BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap

METODE TEAM BASED LEARNING MAMPU MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

Tujuan: Di akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu untuk:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202. tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. membekali setiap sumber daya manusia dengan pengetahuan, kecakapan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Adult Learning dan Berpikir Kritis. By : Kelompok 6

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental Etika Profesi

PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin

b. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah, c. Penekanan pada eksplorasi

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk.

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pendidikan suatu negara adalah terbentuknya

Vol. 12 Nomor 2 April 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

Keywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan kedokteran terdiri dua tahap, yaitu pendidikan tahap sarjana

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pembelajaran perguruan tinggi di Indonesia masih cukup. beragam permasalahan yang ditemukan. Beberapa temuan dari Tim

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

Profil Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisioterapi melalui Self Assessment dan Peer Assessment

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB I PENDAHULUAN. saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting pada mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) yang mengungkapkan bahwa kemampuan dalam berpikir kritis adalah keahlian yang penting dan sangat dibutuhkan oleh seseorang. Hal ini juga sesuai dengan Higgs et al., (2000) dan Profetto et al., (2003) dalam Yuan (2008) menyatakan dalam lingkungan perawat kesehatan kontemporer ditandai dengan cepat berubahnya perkembangan dan tanpa hentinya peningkatan pengetahuan oleh karena itu, perawat profesional perlu mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis ini akan memberikan mereka keahlian yang fleksibel dan individual pada situasi khusus pemecahan masalah. Begitu pula Chan (2012) yang menyatakan bahwa berpikir kritis sangat penting dalam pendidikan keperawatan karena membantu memecahkan masalah. Kemampuan perawat untuk mempertahankan tingkat kewaspadaan tinggi dan penilaian klinis untuk mendeteksi perubahan awal status pasien membutuhkan pemikiran kritis (Buerhaus et al., 2005 dalam Yu et al., 2013). Akan tetapi, jika seorang perawat tidak mempunyai kemampuan berpikir kritis akan berakibat fatal pada pasien yang dirawatnya, bahkan malpraktek pun bisa terjadi yang hal ini akan berakibat pada buruknya pelayanan kesehatan (Cohen, 2008).

2 Mengingat risiko keselamatan pasien, sangat penting maka perlu inovatif metode pengajaran yang digunakan untuk mendukung pengembangan berpikir kritis dan kinerja untuk meningkatkan hasil. Sehingga metode pembelajaran yang lebih menumbuhkan kemampuan berpikir kritis merupakan masalah yang harus diselesaikan dalam pendidikan keperawatan. Oleh karena itu, pendidikan keperawatan di perguruan tinggi harus terus menerus menerapkan strategi pengajaran baru untuk meningkatkan berpikir kritis (Yu et al., 2013). Dan hal ini sesuai dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2014 yang menyatakan bahwa metode pembelajaran Student Center Learning / SCL adalah metode pembelajaran dimana mahasiswa terlibat dalam pemecahan masalah serta lebih penting lagi terlibat dalam kegiatan berfikir tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis dan evaluasi), baik secara individu maupun berkelompok. Dan salah satu metode pembelajaran Student Center Learning / SCL adalah Team Based Learning / TBL. Adapun metode pembelajaran akademik di Program Studi DIII Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk selama ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Teacher Centered Learning / TCL dengan cara ceramah. Hasil wawancara dengan sebagian mahasiswa mengatakan bahwa kurang puas dengan metode pembelajaran yang diterapkan pada akademik. Mahasiswa juga mengalami kesulitan untuk menjelaskan dan memahami kembali materi kuliah yang telah diterima, kebingungan mengambil langkah untuk solusi yang harus dilakukan

3 bahkan untuk membuat kesimpulan pun tidak lengkap serta cenderung diam saat diminta pendapat tentang materi yang diajarkan. Data tersebut didukung dengan keterbatasan jumlah dosen yang tersedia di Program Studi DIII Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk yang kurang memadai. Jumlah dosen yang mengampu Program Studi DIII Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk sebanyak 22 orang. Merekapun masih mendapat beban tugas untuk mengampu program lain. Dan jumlah ruang kelas yang kurang mencukupi. Sehingga diperlukan adanya inovasi ke dalam metode pembelajaran Student Center Learning / SCL yang sesuai dengan kondisi tersebut. Metode pembelajaran Team Based Learning / TBL efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Data hasil penelitian menunjukkan Team Based Learning mempengaruhi hasil pembelajaran pengetahuan pemeriksaan sistem saraf mahasiswa keperawatan yang menunjukkan pada kelompok belajar Team Based Learning deviasi standar adalah 13,39 (4,52) sebelum intervensi, yang telah meningkat menjadi 31,07 (3,20) (Maslakpak et al., 2015), berdasarkan penelitian Allen et al. (2013) enam puluh sembilan dari 100 anggota fakultas (69%) yang mewakili 43 (86%) lembaga menyatakan TBL lebih efektif meningkatkan persiapkan mahasiswa di kelas. Manfaat Team Based Learning secara keseluruhan berdasarkan hasil beberapa penelitian menunjukkan Team Based Learning / TBL bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Mcinerney &

4 Fink (2003). TBL mampu mengembangkan atau meningkatkan semua keterampilan akademik umum serta rata rata semua keterampilan berpikir kritis Espey & Walker (2012). TBL meningkatkan kinerja siswa dan meningkatkan keterlibatan dan kepuasan siswa (Chung, et al, 2009), lebih efektif meningkatkan penalaran klinik daripada Problem Based Learning (Okubo et al., 2012). TBL meningkatkan keterlibatan siswa, meningkatkan persiapan mahasiswa untuk kelas, dan mempromosikan pencapaian hasil daripada metode ceramah (Allen et al., 2013). TBL menghasilkan perbaikan yang jauh lebih baik dan stabilitas dalam pengetahuan pemeriksaan sistem saraf dari mahasiswa keperawatan dibandingkan dengan metode ceramah tradisional (Maslakpak, et al, 2015). TBL mampu merangsang pengembangan pribadi baru melalui kerangka mental yang dibangun di atas pengetahuan sebelumnya (Hrynchak & Batty, 2012), serta meningkatkan kemampuan penalaran klinis (Parmelee et al., (2009). Espey & Walker (2012), mengemukakan prinsip tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan ketrampilan berpikir kritis. Sedangkan berpikir kritis adalah suatu proses penilaian yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, serta penjelasan terhadap suatu kejadian, konsep, metode, pernyataan, pandangan, dan atau pertimbangan kontekstual dimana penilaian itu didasarkan. Facione (1990) didalam Oja, (2011). Hal ini sesuai dengan pernyataan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2014 di atas yang salah satunya metode pembelajaran yang bisa digunakan dengan menggunakan Team Based Learning / TBL.

5 Mayona dan Irawati (2009) menyatakan bahwa pada metode Team Based Learning / TBL pengajar lebih memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama karena memberikan bobot yang lebih besar kepada proses diskusi (peer discussion) dan belajar individu (individual study) dibandingkan dengan proses pembelajaran konsep yang berpusat pada pengajar (instructor input/lecture). Teori tersebut dikuatkan oleh Michaelsen (2002) yang menyatakan Team Based Learning (TBL) memiliki karakteristik penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah. Penekanan TBL pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi kuliah. Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi, umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Team based learning (TBL) adalah sebuah pembelajaran aktif dan strategi pembelajaran dengan kelompok kecil yang menyediakan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan konsep melalui tahap aktivitas-aktitas, meliputi kerja individual (individual work), kerja tim (teamwork), dan umpan balik cepat (immediate feedback). Lebih lanjut Parmelee (2012) menyatakan bahwa

6 TBL digunakan untuk kelas-kelas besar (>100 mahasiswa) atau kelas yang lebih kecil (< 25 mahasiswa), penggabungan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-7 mahasiswa dalam sebuah kelas. Faktor yang mempengaruhi berpikir kritis selama di pendidikan menurut Bissell dan Lemons (2006) adalah kurikulum pembelajaran yang diterapkan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi berpikir kritis seseorang antara lain adalah cara pandang seseorang didalam memahami dan menilai sesuatu, tingkat intelegensi/ kecerdasan seseorang, motivasi yang dimiliki, pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh, faktor latar belakang dan budaya seseorang, keadaan emosi/ kecemasan, dan kondisi fisik. (Sobur, 2003; Maryam, 2008; Hassoubah, 2008) Sementara itu menurut Gusrini et al., (2010) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi Team Learning adalah kepemimpinan kelompok, teknologi yang digunakan, kemampuan kognitif, pengetahuan anggota dan kepribadian anggota Mengingat pentingnya proses kegiatan pembelajaran harus mengarah pada pembelajaran orang dewasa dengan menggunakan Student Centered Learning / SCL yang mampu meningkatkan berpikir kritis pada mahasiswa dengan menyesuaikan permasalahan tersebut di atas. Maka peneliti melakukan penelitian pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk

7 B. Rumusan Masalah Adakah pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisa kemampuan berpikir kritis mahasiswa keperawatan sebelum diterapkan metode pembelajaran Team Based Learning di Program Studi DIII Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk b. Menganalisa kemampuan berpikir kritis mahasiswa keperawatan sesudah diterapkan metode pembelajaran Team Based Learning di Program Studi DIII Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk c. Menganalisa pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk

8 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Bagi institusi memberikan manfaat dalam memperkaya penerapan metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada materi yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan bagi institusi. 2. Bagi Mahasiswa Mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga dalam meningkatkan kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah dengan cara berpikir kritis melalui penerapan metode pembelajaran Team Based Learning sehingga prestasi belajar mahasiswa meningkat. 3. Bagi Pendidik Bagi pendidik akan memperkaya metode pembelajaran sebagai cara yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran ke mahasiswa. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya akan memberikan arah / pertimbangan yang lebih baik dalam penerapan metode pembelajaran Team Based Learning.

9 E. PenelitianTerkait 1. Mcinerney & Fink (2003) Judul penelitian Team-Based Learning Enhances Long-Term Retention and Critical Thinking in an Undergraduate Microbial Physiology Course. Tujuan penelitian ini menggunakan pembelajaran berbasis tim untuk meningkatkan pemahaman dan pemikiran kritis siswa sarjana mikroba (metabolisme-fisiologi). Metode penelitian ini dengan penilaian termasuk kedalaman analisis, masuknya informasi, integrasi materi belajar di kelas-kelas dan pemotongan intuitif dan kreatif tim. Kinerja pada ujian akhir digunakan untuk mengukur dampak dari TBL pada pemahaman informasi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah pada tujuan, metode penelitian,instrumen, dan sampel yang digunakan. Persamaannya yaitu pada variabel bebas Team Based Learning dan variabel terikat Critical Thinking. 2. Espey & Walker (2012) Judul penelitian Enhancing Critical Thinking in Economics Using Team- Based Learning. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah berpikir TBL bisa meningkatkan berpikir kritis pada mahasiswa. Metode penelitian Pada awal semester, mahasiswa dinilai sejauh mana mereka setuju bahwa perguruan tinggi mereka telah telah dikembangkan atau ditingkatkan kemampuan mereka dalam setiap kategori di bawah, di mana 1 = sangat tidak setuju, 3 = netral, 5 = sangat setuju. Pada akhir

10 semester, mahasiswa dinilai sejauh mana mereka setuju bahwa penggunaan pembelajaran berbasis tim di kelas telah dikembangkan atau ditingkatkan kemampuan mereka dalam setiap kategori, di mana 1 = sangat tidak setuju, 3 = netral, 5 = sangat setuju. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah pada tujuan, metode penelitian,instrumen, dan sampel yang digunakan. Persamaannya yaitu pada variabel bebas Team Based Learning dan Critical Thinking 3. Chung et al (2009) Judul penelitian The effect of team-based learning in medical ethics education. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak TBL pada keterlibatan siswa dan kepuasan dinilai prestasi pendidikan. Metode penelitian yang digunakan Pendidikan etika medis menggunakan TBL terdiri dari empat sesi untuk 2 tahun pertama mahasiswa kedokteran dari Chonnam National University Medical School. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah pada tujuan, metode penelitian,instrumen, dan sampel yang digunakan. Persamaannya yaitu pada variabel bebas Team Based Learning. 4. Okubo et al., (2012) Judul penelitian Team Based Learning, a Learning Strategy For Clinical Reasoning, In Students With Problem Based Learning Tutorial Experiences. Tujuan penelitian yaitu Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan antara TBL dengan PBL dalam peningkatan penalaran klinis.

11 Metode penelitian Pada tahun 2008, 2009, dan 2010, selama 4 tahun mahasiswa di Kedokteran University School of Medicine Tokyo berpartisipasi dalam 2 program TBL setiap tahun. Siswa diberi progresif PBL tutorial kontinyu menerus selama tiga setengah tahun, termasuk tutorial pengantar, masalah-berorientasi pembelajaran tutorial, dan masalah-berorientasi tutorial klinis. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada tujuan, metode penelitian,instrumen, dan sampel yang digunakan. Persamaannya yaitu pada variabel bebas Team Based Learning. 5. Allen et al., (2013) Judul penelitian Team-Based Learning in US Colleges and Schools of Pharmacy. Tujuan penelitian yaitu untuk mengkarakterisasi penggunaan pembelajaran TBL di perguruan tinggi dan sekolah-sekolah AS farmasi, termasuk faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan dan persepsi dari anggota fakultas mengenai dampak TBL pada hasil pendidikan. Metode penelitian dengan cara responden faktor diidentifikasi yang menghambat atau mengaktifkan penggunaan TBL dan dampaknya pada siswa belajar. Hasil dikelompokkan berdasarkan jenis institusi (pemerintah / swasta), ukuran kelas, dan pengalaman TBL. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada tujuan, metode penelitian,instrumen, dan sampel yang digunakan. Persamaannya yaitu pada variabel bebas Team Based Learning

12 6. Maslakpak, et al., (2015) Judul penelitian The Impact of Team-Based Learning on Nervous System Examination Knowledge of Nursing Students. Tujuan penelitian menentukan dampak pembelajaran TBL dalam pengetahuan pemeriksaan sistem saraf mahasiswa keperawatan. Metode : Penelitian kuasieksperimen ini dilakukan pada mahasiswa keperawatan kelas 3, termasuk semester 5 (kelompok intervensi) dan semester 6 (kelompok kontrol). Dalam penelitian ini metode ceramah tradisional dan metode pembelajaran berbasis tim digunakan untuk mendidik pemeriksaan sistem saraf untuk intervensi dan kelompok kontrol, masing-masing. Data dikumpulkan dengan tes yang mencakup 40-pertanyaan (pilihan ganda, pencocokan, mengisi dan pertanyaan deskriptif) sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok. Kesiapan individu Jaminan Test (RAT) dan Kelompok Jaminan Kesiapan Test (Grat) digunakan untuk mengumpulkan data pada kelompok intervensi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah pada tujuan, metode penelitian,instrumen, dan sampel yang digunakan. Persamaannya yaitu pada variabel bebas Team Based Learning. 7. Hrynchak & Batty (2012) Judul penelitian The educational theory basis of team-based learning. Tujuan penelitian bagaimana TBL mengikuti prinsip-prinsip teori belajar konstruktivis. Metode penelitian prinsip-prinsip teori belajar konstruktivis

13 dibahas dalam kaitannya dengan metode pengajaran pembelajaran berbasis tim. Efektivitas TBL dalam pendidikan kesehatan kemudian Ulasan. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah pada tujuan, metode penelitian, instrumen, dan sampel yang digunakan. Persamaannya yaitu pada variabel bebas Team Based Learning. 8. Parmelee et al., (2009) Judul penelitian Medical Students Attitudes about Team-Based Learning in a Pre-Clinical Curriculum. Tujuan penelitian membandingkan bagaimana sikap mahasiswa kedokteran 'tentang proses pembelajaran tim Berbasis berubah antara tahun pertama dan kedua dari sekolah kedokteran. Metode: 180 siswa merespons 19 pernyataan tentang sikap mereka tentang Pembelajaran TBL selama tahun pertama dan kedua mereka sekolah kedokteran. Data dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney U. Perbedaan dengan penelitian ini pada tujuan, metode penelitian,instrumen, dan sampel yang digunakan. Persamaannya yaitu pada variabel bebas Team Based Learning.