BAB I PENDAHULUAN. Berikut ini akan dibahas secara lebih detail mengenai hal-hal di atas.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peluang Bisnis Makanan Cepat Saji

PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MAKAN BERCIRI INTERNASIONAL. Oleh : Muliasari Pinilih 1, Intan Shaferi 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menomorduakan kesehatan dan menjadi gaya hidup masyarakat Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan energi dan untuk proses metabolisme dalam tubuh. Mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. di wilayah Jakarta meningkat sebesar 1,06% dibandingkan tahun sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. cepat membuat siapapun cenderung menyukai hal-hal yang serba praktis dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya pada skala nasional, pertumbuhan ekonomi provinsi DI. Yogyakarta juga mengalami pertumbuhan positif.

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus bertahan dan bersaing serta mampu memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan disertai dengan selera konsumsi mereka yang semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. makan untuk memasarkan produk produk makanan dari perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan usaha restoran di Indonesia sejak tahun 2008 hingga. Tabel 1-1 Pertumbuhan Restoran di Indonesia

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Mie, siapa sih yang tidak mengenalnya? Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa makanan ini mulai digemari anak anak

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran

Bab I Pendahuluan. Makalah Pengantar Tugas Akhir Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi

Menekuni berbagai peluang bisnis di bidang makanan memang menjanjikan untung besar

BAB I PENDAHULAN. Indonesia pada tahun 2013 berjumlah lebih dari 249,9 juta orang. Artinya, Indonesia

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB 1 PENDAHUALAN. melepas kepenatan rutinitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan budaya pada masyarakat menandai berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jenis kuliner yang bermacam-macam, berbagai macam jenis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan zaman pada saat ini berkembang sangat pesat. Bisnis. Perubahan pola konsumsi makanan merupakan gaya hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dapat membawa perubahan

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. mengenyangkan tetapi juga bergizi. Fungsi makanan antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. banyak aspek yang perlu menjadi pusat perhatian setiap perusahaan karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi serta

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Dewasa ini tingkat kesibukan masyarakat membuat masyarakat menyukai segala sesuatu yang instan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan dalam menggunakan produk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang Kuliner. Terdapat beberapa pesaing yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bumbu impor. Kuliner asing tersebut dapat menjadi

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

BAB 1 PENDAHULUAN. Dijaman yang berkembang pesat ini sudah banyak restaurant cepat fastfood

BAB 1. Pendahuluan. tinggi pola hidup sehat serta konsumsi makanan yang bergizi. Menurut badan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan sektor jasa di Indonesia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pesat bisnis usaha restoran cepat saji, secara globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. makan dan minuman menjadi salah satu syarat mutlak manusia untuk bisa

I. PENDAHULUAN. berbagai perubahan perilaku masyarakat, terutama di perkotaan. Salah satu perubahan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Luwak adalah jenis kopi olahan dengan bahan dasar berasal dari biji kopi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan akan dibahas beberapa hal seperti latar belakang pembuatan bisnis nasi gulung, ide bisnis dengan pendekatan 5W 1H, tujuan dan manfaat pendirian bisnis nasi gulung, ruang lingkup dan sistematika penulisan. Berikut ini akan dibahas secara lebih detail mengenai hal-hal di atas. I.1. LATAR BELAKANG Pada dasarnya, manusia tidak bisa lepas dari makanan. Seperti yang diungkapkan oleh Maslow (Kotler, 2012, p160-161) terdapat lima tingkat kebutuhan manusia, yang lebih dikenal dengan piramida kebutuhan, yaitu: Kebutuhan fisik/survive, yaitu sandang, pangan dan papan Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan untuk dikasihi, bisa dari teman, keluarga, pasangan Kebutuhan untuk diakui, seperti respek, prestasi, pencapaian Kebutuhan aktualisasi diri 1

2 Gambar 1 Piramida Kebutuhan Maslow Sumber: Kotler, P. and Keller, K. L. (2012, p161). Marketing Management 14th edition, International edition, Pearson International Edition, USA. Dapat kita lihat di dalam piramida, makanan termasuk dalam kebutuhan dasar dan yang utama bagi manusia. Tapi pada saat ini, banyak makanan yang dibuat dengan konsep produk, pelayanan bahkan penggunaan teknologi yang unik sehingga bisa menjadi trend di kalangan masyarakat. Dengan keadaan seperti itu, saat ini makanan bukan lagi hanya menduduki kebutuhan dasar, tetapi juga meningkat menjadi pengakuan atau bahkan aktualisasi diri. Kebutuhan inilah yang dilihat oleh banyak orang sebagai peluang bisnis sehingga saat ini bermunculan berbagai jenis produk makanan. Baik produk makanan lokal maupun import mampu menciptakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat, khususnya di kota-kota besar seperti DKI Jakarta. Saat ini banyak pelaku bisnis yang menggunakannya sebagai kesempatan dalam meraih keuntungan. Bahkan sebagian dari mereka tidak terlalu memperhatikan

3 komposisi, kesehatan, kebersihan dari produk yang mereka tawarkan. Hal ini sering diberitakan, baik di dalam program televisi maupun media cetak, di mana banyak terdapat bahan makanan yang menggunakan material yang tidak sesuai, yang paling umum adalah formalin, borax, dan bahan pewarna pakaian. Seperti yang diberitakan di dalam detik.com (2005), dalam penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BB POM). Dari 98 sampel makanan yang diambil di beberapa wilayah Jakarta seperti Muarakarang, Muara Angke dan Rawamangun, sebanyak 56 (57%) positif mengandung borax. Sampel yang diambil saat itu pun tidak mewakili semua produk, tetapi hanya mie kriting dan basah, ikan asin dan tahu. Berikut tabel hasil penelitian tersebut. Gambar 2 Persentase Sampel Makanan yang Mengandung Formalin DKI Jakarta Sumber: news.detik.com (2005)

4 Beberapa contoh merk produk berformalin yang ditemukan pada saat itu yaitu: a) Mie keriting dan basah: Telor Special Super Mie Ayam ZZ, Bintang Terang, Super Kriting Telor ACC, Jo's Food, Aneka Rasa b) Tahu: Bintang Terang, Kuning Sari, Takwa Poo Hal ini terkadang membuat masyarakat bingung untuk memilih bahan makanan yang sehat untuk dimasak. Selain itu kesibukan bekerja sehari-hari juga membuat berkurangnya waktu untuk memasak. Biasanya orang akan lebih memilih makanan instan dan cepat saji karena kepraktisannya. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Eric Michael 1 selaku Operational Corporate Manager Sambara Restaurant. Makanan cepat saji pertama kali diperkenalkan pada jaman Romawi Kuno, yaitu dengan adanya penjualan roti yang telah dicelupkan ke dalam anggur untuk sarapan. Tujuannya adalah sebagai alternatif asupan gizi dan energi ketika harus terburu-buru. Pada jaman sekarang, konsep makanan cepat saji sudah mengalami pergeseran. Makanan cepat saji merupakan makanan ready to eat yang dijual di restoran, biasanya makanan tersebut sudah diproses sebelumnya agar mempercepat penyajian sehingga mempengaruhi kandungan gizi di dalamnya. Dan peruntukannya bukan lagi untuk orang yang sibuk, tetapi juga ke semua lapisan masyarakat. 1 www.ciputraentrepreneurship.com, 2013

5 Di Indonesia, khususnya Jakarta masyarakat mengenal restoran cepat saji berasal dari luar Indonesia seperti Burger King, Mc Donald, Pizza Hut, Papa Rons, Yoshinoya, KFC. Sebenarnya ada pula restoran cepat saji asli Indonesia, tetapi keberadaannya belum disadari masyarakat seperti rumah makan Padang dan Bakso Malang. Pada umumnya makanan tersebut memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol cukup tinggi yang tidak baik untuk kesehatan. Baik karena pemilihan bahan-bahan pembuatnya, maupun karena pemrosesan makanan tersebut. Berikut ini beberapa contoh fakta nutrisi dari menu di restoran cepat saji. Gambar 3 Fakta Nutrisi Burger King & Mc Donald Sumber: www.fastfoodcompare.com (2013)

6 Gambar 4 Fakta Nutrisi Pizza Hut Sumber: www.pizzahut.com (2013) Gambar 5 Fakta Nutrisi Rendang Sumber: www.caloriecount.about.com (2013)

7 Kebutuhan akan makanan cepat saji pun semakin meningkat, khususnya di wilayah DKI Jakarta. Tingkat aktivitas yang semakin tinggi membuat sedikitnya waktu dalam mempersiapkan makanan dengan memasak. Selain itu, kegiatan memasak pun cukup menyita waktu dalam persiapannya karena harus membeli bahan makanan yang dimasak. Kegiatan tersebut dapat dilakukan saat berakhir pekan namun pada saat hari kerja, nampaknya kegiatan memasak sedikit sulit dilakukan. Menurut data statistik BPS pada tahun 2012, Penduduk Jakarta yang berusia diatas 15 tahun mencapai sekitar 65% dari 7.5 juta jiwa penduduk yang memiliki pekerjaan. Angka inipun yang menjadi dasar bahwa kebutuhan makanan cepat saji baik lokal maupun non-lokal cukup tinggi karena jumlah pekerja di Jakarta berjumlah sekitar 4.8 juta penduduk. Gambar 6 Data Penduduk Tahun 2012 untuk usia 15 tahun keatas Sumber: bps.co.id (2013)

8 Seakan ingin menjawab masalah masyarakat di atas, saat ini mulai berkembang rumah makan yang menawarkan makanan dengan menu-menu yang cukup sehat, segar dan praktis. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau di semua kalangan dan mereka memiliki konsep-konsep yang cukup unik pada tempat, produk dan pelayanannya. Di sini pun terdapat sebuah peluang bisnis produk makanan berupa Nasi Gulung. Produk ini dibuat dengan bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik, praktis dan mengenyangkan. Selain itu bahan utama dari nasi gulung ini juga sesuai dengan makanan pokok warga Indonesia, khususnya Jakarta yaitu nasi. I.2. IDE BISNIS Ide bisnis ini dibentuk menggunakan pendekatan 5W&1H (What, Who, Why, Where, When dan How). Berikut ini merupakan penjabaran ide bisnis tersebut. What Terinspirasi dari sushi rolls, produk utama yang dibangun mengambil konsep tersebut dengan bahan yang berbeda dan serba lokal yang dinamakan nasi gulung. Selain itu ada juga beberapa makanan lain sebagai pelengkap dan minuman yang dijual yang akan dibahas lebih detail pada bab-bab berikutnya. Nilai utama produk kami adalah makanan rendah lemak, cukup mengenyangkan serta harga yang terjangkau.

9 Who Bisnis ini mempunyai segmentasi pasar yang cukup luas, kami memposisikan bisnis ini ke dalam segmentasi para pekerja kantoran, dengan batasan umur antara 26 hingga 55 tahun. Dengan harga yang relatif murah, bentuk dan rasa sederhana, serta kandungan lemak yang rendah, diharapkan produk yang dipasarkan dapat menjadi satu nilai yang cukup menarik untuk para pelanggan. Why Kebutuhan akan makanan cepat saji di Jakarta semakin meningkat dengan tingginya aktivitas bekerja. Hal ini menunjukkan sedikitnya waktu mempersiapkan makanan dengan memasak. Belakangan ini, makanan sushi yang berasal dari Jepang mulai banyak digemari dan menjadi gaya hidup masyarakat di Indonesia. Rasa yang ditawarkan pun sudah mengalami banyak perubahan dari produk aslinya, menyesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia. Produk yang banyak diminati adalah sushi rolls, yaitu nasi yang dicampur dengan beberapa bahan lagi (misalnya ikan, udang, ketimun) lalu digulung dengan lapisan nori. Selain karena rasa yang enak, kepraktisan dan porsi yang cukup mengenyangkan menjadi daya tarik tersendiri. Namun makanan ini biasanya di jual dengan harga mahal mengingat sebagian bahan-bahan yang dibutuhkan harus diimpor. Lokasi penjualan pun biasanya berada

10 di dalam pusat perbelanjaan, dengan harga sewa tempat yang mahal yang akhirnya harus ditutupi dengan harga jual makanan. Karena itulah ide bisnis ini muncul sebagai alternatif bagi konsumen. Dengan harga murah, kualitas yang tetap terjaga, dan harga yang terjangkau akan sangat memungkinkan bagi bisnis ini untuk berkembang. Where Lokasi yang menjadi target dalam pengembangan bisnis ini berada di lingkungan perkantoran. Lokasi tersebut menjadi pilihan karena pada dasarnya masyarakat yang berada di lingkungan ini memiliki keterbatasan dalam menyiapkan makanannya serta lebih memiliki kesadaran dalam mengkonsumsi makanannya. When Pengembangan bisnis ini akan dimulai pada bulan Mei 2014, setelah selesainya studi kelayakan bisnis ini yang ditargetkan pada periode Desember 2013 April 2014. How Konsep penjualan pun diambil dari warung makan dengan harga yang sangat terjangkau. Kios menjadi salah satu wadah untuk mendistribusikan makanan ini sementara ini. Untuk menarik pelanggan supaya kembali lagi kami melakukan pelayanan dengan waktu yang cepat dalam melayani pelanggan karena di dalam bisnis jasa waktu

11 pelayanan adalah salah satu aspek yang paling penting. Hal ini dilakukan dengan menyediakan menu perupa paket. I.3. TUJUAN Tujuan dari pengembangan bisnis nasi gulung ini, antara lain: Mengembangkan sebuah bisnis baru dengan produk yang menarik. Meningkatkan pemakaian produk lokal sebagai bahan baku utama. Memberikan masyarakat kemudahan dalam mendapatkan dan memahami informasi gizi dalam menu makanan. Menciptakan produk makanan cepat saji yang kandungan lemaknya cukup rendah untuk kesehatan. I.4. MANFAAT Melihat dari pengembangan bisnis ini, terdapat beberapa keuntungan yang dapat diraih, antara lain: Menambah referensi dalam pemilihan makanan bagi masyarakat di sekitar warung. Meningkatkan pendapatan dari para supplier makanan lokal. Menambah lapangan kerja bagi masyarakat. Memberikan alternatif makanan cepat saji dengan kandungan nutrisi yang tidak mengganggu kesehatan.

12 I.5. RUANG LINGKUP Pada konsep bisnis ini, terdapat beberapa pembatasan ruang lingkup yang terdiri dari: Pertimbangan lokasi disekitar wilayah Jabodetabek Bahan baku yang digunakan berasal dari pemasok lokal Ukuran kios yang memiliki luas sebesar ± 3x4 m 2. Lokasi kios tidak di dalam pusat perbelanjaan. Produk yang dibahas adalah nasi gulung saja. I.6. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan ini terdiri dari lima bab. Bab pertama adalah bagian pendahuluan yang sebagian besar berisi latar belakang pembuatan bisnis, tujuan dan manfaat bisnis nasi gulung ini. Pada bab berikutnya pembahasan difokuskan ke value preposition bisnis yang meliputi market dan industry analysis, kompetitor dan strategi yang digunakan. Bab ke tiga berisi pembahasan detail seputar model bisnis berdasarkan 9 building blocks. Bab ke empat berisi business plan nasi gulung. Dan pada bab terakhir berisi tentang kesimpulan yang diambil dari pembahasan pada bab sebelumnya. Di sinipun terdapat saran-saran yang dibutuhkan dalam pengembangan model bisnis warung nasi gulung. Pada bab berikutnya, penjelasan singkat mengenai ide bisnis warung nasi gulung akan dibahas.

13