BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan akan dibahas beberapa hal seperti latar belakang pembuatan bisnis nasi gulung, ide bisnis dengan pendekatan 5W 1H, tujuan dan manfaat pendirian bisnis nasi gulung, ruang lingkup dan sistematika penulisan. Berikut ini akan dibahas secara lebih detail mengenai hal-hal di atas. I.1. LATAR BELAKANG Pada dasarnya, manusia tidak bisa lepas dari makanan. Seperti yang diungkapkan oleh Maslow (Kotler, 2012, p160-161) terdapat lima tingkat kebutuhan manusia, yang lebih dikenal dengan piramida kebutuhan, yaitu: Kebutuhan fisik/survive, yaitu sandang, pangan dan papan Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan untuk dikasihi, bisa dari teman, keluarga, pasangan Kebutuhan untuk diakui, seperti respek, prestasi, pencapaian Kebutuhan aktualisasi diri 1
2 Gambar 1 Piramida Kebutuhan Maslow Sumber: Kotler, P. and Keller, K. L. (2012, p161). Marketing Management 14th edition, International edition, Pearson International Edition, USA. Dapat kita lihat di dalam piramida, makanan termasuk dalam kebutuhan dasar dan yang utama bagi manusia. Tapi pada saat ini, banyak makanan yang dibuat dengan konsep produk, pelayanan bahkan penggunaan teknologi yang unik sehingga bisa menjadi trend di kalangan masyarakat. Dengan keadaan seperti itu, saat ini makanan bukan lagi hanya menduduki kebutuhan dasar, tetapi juga meningkat menjadi pengakuan atau bahkan aktualisasi diri. Kebutuhan inilah yang dilihat oleh banyak orang sebagai peluang bisnis sehingga saat ini bermunculan berbagai jenis produk makanan. Baik produk makanan lokal maupun import mampu menciptakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat, khususnya di kota-kota besar seperti DKI Jakarta. Saat ini banyak pelaku bisnis yang menggunakannya sebagai kesempatan dalam meraih keuntungan. Bahkan sebagian dari mereka tidak terlalu memperhatikan
3 komposisi, kesehatan, kebersihan dari produk yang mereka tawarkan. Hal ini sering diberitakan, baik di dalam program televisi maupun media cetak, di mana banyak terdapat bahan makanan yang menggunakan material yang tidak sesuai, yang paling umum adalah formalin, borax, dan bahan pewarna pakaian. Seperti yang diberitakan di dalam detik.com (2005), dalam penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BB POM). Dari 98 sampel makanan yang diambil di beberapa wilayah Jakarta seperti Muarakarang, Muara Angke dan Rawamangun, sebanyak 56 (57%) positif mengandung borax. Sampel yang diambil saat itu pun tidak mewakili semua produk, tetapi hanya mie kriting dan basah, ikan asin dan tahu. Berikut tabel hasil penelitian tersebut. Gambar 2 Persentase Sampel Makanan yang Mengandung Formalin DKI Jakarta Sumber: news.detik.com (2005)
4 Beberapa contoh merk produk berformalin yang ditemukan pada saat itu yaitu: a) Mie keriting dan basah: Telor Special Super Mie Ayam ZZ, Bintang Terang, Super Kriting Telor ACC, Jo's Food, Aneka Rasa b) Tahu: Bintang Terang, Kuning Sari, Takwa Poo Hal ini terkadang membuat masyarakat bingung untuk memilih bahan makanan yang sehat untuk dimasak. Selain itu kesibukan bekerja sehari-hari juga membuat berkurangnya waktu untuk memasak. Biasanya orang akan lebih memilih makanan instan dan cepat saji karena kepraktisannya. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Eric Michael 1 selaku Operational Corporate Manager Sambara Restaurant. Makanan cepat saji pertama kali diperkenalkan pada jaman Romawi Kuno, yaitu dengan adanya penjualan roti yang telah dicelupkan ke dalam anggur untuk sarapan. Tujuannya adalah sebagai alternatif asupan gizi dan energi ketika harus terburu-buru. Pada jaman sekarang, konsep makanan cepat saji sudah mengalami pergeseran. Makanan cepat saji merupakan makanan ready to eat yang dijual di restoran, biasanya makanan tersebut sudah diproses sebelumnya agar mempercepat penyajian sehingga mempengaruhi kandungan gizi di dalamnya. Dan peruntukannya bukan lagi untuk orang yang sibuk, tetapi juga ke semua lapisan masyarakat. 1 www.ciputraentrepreneurship.com, 2013
5 Di Indonesia, khususnya Jakarta masyarakat mengenal restoran cepat saji berasal dari luar Indonesia seperti Burger King, Mc Donald, Pizza Hut, Papa Rons, Yoshinoya, KFC. Sebenarnya ada pula restoran cepat saji asli Indonesia, tetapi keberadaannya belum disadari masyarakat seperti rumah makan Padang dan Bakso Malang. Pada umumnya makanan tersebut memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol cukup tinggi yang tidak baik untuk kesehatan. Baik karena pemilihan bahan-bahan pembuatnya, maupun karena pemrosesan makanan tersebut. Berikut ini beberapa contoh fakta nutrisi dari menu di restoran cepat saji. Gambar 3 Fakta Nutrisi Burger King & Mc Donald Sumber: www.fastfoodcompare.com (2013)
6 Gambar 4 Fakta Nutrisi Pizza Hut Sumber: www.pizzahut.com (2013) Gambar 5 Fakta Nutrisi Rendang Sumber: www.caloriecount.about.com (2013)
7 Kebutuhan akan makanan cepat saji pun semakin meningkat, khususnya di wilayah DKI Jakarta. Tingkat aktivitas yang semakin tinggi membuat sedikitnya waktu dalam mempersiapkan makanan dengan memasak. Selain itu, kegiatan memasak pun cukup menyita waktu dalam persiapannya karena harus membeli bahan makanan yang dimasak. Kegiatan tersebut dapat dilakukan saat berakhir pekan namun pada saat hari kerja, nampaknya kegiatan memasak sedikit sulit dilakukan. Menurut data statistik BPS pada tahun 2012, Penduduk Jakarta yang berusia diatas 15 tahun mencapai sekitar 65% dari 7.5 juta jiwa penduduk yang memiliki pekerjaan. Angka inipun yang menjadi dasar bahwa kebutuhan makanan cepat saji baik lokal maupun non-lokal cukup tinggi karena jumlah pekerja di Jakarta berjumlah sekitar 4.8 juta penduduk. Gambar 6 Data Penduduk Tahun 2012 untuk usia 15 tahun keatas Sumber: bps.co.id (2013)
8 Seakan ingin menjawab masalah masyarakat di atas, saat ini mulai berkembang rumah makan yang menawarkan makanan dengan menu-menu yang cukup sehat, segar dan praktis. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau di semua kalangan dan mereka memiliki konsep-konsep yang cukup unik pada tempat, produk dan pelayanannya. Di sini pun terdapat sebuah peluang bisnis produk makanan berupa Nasi Gulung. Produk ini dibuat dengan bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik, praktis dan mengenyangkan. Selain itu bahan utama dari nasi gulung ini juga sesuai dengan makanan pokok warga Indonesia, khususnya Jakarta yaitu nasi. I.2. IDE BISNIS Ide bisnis ini dibentuk menggunakan pendekatan 5W&1H (What, Who, Why, Where, When dan How). Berikut ini merupakan penjabaran ide bisnis tersebut. What Terinspirasi dari sushi rolls, produk utama yang dibangun mengambil konsep tersebut dengan bahan yang berbeda dan serba lokal yang dinamakan nasi gulung. Selain itu ada juga beberapa makanan lain sebagai pelengkap dan minuman yang dijual yang akan dibahas lebih detail pada bab-bab berikutnya. Nilai utama produk kami adalah makanan rendah lemak, cukup mengenyangkan serta harga yang terjangkau.
9 Who Bisnis ini mempunyai segmentasi pasar yang cukup luas, kami memposisikan bisnis ini ke dalam segmentasi para pekerja kantoran, dengan batasan umur antara 26 hingga 55 tahun. Dengan harga yang relatif murah, bentuk dan rasa sederhana, serta kandungan lemak yang rendah, diharapkan produk yang dipasarkan dapat menjadi satu nilai yang cukup menarik untuk para pelanggan. Why Kebutuhan akan makanan cepat saji di Jakarta semakin meningkat dengan tingginya aktivitas bekerja. Hal ini menunjukkan sedikitnya waktu mempersiapkan makanan dengan memasak. Belakangan ini, makanan sushi yang berasal dari Jepang mulai banyak digemari dan menjadi gaya hidup masyarakat di Indonesia. Rasa yang ditawarkan pun sudah mengalami banyak perubahan dari produk aslinya, menyesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia. Produk yang banyak diminati adalah sushi rolls, yaitu nasi yang dicampur dengan beberapa bahan lagi (misalnya ikan, udang, ketimun) lalu digulung dengan lapisan nori. Selain karena rasa yang enak, kepraktisan dan porsi yang cukup mengenyangkan menjadi daya tarik tersendiri. Namun makanan ini biasanya di jual dengan harga mahal mengingat sebagian bahan-bahan yang dibutuhkan harus diimpor. Lokasi penjualan pun biasanya berada
10 di dalam pusat perbelanjaan, dengan harga sewa tempat yang mahal yang akhirnya harus ditutupi dengan harga jual makanan. Karena itulah ide bisnis ini muncul sebagai alternatif bagi konsumen. Dengan harga murah, kualitas yang tetap terjaga, dan harga yang terjangkau akan sangat memungkinkan bagi bisnis ini untuk berkembang. Where Lokasi yang menjadi target dalam pengembangan bisnis ini berada di lingkungan perkantoran. Lokasi tersebut menjadi pilihan karena pada dasarnya masyarakat yang berada di lingkungan ini memiliki keterbatasan dalam menyiapkan makanannya serta lebih memiliki kesadaran dalam mengkonsumsi makanannya. When Pengembangan bisnis ini akan dimulai pada bulan Mei 2014, setelah selesainya studi kelayakan bisnis ini yang ditargetkan pada periode Desember 2013 April 2014. How Konsep penjualan pun diambil dari warung makan dengan harga yang sangat terjangkau. Kios menjadi salah satu wadah untuk mendistribusikan makanan ini sementara ini. Untuk menarik pelanggan supaya kembali lagi kami melakukan pelayanan dengan waktu yang cepat dalam melayani pelanggan karena di dalam bisnis jasa waktu
11 pelayanan adalah salah satu aspek yang paling penting. Hal ini dilakukan dengan menyediakan menu perupa paket. I.3. TUJUAN Tujuan dari pengembangan bisnis nasi gulung ini, antara lain: Mengembangkan sebuah bisnis baru dengan produk yang menarik. Meningkatkan pemakaian produk lokal sebagai bahan baku utama. Memberikan masyarakat kemudahan dalam mendapatkan dan memahami informasi gizi dalam menu makanan. Menciptakan produk makanan cepat saji yang kandungan lemaknya cukup rendah untuk kesehatan. I.4. MANFAAT Melihat dari pengembangan bisnis ini, terdapat beberapa keuntungan yang dapat diraih, antara lain: Menambah referensi dalam pemilihan makanan bagi masyarakat di sekitar warung. Meningkatkan pendapatan dari para supplier makanan lokal. Menambah lapangan kerja bagi masyarakat. Memberikan alternatif makanan cepat saji dengan kandungan nutrisi yang tidak mengganggu kesehatan.
12 I.5. RUANG LINGKUP Pada konsep bisnis ini, terdapat beberapa pembatasan ruang lingkup yang terdiri dari: Pertimbangan lokasi disekitar wilayah Jabodetabek Bahan baku yang digunakan berasal dari pemasok lokal Ukuran kios yang memiliki luas sebesar ± 3x4 m 2. Lokasi kios tidak di dalam pusat perbelanjaan. Produk yang dibahas adalah nasi gulung saja. I.6. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan ini terdiri dari lima bab. Bab pertama adalah bagian pendahuluan yang sebagian besar berisi latar belakang pembuatan bisnis, tujuan dan manfaat bisnis nasi gulung ini. Pada bab berikutnya pembahasan difokuskan ke value preposition bisnis yang meliputi market dan industry analysis, kompetitor dan strategi yang digunakan. Bab ke tiga berisi pembahasan detail seputar model bisnis berdasarkan 9 building blocks. Bab ke empat berisi business plan nasi gulung. Dan pada bab terakhir berisi tentang kesimpulan yang diambil dari pembahasan pada bab sebelumnya. Di sinipun terdapat saran-saran yang dibutuhkan dalam pengembangan model bisnis warung nasi gulung. Pada bab berikutnya, penjelasan singkat mengenai ide bisnis warung nasi gulung akan dibahas.
13