BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhankebutuhan. yang harus dipenuhi. Seluruh aktivitas ekonomi yang mengandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang diatur dalam

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB V PENUTUP. kepemilikan emas dengan menggunakan akad Murabahah. Produk kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

Pembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. BPRS atau yang dulu dikenal sebagai Bank Perkreditan Rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan menyatakan bahwa

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI UANG MUKA MURABAHAH PADA BANK KALSEL CABANG SYARIAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kauangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK Syariah, P3EI Press, Yogyakarta, 2008, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BABl PENDAHULUAN. Lembaga keuangan syariah lahir sebagai akibat adanya rasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus pada PT. BPR Syariah Al-Wadi ah )

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhi. Seluruh aktivitas ekonomi yang mengandung kemaslahatan bagi umat disebut sebagai kebutuhan (needs). 1 Pemenuhan kebutuhan untuk kesejahteraan hidup meliputi kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, dalam perkembangan perekonomian masyarakat yang semakin meningkat muncullah jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank dan non bank. Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang diatur dalam syariah Islam. Fungsi utama bank adalah memenuhi kehendak ekonomi masyarakat dan bersamaan dengan perkembangan peradaban. 2 Pengertian Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November tentang Perbankan, adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 3 1 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 386 2 Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan dalam islam (Jakarta :PT. Rineka Cipta, 2004) 3 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 25 1

2 Perkembangan perbankan syariah saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat berkat dukungan berbagai pihak dan ketersediaan ketentuan yang memberikan kemudahan dalam perkembangan perbankan syariah. Sebagai gambaran awal, di bawah ini disajikan data laporan perkembangan keuangan syariah tahun 2013: 4 Tabel 1.1 Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2013 LPKS 2013 Keuangan BUS UUS 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Total Aset 49.555.122 66.080.967 97.519.337 145.466.672 195.017.755 242.276.169 Share dengan total perbankan **** 2,14% 2,72% 3,24% 3,98% 4,58% 4,89% Pembiayaan yang Diberikan 38.198.724 46.886.354 68.181.050 102.655.215 147.505.141 184.121.533 Share dengan total 2,92% 3,26% 3,86% 4,67% 5,41% 5,59% perbankan **** Jumlah Rekening 597.398 686.535 865.920 1.399.330 2.512.295 3.485.133 Mudharabah 6.208.034 6.596.864 8.630.980 10.228.868 12.002.575 13.625.271 Musyarakah 7.411.833 10.411.702 14.623.899 18.960.206 27.666.938 39.873.741 Piutang Murabahah 22.486.186 26.320.737 37.507.956 56.364.516 88.004.167 110.564.661 Piutang Salam - - - - - - Piutang Istishna 368.758 422.776 306.731 325.878 376.235 582.299 Piutang Qardh 958.515 1.829430 4.730.878 12.936.750 12.090.295 8.990.592 Ijarah 765.395 1.304.845 2.340.500 3.838.997 7.344.931 10.481.369 Dana Pihak Ketiga 36.852.148 52.271.295 76.036.387 115.414.645 147.512.319 183.534.056 Share dengan total 2,10% 2,65% 3,25% 4,14% 4,57% 5.01% perbankan **** Jumlah Rekening 3.766.067 4.537.565 6.053.658 8.187.428 10.889.007 12724.187 Sumber: Laporan Perkembangan Keuangan Syariah, h. 165 4 http://www.bankkalsel.co.id/index.php/profil/laporan/laporan-keuangan/publikasi. Diakses pada 21 November 2014 pukul 15.00 WITA.

3 Jika dilihat dari data laporan keuangan di atas total posisi pembiayaan yang diberikan, share produk murabahah masih sangat dominan. Hampir di semua bank syariah saat ini produk penyaluran dana yang paling dominan adalah murabahah. Umumnya sebagian besar bank syariah melakukan penyaluran dana dalam bentuk murabahah/jual beli menerapkan sistem urbun bagi nasabahnya. Suatu kelaziman dalam dunia perbankan apabila hendak memberikan pembiayaan yang pembayarannya dilakukan dengan kredit oleh nasabah bank mensyaratkan agar sebagian total kredit itu ditutup dari modal nasabah sendiri, yang dalam istilah perbankan dikenal dengan self financing. Tapi cocokkah hal itu jika diterapkan dalam perbankan syariah? Nampaknya konsep self financing itu mendapat legitimasinya dalam perbankan syariah. Setidaknya untuk produk pembiayaan murabahah (jual beli yang keuntungannya disepakati antara bank dan nasabah). Karena murabahah itu jual beli, maka penjual (bank) dapat mensyaratkan sejumlah urbun kepada pembeli (nasabah) apabila ingin membeli barang. Apabila transaksi ini jadi dilaksanakan, maka urbun tersebut akan menjadi sebagian dari harga yang dibayar. Tetapi jika transaksinya batal, maka urbun itu dikembalikan kepada nasabah setelah diperhitungkan biaya administrasi dan kerugian yang mungkin akan diderita bank akibat pembatalan itu. 5 Konsep urbun dalam fiqih muamalah disebut dengan urbun. Sebenarnya konsep urbun dengan modifikasi telah diakomodir oleh 5 Sri Nurhayati, dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 169-170

4 Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) Bahrain dengan standar akuntansi yang diterbitkannya. Konsep itu dinamakan hamisy giddyah, yakni uang tanda jadi ketika ijab Kabul. Hal ini hanya untuk menunjukan keseriusan si pembeli bila kemudian si penjual telah membeli dan memasang berbagai barang perlengkapan pada barang pesanannya, sedangkan si pembeli membatalkan pesanannya hamisy giddyah ini dapat menutup kerugian si penjual. 6 Para ulama memperdebatkan apakah murabahah yang dilakukan dengan pesanan sebagaimana lazimnya dipraktekkan bank syariah yang dikenal dalam fiqih murabahah lil amir bi syira, itu mengikat atau tidak. Hal ini karena murabahah dengan pesanan terdiri dari dua bagian, yaitu transaksi antara pembeli dengan penjual, dan transaksi penjual dengan pemasok (supplier). Sebagian ulama berpendapat bahwa janji yang dilakukan pembeli kepada penjual bahwa ia akan membeli barang darinya itu mengikat. Dengan demikian dalam kondisi seperti ini sebenarnya tidak diperlukan lagi urbun dari pembeli sebagai tanda jadi. Sebab, pembeli bisa dituntut apabila ingkar janji. Padahal barang pesanannya telah dipenuhi penjual. Sebagian ulama menganggap bahwa janji itu tidak mengikat dan penjual harus melakukan kontrak lagi dengan pembeli setelah barang itu tersedia. 7 Firman Allah SWT dalam surah Al-Mā-idah ayat 1, yaitu: 6 Adiwarman Azwar Karim, Bank islam:analisis Fiqih dan Keuangan, ( Jakarja, PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 115 7 Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, Edisi I, (Yogyakarta: P3EI Press, 2008), h. 167

5 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. (Q.S. al- Mā-idah [5]:1) Merujuk pada ayat tersebut bahwa terdapat keharusan untuk memenuhi komitmen dan isi perjanjian (akad) secara umum. Dalam konteks pembayaran urbun, harus dijelaskan perjanjian bagaimana mekanisme nantinya jika nasabah menerima atau menolak transaksi. Relevan dengan ayat tersebut, kedua pihak berkewajiban untuk memenuhi komitmen yang telah dilakukan oleh kedua pihak. Selain itu, semua pihak yang melakukan transaksi jual beli dengan adanya urbun ini, harus memenuhi semua komitmen yang biasanya tertuang dalam akad/kontrak. 8 Dalam fatwa DSN No 13/DSN-MUI/IX/2000 tentang Urbun Murabahah disebutkan LKS dapat meminta urbun apabila kedua belah pihak bersepakat dan besarnya urbun ditentukan berdasarkan kesepakatan. Dalam hal Bank Kalsel Cabang Syariah Banjarmasin sebagai penjual (Bank) maka Bank Kalsel Cabang Syariah dapat meminta urbun kepada pembeli (nasabah) 8 Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No 13/DSN-MUI/IX/2000

6 yang disepakati oleh keduanya dan urbun tersebut harus disetorkan ke Bank Kalsel Cabang Syariah. 9 Penjual dapat meminta urbun kepada si pembeli sebagai bukti komitmen pembelian sebelum akad disepakati. Urbun menjadi bagian pelunasan piutang murabahah jika akad murabahah disepakati, jika murabahah batal maka urbun dikembalikan kepada pembeli setelah dikurangi kerugian rill yang ditanggung oleh penjual. Jika urbun itu lebih kecil dari kerugian, maka penjual dapat meminta tambahan dari pembeli. (PSAK No. 102) Namun dalam prakteknya urbun murabahah sering disetorkan langsung oleh pembeli (nasabah) ke supplier (pemasok) bukan ke bank. 10 Hal ini disebabkan perlunya supplier meminta komitmen dari pembeli atau obyek yang dimurabahahkan, sementara dari pihak bank perlunya menetapkan azas kehati-hatian (prudential banking) terhadap nasabah atau pembeli akhir sehingga hal seperti di atas sering terjadi. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti masalah pecatatan urbun, yang akan penulis tuangkan dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul Analisis Perlakuan Urbun Murabahah Pada Bank Kalsel Cabang Syariah Banjarmasin. B. Rumusan Masalah 9 Ahmad Kamil, dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 415 10 Observasi awal penulis di Bank BPD Kalsel Syariah cabang Banjarmasin pada tanggal 05 juni 2013.

7 Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitan ini adalah bagaimana perlakuan urbun murabahah pada Bank Kalsel Cabang Syariah Banjarmasin, baik sebagai pembeli maupun sebagai penjual yang sesuai dengan Fatwa DSN, PSAK dan PAPSI? C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis perlakuan urbun murabahah yang diterapkan oleh Bank Kalsel Cabang Syariah Banjarmasin. 2. Signifkasi Penelitian a. Bagi penulis khususnya, akan menambah wawasan dan informasi yang sangat bermanfaat mengenai akuntansi syariah dalam tataran keilmuan. b. Bagi masyarakat atau mahasiswa lain yang membaca dan mempelajari hasil penelitian ini diharapkan akan lebih mengenal sistem akuntansi syariah yang nantinya akan membuka wawasan tentang betapa pentingnya bermuamalah secara Islami. c. Bagi pihak bank, dapat sebagai wadah mensosialisasikan sistem akuntansi syariah atau sistem akuntansi perbankan syariah dan sebagai bahan pertimbangan untuk mengadakan perubahan atau perbaikan dalam hal pencatatan akuntansi. D. Definisi Operasional

8 Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan dalam memahami penelitian ini, maka penulis merasa perlu memberikan batasan istilah dan penegasan judul penelitian, sebagai berikut: 1. Analisis dalam Kamus Ilmiah Populer diartikan dengan penguraian. 11 Dalam penelitian ini, analisis yang penulis maksud adalah menguraikan data-data yang ada secara lengkap. 2. Perlakuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pencatatan atau penempatan dalam perbankan yang sering dikenal dengan kata Akuntansi. 3. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 12 Murabahah yang dimaksud di sini adalah salah satu produk pembiayaan yang ditawarkan oleh perbankan syariah untuk penelitian ini di fokuskan pada Bank Kalsel Cabang Syariah Banjarmasin. 4. Urbun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah uang tanda jadi untuk membuktikan komitmen nasabah dalam transaksi murabahah. E. Kajian Pustaka 1. Penelitian oleh Lindawati tahun 2013 yang berjudul Penerapan Akuntansi Murabahah Pada Unit Jasa Keuangan Syariah Sahabat Mandiri Banjarmasin. Penelitian ini membahas tentang bagaimana penerapan akuntansi murabahah pada UJKS Sahabat Mandiri Banjarmasin dan kesesuaiannya dengan PSAK 101 dan 102. Hasil 113 11 Risa Agustin, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Serba Jaya, 2000), h. 26 12 Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan, op.cit., h.

9 penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan akuntansi murabahah pada UJKS Sahabat Mandiri Banjarmasin belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan PSAK 101 dan telah sesuai dengan PSAK 102, di mana pihak UJKS Sahabat Mandiri Banjarmasin hanya membuat neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas pada setiap akhir bulannya. UJKS Sahabat Mandiri Banjarmasin tidak membuat laporan perubahan ekuitas laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan, serta catatan atas laporan keuangan. 2. Penelitian oleh Gazali Rahman tahun 2013 yang berjudul Tingkat Pemahaman Mahasiswa Perbankan Syariah Terhadap Produk Murabahah. Penelitian ini membahas tentang bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa perbankan syariah terhadap produk murabahah dan faktor yang mempengaruhi pemahaman mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa perbankan syariah terhadap produk murabahah yaitu masih bingung/ragu-ragu dan faktor yang paling berpengaruh terhadap pemahaman adalah latar belakang pendidikan. 3. Penelitian oleh Fathul Jannah tahun 2013 yang berjudul Kredit Macet dalam Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah LKM KUBE Sejahtera Unit 065 Anjir Muara. Penelitian ini membahas tentang bagaimana gambaran tentang terjadinya kredit macet dalam pembiayaan murabahah pada koperasi jasa keuangan syariah LKM KUBE sejahtera unit 065 Anjir Muara dan faktor penyebabnya. Hasil

10 penelitian ini menunjukkan bahwa kemacetan dalam membayar pinjaman disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, ada yang mengalami kebangkrutan, mengalami sakit-sakitan sehingga tidak mampu untuk berusaha kembali. Adapun usaha untuk mengurangi terjadinya kredit macet adalah dengan sebuah jaminan, memberikan keringanan dengan mencicilnya dan menerapkan prinsip 5C. 4. Nordahliana (0401156327) tahun 2009 dengan judul skripsi, Analisis Loyalitas Nasabah Terhadap Penggunaan Produk Pembiyaan Murabahah Pada BMT Al Falah Tanah Bumbu. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menjelaskan tentang banyaknya nasabah ditanah bumbu yang meggunakan produk murabahah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nasabah yang menggunakan produk pembiayaan murabahah pada BMT Al Falah telah memiliki loyalitas terhadap produk pembiayaan murabahah dan faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah sehingga menjadi loyal yaitu kemudahan dalam bertransaksi yang termasuk dalam faktor kepuasan nasabah terhadap pelayanan. Penulis tertarik untuk meneliti tentang pencatatan urbun yang ada di dalam produk murabahah. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu penulis akan berfokus pada pencatatan urbun murabahah baik pada saat bank menjadi pembeli dan pada saat menjadi penjual. F. Sistematika Penulisan

11 Dalam penelitian ini penulis membagi 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, definisi operasional, kajian pustaka dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, membahas tentang definisi murabahah, landasan syariah tentang akad murabahah, rukun dan syarat murabahah, mekanisme pembiayaan murabahah, jual beli dengan urbun, akuntansi syariah, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi murabahah, variasi dalam transaksi murabahah, dan fatwa DSN, PSAK, PAPSI tentang urbun murabahah. Bab III Metode Penelitian, yang memuat jenis, sifat, dan lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisa data, serta tahapan penelitian. Bab IV Hasil dan Pembahasan, yaitu berisi tentang hasil dan analisa data serta jawaban atas rumusan masalah. Bab V Penutup, yaitu berisi simpulan dan saran-saran.