Optimasi jagung dan kedelai hitam dengan sistem agroforestri kayu putih di Gunungkidul

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, baik di dunia maupun nasional.

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

DINAMIKA SISTEM BERBAGI SUMBERDAYA (RESOUCES SHARING) DALAM AGROFORESTRI: DASAR PERTIMBANGAN PENYUSUNAN STRATEGI SILVIKULTUR

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

TATA CARA PENELITIAN

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

STUDI PEMANFAATAN LAHAN DENGAN SISTEM AGROFORESTRY DI DESA AKE KOLANO KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN.

PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

GROWTH AND YIELD OF BLACK SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) SEED OF MALLIKA PLANTED BY INTERCROPPING WITH SWEET CORN (Zea mays Saccharata group)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember Maret 2012,

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

THE EFFECT OF SPACING AND PLANTING TIME SOYBEAN OF GROWTH AND YIELD SOYBEAN (Glycine max) ON SUGAR CANE (Saccharum officinarum L.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

PENINGKATAN EFISIENSI KONVERSI ENERGI MATAHARI PADA PERTANAMAN KEDELE MELALUI PENANAMAN JAGUNG DENGAN JARAK TANAM BERBEDA

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

Widyana Rahmatika 1 1) Agriculture Faculty of Kadiri Islamic University

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

KAJIAN VARIASI JARAK TANAM TERHADAP PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DI LAHAN KERING

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

MODEL BERA DALAM SISTEM AGROFORESTRI (Fallow Land Model in Agroforestry Systems) ABSTRACT

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

KAJIAN JARAK ANTARBARIS TEBU DAN JENIS TANAMAN PALAWIJA DALAM PERTANAMAN TUMPANGSARI

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGUASAAN SARANA TUMBUH GULMA PADA LAHAN JAGUNG DENGAN PERLAKUAN JARAK TANAM

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

BAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

I. PENDAHULUAN. terhadap iklim secara langsung maupun tidak langsung akibat aktivitas manusia

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,

PENGARUH PUPUK KANDANG DAN Crotalaria juncea L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

Transkripsi:

Optimasi jagung dan kedelai hitam dengan sistem agroforestri kayu putih di Gunungkidul Corn and black soybean optimization with eucalyptus agro-forestry systems in Gunungkidul Ardian Elonard Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian UGM E-mail: elonard.ardian@yahoo.com ABSTRAC Productivity become a major focus in creating sustainable agriculture to achieve food security. Utilization of forest land-based agroforestry become one of the techniques that can be applied to get around it. The right technology is key to the success of this system to achieve optimal results both from the productivity of crops and the land used. The experiment in a Strip Plot design. The first factor as the main plotform if the field position (zone) and the second factor as a subplot is the spacing of corn. Further trials are used DMRT (Duncan Multiple RangeTest) with a level of 5%. The results showed that the spacing of 70 x20 cm in zone II is more optimal in increasing weight of 100 grains of corn and soybean Keywords: agroforestry, zone, corn, black soybeans Abstrak Produktivitas menjadi fokus utama dalam menciptakan pertanian berkelanjutan guna mencapai ketahanan pangan. Pemanfaatan lahan hutan yang berbasis agroforestri menjadi salah satu teknik yang dapat diterapkan untuk menyiasati hal tersebut. Teknologi yang tepat merupakan kunci keberhasilan dari sistem ini untuk mencapai hasil yang optimal baik dari produktivitas tanaman maupun lahan itu sendiri. Rancangan yang digunakan adalah petak beralur (Strip Plot). Faktor pertama sebagai petak utama (main plot) berupa posisi bidang olah (zona) dan faktor kedua sebagai anak petak (sub plot) adalah jarak tanam jagung. Uji lanjut digunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam 70 x 20 dengan zona II lebih optimal dalam meningkatkan bobot 100 biji tanaman jagung dan kedelai hitam. Kata kunci: agroforestri, zona ruang temu lahan, jagung, kedelai hitam Pendahuluan Jagung dan kedelai termasuk tanaman pokok dalam menyangga ketahanan pangan nasional. Di satu sisi lain produksi keduanya belum mampu menopang kebutuhan nasional. Salah satu hal yang menjadi faktor penyebab rendahnya produksi jagung dan kedelai hitam khususnya berkaitan dengan areal tanam yang semakin menyempit, dimana menurut Departemen Pertanian alih fungsi lahan pertanian ke sektor non pertanian mencapai 47 ribu hektar per tahun (Nasution, 2004). Peluang pemanfaatan lahan melalui pendekatan spesifik lokasi mulai dikembangkan dengan melihat potensi yang tersedia pada lingkup kehutanan. Lahan-lahan yang tersedia diantara

10 Ardian / Agrivet (2015) 19: 7-12 tanaman kehutanan dapat dimanfaatkan untuk menyiasati lahan pertanian yang semakin menyempit, sehingga terjadi perpaduan komponen pertanian dan kehutanan yang membentuk suatu sistem agroforestri. Pola pemanfaatan lahan dengan sistem agroforestri merupakan suatu model usaha tani yang penting bagi para petani yang umumnya memiliki lahan pertanian terbatas, dimana dengan sistem ini produktivitas lahan dapat meningkat sehingga intensifikasi pertanian dalam hal jagung dan kedelai hitam diharapkan dapat tercapai melalui sistem ini. Optimalisasi produksi dengan sistem agroforestri juga perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang berpengaruh didalamnya, seperti dikemukakan Sanchez (1995), bahwa basis sistem agroforestri terletak pada kompetisi sumberdaya, sehingga desain yang tepat perlu disertakan didalamnya dengan tujuan pengelolaan secara bersamaan antara produksi dan konservasi (Suryanto et al., 2005). Pola lorong atau alley cropping menjadi dasar dalam penelitian ini yang menitikberatkan pada hutan kayu putih. Sistem berbagi sumberdaya (resources sharing) perlu disoroti mengingat terdapat komponen tanaman kayu dan tanaman semusim yang menyusun sistem didalamnya, sehingga input teknologi yang diaplikasikan perlu perhitungan demi terciptanya optimalisasi baik tanaman atau lahan itu sendiri. Jarak tanam menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam sistem pertanaman, dimana pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menciptakan faktorfaktor yang dibutuhkan tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Jarak tanam yang terlalu lebar kurang efisien dalam pemanfaatan lahan, sebaliknya jika terlalu rapat terjadi kompetisi yang tinggi sehingga produksi rendah. Materi esensial yang tersedia mínimum cenderung menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan (Odum, 1959 dan Boughey, 1968). Adanya komponen tanaman kayu dan tanaman semusim dalam sistem agroforestri juga menimbulkan kompetisi sumberdaya baik di atas maupun di dalam. Salah satu pendekatan untuk mengetahui dinamika sumberdaya baik di atas tanah maupun di bawah tanah adalah respon tanaman semusim dalam menangkap dan memanfaatkan sumberdaya yang diekspresikan dalam pertumbuhan tanaman semusim. Dinamika didasarkan pada sistem zonasi dalam sistem agroforestri, dengan membagi bidang tanam menjadi dua bagian berdasarkan kedekatan dengan pohon sebagai tanaman pembatas untuk mengetahuikecenderungan sumberdaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan titik yang optimal dalam pertanaman tanaman jagung dan kedelai hitam dengan sistem agroforestri berbasis kayu putih melalui pendekatan zona ruang temu lahan. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di Menggoran, BDH Playen, KPH Yogyakarta, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, pada bulan November 2014 Februari 2015. Penelitian menggunakan benih jagung Pioner 21, benih kedelai hitam varietas Cikuray, pupuk kandang, urea, SP-36, dan KCl. Beberapa spesifik alat yang digunakan adalah leaf area meter, timbangan, oven dan moisture tester. Penelitian dirancang dengan menggunakan Rancangan Petak Beralur (Strip Plot) pada sistem agroforestri, yang terdiri dari 2 faktor, dimana faktor pertama merupakan zona bidang olah yang terdiri dari Zona 1 dan Zona 2. Zona merupakan ruang dalam sistem pertanaman agroforestri, yang dibagi berdasarkan kedekatan dengan tanaman pohon. Faktor kedua merupakan jarak tanam, yaitu 50 x 20, 70 x 20, dan 90 x 20. Pendekatan penelitian melalui ekspresi tanaman semusim dalam parameter-parameter pengamatan

10 Ardian / Agrivet (2015) 19: 7-12 berupa luas daun. Bobot kering tanaman, dan komponen hasil maupun hasil yang diuji dengan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk melihat respon yang terbaik dengan taraf 5%. Hasil dan Pembahasan 1. Ekspresi pertumbuhan tanaman semusim dalam sistem agroforestri Salah satu hal yang menjadi kunci dalam sistem ini adalah gradien sumberdaya baik yang di atas tanah dan yang di bawah tanah akibat pengaruh kehadiran pohon, sehingga menjadi faktor penting dalam keberhasilan sistem ini (Suryanto et al., 2005). Seperti dikatakan Scholes dan Walker (1993) bahwa pohon mempengaruhi pertumbuhan tanaman semusim melalui perubahan sumberdaya seperti cahaya, hara tanah dan air. Pencerminan hal tersebut dapat dilihat dengan parameter pertumbuhan yang diamati antara jagung dan kedelai hitam melalui luas daun dan berat kering akar, batang dan daun. Tabel 1 menyuguhkan data luas daun pada tanaman jagung, dimana daun merupakan organ fotosintesis yang sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Luas daun tertinggi terdapat pada jarak tanam 50 x 20 dengan zona 1. Hal ini berkaitan dengan penangkapan radiasi matahari, dimana pengaruh langsung keberadaan pohon dalam sistem agroforestri adalah penaungan yang mengakibatkan cahaya yang dapat ditangkap oleh tanaman semusim berkurang (Hairiah dkk., 2000). Modifikasi tanaman khususnya daun dalam memperoleh cahaya terjadi karendanya tajuk pohon yang menghalangi cahaya. Salah satu bentuk dari modifikasi dalam mendapatkan cahaydalah daun akan semakin tipis, Tabel 1. Luas daun jagung (cm 2 ) Jarak tanam Z1 Z2 50 x 20 (J1) 62667 49012 55839 a 70 x 20 (J2) 52976 42192 47584 a 90 x 20 (J3) 53161 41078 47120 a 56268 a 44094 b berbeda nyata padadmrt 5%. Tanda (+) menunjukkan ada interaksi antara kedua Tanda menunjukkan tidak ada interaksiantara kedua Tabel 2. Berat kering akar, batang, dan daun jagung (g) Jarak Akar tanam Z1 Z2 rata Z1 Batang Rata- Daun Z1 Z2 Z2 50 x 20 (J1) 13,023 10,83 11,9267 a 79,087 71,697 75.392 a 31,177 24,753 27,965 a 70 x 20 (J2) 13,13 9,943 11,5367 a 80,28 61,34 70.81 ab 27,877 23,02 25,448 a 90 x 20 (J3) 9,942 8,71 9,3258 b 63,993 56,19 60.092 b 25,303 23,833 24,568 a 12,0317 9,8278 74,453 63,076 28,119 23,869 Keterangan: Angka diikuti huruf sama pada kolom danperlakuan sama menunjukkan tidak kedua Tanda menunjukkan tidak ada interaksi antara kedua faktor tersebut

10 Ardian / Agrivet (2015) 19: 7-12 sehingga imbasnydalah luas permukaan daun akan menjadi lebih tinggi. Respon tanaman jagung dalam mengekspresikan sumberdaya juga terlihat dari parameter berat kering akar, batang, dan daun pada Tabel 2.Interaksi tidak terjadi pada parameter berat kering akar, batang maupun daun. Akar menjadi organ tanaman yang menentukan kemampuan tanaman dalam menyerap air dan hara pada media tanam. Berat kering akar menjadi salah satu parameter dalam melihat dinamika sumberdaya khususnya di bawah tanah. Berat kering akar optimal berada pada jarak tanam 50 x 20 dengan zona 1, dimana sinergis dengan berat kering batang dan daun tanaman jagung. Hal ini membuktikan adanya interaksi yang positif antara jarak tanam dan zona bidang olah. Artinya kompetisi dapat ditekan sehingga sumberdaya dalam tanah lebih terintegrasi dengan baik tanpa menekan satu sama lain. Seperti dikatakan Schroth (1995) bahwa karakteristik perakaran dipengaruhi oleh manajemen dan kondisi tempat tumbuh, dimana hal ini sangat penting untuk optimalisasi sistem agroforestri. Tabel 3 menyajikan data luas daun kedelai hitam. Luas daun kedelai berbanding terbalik dengan luas daun tanaman jagung, dimana nilai tertinggi pada luas daun kedelai terdapat pada kombinasi jarak tanam 90 x 20 pada zona 2 dan terdapat interaksi antara keduanya. Kedelai merupakan tanaman C3 yang termasuk adaptif terhadap cahaya matahari, selain itu habitus dari tanaman kedelai hitam yang lebih rendah dibanding tanaman jagung. Semakin Tabel 3. Luas daun kedelai (cm 2 ) Jarak tanam Z1 Z2 50 x 20 (J1) 3824,4 b 2961,5 c 3392,95 70 x 20 (J2) 2057,2 d 1867,4 d 1962,3 90 x 20 (J3) 4491,3 b 6563,9 a 5527,6 3457,633 3797,6 (+) Keterangan: Angka diikuti huruf sama pada kolom dan perlakuansama menunjukkan tidak kedua Tanda menunjukkan tidak ada interaksi antara kedua Tabel 4. Berat kering akar, batang, dan daun kedelai (g) Jarak Akar Batang tanam Z1 Z2 rata Daun Rata- Z1 Z2 Z1 Z2 50 x 20 (J1) 0,41167 0,52 0,46583 a 1,5667 2,4233 1,995 a 1,3733 1,19 1,2817 a 70 x 20 (J2) 0,38167 0,445 0,41333 ab 1,4133 1,3283 1,3708 a 1,26 1,3933 1,3267 a 90 x 20 (J3) 0,28667 0,36333 0,325 b 1,2 1,27 1,235 a 1,2117 1,0433 1,1275 a a 0,44278 1,3933 1,6739 1,2817 1,2089 0,36 a kedua Tanda menunjukkan tidak ada interaksi antara kedua

renggang jarak tanam maka kompetisi sumberdaya semakin kecil. Hal ini juga dikarenakan akibat tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, pemanfaatan yang lebih efisien terhadap sumber dayir, sinar matahari dan unsur hara yang ada (Safuan et al., 2002), sehingga semakin tanaman di zona 2 dan jarak tanam semakin renggang sumberdaya lebih tercukupi. Berat kering tanaman kedelai hitam juga memperlihatkan kondisi yang berbeda-beda dan tidak ada interaksi antara perlakuannya. Berat kering akar terlihat mempunyai perbedaan nyata pada jarak tanam 50 x 20 dibanding dengan jarak tanam 90 x 20, tetapi tidak berbeda nyatntara jarak tanam 50 x 20 dengan jarak tanam 70 x 20. Zona 1 dengan zona 2 tidak menunjukkan perbedaan nyata menurut data diatas. Berat akar tertinggi terdapat pada jarak tanam 50 x 20, sedangkan pada zona bidang olahzona 2 menunjukkan nilai tertinggi. Kerapatan jarak tanam jagung menjaga kelembaban tanah, karena intensitas sinar matahari sampai pada tanah semakin kecil. Hal ini yang mempengaruhi akar tanaman kedelai, selaku kedelai merupakan tanaman suhu sedang, oleh karena itu pertumbuhan akar semakin tinggi dan terakumulasi dalam berat kering akar. 2. Komponen hasil dan hasil jagung dan kedelai hitam dalam sistem agroforestri Komponen hasil dan hasil merupakan akhir dari serangkaian proses pertumbuhan tanaman. Parameter yang disajikan terdiri atas diameter tongkol dan bobot 100 biji pada tanaman jagung. Sedangkan pada Tabel 5. Diameter tongkol dan bobot 100 biji jagung Jarak Diameter tongkol Bobot 100 biji tanam Z1 Z2 Z1 Z2 50 x 20 (J1) 44,93 44,123 44,527 a 22,833 22,817 22,825 a 70 x 20 (J2) 44,44 45,53 44,985 a 23,6 22,533 23,067 a 90 x 20 (J3) 46,22 45,85 46,035 a 23,837 22,93 23,383 a 45,1967 a 45,1678 a 23.423 a 22.76 a kedua Tanda menunjukkan tidak ada interaksi antara kedua Tabel 6. Jumlah polong per tanaman dan bobot 100 biji Jarak tanam Jumlah Bobot 100 biji polong/tanaman Z1 Z2 Z1 Z2 50 x 20 (J1) 27,4 28,8 28,1 b 8,5 8,4667 8,4833 a 70 x 20 (J2) 44,133 46,667 45,4 a 7,9667 8,7 8,3333 a 90 x 20 (J3) 24,267 34,767 29,517 b 8,2 8,0667 8,1333 a 31,933 a 36,744 a 8,2222 a 8,4111 a kedua Tanda menunjukkan tidak ada interaksi antara kedua

kedelai hitam disajikan parameter jumlah polong per tanaman dan bobot 100 biji. Komponen hasil dan hasil pada tanaman jagung tidak berbeda nyata antar kombinasi perlakuan. Diameter tongkol dan bobot 100 biji memiliki nilai yang hampir sama. Dilihat dari segi efisiensi dan efektivitas terdapat pada jarak tanam 50 x 20. Hal ini membuktikan bahwa jarak tanam 50 x 20 menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk terciptanya optimalisasi lahan dan juga hasil tanaman itu sendiri. Berbedpabila dibandingkan dengan parameter kedelai hitam. Jumlah polong per tanaman berbeda nyata. Jumlah polong tertinggi terdapat pada J2Z2 dan disusul J2Z1. Hal ini memperlihatkan optimalisasi pembentukan polong tercipta dengan kombinasi perlakuan ini. Pada jarak 70 x 20 intensitas matahari dalam kaitannya sumberdaya di atas tanah oleh daun untuk proses fotosintesis yang pada akhirnya digunakan untuk membentuk polong diterima optimum. Jumlah polong terendah terlihat pada J3Z1, hal ini dikarenakan gradien cahaya yang diterima kurang stabil sehingga mengganggu proses fisiologis. Pada parameter bobot 100 biji kedelai tidak ada perbedaan nyatntar perlakuan. Kesimpulan 1. Jarak tanam 70 x 20 menjadi titik optimal dalam produktivitas jagung dan kedelai hitam pada pola tumpangsari berbasis agroforestri. 2. Zonasi 1 dan zonasi 2 tidak menunjukkan taraf penekanan dalam hal sumberdaya terhadap tanaman jagung dan kedelai hitam. Ucapan Terimakasih Terimakasih diucapkan kepada Dr. Priyono Suryanto, S.Hut M.P selaku pemberi dana dan kerjasamanya dalam penelitian ini. Terimakasih juga diucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Prapto Yudono M,Sc yang berkenan dalam mendampingi penyelesaian tulisan ini. Daftar Pustaka Boughey, A.S. 1968. Ecology of Population. The Mac-Millan Co. New York. Hairiah, K., Utami, S.R., Suprayogo, D., Widianto., Sitompul, S.M., Sunaryo., Lusiana B., Mulia, R, Van Noordwijk, M., dan Cadisch, G. 2000. Agroforestri pada Tanah Masam: Pengelolaan Interaksi antara Pohon Tanah-Tanaman Semusim. ISBN. 979-95537-5-X. ICRAF-Bogor. Nasoetion, L.I. 2004. Masalah Pengkonversian Lahan Pertanian ke Lahan Non-Pertanian dan Beberapa Alternatif Kebijakan untuk Mengatasi Dampak Negatifnya. Makalah disampaikan pada Seminar Keprofesian Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah, Bogor, 27 Oktober 1988. Odum, E.P. 1959. Fundamentals of Ecology. 2 nd. W.B. Saunders. London. Safuan, L.O., I.U. Warsono, L. Prihastuti, E.S. Wahyuni,E.Hestin, Oktavidiati, Hernawan, Rudi, Desyanti, N.H.Elis, M. Suwena.2002. Pertanian Terpadu suatu Strategi untuk Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan. IPB. Bogor. Sanchez, P.A. 1995. Science in Agroforestry. Agroforestry System. 30:5-55. Scholes, R.J. dan Walker, B.H. 1993. An African Savanna: Synthesis of the Nylsvley Study.Cambridge University Press:New York. Schroth, G.1995.Tree Root Characteristics as Criteria for Species Selection and Systems Design in Agroforestry. Agroforestry Systems 30:125-143. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Suryanto, P., Tohari, Sabarnurdin. S.M. 2005. Dinamika Sistem Berbagi Sumberdaya (Resources Sharing) dalam Agroforestri: Dasar Pertimbangan Penyusunan Strategi Silvikultur. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2: 165 178.