BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan manusia dan hewan. Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform merupakan golongan bakteri yang termasuk ke dalam famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agustine(2008) kerang hijau (green mussels) diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

PENENTUAN TINGKAT KELAYAKAN KONSUMSI AIR ES BALOK DAN AIR ES POLAR DI WARUNG MAKAN DI SEKITAR KAMPUS UMS DITINJAU DARI JUMLAH COLIFORM FECAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging

II. TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan bahan esensial bagi kehidupan organisme. Oleh karena itu, air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB V PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologi Air Tanah di Lokasi Peternakan Babi. 1. Kualitas air tanah secara keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat mutu susu segar menurut SNI tentang Susu Segar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat

ANALISIS KEPADATAN TOTAL BAKTERI DAN Escherichia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG YANG DIPEROLEH DARI DEPO PENGISIAN DI KOTA SAMARINDA

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi adalah hewan ternak yang merupakan famili Bovidae dari subfamili

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB V PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologi Minuman Olahan di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelurahan Pahandut

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 18,20 Lemak (g) 25,00 Kalsium (mg) 14,00 Fosfor (mg) 200,00 Besi (mg) 1,50 Vitamin B1 (mg) 0,08 Air (g) 55,90 Kalori (kkal)

KANDUNGAN BAKTERI AIR SUNGAI MUSI SAAT PASANG DAN SURUT DI KOTA PALEMBANG. Dewi Novianti 1 dan Dama Agustria 2

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

Uji Air Minum Natu SDH Vol.1 No.1

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coliform Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob atau fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35 C-37 C (Knechtges, 2011). Golongan bakteri Coliform adalah Citrobacter, Enterobacter, Escherichia coli, dan Klebsiella (Batt, 2014). Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal yaitu hidup di dalam saluran pencernaan manusia (Treyens, 2009). Penggolongan bakteri Coliform dan sifat-sifatnya, dibagi menjadi dua yaitu Coliform fekal diantaranya bakteri Escherichia coli berasal dari tinja manusia. Coliform non fekal diantaranya Aerobacter dan Klebsiella yang bukan berasal dari tinja manusia, melainkan berasal dari hewan/tanaman yang sudah mati (Suriaman, 2008). Escherichia coli termasuk famili Enterobacteriaceae, berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, hidup dalam suasana fakultatif anaerob, oksidase negatif, katalase positif. Escherichia coli mempunyai enzim β- galaktosidase & β-galaktoside permiase, untuk memfermentasi macam-macam karbohidrat, menghasilkan asam dan gas (Jawetz, 2010). Bakteri Coliform termasuk flora normal usus besar manusia dan hewan berdarah panas, tidak berbahaya namun ada beberapa strain yang patogen pada manusia maupun hewan. Escherichia coli dapat dijumpai pada air, makanan, tanah yang terkontaminasi oleh tinja. Adanya bakteri Coliform dalam air menunjukan air terkontaminasi 5

6 oleh tinja bersifat patogen di dalam usus, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi (Sopacua. dkk., 2013). B. Air Bersih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MEN. KES/PER/IX/1990, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan seharihari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah di masak. Syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna bebas dari cemaran kimia seperti logam berat, dan mikrobologi. Cemaran mikrobiologi yaitu air yang digunakan sebagai air bersih bebas dari keberadaan kontaminasi Coliform. Coliform merupakan indikator adanya cemaran tinja dalam air. Standar air bersih yang diizinkan adalah untuk air perpipaan adalah 10/100ml air, sedangkan air bukan perpipaan adalah 50/100 ml air (PERMENKES RI, 1990). Seiring dengan berkembangnya penduduk, ketersediaan air bersih semakin berkurang, mengakibatkan kurangnya kemampuan tanah untuk menyerap air tidak sempurna sehingga bakteri Coliform dapat mengkontaminasi sumber air (Bambang dkk., 2014). Air yang digunakan pedagang jus dapat terkontaminasi oleh Coliform. Penyebab terkontaminasinya air bersih adalah dari sumber air yang dekat dengan lingkungan yang tidak bersih, seperti dekat dengan tempat pembuangan limbah rumah tangga dekat dengan tepat pembuangan sampah, sehingga dapat terkontaminasi oleh Coliform ( Sutrisno, 2007).

7 C. Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dapat langsung diminum, tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, bebas dari cemaran kimia, radioaktif dan mikrobiologi. Persyaratan kimia dan radioaktif yaitu air minum yang dikonsumsi tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dan radioaktif melebihi dari ambang batas yang ditentukan. Persyaratan mikrobiologi yaitu air yang dikonsumsi bebas dari kontaminasi kuman Escherichia coli dan Coliform, keberadaan bakteri Escherichia coli dan Coliform merupakan sebagai indikator pencemaran tinja dalam air. Standar kandungan Escherichia coli dan Coliform dalam air minum 0/100 ml sampel. Adanya mikroorganisme dalam air menjadi salah satu parameter mikrobiologi yang dapat menentukan persyaratan kualitas air (PERMENKES RI, 2010). Kontaminasi air minum yang digunakan pada pedagang jus dapat bersumber dari wadah yang digunakan untuk menampung air minum, menggunakan air minum yang berasal dari sumber yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Coliform, kurangnya pengetahuan pedagang jus tentang higiensanitasi air minum yang digunakan. Air minum yang terkontaminasi Coliform akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada konsumen. Coliform dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare. Total Coliform pada air merupakan indikasi keberadaan bakteri patogen yang menimbulkan penyakit gastroenteritis (Isnawati, 2012).

8 D. Media Chromocult Coliform Agar (CCA) Media CCA, digunakan untuk mengamati bakteri coliform dan Escherichia coli. Media CCA adalah media yang sangat selektif untuk uji analisa Coliform. Komposisi dari media CCA yaitu, pepton, sodium chlorid, sodium dihidrogen posphat, disodium hidrogen posphat, sodium piruvat, sorbitol, tergitol, Chromogenic mixture (Salmon-GAL dan X-Glucoronid). Tergitol akan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan sebagian bakteri Gram negatif tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan bakteri Coliform. Pepton, pyruvat, sorbitol, sodium dihidrogen phosphat, disodium hidrogen phospat, akan mempercepat pertumbuhan Coliform (Raugel, 2012). Chromogenic mixture berfungsi untuk mendeteksi total dari bakteri Coliform dan E. coli. Coliform mempunyai enz. β-galaktosidase berfungsi untuk memotong subtrat Salmon-GAL menjadi salmon (senyawa chromogenik) berwarna merah. Bakteri E. coli mempunyai enzim β-galaktosidase dan enzim β galaktosidase permise, memotong substrat X-Glucoronide menjadi X dan Glucoronide berwarna biru tua-violet. Triptofan akan mengikat reaksi indol sehingga akan meningkatkan deteksi E. coli (Atlas Snyder, 2014). E. Higiensanitasi Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit, membuat kondisi sehat serta terjamin pemeliharaan kesehatannya (Purnawijayanti, 2006). Higensanitasi meliputi melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan manusia (perorangan dan masyarakat) sehingga faktor lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut, tidak sampai menimbulkan

9 gangguan kesehatan. Sanitasi merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan hidup sehat yang menyenangkan dan menguntungkan masyarakat (Pitojo, 2003). Faktor yang mempengaruhi higiensanitasi air minum dan air cucian pada pedagang jus buah adalah sumber air yang digunakan, wadah penampung air, tempat berdagang. 1. Sumber air Sumber air yang digunakan pedagang jus buah berasal dari air yang teremar dari logam berat, dan bahan kimia beracun, dan dekat dengan pembuangan limbah rumah tangga (septik tank, pembuangan toilet) karena dapat mengkontaminasi sumber air dan menyebabkan gangguan kesehatan pada saluran pencernaan seperti diare (Wahyuni.,dkk, 2013). 2. Wadah penampung air Wadah penampung air yang digunakan jarang dibersihkan, tidak ditutup rapat,sehingga wadah untuk menampung air minum dan untuk mencuci peralatan jus dapat terkontaminasi oleh debu (Natalia.,dkk, 2014 ) 3. Tempat berdagang Tempat berdagang adalah fasilitas yang digunakan dalam menangani pembuatan jus buah. Tempat berdagang harus memenuhi persyaratan diantaranya: menyediakan air bersih, menyediakan tempat sampah, menyediakan tempat mencuci tangan. Lokasi berdagang dekat dengan tempat pembuangan sampah, kurangnya air bersih yang tersedia maka dapat terjadi kontaminasi ( Ningsih,2014)

10 F. Total Coliform pada Air Total Coliform merupakan indikator adanya cemaran tinja pada air dan dapat menyebabkan diare jika jumlah Coliform dalam air melebihi ambang batas yang ditentukan oleh Permenkes RI. Standar air minum menurut Permenkes RI tahun 2010 batas kontaminasi Coliform pada air minum yaitu 0 Cfu/ 100ml dan standar air bersih menurut Permenkes RI tahun 1990 batas kontaminasi Coliform pada air bersih yaitu untuk air perpipaan 10 Cfu/100ml, air bukan perpipaan 50 Cfu/ml (wahyuni, dkk, 2013). Perhitungaan pertumbuhan bakteri pada media dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode tuang ( pour plate ) dan metode permukaan (surface/ spread plate). Pada metode tuang ( pour plate ), sampel dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambah agar-agar cair steril sebanyak 15-20 ml dan di dinginkan pada suhu 47-50 C, digoyangkan agar sampai sampel menyebar dengan merata. Pada metode tuang bakteri akan mati karena tidak tahan terhadap panas dari media agar, sehingga kuman ada yang mati. Metode permukaan ( surface/ spread plate) cara paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroba, karena hanya sel mikroba hidup yang dapat dihitung. Koloni yang terbentuk dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba. Prinsip metode hitung yaitu jika sel bakteri yang masih hidup ditumbuhkan pada media agar, maka sel bakteri akan berkembangbiak membentuk koloni yang dapat dilihat dan dihitung dengan kasat mata, yang disebut colony forming unit (cfu). Metode penanaman sampel pada air yang digunakan pedagang jus buah dilakukan dengan metode permukaan (surface/spread plate) (Anugrahini, 2015).

11 Sampel air yang akan diperiksa yaitu air minum dan air cucian yang digunakan pedagang jus buah. Sampel air minum yang akan diperiksa langsung ditanam ke media selektif golongan coliform. Sampel yang akan diperiksa dilakukan pengenceran 1/10 dengan perbandingan 1 : 9 artinya 1 ml sampel ditambah 9 ml NaCl 0,9 %. Sampel air cucian yang sudah diencerkan ditanam ke media selektif untuk golongan bakteri Coliform. Jenis-jenis media selektif yang digunakan yaitu EMBA, MCA, CCA, BA, dan media selektif lain yang digunakan untuk pertumbuhan bakter Coliform. Pertumbuhan bakteri pada media selektif kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh. kemudian dihitung dengan menggunakan rumus; Air Minum: Jumlah Coliform (cfu/ml) = Jumlah Koloni x 10. Air cucian: Jumlah Coliform (cfu/ml) = Jumlah Koloni x 1/Faktor Pengenceran x 10 (Fardiaz S, 1989 dalam Nasution, 2012).