komposit terbentuk akibat interaksi antara komponen struktur baja dan beton yang karakteristik dasar masing-masing bahan dimanfaatkan secara optimal. Karakteristik penting yang dimiliki oleh struktur baja adalah kekuatan tinggi, modulus elastilitas tinggi, serta daktilitas tinggi. Sedangkan karakteristik penting yang dimiliki oleh struktur beton adalah ketahanan yang baik terhadap api, mudah dibentuk, dan murah. Karena struktur komposit melibatkan dua macam material yang berbeda, maka perhitungan kapasitasnya tidak sesederhana bila struktur bukan komposit. Karakteristik dan dimensi kedua bahan akan menentukan bagaimana pemilihan jenis profil dan plat beton yang akan dikomposisikan dan kinerja struktur tersebut (Suprobo, 2000). 2.2 Aksi Komposit Aksi komposit terjadi apabila dua batang struktural pemikul beban, seperti pada pelat beton dan balok baja sebagai penyangganya, dihubungkan secara menyeluruh dan mengalami defleksi sebagai satu kesatuan. Gambar 2.1 Perbandingan Antara Balok yang Melendut dengan dan Tanpa Aksi Komposit (Salmon & Johnson, 1991) 2.3 Lendutan Komponen struktur komposit memiliki momen inersia yang lebih besar daripada komponen struktur non komposit, akibatnya lendutan pada komponen struktur komposit akan lebih kecil. Momen inersia dari komponen struktur komposit hanya dapat tercapai setelah beton mengeras, sehingga lendutan yang diakibatkan oleh beban-beban yang bekerja sebelum beton mengeras, dihitung berdasarkan momen inersia dari profil baja saja. 2.4 Balok Komposit Balok adalah salah satu diantara elemenelemen struktur yang paling banyak dijumpai pada setiap struktur. Balok adalah elemen struktur yang memikul beban yang bekerja tegak lurus dengan sumbu longitudinalnya. 2.5 Kolom Komposit Kolom komposit dapat dibentuk dari pipa baja yang diisi dengan beton polos atau dapat pula dari profil baja hasil gilas panas yang dibungkus dengan beton dan diberi tulangan baja serta sengkang, seperti halnya pada kolom beton biasa. 2.6 Dek Baja Gelombang

Perkembangan struktur komposit dimulai dengan digunakannya dek baja gelombang, yang selain berfungsi sebagai bekisting saat pelat beton dicetak, juga berfungsi sebagai tulangan positif bagi pelat beton. Penggunaan dek baja juga dapat dipertimbangkan sebagai dukungan dalam arah lateral dari balok sebelum beton mulai mengeras. Arah dari gelombang dek baja biasanya diletakkan tegak lurus balok penopangnya. 3.2 Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir Mulai Pengumpulan Data Studi Literatur Preliminary Desain Pembebanan Elemen Struktur Sekunder Not Ok Analisa Struktur Sekunder Kontrol Desain Ok Pembebanan Elemen Struktur Primer Not Ok Analisa Struktur Primer 2.7 Penghubung Geser Gaya geser yang terjadi antara pelat beton dan profil baja harus dipikul oleh sejumlah penghubung geser, sehingga tidak terjadi slip pada saat masa layan. Besarnya gaya geser horizontal yang harus dipikul oleh penghubung geser diatur dalam SNI 03-1729-2002 pasal 12.6.2. Kontrol Desain Ok Perencanaan Pondasi Penggambaran Hasil Perencanaan Selesai Gambar 3.1 Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi ini akan menguraikan dan menjelaskan urutan pelaksanaan penyelesaian tugas akhir. Mulai dari pengumpulan data, literatur, preliminary design, analisa elemen (primer dan sekunder), analisa beban (gravitasi, angin, gempa), dan pedoman perencanaan, sampai dengan kesimpulan akhir dari analisa struktur ini yaitu untuk mendapatkan perencanaan gedung. BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 4.1 Perencanaan Pelat Lantai 4.1.1 Perencanaan pelat lantai atap 4.1.2 Perencanaan pelat lantai 1 14

4.2 Perencanaan Tangga 4.2.1 Data data perencanaan tangga Mutu baja (BJ 41) : fy = 2500 kg/cm 2 Mutu beton (fc ) : fc = 30 MPa Ketinggian antar lantai : 350 cm Tinggi bordes : 175 cm Tinggi injakan (t) : 17.5 cm Lebar injakan ( i ) : 25 cm Jumlah tanjakan (Σt) 175 : = 10 buah 17.5 Lebar bordes : 150 cm Panjang bordes : 600 cm Lebar tangga : 200 cm 4.3.2 Perencanaan balok penggantung lift (BF1) Balok penggantung lift direncanakan menggunakan profil WF400x200x7x11 4.3.3 Perencanaan balok penumpu lift (BF2) Balok penumpu lift direncanakan menggunakan profil WF400x200x8x13 4.3.4 Perencanaan balok pemisah sangkar lift (BF3) Balok pemisah sangkar lift direncanakan menggunakan profil WF150x75x5x7 4.4 Perencanaan Balok Anak Lantai (BL) 4.4.1 Perencanaan balok anak lantai BL1 4.3 Perencanaan Balok Lift (BF) 4.3.1 Data perencanaan Untuk lift pada bangunan ini menggunakan lift penumpang yang diproduksi oleh Hyundai Elevator Co., LTD. Data data lift yang digunakan adalah sebagai berikut (untuk 1 car): Tipe lift : Machine Room Less Elevators Merk : Hyundai Kecepatan : 90m/min Kapasitas : 10 orang (700kg) Lebar pintu (opening width) : 800 mm Dimensi sangkar (car size) : - internal : 1300 x 1300 mm 2 - eksternal : 1360 x 1455 mm 2 Dimensi ruang luncur : 2050 x 1800 mm 2 Balok anak lantai BL1 direncanakan menggunakan profil WF450x200x9x14. 4.4.2 Perencanaan balok anak lantai BL2 Balok anak lantai BL2 direncanakan menggunakan profil WF350x175x7x11.

4.4.3 Perencanaan balok anak lantai BL3 Ringkasan mengenai berat bangunan secara lengkap disajikan dalam tabel berikut : Balok anak lantai BL3 direncanakan menggunakan profil WF450x200x8x12. 4.5 Perencanaan Balok Anak Atap (BA) 4.5.1 Perencanaan balok anak atap BA1 Balok anak atap BA1 direncanakan menggunakan profil WF450x200x8x12. 4.5.2 Perencanaan balok anak atap BA2 Balok anak atap BA2 direncanakan menggunakan profil WF350x175x6x9. 4.5.3 Perencanaan balok anak atap BA3 Balok anak atap BA3 direncanakan menggunakan profil WF500x300x11x18. BAB V PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER 5.1 Data Gedung Mutu baja : BJ41 Mutu beton (fc ) : 30 MPa Lebar gedung : 20 m Panjang gedung : 46 m Tinggi total gedung : 52.5 m Tinggi antar lantai : 3.5 m Pada SNI 03-1726-2002 dinyatakan bahwa harus ada peninjauan eksentrisitas (ed) antara pusat massa dan pusat rotasi lantai. Rumus yang digunakan adalah : untuk 0 < e < 0.3b ed = 1.5e + 0.05b atau ed = e - 0.05b untuk e > 0.3b ed = 1.33e + 0.1b atau ed = 1.17e - 0.1b dipilih yang pengaruhnya paling menentukan untuk struktur gedung. Dimana : b : ukuran horisontal terbesar denah struktur pada lantai gedung yang ditinjau, tegak lurus arah pembebanan gempa. e : selisih antara pusat massa dan pusat kekakuan pada lantai gedung yang ditinjau. 5.2 Pembebanan dan Analisa Struktur

Kinerja struktur gedung Kinerja batas layan (Δs) Kontrol waktu getar alami fundamental (T) Nilai T didapat dari hasil etabs v9.6.0 yang ditampilkan dalam tabel berikut : Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental (T) dari struktur gedung harus dibatasi. Dengan nilai ζ dari Tabel 8 SNI 03-1726-2002 dan n adalah jumlah lantai dari gedung yang akan ditinjau, maka kontrol waktu getar alami fundamental (T) menjadi : T < ζ n Untuk WG 2 maka nilai ζ = 0,19 dan nilai n = 15, sehingga ; Arah x T x = 2.79 < (0.19 x 15) = 2.85 detik..ok Arah y T y = 2.84 < (0.19 x 15) = 2.85 detik..ok Sehingga, beradasarkan waktu getar alami fundamental struktur gedung masih memenuhi batas kontrol waktu getar alami. Kinerja batas ultimit (Δm)

Badan : h 522 47.45 tw 11 h 1680 tw p 106.25 250...penampang kompak! p Maka Mn = Mp = Zx x fy = 2863 x 2500 = 7157500 kgcm 5.3 Perencanaan Balok Induk (BI) 5.3.1 Perencanaan balok induk melintang Balok induk direncanakan menggunakan profil WF600x200x11x17. Kondisi sebelum komposit Pada kondisi sebelum komposit, berdasarkan hasil etabs V9.6.0 diperoleh gaya gaya dalam maksimum sebagai berikut : M max = 7784.77 kgm (ditinjau B34, story 15) V max = 10680.29 kg (ditinjau B36, story 15) a. Kontrol kuat geser h 522 47.45 tw 11 1100 1100 69.57 fy 250 Vn = 0.6 x fy x Aw = 0.6 x 2500 x (60 x 1.1) = 99000 kg Syarat : Φ Vn Vu 0.9 x 99000 10680.29 89100 10680.29... Ok b. Kontrol Kuat Momen Lentur - Tekuk lokal (local buckling) Sayap : bf 200 2tf 2x17 170 p 250 5.88 10.75 h 1100 tw fy bf 2tf p plastis - Tekuk lateral (lateral buckling) Jarak penahan lateral (Lb) = 40 cm Dari tabel profil untuk profil WF600x200x11x17 dengan BJ 41, diperoleh: Lp = 205.096 cm Lr = 605.408 cm Dengan demikian : Lb < Lp... bentang pendek Maka : Mn = Mp = Zx x fy = 7157500 kgcm = 71575 kgm Syarat : Φ Mn Mu 0.9 x 71575 7784.77 64417.5 7784.77...Ok c. Kontrol Lendutan Lendutan ijin : L 850 f ' = = = 2.36 cm 360 360 Dari hasil perhitungan dengan etabs V 9.6.0 diperoleh lendutannya sebesar : y max = 0.202 cm, maka : y max < f... Ok Kondisi sesudah komposit Pada kondisi sesudah komposit, berdasarkan hasil etabs V9.6.0 diperoleh gaya gaya dalam maksimum sebagai berikut : M max (+) = 56469.09 kgm (ditinjau B45, story 3) M max (-) = -59309.1 kgm (ditinjau B45, story 3) V max = 54646.6 kg (ditinjau B45, story 3) Zona momen positif a. Kontrol kuat geser Kuat geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat badan (h) dengan tebal pelat badan (tw). h 522 47.45 tw 11

k n E 1.1 fy Dimana: kn = 5, untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan Sehingga : 1.1 h tw k n E fy 1.1 k 1.1 n E fy 5x2x10 2500 6 plastis Maka : Vn = 0.6 x fy x Aw = 0.6 x 2500 x (60 x 1.1) = 99000 kg 69.57 Syarat : Φ Vn Vu 0.9 x 99000 54646.6 89100 54646.6... Ok b. Lebar efektif (balok interior) - beff L/4 = 850/4 = 212.5 cm - beff bo = 400 cm pakai beff = 212.5 cm c. Kontrol Kuat Momen Lentur - Tekuk lokal (local buckling) Badan : h 522 47.45 tw 11 h p 1680 tw p 106.25 250 Karena profil penampang kompak, maka kekuatan lentur positif dapat dihitung dengan menggunakan distribusi tegangan plastis. - Menghitung momen nominal (Mn) Menentukan gaya yang terjadi : C = 0.85 x f c x tb x beff = 0.85 x 300 x (12-5.3) x 212.5 = 363056.25 kg T = As x fy = 134.4 x 2500 = 336000 kg Karena C > T maka garis netral platis terletak di beton : Asxfy 134.4x2500 a 6. 2cm 0.85xfc' xbeff 0.85x300x212.5 tb hr d beff a T C d1 d2=0 Gambar 5.4 Penampang Komposit Balok Induk Melintang Menentukan jarak-jarak dari centroid gaya-gaya yang bekerja d1 = hr + tb a/2 = 5.3 + 6.7 6.2/2 = 8.9 cm d2 = 0 (profil baja tidak mengalami tekan) d3 = d/2 = 60/2 = 30 cm e = d1 + d2 + d3 = 8.9 + 0 + 30 = 38.9 cm Perhitungan momen positif : Mn = T x e = 336000 x 38.9 = 13070400 kgcm = 130704 kgm Syarat : Φ Mn Mu 0.85 x 130704 56469.09 111098.4 56469.09...Ok Kekuatan nominal penampang komposit lebih besar daripada momen akibat beban berfaktor, sehingga penampang mampu menahan beban yang terjadi. d. Kontrol Lendutan Lendutan ijin : f ' L 850 = = = 2.36 cm 360 360 Dari hasil perhitungan dengan etabs V 9.6.0 diperoleh lendutannya sebesar : y max = 0.205 cm, maka : y max < f... Ok e. Perencanaan Penghubung Geser Untuk penghubung geser yang dipakai adalah tipe stud dengan: ds = 19 mm Asc = 283.52 mm 2 fu = 400 Mpa = 40 kg/mm 2 1,5 Ec = 0.041. w. fc' 1,5 0.041x 2400 x 30 = 26403.5 Mpa Qn 0,5.Asc. fc'.ec 0.5x201.062x 30x26403.5 = 93477.9 N = 9528.84 kg/stud Qn Asc.fu 9528.84 kg/stud < 283.52 x 40 kg/stud 9528.84 kg/stud < 11340.8 kg/stud d3 e

Cek koefisien reduksi (rs) karena pengaruh pelat bondex yang dipasang tegak lurus terhadap balok. hr = 53 mm Hs = (hr + 40) mm = 93 mm Wr = 180 mm Nr = 2 (dipasang 2 stud pada setiap gelombang) 0.85 Wr Hs rs 1 1 Nr hr hr 0.85 180 93 1 1 2 53 53 = 1.54 < 1 Jumlah stud antara M = 0 sampai dengan Mmax, dimana shear conector dipasang 2 buah dalam satu baris : T 336000 N = 17.63 18 2Qnxrs 2x9528.84x1 pasang Jarak seragam (S) dengan stud pada masingmasing lokasi : L 850 S 47.22 cm N 18 Jarak maksimum (Smaks) = 8.t platbeton LRFD-15.6 = 8 x 12 cm = 96 cm Jarak minimum = 6.(diameter) LRFD-15.6 = 6 x 1.6 cm = 9.6 cm Jadi, shear connector dipasang setiap jarak 40 cm, agar sekaligus berfungsi sebagai penahan lateral (Lb) pada balok. Zona momen negatif Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat beton : T = n x Ar x fyr = 10 x (0.25 x π x 1.6 2 ) x 2900 = 58307.99 kg Gaya tekan nominal maksimum dalam penampang baja : Pyc = As x fy = 134.4 x 2500 = 336000 kg tb hr d c beff T (Pyc-T)/2 P.N.A aw Gambar 5.5 Distribusi Tegangan Negatif Balok Induk Melintang Karena Pyc > Tc, maka PNA pada profil baja, berlaku persamaan: (Pyc - T)/2 = (336000 58307.99) / 2 = 138846.01 kg fy fy d1 d2 Pyc d3 Gaya pada sayap : Tf = bf x tf x fy = 20 x 1.7 x 2500 = 85000 kg Gaya pada badan : Tw = (Pyc - T)/2 Tf = 138846.01 85000 = 53846.01 kg Jarak garis netral dari tepi bawah sayap : Tw 53846.01 aw 19. 58cm fytw. 2500x1.1 Menentukan jarak-jarak dari centroid gaya-gaya yang bekerja ( Tfx0.5tf ) ( Tw( tf 0.5aw)) d2 Tf Tw ( 85000x0.5x1.7) (53846.01x(1.7 0.5x19.58)) = 4.99 cm 85000 53846.01 d3 = 60/2 = 30 cm d1 = hr + tb c = 5.3 + 6.7 2 = 10 cm Perhitungan momen negatif Mn = T (d1 + d2) + Pyc (d3 d2) = 58307.99 (10 + 4.99) + 336000 (30 4.99) = 9277396.77 kgcm = 92773.97 kgm Syarat : Φ Mn Mu 0.85 x 92773.97 59309.1 78857.87 59309.1...Ok 5.3.2 Perencanaan balok induk memanjang Balok induk direncanakan menggunakan profil WF600x200x11x17. 5.4 Perencanaan Kolom Komposit Dari hasil perhitungan dengan bantuan etabs v.9.6.0 diperoleh gaya gaya dalam maksimum pada C20 story 1 : Pu = 1009911.87 kg Mux = 110834 kgm Muy = 29726 kgm Kolom komposit direncanakan menggunakan profil K588x300x12x20 Bahan : BJ 41 : fy = 2500 kg/cm 2 fu = 4100 kg/cm 2 Beton : fc = 30 Mpa = 300 kg/cm 2

750 4 D 22 Ø12-250 Gambar 5.8 Penampang Kolom Komposit Zx = 2x(300x20x284) + 2x(274x12x137) + 4x(274x6x3) + 4x(150x20x75) = 5228640 mm 3 = 5228.64 cm 3 Zy = 2x(300x20x290) + 2x(274x12x143) + 4x(268x6x3) + 4x(150x20x75) = 5339664 mm 3 = 5339.66 cm 3 Selubung beton : 750 x 750 mm 2 Ac = 750 x 750 = 562500 mm 2 fc = 30 Mpa Berat jenis beton : w = 2400 kg/m 3 750 f my f my f y c A ut 1. f yr c2. As A f c ' A 1520.53 523847.47 250 0.7x250x 0.6x30x 38500 38500 = 501.83 MPa 1,5 1.5 E c 0,041. w. fc' 0.041x2400 x 30 26403. 5MPa Es = 2x10 5 MPa Em = E + c3 x Ec x (Acn/As) = 2x10 5 + 0.2 x 26403.5 x (523847.47 / 38500) = 271851.46 MPa Jari jari girasi modifikasi (r m ) : r m = 0.3 x b = 0.3 x 750 = 225 mm > iy (dipakai r m ) cn s Tulangan sengkang terpasang : Ø12 250 Tulangan utama : 4 D 22 Ar = 4 x (¼ x π x 22 2 ) = 1520.53 mm 2 Spasi = 750 2x40 2x12 22 = 624 mm Cek luas penampang minimum profil baja : As Ac 385 5625 0.068 6.8% 4%...Ok Pot. Memanjang BI KL KL BI Cek Jarak sengkang : = 250 mm < 2/3 x 750 = 500 mm...ok Cek luas tulangan longitudinal : Ast = ¼ x π x 22 2 = 380.13 mm 2 > 0.18 x 624 = 112.32 mm 2...Ok Cek mutu beton yang digunakan : (fc =30 MPa) 21 Mpa fc 55 Mpa...Ok Cek mutu baja tulangan : (fyr = 250 MPa) fyr < 380 Mpa...Ok Modifikasi tegangan leleh untuk kolom komposit Luas total tulangan utama : Aut = Ar = 1520.53 mm 2 Luas bersih penampang beton : Acn = Ac As Aut = 562500 38500 1520.53 = 523847.47 mm 2 Untuk profil baja berselubung beton : c1 = 0.7 c2 = 0.6 c3 = 0.2 BI KL KL BI Pot. Melintang Gambar 5.9 Portal Bangunan Tekuk terhadap sumbu x : Ic = Ix kolom GA GB = 1 Ix 127020 2. L kolom 350 Ix 77600 2. L balok 800 3.74 Jenis rangka bergoyang sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcx = 1.62 Lkx = Kcx x L = 1.62 x 350 = 567cm Lkx 567 x 25.3 cm (menentukan) 22.5 r m Tekuk terhadap sumbu y : Ic = Iy kolom

GA GB = 1 Iy L Ix L kolom balok 132585 2. 350 77600 300 77600 850 2.17 6.2 Sambungan Balok Anak Atap (BA1) dengan Balok Induk Jenis rangka bergoyang sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcy = 1.49 Lky = kcy x L = 1.49 x 350 = 521.5cm Lky 521.5 y 23.18 cm 22.5 r m 6.3 Sambungan Balok Induk Melintang dengan Kolom fmy 25.3 501.83 c 0.346 Em 271851.46 Termasuk kolom menengah karena 0.25 < λc < 1.2, sehingga : 1.43 1.43 w 1.05 1.6 0.67 c 1.6 0.67x0.346 fcr fmy w 501.83 1.05 477.93MPa 4779.3kg / cm 2 Kuat nominal kolom komposit : Pn = As x fcr = 385 x 4779.3 = 1840030.5 kg Kuat rencana kolom komposit : Øc x Pn = 0.85 x 1840030.5 = 1564025.93 kg 6.4 Sambungan Balok Induk Memanjang dengan Kolom Syarat : Pu < Øc x Pn 1009911.87 < 1564025.93... Ok BAB VI PERENCANAAN SAMBUNGAN 6.1 Sambungan Balok Anak Lantai (BL1) dengan Balok Induk

6.5 Sambungan Antar Kolom 7.2 Perancangan Poer BAB VIII PENUTUP 6.6 Sambungan Kolom dengan Base Plate BAB VII PERENCANAAN PONDASI 7.1 Perencanaan Pondasi Gedung Pondasi gedung rusunawa ini menggunakan pondasi tiang pancang produksi PT Wika dengan spesifikasi sebagai berikut : Diameter = 600 mm Tebal = 100 mm Kelas = A1 Allowable axial = 235.4 t Bending momen crack = 17 tm Bending momen ultimate = 25.5 tm Direncanakan menggunakan tiang pancang diameter 60 cm dengan kedalaman 26 m 8.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dan perhitungan pada tugas akhir ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dilakukan perhitungan struktur sekunder terlebih dahulu seperti perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap bebanbeban yang bekerja baik beban mati, beban hidup maupun beban terpusat. 2. Dilakukan kontrol terhadap balok utama pada kondisi sebelum komposit dan kondisi setelah komposit. Kontrol yang dilakukan meliputi : kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser. 3. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom komposit yang meliputi kontrol luas minimum beton pada kolom komposit, perhitungan kuat tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur kolom, dan kontrol kombinasi aksial dan lentur. 4. Rigid connection digunakan untuk sambungan antara balok-kolom. Simple connection digunakan pada sambungan balok anak dengan balok induk. 5. Dimensi dimensi dari struktu yang diganakan adalah sebagai berikut : Dimensi kolom : Beton : 750 mm x 750 mm Profil : K 588 x 300 x 12 x20 Profil balok induk : WF 600 x 200 x 11 x 17 Profil balok anak atap : BA1 : WF 450 x 200 x 8 x 12 BA2 : WF 350 x 175 x 6 x 9 BA3 : WF 500 x 300 x 11 x 18 Profil balok anak lantai : BL1 : WF 450 x 200 x 9 x 14 BL2 : WF 350 x 175 x 7 x 11 BL3 : WF 450 x 200 x 8 x 12 Profil balok lift : BF1 : WF 400 x 200 x 7 x 11

BF2 : WF 400 x 200 x 8 x 13 BF3 : WF 150 x 75 x 5 x 7 Profil balok tangga : Utama : WF 150 x 75 x 5 x 7 Penumpu : WF 250 x 125 x 6 x 9 6. Struktur bangunan bawah menggunakan pondasi dalam berupa tiang pancang berdiameter 50cm sedalam 26 meter. 8.2 Saran Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan estetika. Sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat waktu dalam pelaksanaannya. DAFTAR PUSTAKA Amon, Rene., Bruce Knobloch., dan Atanu Mazumder. 1999. Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2. Jakarta : PT. Pradinya Paramita. Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). Bandung : BSN. Badan Standarisasi Nasional. 2000. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2000). Bandung : BSN. United States of Amerika : Harper Collins College Publishers. Purwono, Rachmat., Tavio., Iswandi Imran., dan I Gusti Putu Raka. 2007. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Dilengkapi Penjelasan. Surabaya : itspress. Salmon, Charles G., dan John E. Johnson. 1991. Struktur Baja : Desain dan Perilaku Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03 1729 2002). Jakarta : Erlangga. Smith, J C. 1996. Structural Steel Design LRFD Approach Second Edition. United States of Amerika : John Wiley & Sons, Inc. Suprobo, Priyo. 2000. Desain Balok Komposit Baja Beton. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS. Widiarsa, Ida Bagus Rai., dan Putu Deskarta. 2007. Kuat Geser Baja Komposit Dengan Variasi Tinggi Penghubung Geser Tipe-T Ditinjau Dari Uji Geser Murni. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No 1. Bowles, Joseph E. 1991. Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983. Jakarta : DPU. Mahmudah, Siti. 2007. Evaluasi Fasilitas dan Lokasi Rumah Susun di Surabaya. Tesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Marwan dan Isdarmanu. 2006. Buku Ajar : Struktur Baja I. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS. McCormac, Jack C. 1995. Structural Steel Design LRFD Method Second Edition.