Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

dokumen-dokumen yang mirip
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Yudha Bhara P

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

TUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Mekatronika Modul 7 Aktuator

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

4.3 Sistem Pengendalian Motor

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

Optimasi Jaringan Saraf Listrik Sebagai Virtual Praktikum Kendali dan Otomasi Proses

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

Gambar 2.1 Blok Diagram Programable Controller

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

BAB II DASAR TEORI 2.1 PLC

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANGAN SISTEM PENANGANAN LORI OTOMATIS BERBASIS PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER. Ahmad Mahfud ABSTRAK

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

Programmable Logic Controller Sebagai Pengatur Kecepatan Motor AC Terhadap Perubahan Suhu Sensor Termokopel

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

RANCANG BANGUN SIMULASI INDUSTRI PENGGILING BIJI- BIJIAN BERBASIS PLC ZELIO

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI PENUNJANG. a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian awal material dan mengalirkan material menuju silo 2 secara auto / manual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E

PEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE

MODEL SISTEM PARKIR INFORMATIF BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

KATA PENGANTAR. rahmat dan karunia Nya sehingga penulisi dapat menyelasaikan Tugas Akhir

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

IDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

2. Prinsip dan aplikasi Relay

OTOMASI SISTEM PELETAKAN DAN PENGAMBILAN BARANG PADA RAK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

Gambar 1 Motor Induksi. 2 Karakteristik Arus Starting pada Motor Induksi

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

BAB III RANCANG BANGUN

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

II. KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

Semua Timer diatas menggunakan jenis timer OnDellay. Untuk jenis-jenis timer bisa dilihat sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

Transkripsi:

18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada penelitian ini akan dioperasikan program start-delta pada motor induksi tiga phasa secara langsung dengan pengendali PLC (programmable logic control) pada skala laboratorium. Dalam menggerakkan motor induksi tiga phasa dengan hubungan star-delta, hubungan start dipastikan harus mati terlebih dahulu sebelum berpindah ke hubungan delta, agar motor tersebut tidak cepat mengalami kerusakan. Pada sistem pengendalian motor induksi tiga phasa untuk star-delta ini akan digunakan pengendali PLC dengan jenis Simatic S5-95U, yang di program menggunakan bahasa Step 5 dengan metoda pemrograman LAD (Ladder Diagram). PLC merupakan suatu elemen unit kendali dimana fungsi pengaturannya dapat diprogram sesuai dengan keperluan. Semakin besar arus listrik yang masuk pada kumparan, maka momen gaya yang terjadi akan semakin besar, sehingga gaya putar juga semakin besar, yang mengakibatkan putaran motor juga akan semakin cepat. Pada motor listrik dengan medan putar ini juga bisa terjadi pada kumparan stator yang dihubungkan dengan daya listrik phasa banyak, pada umumnya daya listrik tiga phasa dapat berupa hubungan star / delta. Keywords Programmable logic control(plc),ladder Diagram (LAD), Bahasa Step -5, mesin induksi tiga phasa, star-delta. 1. Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Seiring berkembangnya industri-industri yang memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi yang modern dan otomatis dalam pengolahan industrinya guna menghadapi persaingan di bidang industri yang cukup ketat. Salah satu teknologi modern yang banyak di gunakan di bidang industri sekarang ini adalah penggunaan PLC (Programmable Logic Controlled), yaitu pengendali secara logika yang dapat di program. PLC dapat mengendalikan mesin-mesin atau peralatan dengan daya guna dan ketelitian yang tinggi, dibandingkan dengan pengendalian secara konvensional. Penggunaan PLC banyak memiliki kelebihan, antara lain keandalaan yang tinggi, dapat mengendalikan berbagai jenis peralatan, mengetahui program kesalahan dengan cepat dan mengurangi terjadinya kerugian energi, waktu maupun biaya. Pada penelitian ini akan melakukan atau mengoperasikan program Start-Delta ke motor induksi tiga phasa secara langsung dengan pengendali PLC. Dalam menggerakkan motor induksi tiga phasa dengan hubungan star-delta, hubungan start dipastikan harus mati terlebih dahulu sebelum berpindah ke hubungan delta, agar motor tersebut tidak cepat mengalami kerusakan. Pada pemrograman pengendalian motor induksi tiga phasa untuk star-delta dengan PLC ini, akan menggunakan PLC jenis Simatic S5-95U yang di program menggunakan bahasa Step 5 dengan metoda pemrograman LAD (Ladder Diagram). 2. Programmable Logic Controller (PLC) Pengertian PLC (programmable logic control) adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara digital dan dapat diprogram, memiliki memori yang dapat menyimpan perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus seperti, logic, timing, counting dan aritmatika untuk mengontrol perangkat keras maupun lunak. PLC merupakan suatu elemen unit kendali dimana fungsi pengaturannya dapat diprogram sesuai dengan keperluan. Pengolahan sinyal di dalam PLC adalah secara digital, sehingga setiap operasi analog harus dikonversikan terlebih dahulu di bagian masukan ADC ( to Converter) dan dibagian keluaran dengan DAC ( to Converter). Bekerjanya sebuah PLC dengan cara menerima sinyal masukan dari peralatan-peralatan masukan yang berupa saklar. Modul masukan mengidentifikasi serta mengubah sinyal tersebut ke dalam bentuk tegangan dan mengirimkannya ke Central Processing Unit (CPU). Sinyal masukan tersebut diolah, kemudian dikirimkan ke modul keluaran berdasarkan program yang telah disimpan di dalam memori. Peralatan Input Modul Input CPU Program Memori Gambar 1. Diagram Blok PLC Modul Output Peralatan

19 3. Sistem Motor Induksi Tiga Phasa Putaran motor listrik pada mesin dengan arus bolakbalik di timbulkan oleh adanya medan magnet. Hal ini terjadi karena adanya fluks magnet yang disebabkan arus listrik yang masuk pada kumparan poros yang bergerak (rotor). Akibat adanya fluks magnet tadi, maka terjadi interaksi dengan magnet permanen yang terdapat di dalam mesin. Dengan demikian terjadi momen gaya pada lengan poros (rotor) mesin tersebut. Semakin besar arus listrik yang masuk pada kumparan, maka momen gaya yang terjadi akan semakin besar, dan gaya putar akan semakin besar, yang mengakibatkan putaran mesin juga akan semakin cepat. Pada motor listrik dengan medan putar ini juga bisa terjadi pada kumparan stator yang dihubungkan dengan daya listrik phasa banyak, pada umumnya daya listrik tiga phasa dapat berupa hubungan bintang atau delta. 3.1 Bagan Motor Induksi Struktur mesin induksi pada umumnya terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang diam (stator) dan bagian yang bergerak yaitu berputar sebagai poros (rotor). Kedua bagian ini akan melakukan interaksi magnetic yang sikron, sehingga akhirnya menimbulkan momen putar, yang akhirnya akan memutar poros (rotor) dari mesin atau motor listrik tersebut. Jadi kedua bagian ini adalah merupakan bagian yang sangat vital pada struktur motor listrik. 3.2 Bagian Diam (Stator) Bagian yang diam (Stator) dari motor induksi, meiliki prinsip kerja yang sama dengan motor sinkron atau generator. Apabila belitan-belitan kawat elemen yang terdapat pada bagian yang bergerak (rotor) disuplai dengan arus listrik tiga phasa, maka akan menghasilkan medan magnet atau fluksi Hubungan dengan kecepatan sinkron perputaran pada kecepatan sinkron (N s ),. dalam hal ini hubungannya adalah. 120 f N s p N s = 120f/p f = frekuensi p = jumlah kutub 3.3 Bagian Bergerak (Rotor) Rotor yang digunakan motor induksi adalah jenis rotor belitan dan rotor sangkar. Tetapi yang umum digunakan adalah rotor sangkar. 3.4 Kontaktor Magnet Kontaktor Magnet adalah relay magnet yang pada prinsipnya merupakan suatu saklar dengan bagianbagian pokonya adalah sebuah elektro magnet yang berupa kumparan megnet dan beberapa tangkai penggerak yang berfungsi sebagai kontaknya. Adapun dua macam kontak yang terdapat di dalam kontaktor magnet yaitu kontak NO (Normally Open) dan kontak NC (Normally Closed). Kontak Normally Open adalah kontak kontak yang saat kontaktor tidak mendapat supply listrik, kontaknya terbuka, sedangkan pada saat kontaktor mendapat supply listrik maka kontaknya akan tertutup. Sedangkan kontak Normally Closed adalah kontak yang saat kontaktor tidak mendapat supply listrik kontaknya tertutup, sedangkan pada saat kontaktor mendapat supply listrik maka kontaknya akan membuka. Kontaktor magnet yang merupakan suatu saklar, yang mana mempinyai suatu kontak yang terdapat di dalamnya dan kontak tersebut berfungsi sebagai penghubung dan pemutus rangkaian listrik. Kontakkontak yang ada meliputi kontak utama (main kontak) dan kontak Bantu (auxiliary kontak). Kontak utama dan Bantu di bedakan menurut fungsi penggunaanya. Kontak utama merupakan kontak Normally Opened pada umumnya di pakai sebagai kontak atau saklar pada rangkaian tenaga. Pada umumnya kontak ini terdiri atas tiga buah kontak, sesuai phasa yang ada. Pada sebagian kontaktor magnet yang ada di pasaran, input dari kontak utama di beri kode penomoran 1,3,5. Sedangkan outputnya di beri kode penomoran 2,4,6. Kontak bantu terdiri dari kontak normally opened dan kontak normally closed di persiapkan untuk melengkapi kerja rangkaian kontrol, sehingga di dapat kontinuitas kerja yang baik sesuai dengan yang di harapkan. toleransi tegangan kumparan kontaktor adalah 85% s/d 110%. 3.5 Simbol Kontaktor Magnet Kontaktor dengan tiga buah kontak utama (pada kondisi NO) dan lima buah kontak bantu (NO+2 NC), diperlihatkan pada gambar berikut. Gambar 2. Simbol-Simbol Kontaktor Keterangan Penandaan konektor-konektor kontaktor adalah sebagai berikut : 1,3,5 : Hubungan untuk supply atau rangkaian utama daya 2,4,6 : Hubungan untuk beban atau rangkaian utama daya 13,14 : Kontak-kontak Bantu, NO 41,42 : Kontak-kontak Bantu, NC a,b : Konektor-konektor kumparan magnet. 4. Operasional Kontaktor Kontaktor merupakan elemen akhir atau actuator yang akan melaksanakan swicthing pada rankaian listrik, guna menjalani prosedur yang telah diprogram melalui PLC (programmble logic control). Program yang dilakukan pada PLC akan berhubungan langsung dengan sistem swicthing yang ada pada kontaktor elektronik, kemudian akan membuka atau menutup aliran arus listrik yang akan masuk pada motor listrik.

20 4.1. Operasi Terbuka dan Tertutup K1 S0 k1 L K1 Gambar 3. Loop Terbuka dan Tertutup Pada rangkaian terbuka, kumparan kontaktor tidak bekerja selama saklar masih dalam posisi off. Jika saklar di On-kan kumparan bekerja dan menarik kontak-kontak pada kontaktor itu sehingga lampu menyala. Kontak tetap pada posisi tersebut sampai saklar di matikan. Sementara untuk rangkaian tertutup yang tertera pada gambar dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap beban yang dihubungkan ke kontak NC dari kontaktor mencapai kondisi operasi apabila kontaktor tidak bekerja. 4.2. Pengaturan Kontaktor Untuk Kontak Kontinyu Pada rangkaian ini, kumparan kontaktor tidak bekerja selama S1 masih dalam posisi off. Jika S1 di On-kan kumparan bekerja dan menarik kontak-kontak pada kontaktor itu sehingga lampu menyala. Walaupun S1 dilepas kontaktor tetap bekerja, hal ini disebabkan karena adanya K1 yang menjadi pengunci sehingga arus tetap mengalir walaupun S1 dilepas. Jadi, untuk mematikannya S0 sebagai tombol off. Gambar 4. Pengaturan Kontaktor Untuk Kontak Kontinyu 5. Perancangan Sistem Kendali Sistem kendali yang dirancang menggunakan alat pengendali terprogram, yaitu PLC Simatic S5-95U. Adapun diagram blok sistem kendali dapat dilihat pada gambar di bawah ini /: komputer PLC Pengkondisi sinyal S0 kontaktor k1 Motor Lampu Star-delta Simulation L Fungsi-fungsi dari masing-masing blok diagram sistem pada gambar diatas adalah digunakan untuk membuat program yang kemudian di transfer ke PLC, selain itu PC juga digunakan untuk penelusuran kesalahan (trouble shooting). Setelah program di transfer ke PLC, maka PC tidak dipergunakan lagi. Program yang telah ditransfer ke PLC bisa di transfer kembali ke PC bila di inginkan perubahan instruksi pengendalian sistem. Rangkaian pengkondisi sinyal mengkondisikan sinyal keluaran PLC sehingga dapat diterima aktuator melalui kontaktor yang proses kerjanya sesuai dengan perintah PLC. Aktuator ini berupa motor yang nantinya di gunakan untuk mengaktifkan elemen kontrol akhir berupa star-delta simulation. Motor lampu menandakan kontaktor mana yang bekerja dan juga hubungan mana yang bekerja. 6. Program Kendali Untuk merancang suatu sistem pengendalian proses dengan PLC, terlebih dahulu harus mengetahui diskripsi kerja dari sistem proses yang ingin dikendalikan. Pengendalian PLC menggunakan PLC dapat di lakukan secara bertahap ataupun secara bersamaan dengan menggunakan satu atau beberapa masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) yang di inginkan. Berikut ini adalah alamat daftar masukan (i nput) dan keluaran (output) yang digunakan pada perancangan suatu sistem pengendalian proses dengan PLC : Perangkat masukan (input) PLC : I 32.0 sebagai Tombol Off I 32.1 sebagai Tombol On I 32.2 sebagai Tombol Overload I 32.3 sebagai Tombol Reset Perangkat keluaran (output) PLC : Q 32.0 sebagai Lampu Status Kontaktor 1 (sumber arus) Q 32.1 sebagai Lampu Status Kontaktor 2 operasi star (Y) Q 32.2 sebagai Lampu Status Kontaktor 3 operasi delta ( ) 7. Prinsip Kerja Starting star-delta adalah salah satu metode klasik dalam pengasutan motor induksi tiga phasa. Untuk starting motor-motor berkapasitas kecil dan besar, umumnya tidak dilakukan dengan mensuplai motor langsung menggunakan tegangan jala-jala (V L ) secara penuh, melainkan dengan menggunakan tegangan bertahap. Tegangan bertahap ini di dapatkan dengan mengubah konfigurasi belitan stator, yaitu untuk pertama starting belitan stator di hubungkan secara star (Δ) atau wye (Y), sehingga tegangan jala -jala sistem yang diterima oleh masing-masing belitan kumparan stator motor adalah V L / 3. setelah motor berputar maka belitan stator dihubungkan secara delta ( ) sehingga masing-masing belitan stator mendapat tegangan jala-jala secara penuh yaitu V L. Konfigurasi belitan kumparan stator motor induksi tiga phasa hubungan Y dan dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut. Gambar 5. Diagram Blok Sistem

21 R S T U V W U V W R S T ( a ) ( b ) Gambar 6. Konfigurasi belitan stator motor induksi tiga phasa (a). Hubungan Y (b). Hubungan U V U W V W normally close. Pada gambar 3.4 adalah diagram skematik dan ladder diagram. Diagram skematik adalah merupakan diagram rangkaian kontrol motor induksi tiga phasa untuk start star-delta sedangkan ladder diagram merupakan listing program motor induksi tiga phasa utuk start star-delta yang ditulis ke dalam PLC. Pada gambar 5.5 adalah gambar desain lengkap operasi pengasutan Y/. F S 1 S 2 T 1 T 2 S 3 T 1 K 2 S 4 K 2 T 1 T 2 K 3 L 1 L 2 L 3 N Gambar 8. Diagram Skematik Gambar 7. Simulasi Star-delta Strarting Dapat dilihat pada gambar di atas, belitan stator dari motor induksi terdiri dari tiga kelompok belitan yaitu U, V, W dan U, V, W, berarti ada 6 buah ujung-ujung belitan. Ujung-ujung belitan tersebut dihubungkan dengan kontaktor yaitu aktuator mekanik yang dapat bekerja pada tengangan dan arus yang besar. Kontaktor yang digunakan dalam rangkaian konvensional ini berjumlah tiga buah yaitu K1, K2, K3. Dengan penjelasan fungsi K1 sebagai main kontaktor, K2 sebagai star kontaktor, K3 sebagai delta kontaktor. Diskripsi kerja dari gambar 3.3 yaitu, hubungan star terjadi jika K1 aktif dan K2 aktif secara bersamaan. Hubungan delta terjadi jika K1 aktif dan K3 aktif secara bersamaan. Motor induksi tiga phasa selalu bekerja dalam hubungan star (steady state), dan dalam keadaan transient (hanya beberapa detik) motor berada dalam hubungan delta. Karena itulah disebut sebagai hubungan star-delta, yaitu hubungan star terlebih dahulu, baru delta. Umumnya rangkaian operasi motor tiga phasa juga diperlengkapi dengan komponen proteksi untuk mengatasi berbagai gangguan seperti gangguan arus lebih (over current). Oleh karena itu rangkaian operasi motor harus diberi pengaman arus lebih OLP (overload protection). CB (circuit breaker) untuk memproteksi arus beban lebih pada motor, fuse untuk memproteksi terjadinya arus hubung singkat pada motor, dan bimetal switch yang berfungsi untuk memproteksi peningkatan temperatur akibat dari kesalahan operasi kerja motor. Untuk mengaktifkan motor cukup dengan menekan tombol ON dan untuk mematikan motor cukup dengan menekan tombol OFF. Tombol ON adalah normally open, tombol OFF dan OLP (overload protection) adalah Keterangan: S1 = I 32.0 S4 = I 32.3 K3 = Q 32.2 S2 = I 32.1 K1 = Q 32.0 T1 = TIMER 1 S3 = I 32.2 K2 = Q 32.1 T2 = TIMER 2 8. Analisis Untuk dapat menggambarkan prinsip kerja dari motor induksi tiga phasa untuk star-delta dengan pengendali PLC, pertama-tama kita harus mengetahui relay mana yang hidup duluan.sistem ini bertujuan untuk menghidupkan hubungan star duluan baru kemudian hubungan delta setelah 3,5 detik. Apabila saklar S2 pada PLC di on kan atau diberi logika 1, maka relay K1 akan hidup, kemudian lampu indicator akan menyala yang berarti menandakan bahwa relay K1 bekerja. Agar K1 ini bisa terus bekerja apabila saklar di on kan sementara, maka S2 perlu di beri pengunci menggunakan kontak K1(NO). Selanjutnya kita perhatikan star kontaktor (K2). Karena kontak K1 (NO) tertutup maka relay K2 akan hidup dan lampu indikator 2 akan menyala. T1 (NC) pada relay K2 akan bekerja selama settingan waktu yang di berikan, maka bekerjalah motor pada hubungan star. Setelah T1 bekerja setelah setinggan waktu yang diberikan maka kontak T1 (NO) pada timer 2 akan menutup, maka hubungan star akan mati, kemudian T2 akan bekerja.t2 bekerja selama 1 detik untuk memastikan bahwa motor mati dalam hubungan star. Selanjutnya kita perhatikan delta kontaktor (K3). Setalah T2 bekerja selama 1 detik maka kontak T2 (NO) pada delta kontaktor (K3) akan menutup, relay K3 akan bekerja. Lampu indikator 3 akan menyala, maka bekerjalah motor pada hubungan delta. Untuk mematikannya, maka saklar S1 pada PLC di off kan atau di beri logika 1. untuk mencegah over load kita gunakan saklar S3 dalam keadaan normally close, sehingga jika S3 kita berlogika 1 maka sistem juga akan mati semua.

22 9. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut. - Penggunaan PLC dalam pengendalian mesin induksi tiga phasa dengan program starting star-delta sangat praktis, dengan beberapa kelebihan yaitu: ukuran yang kecil, ketepatan (precition), kemudahan dalam pemograman ulang, serta kemudahan dalam mengidentifikasi kesalahan. - Kesalahan yang terjadi pada sistem aplikasi dapat di identifikasi pada program PLC. - Dalam hubungan Y/ pada motor induksi tiga phasa, hubungan star (Y) bekerja yaitu tegangan jala-jala yang diterima oleh masing-masing belitan kumparan stator motor adalah V L / 3. Biography Ade Elbani, lahir di Sanggau pada tanggal 22 Mei 1963. Menyelesaikan program Strata I (S1) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Fakultas MIPA, Jurusan Fisika, Prodi Elektronika dan Instrumentasi (ELINS) pada tahun 1992 dan program Strata II (S2) di Institut Teknologi Bandung (ITB), Magister Teknik, Program Instrumentasi dan Kendali (PINK), Fakultas Teknologi Industri, selesai pada tahun 2003. Sejak tahun 1995 sampai sekarang mengajar di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian yang diminati saat ini adalah : Pemodelan Sistem dan Kendali. jadi putaran motor kecil. Setelah motor berputar maka belitan stator dihubungkan secara delta ( ) sehingga masing-masing belitan stator mendapat tegangan jalajala secara penuh yaitu V L. Jadi V L = 380 Volt Motor bekerja secara full (penuh). - Pada system kontrol mesin listrik yang menggunakan PLC, hanya melibatkan kontrol dua keadaan, yaitu On / Off saja. Referensi [1] Pengenalan PLC LG, LG Industrial Systems co.,ltd.2006 [2] Suhendar, Programmable Logic Controller (PLC), Graha Ilmu, Yogyakarta. 2005. [3] William, Bolton, (PLC) Sebuah Pengantar 3 rd, diterjemahkan Oleh Irzam Harmain, Penerbit Erlangga, Jakarta. 2004. [4] Pakpahan,Sahat, Kontrol Otomatik (Teori dan Penerapan), Erlangga, Jakarta, 1988.

23