BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian mengenai pengaruh kepercayaan organisasi dan keadilan organisasi terhadap organizational citizenship behavior dan dampaknya pada efektivitas organisasi, menggunakan penelitian asosiatif. Time horizon yang digunakan adalah cross-sectional, di mana tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama. Desain ini dapat mengetahui dengan jelas kaitannya hubungan sebab akibatnya. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis t-1 Asosiatif Survey Individu Karyawan t-2 Asosiatif Survey Individu Karyawan t-3 Asosiatif Survey Individu Karyawan t-4 Asosiatif Survey Individu Karyawan t-5 Asosiatif Survey Individu Karyawan t-6 Asosiatif Survey Individu Karyawan t-7 Asosiatif Survey Individu Karyawan Time Horizon Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional Sumber : Penulis, 2012 Keterangan : t-1 : Untuk mengetahui pengaruh Kepercayaan Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior. 31
32 t-2 : Untuk mengetahui pengaruh Keadilan Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior. t-3 : Untuk mengetahui pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap Efektivitas Organisasi. t-4 : Untuk mengetahui pengaruh Kepercayaan Organisasi terhadap Efektivitas Organisasi. t-5 : Untuk mengetahui pengaruh Keadilan Organisasi terhadap Efektivitas Organisasi. t-6 : Untuk mengetahui pengaruh Kepercayaan Organisasi dan Keadilan Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior. t-7 : Untuk mengetahui pengaruh Kepercayaan Organisasi dan Keadilan Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior dan dampaknya pada Efektivitas Organisasi. 3.2 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang akan digunakan, yaitu variabel kepercayaan organisasi, keadilan organisasi, organizational citizenship behavior, dan efektivitas organisasi. Yang akan diuraikan dalam tabel di bawah ini mulai dari variabel yang digunakan, definisi masing-masing variabel, indikator utama dari masing-masing variabel, ukuran yang digunakan tiap variabel, dan skala pengukuran yang digunakan pada variabel. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Ukuran Kepercayaan Organisasi Kepercayaan Organisasi adalah harapan positif yang dimiliki individu mengenai tujuan dan perilaku dari Berakar budaya pada -kesetiaan karyawan pada nilai organisasi -pedoman perilaku yang Ordinal diubah menjadi Interval Skala Pengu kuran Skala Likert (1-5)
33 Keadilan Organisasi Organizational Citizenship Behavior anggota kelompok yang lain berdasarkan peraturan organisasi, pengalaman dan saling ketergantungan. (Zalabak et al, yang dikutip oleh Tarigan, 2012) persepsi seseorang dalam organisasi mengenai keadilan yang terdiri dari 4 bentuk keadilan organisasi yaitu keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan interpersonal, dan keadilan informasional. (Griffin and Moorhead, 2010) Organizational Citizenship Behavior adalah perilaku diskresioner yang menjadi bagian dari pekerja, yang tidak diharapkan (melebihi harapan), oleh karena itu tidak dapat dihargai secara formal atau dihukum jika terjadi kekurangan oleh organisasi. (Ahmadi et al, 2010) Berbasis komunikasi Bersifat dinamis Bersifat multidimensio nal Keadilan Distributif Keadilan Prosedural Keadilan Interpersonal Keadilan Informasional Altruism Civic-Virtue Conscientious ness Courtesy dipandu oleh budaya organisasi (norma dan keyakinan) -keterbukaan mengenai informasi -kejelasan sebuah keputusan -dinamika perubahan secara konstan pada kepercayaan -kognitif -emosional -perilaku -kepuasan individu berkaitan dengan hasil atas kerja yang dilakukan -penentuan hasil -perlakuan organisasi terhadap karyawan -keakuratan informasi dalam penentuan keputusan -membantu rekan kerja -partisipasi karyawan terhadap fungsi organisasi -tepat waktu -mempertahankan tingkat absensi -mengikuti aturan organisasi -mencegah masalah Ordinal diubah menjadi Interval Ordinal diubah menjadi Interval Skala Likert (1-5) Skala Likert (1-5)
34 Efektivitas Organisasi Efektivitas Organisasi didasarkan pada teori sistem dan dimensi waktu. Berdasarkan teori sistem bahwa Efektivitas Organisasi harus dapat menggambarkan seluruh siklus input, proses, dan output, serta harus mampu menggambarkan hubungan timbal balik yang harmonis antara organisasi dengan lingkungan yang lebih luas. Sedangkan berdasarkan dimensi waktu bahwa organisasi diartikan sebagai satu elemen dari sistem yang lebih besar (lingkungan) melalui berbagai waktu dalam mengambil sumber daya, lalu memprosesnya, dan akhirnya menjadi barang jadi yang akan dikembalian kepada lingkungannya. (Gitosudarmo, yang dikutip oleh Sutrisno, 2010) -mengurangi kemungkinan efek masalah Sportmanship -bekerja tanpa mengeluh Sistem -siklus inputproses-output Waktu -ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas Ordinal diubah menjadi Interval Skala Likert (1-5) Sumber : Penulis, 2012
35 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tujuan Jenis Data Sumber Data Teknik Penelitian Pengambilan Data t-1 Data Primer Responden Kuesioner t-2 Data Primer Responden Kuesioner t-3 Data Primer Responden Kuesioner t-4 Data Primer Responden Kuesioner t-5 Data Primer Responden Kuesioner t-6 Data Primer Responden Kuesioner t-7 Data Primer Responden Kuesioner Sumber : Penulis, 2012 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Wawancara Peneliti akan melakukan tanya-jawab secara langsung dengan salah satu karyawan mengenai aktivitas sumber daya manusia di dalam Biro Penghubung Sumatera Selatan di Jakarta, khusunya mengenai kepercayaan organisasi, keadilan organisasi, Organizational Citizenship Behavior, dan efektivitas kegiatan dalam organisasi. Dari hasil wawancara tsb, peneliti akan mendapatkan informasi yang membantu penelitian di dalam organisasi yang bersangkutan. 3.4.2 Kuesioner Peneliti akan memberikan beberapa pertanyaan tertutup kepada karyawan di Biro Penghubung Sumatera Selatan. Pertanyaan tersebut mengenai kepercayaan organisasi, keadilan organisasi, Organizational Citizenship Behavior, dan efektivitas
36 organisasi. Pertanyaan-pertanyaan akan dibuat menggunakan skala likert 1-5, di mana: Tabel 3.4 Skala Likert Kategori Point Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Kurang setuju 3 Setuju 4 Sangat setuju 5 Sumber : Penulis, 2012 3.4.3 Studi Pustaka Studi Pustaka dilakukan untuk membantu peneliti mendapatkan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Peneliti melakukan studi pustaka dengan cara membaca, mengumpulkan data, mencatat, dan mempelajari buku atau referensi, seperti : jurnal, dan sumber internet. 3.5 Teknik Pengambilan Sampel Peneliti mengadakan penelitian di Biro Penghubung Sumatera Selatan mengenai pengaruh kepercayaan organisasi dan keadilan organisasi terhadap organizational citizenship behavior dan dampaknya pada efektivitas organisasi, di mana diketahui jumlah karyawan Biro Penghubung Sumatera Selatan adalah 68 orang. Dalam hal ini peneliti menggunakan seluruh populasi karyawan untuk menjadi responden. 3.6 Metode Analisis Dalam penelitian, data merupakan hal terpenting karena menggambarkan masing-masing variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian
37 hipotesis. Dalam pelaksanannya, pengelolaan data dilakukan dengan bantuan komputer dan program software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0. Setelah data tersebut dikumpulkan, maka akan dilakukan analisis dengan metode sebagi berikut: Tabel 3.6 Metode Analisis Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Alat Analisis t-1 Asosiatif Path Analisis t-2 Asosiatif Path Analisis t-3 Asosiatif Path Analisis t-4 Asosiatif Path Analisis t-5 Asosiatif Path Analisis t-6 Asosiatif Path Analisis t-7 Asosiatif Path Analisis Sumber : Penulis, 2012 Teknik analisis tersebut mencakup sebagai berikut: 3.6.1 Model Skala Sikap Bentuk dari model skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert, skala guttman, skala difenrensial semantik, rating skala, dan skala Thursone. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan model skala sikap yaitu skala Likert. 3.6.1.1 Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, di mana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pernyataan. Satu indikator cukup mewakili satu atau lebih pertanyaan dan jawaban dari setiap pernyataan yang menggunakan skala likert mempunyai tingkatan dari sangat positif hingga sangat negatif.
38 3.6.1.2 Transformasi data Ordinal menjadi Interval Mentransformasikan data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik, di mana data setidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana adalah dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Namun, jika menggunakan tabel, maka hendaknya melakukan langkah sebagai berikut: 1. Perhatikan setiap butir jawaban dari responden atas angket yang disebarkan. 2. Pada setiap butir, ditentukan jumlah orang yang mendapat skor 1,2,3,4,dan 5 yang disebut sebagai frekuensi. 3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. 4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan per kolom. 5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh. 6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas). 7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus sebagai berikut: NS = (Density at Lower Limit) (Density at Upper Limit) (Area Below Upper Limit) (Area Below Lower Limit) 8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1 + NS min ] Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008:30)
39 3.6.2 Uji Data 3.6.2.1 Uji Validitas Uji Validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu item pernyataan. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, misalnya dalam objek ayam kampung, sedangkan data yang terkumpul memberikan data ayam negri maka hasil penelitian tidak valid. Instrumen yang valid harus memiliki validitas internal dan eksternal. Instrumen memiliki validitas eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada. Sedangkan validitas intenal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan, maka validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: o Jika r hitung positif, serta r hitung > r tabel, maka variabel tersebut valid. o Jika r hitung tidak positif, serta r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid. 3.6.2.2 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya jawaban seseorang terhadap item pernyataan di dalam sebuah kuesioner. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, Misalnya kalau dalam obyek kemarin ayam kampung maka sekarang dan besok tetap ayam kampung. Instrumen yang reliabel belum tentu valid, reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas intrumen. Oleh karena itu, walaupun intrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen
40 perlu dilakukan. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: o Jika Cronbach s Alpha positif dan r Cronbach s Alpha > r tabel, maka variabel tersebut reliabel. o Jika r Cronbach s Alpha tidak positif dan r Cronbach s Alpha < r tabel, maka variabel tersebut tidak reliabel. 3.6.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heterokedatisitas, uji multikorelasi, uji linearitas, dan uji autokorelasi. 3.6.3.1 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas membandingkan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean, dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Dalam uji normalitas, peneliti menggunakan Sig. di bagian Kolmogorov-Smirnov jika data yang diuji menggunakan responden lebih dari 50 orang. Jika responden kurang dari 50 orang, peneliti menggunakan Sig. di bagian Shapiro-Wilk. Karena responden hanya terdapat 68 orang maka peneliti menggunakan Sig. pada bagian Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas adalah sebagai berikut: o Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. > 0.05, maka data berdistribusi normal. o Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.
41 3.6.3.2 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastisitas. 3.6.3.3 Uji Multikorelasi Uji multikorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel independen lebih dar satu. Dasar pengambilan keputusan: o Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas. o Jika nilai VIF < 10 maka terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas. 3.6.3.4 Uji Linearitas Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang kita miliki sesuai dengan garis linear atau tidak (apakah hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak). Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di salah satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya.
42 Dasar pengambilan keputusan: o Jika Sig. atau Signifikansi pada Deviation from Linearity > 0,05 maka hubungan antarvariabel adalah linear. o Jika Sig. atau Signifikansi pada Deviation from Linearity < 0,05 maka hubungan antarvariabel adalah tidak linear. 3.6.3.5 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu (disturbance term ed.) pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t - 1). Apabila terjadi korelasi maka hal tersebut menunjukkan adanya problem autokorelasi. Masalah autokorelasi sering terjadi pada data time series. Sementara itu, pada cross section, autokorelasi sangat jarang terjadi sehingga uji autokorelasi tidak wajib dilakukan pada penelitian yang menggunakan data cross section. Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji- Durbin-Watson, uji Langrage Multiplier (LM), uji statistik Q, dan uji Run Test. Dasar pengambilan keputusan: Jika nilai DW berada di antara du sampai dengan 4 du, koefisien korelasi sama dengan nol. Artinya tidak terjadi autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil daripada dl, koefisien korelasi lebih besar daripada sama dengan nol. Artinya terjadi autokorelasi positif. Jika nilai DW lebih besar daripada 4 dl, koefisien korelasi lebih kecil daripada nol. Artinya terjadi autokorelasi negatif. Jika nilai DW terletak di antara 4 du dan 4 dl, hasilnya tidak dapat disimpulkan.
43 3.6.4 Analisis Korelasi Analisis korelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Di mana data yang dimasukkan adalah data interval dan berdistribusi normal. Tabel 3.7 Interpretasi nilai r Interval Tingkat Hubungan Koefisien 0,80-1,000 Sangat kuat 0,60-0,799 Kuat 0,40-0,599 Cukup kuat 0,20-0,399 Rendah 0,00-0,199 Sangat rendah Sumber : Riduwan (2005:136) Dasar pengambilan keputusan pada anlisis korelasi adalah sebagai berikut: o Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0.05 < Sig.), Artinya tidak signifikan. o Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0.05 > Sig.), Artinya signifikan. 3.6.5 Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) maka dinamakan analisis regresi linear sederhana, yang dirumuskan sebagai berikut: di mana nilai a merupakan konstanta dan nilai b adalah koefisien regresi untuk variabel X. Namun demikian, jika pengukuran pengaruh melibatkan dua atau lebih
44 variabel bebas (X1, X2, X3, dan seterusnya) dan satu variabel terikat (Y) maka dinamakan analisis regresi berganda/majemuk, yang dirumuskan sebagai berikut: di mana Y adalah variabel terikat, a adlah konstanta, dan b adalah koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas. Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh simultan daribeberapa variabel bebas terhada satu variabel terikat yang berskala interval. Dasar pengambilan keputusan: o Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 Sig.), artinya tidak signifikan. o Jika nilai probabilitas lebih besar daripada atau sama dengan nilai probabilitas Sig. (0,05 Sig.), artinya signifikan. 3.6.6 Path Analisis Path analsis digunakan untuk menganalisis pola hubungan di antara variabel. Model ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat (Riduwan dan Kuncoro, (2008:2). Asumsi-asumsi path analisis antara lain sebagai berikut: 1. Hubungan di antara variabel bersifat linear dan adaptif (mudah menyesuaikan diri). 2. Data yang digunakan berdistribusi normal, valid, dan reliabel. 3. Adanya recurivitas, yaitu suatu keadaan di mana anak panah mempunyai hubungan satu arah dan tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping). 4. Variabel terikat setidaknya/minimal dalam ukuran interval dan rasio.
45 5. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kategori pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen dalam model ditetapkan pada tabel 3.8 sebagai berikut: Tabel 3.8 Kategori hubungan pengaruh variabel yang diteliti Koefisien Path Daya/Pengaruh 0.05-0.09 Lemah 0.10-0.29 Sedang >0.30 Kuat Sumber : Suwarno dalam Haryadi dan Winda (2011) Anlasis pengaruh X terhadap Y dan dampaknya pada Z, persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut: Y = yx + y ₁ (Persamaan Sub-struktural 1) Z = zx + zy + z ₂ (Persamaan Sub-struktural 2) 3.7 Rancangan Uji Hipotesis t-1 : Untuk mengetahui besar pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Ho : Tidak ada pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan.
46 Hi : Ada pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. t-2 : Untuk mengetahui besar pengaruh Keadilan Organisasi (x2) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Ho : Tidak ada pengaruh Keadilan Organisasi (x2) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Hi : Ada pengaruh Keadilan Organisasi (x2) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. t-3 : Untuk mengetahui besar pengaruh Organizational Citizenship Behavior (y) terhadap Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Ho : Tidak ada pengaruh Organizational Citizenship Behavior (y) terhadap Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Hi : Ada pengaruh Organizational Citizenship Behavior (y) terhadap Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. t-4 : Untuk mengetahui besar pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) terhadap Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Ho : Tidak ada pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) terhadap Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Hi : Ada pegaruh Kepercayaan Organisasi (x1) terhadap Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. t-5 : Untuk mengetahui besar pengaruh Keadilan Organisasi (x2) terhadap Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan.
47 Ho : Tidak ada pengaruh Keadilan Organisasi (x2) terhadap Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Hi : Ada pengaruh Keadilan Organisasi (x2) terhadap Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. t-6 : Untuk mengetahui besar pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) dan Keadilan Organisasi (x2) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Ho : Tidak ada pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) dan Keadilan Organisasi (x2) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Hi : Ada pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) dan Keadilan Organisasi (x2) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. t-7 : Untuk mengetahui besar pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) dan Keadilan Organisasi (x2) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) dan dampaknya pada Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Ho : Tidak ada pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) dan Keadilan Organisasi (x2) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) dan dampaknya pada Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan.
48 Hi : Ada pengaruh Kepercayaan Organisasi (x1) dan Keadilan Organisasi (x2) terhadap Organizational Citizenship Behavior (y) dan dampaknya pada Efektivitas Organisasi (z) pada Biro Penghubung Sumatera Selatan. Keterangan : X1 X2 Y Z : Kepercayaan Organisasi : Keadilan Organisasi : Organizational Citizenship Behavior : Efektivitas Organisasi 3.8 Rancangan Pemecahan Masalah Jika karyawan berpedoman pada nilai, norma, keyakinan organisasi, alur komunikasi terbuka, penentuan hasil adil, dan perlakuan organisasi terhadap karyawan baik, serta perilaku Organizational Citizenship Behavior pada sesama karyawan tinggi, maka akan memberi dampak positif pada Efektivitas Organisasi. Namun jika karyawan berlaku sebaliknya maka akan berimbas buruk pada Efektivitas Organisasi yang memburuk.