1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam aktivitas sehari-hari kendaraan bermotor sebagai produk teknologi memerlukan bahan bakar minyak, timah hitam atau timbal, juga dikenal dengan nama Plumbum (Pb) yang merupakan salah satu polutan utama yang dihasilkan oleh aktivitas pembakaran bahan bakar minyak kendaraan bermotor. Timah hitam ditambahkan ke dalam bensin untuk meningkatkan nilai oktan dan sebagai bahan aditif anti-ketuk, dalam bentuk Tetra Ethyl Lead (TEL) atau Tetra Methyl Lead (TML). Timbal yang ditambahkan ke dalam bahan bakar minyak ini merupakan sumber utama pencemaran timbal di udara perkotaan. Dari sekian banyak sumber pencemaran udara yang ada, kendaraan bermotor untuk transportasi merupakan sumber pencemaran udara terbesar (60%), sektor industri 20% dan lain-lain 20% (Almatsier, 2003). Timbal adalah bahan yang dapat meracuni lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh sistem di dalam tubuh (Schwartz, 1994), bahkan dianggap sebagai ancaman serius karena diketahui dapat terakumulasi di udara, dan masuk ke dalam paru-paru, beredar dalam darah dan
2 menyebabkan efek buruk dalam waktu jangka panjang. Logam pencemar kendaraan dengan bahan bakar bensin bertimbal itu bisa terakumulasi dalam tubuh dan menyerang organ-organ penting. Keracunan timbal yang berasal dari udara bebas terdapat pada penduduk yang mendapat paparan dalam jumlah besar dan waktu lama. Efek paparan ini terhadap kesehatan dapat terjadi akut maupun kronik (Palar, 2004). Menurut Charlene (2004), di dalam tubuh manusia timbal masuk melalui saluran pernafasan atau saluran pencernaan menuju sistem peredaran darah kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P yaitu pallor (pucat), pain (sakit), dan paralisis (kelumpuhan). Timbal dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, maupun saluran pencernaan. Lebih kurang 90 % partikel timbal dalam asap atau debu halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan. Efek pertama keracunan timbal kronis sebelum mencapai target organ adalah adanya gangguan biosintesis heme, apabila gangguan ini tidak segera teratasi akan mengakibatkan gangguan terhadap berbagai sistem organ tubuh seperti
3 sistem saraf, ginjal, sistem reproduksi, saluran cerna, dan anemi (Goyer, 1993). CDC di Amerika Serikat menetapkan bahwa kadar timbal dalam darah (BLL) yang tinggi adalah 10 mikrogram per desiliter (μg/dl), namun ada bukti-bukti bahwa dampak negatif dapat terjadi pada tingkat-tingkat yang lebih rendah dari kadar itu (Centers for Disease Control, 1991). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan timbal merupakan salah satu pencemar berbahaya, sehingga WHO melarang penggunaan bensin bertimbal di seluruh dunia sejak tahun 80-an, namun bahan bakar bensin bertimbal masih dipakai di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia (Djaja, 2004). Hanya ada sekitar 30 negara di dunia yang sudah menghapus bensin bertimbal. Fewtrell et (2004) meneliti mengenai kadar timbal darah pada masyarakat umum dan anak-anak di berbagai negara dengan koresponden WHO dan Indonesia pada urutan ke-7 tertinggi yang bersifat toksik dan membahayakan (Skerfving dan Bergdahl, 2007). Penelitian Chia et (1996) mengemukakan timbal dapat menyebabkan terjadinya neuropati perifer pada kadar timbal darah 31 µg/dl. Neuropati perifer adalah proses degenerasi saraf perifer yang mempersarafi otot
4 terutama bagian distal ekstrimitas. Gangguan ditemukan dalam bentuk kombinasi ataupun salah satu diantara tanda- tanda: kehilangan rangsang sensorik, kelumpuhan otot sampai atrofi, lemahnya refleks tendon, dan gangguan vasomotor (Azhary et al, 2010). Menurut UNICEF anak jalanan adalah street child are those who have abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixtenn years age, and have drifted into a nomadic street life. Sedangkan menurut Dinas Sosial Yogyakarta, anak jalanan merupakan anak berusia 5-21 tahun yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di jalanan maupun di tempat umum. Tingginya kadar timbal di udara dapat membahayakan kesehatan, terutama pada remaja jalanan memiliki resiko yang cukup besar terpapar timbal karena mereka menghabiskan sebagian besar waktu di jalanan. Data dari Dinas Sosial Propinsi DIY 2004 menunjukkan pada tahun 2004 terdapat 1304 anak jalanan, 330 anak diantaranya ada di kota Yogyakarta. Berdasarkan hal inilah ingin diketahui lebih lanjut hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan neuropati perifer pada anak remaja jalanan di Yogyakarta.
5 1.2 Perumusan Masalah 1. Neuropati perifer merupakan kondisi yang sering ditemukan. 2. Anak jalanan merupakan kelompok berisiko tinggi terpapar timbal. 3. Hubungan antara kadar timbal dalam darah dan neuropati perifer masih menjadi perdebatan. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah hubungan antara kadar Pb dalam darah dengan neuropati perifer pada remaja jalanan di DIY? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hubungan antara kadar Pb dalam darah dengan neuropati perifer pada remaja jalanan di DIY. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pengaruh timbal terhadap neuropati perifer yang penulis temukan dapat dilihat pada tabel 1.
6 Tabel 1. Keaslian Penelitian Nama Judul Tujuan Metode Hasil Chuang et (2000) Rubens et 2001) Riyadina et (2002) Suciani et (2007) Balali et (2010) Iqbal et (2012) Vibration perception thresholds in workers with long term exposure to lead Peripheral neuropathy in chronic occupational inorganic lead exposure: a clinical and electrophysiolog ical study Hubungan antara Plumbum dalam darah dengan hipertensi pada petugas SPBU Kadar timbal dalam darah polisi lalu lintas dan hubungannya dg kadar Hb Occupational lead poisoning in workers of traditional tile factories in Mashhad,Northeas t of Iran Korelasi antara Kadar Timbal dalam Darah dengan Neuropati Perifer pada Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum Untuk mengevaluasi dampak paparan jangka panjang pekerja terhadap paparan timbal Pada fungsi sistem saraf perifer yang di reflesikan dengan treshold persepsi vibrasi yang diukur dengan menggunakan portable vibrameter. Memeriksa fungsi saraf perifer secara klinis dan elektrofisiologi pada pekerja dengan kenaikan kadar timbal pada darah dan urin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi hipertensi pada kadar timbal darah petugas SPBU Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil kadar timbal dalam darah polisi lalu lintas dan hubungannya dengan kadar hemoglobin. Untuk mengetahui prevalensi kejadian dari keracunan timbal dan komplikasinya pada pekerja pabrrik atap di Mashhad, Barat Laut Iran Mengetahui korelasi kadar timbal dalam darah terhadap neuropati perifer pada petugas SPBU. Subjek:206 pekerja pabrik baterai, bekerja 5 tahun,kadar timbal>30µg/dl Descriptive Subjek: 151 pekerja berisiko terpajan timbal (tukang patri, pembuat baterai, pekerja pengecatan mobil, kadar timbal darah 63,9 µg/dl, durasi 8-47 tahun Subjek: 130 petugas SPBU,durasi 3 tahun, kadar timbal darah >5 µg/dl, dan < 5µg/dL Subjek: 90 polisi lalu lintas,umur 25-45 tahun, BMI 18. Descriptive Subjek:108 pekerja pabrik atap, durasi 9,8 tahun, kadar timbal darah 520 µg/l. Subjek= 55, berusia 17 hingga 55 tahun, masa kerja > 5 tahun, dan aktif dalam waktu 35 hari terakhir. Pengukuran ambang batas sensori vibrasi merupakan cara efektif mendeteksi neuropati pajanan timbal 46 pekerja (30%) mengalami neuropati pajanan timbal berupa distal parestesi, nyeri, gangguan sensasi pin prick, penurunan reflek tendon, sensasi vibrasi dan hipotensi postural, tanpa kelainan motorik. Petugas dengan kadar timbal darah tinggi mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi dibanding kadar timbal darah rendah. Tidak ada hubungan antara kadar timbal dalam darah dg kadar Hb Neuropati perifer pada ekstremitas atas 37%, penurunan reflek tendon 25,7%, tremor 23,3%. Terdapat korelasi antara kadar timbal dalam darah dengan neuropati perifer pada petugas stasiun pengisian bahan bakar untuk umum
7 1.6 Manfaat Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antara kadar Pb dalam darah pada remaja jalanan di DIY dengan neuropati perifer. 2. Untuk dijadikan dasar dilakukannya penelitian lanjutan mengenai hubungan antara kadar Pb dalam darah dengan neuropati perifer. 3. Untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai efek pajanan timbal.