III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Kebutuhan penggunaan peralatan yang mendukung tugas akhir ini cukup

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan,

I. PENDAHULUAN. Varistor merupakan salah satu komponen penting dalam bidang elektroteknik.

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

I. PENDAHULUAN. Sudah dikenalnya penggunaan bahan materi Seng Oksida (ZnO) sebagai

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Agustus Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

I. PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardugardu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor dan Induktor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu jurusan teknik elektro, fakultas teknik,

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

PENYEARAH TIGA FASA. JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : XI PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : 2 x 50 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI051

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

BAB III METODOLOGI III.1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus sampai bulan Oktober 2012.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

III. METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan eksperimen murni yang

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada bulan Oktober 2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

pada CCM R adalah: Vd (DCM) cosα 3

Gambar 10. Skema peralatan pada SEM III. METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian digunakan 2 jenis bahan yaitu

REGULATOR AC 1 FASA. Gambar 1. Skema Regulator AC 1 fasa gelombang penuh dengan SCR

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

Transkripsi:

24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dibeberapa tempat berbeda berdasarkan proses kegiatan yang dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. Penyinteran pelet varistor dilaksanakan di Laboratorium Biomassa FMIPA Universitas Lampung. Pencetakan sampel mentah dan pengujian karakteristik sifat listrik V-t dan V-I dilaksanakan di Laboratorium Tegangan Tinggi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan, dimulai dari bulan Februari 2010 hingga September 2010. B. Alat dan Bahan 1. Alat Peralatan yang digunakan untuk pemrosesan pembuatan material varistor yaitu timbangan digital, corong kaca, spatula, alat press hidrolik, mortar, jangka sorong digital, hot plate/stirring, gelas kimia, pinset, Aluminium foil, amplas, alat cetak sample (die), sendok, furnace dan magnetic stirrer. Peralatan yang digunakan

25 untuk pengujian karakteristik V-t yaitu satu set peralatan pembangkit tegangan impuls kapasitif, multimeter, stopwatch, osiloskop digital, dan satu set komputer. Peralatan yang digunakan dalam pengujian karakteristik V-I yaitu transformator regulator 220 V, 1 KVA, 50 Hz, transformator uji 220/1000 volt, 50 Hz, ampermeter, voltmeter, dan elektroda uji. 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ZnO murni dan dopan yang digunakan Al 2 O 3. Media pencampur yang digunakan adalah aseton, alas pembakaran material menggunakan serbuk alumina. C. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pada tahap pertama yaitu proses pembuatan pelet varistor yang terdiri dari proses preparasi, pencetakan, dan penyinteran. Tahap selanjutnya adalah pengujian karakteristik listrik yang terdiri dari V-t dan V-I. Setelah melakukan pengujian kemudian pengambilan data berupa kurva lengkung volt-waktu untuk karakteristik listrik V-t dan kurva kenonlinieran volt-ampere untuk karakteristik listik V-I. Tahap terakhir yang dilakukan adalah mengolah data yang didapat kemudian menganalisanya, dan menarik kesimpulan. D. Pelaksanaan 1. Pembuatan Pelet Varistor Proses pembuatan material varistor sebagai berikut:

26 a. Menimbang serbuk ZnO dan Al 2 O 3 menggunakan timbangan digital dengan berbagai perbandingan mol sesuai dengan tabel 1. Tabel 1. Komposisi campuran ZnO dan Al 2 O 3 berdasarkan perbandingan mol. No Sampel ZnO (mol%) Al 2 O 3 (mol%) 1 ZnO murni 100,0 0,00 2 ZnAl 0.05 99,95 0,05 3 ZnAl 0.10 99,80 0,20 4 ZnAl 0.15 99,50 0,50 5 ZnAl 0.20 99,30 0,70 6 ZnAl 0.25 99,00 0.10 b. Memasukkan campuran tersebut ke dalam gelas kimia 250 cc dan memberi nama sesuai dengan perbandingan mol. c. Memasukkan aseton ke dalam gelas yang berisi campuran sampai volume gelas menjadi 150 cc. d. Mengaduk beberapa saat campuran tersebut dan kemudian meletakkannya di atas hot plate/stirring. e. Memasukan magnetic stirrer kedalam gelas yang berisi campuran terebut. f. Menghidupkan hot plate/stirring pada skala 6 dan memastikan campuran tersebut teraduk. g. Menutup gelas tersebut menggunakan alumunium foil pada proses stirring agar tidak kemasukan zat-zat lain. h. Setelah kurang lebih 4 jam dan memastikan kedua zat tersebut tercampur secara homogen, matikan hot plate/stirring, kemudian mengangkat gelas tersebut dari hot plate/strring.

27 i. Mengambil magnetic stirrer dari gelas berisi campuran berisi campuran menggunakan pinset dan mencucinya sampai bersih. j. Membiarkan beberapa saat campuran untuk mengeringkan aseton dari campuran. k. Untuk mengeringkan campuran tersebut, campuran tersebut dipanaskan dalam furnace pada suhu 60 0 C selama 24 jam. l. Memasukan gelas tersebut kedalam oven dan mencatat posisi gelas, kemudian program mesin oven. m. Jika serbuk campuran belum kering maka kembali dipanaskan selama 24 jam dengan menaikkan suhu pemanasan menjadi 80 0 C. n. Mengambil campuran tersebut dari mesin oven setelah berada pada suhu kamar (27 0 C) dan memastikan bahwa campuran tersebut benar-benar kering. o. Memasukkan campuran tersebut dalam mortar, kemudian gerus ± 1 jam, dan memastikan campuran tersebut benar-benar halus. p. Menimbang campuran tersebut menggunakan timbangan digital sebanyak 1,5 gram dan meletakkannya pada alumunium foil. q. Memasukan campuran tersebut kedalam die, dan memastikan die dalam keadaan bersih. r. Meletakkan die yang berisi campuran pada alat press hidrolik. s. Melakukan pengepresan dengan hati-hati sampai dengan indikator tekanan menunjukkan angka 200 kg/cm 2.

28 t. Memutar tuas pengurang tekanan pada alat press hidrolik setelah mencapai tekanan 200 kg/cm 2. u. Mengambil bagian bawah dari die dan meletakkan die dengan posisi terbalik untuk mengeluarkan pelet varistor. v. Mengeluarkan die dari alat press hidrolik dan mengambil pelet varistor yang telah di cetak. w. Mengukur massa, diameter, ketebalan pelet varistor dan mencatat hasilnya. x. Memasukkan pelet varistor kedalam tempat sampel. y. Memberihkan bagian-bagian die menggunakan tissue setelah melakukan pengepresan. z. Melakukan lubrikanisasi (pelumasan) die setiap dua kali pengepresan pelet varistor. 2. Perlakuan Penyinteran Proses pembuatan varistor ZnO murni dan Varistor ZnO-Al 2 O 3 termasuk pressing campuran serbuk ZnO dan zat aditif yang diinginkan ke dalam sebuah die untuk membentuk fisik yang mendukung, kemudian hasilnya disinter dalam sebuah furnace selama waktu tertentu lalu didinginkan. Pada penelitin ini dapat dilakukan proses pembakaran menggunakan automatic programable furnace yang memiliki kapasitas suhu pembakaran maksimum 1400 0 C, kemudian pendinginan secara alami pada temperatur ruang. Penyinteran yang dilakukan dengan menaikkan suhu yang telah di tentukan secara bertahap untuk mengurangi kerutan dan mencegah keretakan varistor. Suhu kenaikkan yang direncanakan

29 adalah 5 0 C/menit dengan prosedur pengoperasian furnace untuk percobaan perlakuan penyinteran adalah sebagai berikut : 1. Menaikkan kontaktor pada panel listik. 2. Menghidupkan saklar pada mesin furnace sehingga display digital menyala dan menampilkan proses program. 3. Membuka pintu furnace untuk memasukkan sampel mentah varistor dengan memutar kedua handle kunci berlawanan arah jarum jam 4. Memasukkan sampel varistor mentah dengan susunan yang teratur ke dalam furnace. 5. Menutup pintu furnace dengan memutar handle kunci searah jarum jam. 6. Menekan tombol program untuk mengatur proses pembakaran, mula-mula dengan menaikkan suhu didalam furnace dari 30 0 C menjadi 250 0 C dengan kenaikkan suhu 5 0 C/menit. Setelah sampai pada suhu 250 0 C, dilakukan penahan selama 30 menit, lalu kembali menaikkan suhu sampai 600 0 C juga dengan kenaikkan suhu 5 0 C/menit. Pada suhu 600 0 C juga dilakukan penahanan selama 60 menit, kemudian suhu kembali dinaikkan dari suhu 600 0 C menjadi suhu 1300 0 C juga dengan kenaikkan suhu 5 0 C/menit. Setelah mencapai suhu 1300 0 C, dilakukan penahanan selama 2 jam. 7. Menunggu sampai furnace selesai beroperasi dan suhu didalam furnace turun mencapai suhu ruang (30 0 C).

30 8. Mengeluarkan sampel varistor yang telah dibakar, lalu menempatkannya kedalam wadah plastik sesuai dengan jenis sampel. 0 C 1300 0 C 120 menit 5 0 C/menit 600 0 C 5 0 C/menit 60 menit 250 0 C 30 0 C 0 30 menit 5 0 C/menit 44 74 144 204 344 464 waktu (menit) Gamabar 12. Grafik proses kenaikkan suhu penyinteran varistor 3. Pengujian dan Karakterisasi Tegangan-Waktu (V-t) Varistor Sebelum melakukan pengujian volt-waktu varistor, maka terlebih dahulu harus mengetahui nilai pembagi tegangan yang digunakan karena nilai tegangan yang terukur pada osiloskop adalah tegangan puncak-puncak (V pp ). Nilai pembagi tegangan yang digunakan untuk menghitung nilai tegangan sebenarnya.

31 RH RL OSILOSKOP Gambar 13. Rangkaian pembagi tegangan resistif... (8) dimana : U 1 = nilai tegangan puncak-puncak (V pp ) hasil pengukuran U 2 = nilai tegangan sebenarnya R 1 = resistor high (200 kω) R 2 = resistor low (1 kω) Pengukuran untuk mendapatkan tegangan impuls menggunakan rangkaian pembangkit tegangan impuls kapasitif. Rangkaian pengukuran dapat dilihat pada gambar 14.

32 Gambar 14. Rangkaian pengukuran tegangan impuls kapasitif Keterangan Gambar : Reg = regulator tegangan (0-220 V) 1 kv = transformator (220: 1000) Dioda R air = dioda tegangan tinggi (1A, 20kV) = tahanan air 1 (2 MΩ) S 1 dan S 2 = saklar 1 dan saklar 2 C 1 dan C 2 = kapasitor 1 dan kapasitor 2 (1,14µF) L = Induktor R d = resistor peluahan (150 Ω) R h R L = resistor high (200 kω) = resistor low ( 1 kω) Pada pembangkit tegangan impuls terdapat induktor (L) yang dapat diganti-ganti.

33 Hal itu dilakukan agar dapat mengatur waktu muka dari gelombang tegangan impuls yang dihasilkan. Prosedur pengukuran tegangan impuls adalah sebagai berikut: 1. Menyusun rangkaian percobaan seperti gambar 14. 2. Melakukan setting osiloskop pada kondisi single mode untuk dapat menangkap input tunggal dan seketika. a. Time base = 50 µs b. Volt/div = 2 Volt c. Storage = single ~ reset 3. Menghidupkan voltage regulator dengan menggunakan sumber tegangan jalajala PLN dan mengatur serta mengukur tegangan outputnya. 4. Menutup saklar S 1 ( saklar S 2 terbuka ) selama 30 detik. 5. Setelah 20 detik saklar S 1 dalam kondisi tertutup dan S 2 terbuka (charging kapasitor) kemudian membuka saklar S 1 dan segera menutup saklar S 2 (discharging kapasitor). 6. Mengukur waktu muka dan tegangan impuls yang muncul pada R L menggunakan osiloskop kemudian mengalikan hasilnya dengan faktor pengali pada pembagi tegangan resistif, menyimpan grafik hasil pengukuran ke dalam komputer, kemudian menghitung waktu muka gelombang dan mencatat hasilnya.

34 7. Mengulangi proses pengukuran tegangan impuls untuk waktu muka (T f ) yang berbeda dengan cara mengganti induktor rangkaian dengan dengan induktor yang lain yang nilainya berbeda. Tabel 2. Pengisian hasil pengukuran tegangan impuls Tegangan Regulator (Volt) Induktansi Induktor (mh) Waktu Muka (µs) 60 0,06 1,05 60 0,3 6,30 60 1,8 7,33 60 7,02 9,24 60 13,50 11,76 60 16,51 14,51 Tegangan Puncak Impuls (Volt) Sedangkan Prosedur yang dilakukan untuk pengujian pengukuran tegangan tembus varistor adalah sebagai berikut : 1. Memasang rangkaian seperti gambar 15. Gambar 15. Rangkaian pengujian karakteristik V-t varistor

35 2. Melakukan setting osiloskop pada kondisi single mode untuk dapat menangkap input tunggal dan seketika. a. Time base = 50 µs b. Volt/div = 2 Volt c. Storage = single ~ reset 3. Menghidupkan voltage regulator dengan menggunakan sumber tegangan jalajala PLN dan mengatur serta mengukur tegangan outputnya. 4. Menutup saklar S 1 ( saklar S 2 terbuka ) selama 20 detik. 5. Setelah 30 detik saklar S 1 dalam kondisi tertutup dan S 2 terbuka (charging kapasitor) kemudian membuka saklar S 1 dan segera menutup saklar S 2 (discharging kapasitor). 6. Mengukur waktu muka dan tegangan impuls yang muncul pada R L menggunakan osiloskop kemudian mengalikan hasilnya dengan faktor pengali pada pembagi tegangan resistif, menyimpan grafik hasil pengukuran ke dalam komputer, kemudian menghitung waktu muka gelombang dan mencatat hasilnya. 7. Mengulangi proses pengukuran tegangan impuls untuk waktu muka (T f ) yang berbeda dengan cara mengganti induktor rangkaian dengan dengan induktor yang lain yang nilainya berbeda.

36 Tabel 3. Pengisian hasil pengukuran tegangan tembus varistor Induktansi Induktor (mh Waktu Muka (µs) 60 1,05 60 6,30 60 7,33 60 9,24 60 11,76 60 14,51 Tegangan Puncak Impuls (Volt) Tegangan Tembus Varistor (Volt) 4. Pengujian dan Karakterisasi Tegangan-Ampere (V-I) Varistor Prosedur pengujian karakteristik volt-ampere (V-I) sebagai berikut : 1. Memasang rangkaian seperti gambar 16. Gambar 16. Rangkaian arus pengujian V-I varistor 2. Menghidupkan Trnasformator regulator dengan menggunakan sumber tegangan jala-jala PLN dan mengatur serta mengukur tegangan outputnya

37 3. Mengukur arus dengan multimeter yang telah ditentukan secara bertahap dengan cara menaikkan tegangan transformator regulator dan mengukur tegangan yang dihasilkan 4. Mengulangi proses pengukuran dengan spesimen uji berbeda. Tabel 4. Pengisian hasil pengukuran tegangan Kode Arus (ma) 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 ZnO murni Tegangan (Volt) ZnAl 0.05 Tegangan (Volt) ZnAl 0.10 Tegangan (Volt) ZnAl 0.15 Tegangan (Volt) ZnAl 0.20 Tegangan (Volt) ZnAl 0.25 Tegangan (Volt)

38 F. Diagram Alir Penelitian Mulai Pencampuran bahan ZnO yang didopan Al 2 O 3 dengan komposisi 0.05%, 0.2%, 0.5%, 0.7% dan 1% mol Pengeringan Penggerusan Pencetakan Apakah sampel siap dibakar Tidak Ya Penyinteran Varistor Pengujian karaktristik V-t Pengujian karaktristik V-I Analisis hasil Selesai Gambar 17. Diagram alir penelitian