BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coliform Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob atau fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 C-37 C (Knechtges, 2011). Golongan bakteri Coliform adalah Citrobacter, Enterobacter, Escherichia coli, dan Klebsiella (Batt, 2014). Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal yaitu hidup di dalam saluran pencernaan manusia (Treyens, 2009). Penggolongan bakteri Coliform dan sifat-sifatnya, dibagi menjadi dua yaitu Coliform fekal diantaranya bakteri Escherichia coli berasal dari tinja manusia. Coliform non fekal diantaranya Aerobacter dan Klebsiella yang bukan berasal dari tinja manusia, melainkan berasal dari hewan/tanaman yang sudah mati (Suriaman, 2008). Escherichia coli termasuk famili Enterobacteriaceae, berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, hidup dalam suasana fakultatif anaerob, oksidase negatif, katalase positif. Escherichia coli mempunyai enzim β- galaktosidase & β-galaktoside permiase, untuk memfermentasi macam-macam karbohidrat, menghasilkan asam dan gas (Jawetz, 2010). Bakteri Coliform termasuk flora normal usus besar manusia dan hewan berdarah panas, tidak berbahaya namun ada beberapa strain yang patogen pada manusia maupun hewan. Escherichia coli dapat dijumpai pada air, makanan, tanah yang terkontaminasi oleh tinja. Adanya bakteri Coliform dalam air menunjukan air terkontaminasi 5
6 oleh tinja bersifat patogen di dalam usus, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi (Sopacua. dkk., 2013). B. Air Bersih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MEN. KES/PER/IX/1990, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan seharihari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah di masak. Syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna bebas dari cemaran kimia seperti logam berat, dan mikrobologi. Cemaran mikrobiologi yaitu air yang digunakan sebagai air bersih bebas dari keberadaan kontaminasi Coliform. Coliform merupakan indikator adanya cemaran tinja dalam air. Standar air bersih yang diizinkan adalah untuk air perpipaan adalah 10/100ml air, sedangkan air bukan perpipaan adalah 50/100 ml air (PERMENKES RI, 1990). Seiring dengan berkembangnya penduduk, ketersediaan air bersih semakin berkurang, mengakibatkan kurangnya kemampuan tanah untuk menyerap air tidak sempurna sehingga bakteri Coliform dapat mengkontaminasi sumber air (Bambang dkk., 2014). Air yang digunakan pedagang jus dapat terkontaminasi oleh Coliform. Penyebab terkontaminasinya air bersih adalah dari sumber air yang dekat dengan lingkungan yang tidak bersih, seperti dekat dengan tempat pembuangan limbah rumah tangga dekat dengan tepat pembuangan sampah, sehingga dapat terkontaminasi oleh Coliform ( Sutrisno, 2007).
7 C. Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dapat langsung diminum, tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, bebas dari cemaran kimia, radioaktif dan mikrobiologi. Persyaratan kimia dan radioaktif yaitu air minum yang dikonsumsi tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dan radioaktif melebihi dari ambang batas yang ditentukan. Persyaratan mikrobiologi yaitu air yang dikonsumsi bebas dari kontaminasi kuman Escherichia coli dan Coliform, keberadaan bakteri Escherichia coli dan Coliform merupakan sebagai indikator pencemaran tinja dalam air. Standar kandungan Escherichia coli dan Coliform dalam air minum 0/100 ml sampel. Adanya mikroorganisme dalam air menjadi salah satu parameter mikrobiologi yang dapat menentukan persyaratan kualitas air (PERMENKES RI, 2010). Kontaminasi air minum yang digunakan pada pedagang jus dapat bersumber dari wadah yang digunakan untuk menampung air minum, menggunakan air minum yang berasal dari sumber yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Coliform, kurangnya pengetahuan pedagang jus tentang higiensanitasi air minum yang digunakan. Air minum yang terkontaminasi Coliform akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada konsumen. Coliform dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare. Total Coliform pada air merupakan indikasi keberadaan bakteri patogen yang menimbulkan penyakit gastroenteritis (Isnawati, 2012).
8 D. Media Chromocult Coliform Agar (CCA) Media CCA, digunakan untuk mengamati bakteri coliform dan Escherichia coli. Media CCA adalah media yang sangat selektif untuk uji analisa Coliform. Komposisi dari media CCA yaitu, pepton, sodium chlorid, sodium dihidrogen posphat, disodium hidrogen posphat, sodium piruvat, sorbitol, tergitol, Chromogenic mixture (Salmon-GAL dan X-Glucoronid). Tergitol akan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan sebagian bakteri Gram negatif tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan bakteri Coliform. Pepton, pyruvat, sorbitol, sodium dihidrogen phosphat, disodium hidrogen phospat, akan mempercepat pertumbuhan Coliform (Raugel, 2012). Chromogenic mixture berfungsi untuk mendeteksi total dari bakteri Coliform dan E. coli. Coliform mempunyai enz. β-galaktosidase berfungsi untuk memotong subtrat Salmon-GAL menjadi salmon (senyawa chromogenik) berwarna merah. Bakteri E. coli mempunyai enzim β-galaktosidase dan enzim β galaktosidase permise, memotong substrat X-Glucoronide menjadi X dan Glucoronide berwarna biru tua-violet. Triptofan akan mengikat reaksi indol sehingga akan meningkatkan deteksi E. coli (Atlas Snyder, 2014). E. Higiensanitasi Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit, membuat kondisi sehat serta terjamin pemeliharaan kesehatannya (Purnawijayanti, 2006). Higensanitasi meliputi melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan manusia (perorangan dan masyarakat) sehingga faktor lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut, tidak sampai menimbulkan
9 gangguan kesehatan. Sanitasi merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan hidup sehat yang menyenangkan dan menguntungkan masyarakat (Pitojo, 2003). Faktor yang mempengaruhi higiensanitasi air minum dan air cucian pada pedagang jus buah adalah sumber air yang digunakan, wadah penampung air, tempat berdagang. 1. Sumber air Sumber air yang digunakan pedagang jus buah berasal dari air yang teremar dari logam berat, dan bahan kimia beracun, dan dekat dengan pembuangan limbah rumah tangga (septik tank, pembuangan toilet) karena dapat mengkontaminasi sumber air dan menyebabkan gangguan kesehatan pada saluran pencernaan seperti diare (Wahyuni.,dkk, 2013). 2. Wadah penampung air Wadah penampung air yang digunakan jarang dibersihkan, tidak ditutup rapat,sehingga wadah untuk menampung air minum dan untuk mencuci peralatan jus dapat terkontaminasi oleh debu (Natalia.,dkk, 2014 ) 3. Tempat berdagang Tempat berdagang adalah fasilitas yang digunakan dalam menangani pembuatan jus buah. Tempat berdagang harus memenuhi persyaratan diantaranya: menyediakan air bersih, menyediakan tempat sampah, menyediakan tempat mencuci tangan. Lokasi berdagang dekat dengan tempat pembuangan sampah, kurangnya air bersih yang tersedia maka dapat terjadi kontaminasi ( Ningsih,2014)
10 F. Total Coliform pada Air Total Coliform merupakan indikator adanya cemaran tinja pada air dan dapat menyebabkan diare jika jumlah Coliform dalam air melebihi ambang batas yang ditentukan oleh Permenkes RI. Standar air minum menurut Permenkes RI tahun 2010 batas kontaminasi Coliform pada air minum yaitu 0 Cfu/ 100ml dan standar air bersih menurut Permenkes RI tahun 1990 batas kontaminasi Coliform pada air bersih yaitu untuk air perpipaan 10 Cfu/100ml, air bukan perpipaan 50 Cfu/ml (wahyuni, dkk, 2013). Perhitungaan pertumbuhan bakteri pada media dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode tuang ( pour plate ) dan metode permukaan (surface/ spread plate). Pada metode tuang ( pour plate ), sampel dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambah agar-agar cair steril sebanyak 15-20 ml dan di dinginkan pada suhu 47-50 C, digoyangkan agar sampai sampel menyebar dengan merata. Pada metode tuang bakteri akan mati karena tidak tahan terhadap panas dari media agar, sehingga kuman ada yang mati. Metode permukaan ( surface/ spread plate) cara paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroba, karena hanya sel mikroba hidup yang dapat dihitung. Koloni yang terbentuk dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba. Prinsip metode hitung yaitu jika sel bakteri yang masih hidup ditumbuhkan pada media agar, maka sel bakteri akan berkembangbiak membentuk koloni yang dapat dilihat dan dihitung dengan kasat mata, yang disebut colony forming unit (cfu). Metode penanaman sampel pada air yang digunakan pedagang jus buah dilakukan dengan metode permukaan (surface/spread plate) (Anugrahini, 2015).
11 Sampel air yang akan diperiksa yaitu air minum dan air cucian yang digunakan pedagang jus buah. Sampel air minum yang akan diperiksa langsung ditanam ke media selektif golongan coliform. Sampel yang akan diperiksa dilakukan pengenceran 1/10 dengan perbandingan 1 : 9 artinya 1 ml sampel ditambah 9 ml NaCl 0,9 %. Sampel air cucian yang sudah diencerkan ditanam ke media selektif untuk golongan bakteri Coliform. Jenis-jenis media selektif yang digunakan yaitu EMBA, MCA, CCA, BA, dan media selektif lain yang digunakan untuk pertumbuhan bakter Coliform. Pertumbuhan bakteri pada media selektif kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh. kemudian dihitung dengan menggunakan rumus; Air Minum: Jumlah Coliform (cfu/ml) = Jumlah Koloni x 10. Air cucian: Jumlah Coliform (cfu/ml) = Jumlah Koloni x 1/Faktor Pengenceran x 10 (Fardiaz S, 1989 dalam Nasution, 2012).