BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dalam rangka menyelesaikan permasalahan Kota Administrasi Jakarta Pusat yang berupa peningkatan jumlah kendaraan pribadi, tingkat kemacetan, permasalahan guna lahan, dan juga penurunan kualitas lingkungan yang berdampak pada penurunan kualitas hidup, maka perencanaan kawasan dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD) direkomendasikan untuk segera diaplikasikan. Hasil studi menyatakan bahwa Kota Administrasi Jakarta Pusat memiliki potensi pertumbuhan dan pembangunan yang pesat sehingga harus disegerakan penyelenggaraan kawasan TOD pada sejumlah titik seperti Kawasan TOD Dukuh Atas, Kawasan TOD Harmoni, Kawasan TOD Juanda, dan Kawasan TOD Senen. Pengembangan kawasan transit dengan konsep TOD di kawasan tersebut akan mendukung penyelesaian sejumlah masalah transportasi, lingkungan, ekonomi, dan guna lahan yang terjadi. Atas dasar hasil pengamatan lapangan pada tingkat kepentingan kawasan atas regional Kota Administrasi Jakarta Pusat, tingkat urgensi pada kompleksitas permasalahan, ragam jenis kegiatan yang ditawarkan kawasan, tingkat transit, dan jumlah pilihan moda serta peluang yang ada, maka prioritas rencana diberikan pada Kawasan TOD Senen. Permasalahan seperti peningkatan jumlah kendaraan pribadi, kemacetan, inefisiensi dalam pemanfaatan lahan hingga tidak adanya akses yang baik utamanya bagi pejalan kaki dan sepeda cukup menjadi concern dalam perencanaan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka dilakukanlah penyesuaian ragam teori yang disesuaikan dengan temuan lapangan untuk menentukan panduan perencanaan kawasan TOD yang tepat. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa penerapan 9 (sembilan) standar TOD yang merupakan hasil sintesis, sangat cocok digunakan sebagai panduan dalam perencanaan masing-masing kawasan TOD di Jakarta Puast. Perencanaan detil kawasan dapat diukur secara jelas melalui skor yang diberikan atas kondisi sebelum dan sesudah sehingga dalam pemberian rencana dapat diketahui besaran 158
pengaruh yang diberikan. Selain itu adanya peringkat membuat masing-masing kawasan untuk terpacu menciptakan kawasan TOD dengan peringkat yang paling baik. Dalam realisasi perencanaan Kawasan TOD Senen, kunci keberhasilan rencana terletak pada konsistensi pemerintah, developer, swasta, dan masyarakat untuk menyepakati prinsip-prinsip TOD dan kesembilan poin perwujudan kawasan TOD. Konsistensi ini dapat dimulai dengan menyetujui usulan rencana yang menekankan keterbukaan akses pada Kawasan TOD Senen terhadap ragam moda transportasi (utamanya transportasi umum), penciptaan kawasan yang ramah pejalan kaki, dan juga penguatan atas kegiatan ekonomi di Kawasan TOD Senen yang menciptakan kawasan transit di Senen ini menjadi sebuah tempat. Dengan demikian, atas ragam pertimbangan dari masalah, analisis poin standar dan juga strategi pengembangan, Kawasan TOD Senen direkomendasikan untuk dikembangkan dengan mengusung konsep besar Pengembangan Kawasan Urban Center TOD Senen yang Kompetitif sebagai Perwujudan Sistem Transportasi Berkelanjutan 2025. Konsep perencanaan ini ditawarkan sebagai jawaban atas ragam permasalahan dan hasil analisis komprehensif yang telah dilakukan penulis. Dengan mengedepankan penataan blok, penciptaan akses dan keterbukaan blok, dan penyediaan fasilitas pejalan kaki serta penguatan atas kegiatan dan ragam fungsi dan/atau guna lahan kawasan, maka rencana ini sesuai untuk segera direalisasikan. Perencanaan ini tentu saja akan menciptakan Kawasan TOD Senen yang baik yang mendukung terwujudnya sistem transportasi yang berkelanjutan dan dapat menopang kegiatan perkotaan yang juga berkelanjutan di Kota Administrasi Jakarta Pusat. 7.2 Rekomendasi Rekomendasi yang diberikan adalah rekomendasi atas kebijakan dan/atau perencanaan lain di luar dari yang telah diusulkan penulis. Harapannya, rekomendasi atas beberapa program dan/atau kebijakan ini dapat mendukung kesuksesan rencana. Adapun beberapa rekomendasi yang diberikan berupa: 159
1. Pembatasan jumlah kendaraan yang masuk ke dalam kawasan dengan pengaturan lalu lintas dan sirkulasi dalam kawasan perencanaan. Pembatasan ini diberlakukan untuk menekan jumlah kendaraan pribadi yang masuk dan keluar kawasan yang berpotensi menimbulkan kemacetan. 2. Pemberlakuan sistem zona merah parkir pada ruang pejalan kaki dan badan jalan dan penerbitan aturan parkir berkenaan dengan sanksi parkir di zona merah. 3. Penyusunan tarif parkir yang didasarkan pada pertimbangan harga sewa lahan sehingga dapat meninggikan tarif parkir yang akan berdampak pada pengurangan kendaraan pribadi. 4. Pengawalan kegiatan pedagang kaki lima di ruang pejalan kaki oleh petugas yang berwenang sehingga tidak muncul adanya PKL liar yang mengganggu akses utamanya akses berjalan pejalan kaki. 5. Peningkatan layanan transportasi umum oleh PT. Transportasi Jakarta dengan meningkatkan jumlah bus dan peningkatan frekuensi utamanya koridor yang melayani Kawasan TOD Senen. 6. Peningkatan layanan transportasi oleh PT. Kereta Api Indonesia terkait dengan frekuensi dan juga tujuan commuter line yang melayani Kawasan TOD Senen. 7. Peningkatan layanan transportasi untuk kenyamanan dan keamanan pengguna transportasi umum oleh semua pengusaha bus dan juga transportasi umum lain yang melayani mobilitas khususnya di Kawasan TOD Senen. 8. Penerapan dan pengembangan konsep Transit-Oriented Development yang disegerakan pada ketiga kawasan lain di Jakarta Pusat yang akan membantu menguraikan permasalahan transportasi, guna lahan, ekonomi, dan lingkungan di Kota Administrasi Jakarta Pusat. 7.3 Saran Saran perencanaan kawasan transit dengan penerapan konsep Transit- Oriented Development di Jakarta Pusat khususnya di Kawasan TOD Senen adalah sebagai berikut: 160
1. Saran untuk pemerintah Pemerintah sebagai pemegang kunci atas penataan kota dan kawasan dan pemegang kendali atas kebijakan, disarankan untuk mengambil sikap tegas dan berani dalam mengambil langkah dalam perencanaan TOD. Meskipun telah diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah DKI Jakarta 2030, perencanaan TOD yang dapat menyelesaikan masalah adalah rencana yang disegerakan perwujudannya dan memberikan banyak pengaruh atas pertumbuhan kawasan. Selebihnya diharapkan dalam perencanaan kawasan TOD, penekanan diberikan kepada prioritas pejalan kaki sehingga rencana TOD tidak sebatas menambah bangunan dengan dalih integrase tanpa mempertimbangkan pertumbuhan jumlah pejalan kaki dan penekanan jumlah kendaraan pribadi. 2. Saran untuk developer dan swasta Developer dan swasta menjadi bagian penting yang turut dalam penyuksesan realisasi rencana. Dukungan pihak swasta dan pengembang yang tidak hanya berorientasi pada kentungan semata juga sangat diharapkan. Kemanfaatan dari perencanaan sistem yang terkadang menjadi lebih esensial daripada desain cantik yang tidak memperhatikan aspek sosial masyarakat akan menjadi ganjalan dalam perwujudan kawasan TOD yang baik. Selain melihat peluang atas keuntungan yang akan didapatkan dari pertumbuhan suatu kawasan, dukungan pembiayaan atas penyediaan fasilitas umum dan fasilitas pejalan kaki yang secara langsung tidak berbuah keuntungan haruslah didukung dalam rangka penambahan nilai pada kawasan. Dengan dukungan yang demikian, baik pemerintah maupun swasta dan/atau developer dapat mendapatkan keuntungan dengan memberikan hal positif bagi masyarakat luas. 3. Saran untuk masyarakat Masyarakat adalah poin penting yang harusnya turut andil dalam keberhasilan rencana. Masyarakat adalah elemen penting dalam proses perencanaan, pembangunan, dan juga pengendalian yang mengawal kinerja pemerintah, swasta dan/atau developer. Masyarakat adalah pihak yang akan terkena dampak langsung dari rencana sehingga pandangan mereka atas rencana 161
dan segala kepentingannya yang bersinggungan dengan rencana perlu didengarkan dan dipertimbangkan. Selain itu, diharapkan masyarakat juga mulai berpikiran terbuka atas rencana yang menawarkan kebaikan dengan tidak memperhatikan keuntungan individu, keluarga, dan golongan saja. Masyarakat diharapkan memberikan dukungan penuh utamanya dalam perwujudan kawasan yang lebih teratur, tertata, dan minim kendaraan pribadi. Masyarakat diharapkan berkenan mengurangi ego dan turut dalam pembangunan kawasan yang lebih baik. Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan pemahaman atas keuntungan dari nilai lingkungan yang lebih baik. Pemahaman atas segala manfaat dari perwujudan rencana juga menjadi sangat penting bagi masyarakat. 4. Saran untuk akademisi Dalam pengembangan rencana ini, pihak akademisi bertugas untuk mengawal terjadinya pembangunan. Studi terkait proses pembangunan hingga evaluasi atas keberhasilan rencana menjadi perlu untuk penciptaan kawasan TOD yang baik. Selain itu, pihak akademisi juga dapat menyempurnakan usulan rencana penulis dengan memberikan detil desain dari arahan dan rekomendasi rencana penulis. Lebih lanjut, perencanaan atas kawasan TOD lain di Jakarta Pusat juga sangat diperlukan untuk mendukung rencana ini sebagai sebuah sistem transportasi berkelanjutan yang mengurai permasalahan di Kota Administrasi Jakarta Pusat. 162