BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Audit atas laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi pasar bebas. Tuntutan untuk menyajikan sebuah laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku umum dan juga dapat dipercaya, dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi dalam menggunakan laporan keuangan tersebut.berbagai macam usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan agar tetap dapat bertahan dalam menghadapi persaingan, dan terus dilakukan oleh para pengelola usaha.salah satu kebijakan yang selalu ditempuh oleh pihak perusahaan adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh pihak ketiga yaitu auditor sebagai pihak yang dianggap independen. Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan audit. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki sikap independensi dan kompetensi yang memadai (Herawaty dan Susanto, 2009). Akuntan publik bertugas untuk membuktikan kewajaran suatu laporan keuangan klien 1
2 dan tidak memihak kepada siapapun karena akuntan publik tidak hanya mendapatkan kepercayaan dari klien tetapi juga pihak ketiga. Seringkali kepentingan klien dan pihak ketiga bertentangan atau dengan kata lain terjadi situasi konflik audit. Ketika terjadi situasi konflik audit inilah auditor dituntut untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan pihak ketiga dengan cara mempertahankan independensinya. Klien mungkin saja melakukan penghentian penugasan bila auditor menolak memenuhi keinginannya.hal ini menunjukkan bahwa, kesadaran moral auditor memainkan peran penting dalam mengambil keputusan akhir.seorang auditor harus tetap profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinannya (Arens, et. al., 2008). Auditor yang dianggap telah melakukan kesalahan maka akan mengakibatkan mereduksinya kepercayaan klien. Hal ini dikarenakan klien merupakan pihak yang mempunyai pengaruh besar terhadap auditor. Kepercayaan masyarakat terhadap auditor berkurang karena maraknya kasus-kasus keuangan yang melibatkan auditor. Salah satu contoh kasusnya adalah fenomena yang baru-baru ini terjadi di Indonesia adalah kasus yang menimpa bank century, kasus yang terjadi adalah penyimpangan yang dilakukan oleh Bank Century terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan. Laporan keuangan yang dikeluarkan Bank Century yang dianggap menyesatkan ternyata banyak sekali terjadi kesalahan yang material. Disini peran auditor sangat dibutuhkan untuk memeriksa laporan keuangan tersebut. Hal tersebut dapat muncul karena adanya penghilangan informasi fakta material atau adanya pernyataan material yang salah (www.antara.co.id).
3 Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seorang auditor dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor. Seorang auditor yang memiliki pandangan yang profesionalisme yang tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Seseorang yang profesional mempunyai tanggung jawab yang lebih besar karena diasumsikan bahwa seseorang profesional memiliki kepintaran, pengetahuan dan pengalaman yang luas untuk memahami dampak aktivitas yang telah dilakukan. Independensi auditor merupakan dasar masyarakat untuk percaya pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai tingkat materialitas. Untuk menjadi independen, auditor harus secara intelektual bersikap jujur. Agar diakui pihak lain sebagai orang yang independen, ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, apakah itu manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Pengalaman adalah keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh seseorang setelah mengerjakan sesuatu hal. Pengalaman seorang auditor akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya waktu untuk melakukan audit serta semakin kompleksnya transaksi keuangan perusahaan yang diaudit agar memperluas pengetahuan dibidangnya (Carolita dan Rahardjo, 2012). Pertimbangan tingkat materialitas definisi dari materialitas dalam kaitannya dengan akuntansi dan pelaporan audit menurut Arens dan Loebeccke (2011) adalah suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat
4 dianggap material jika pengetahuanatas salah saji tersebut dapat mempengaruhikeputusanpemakailaporan keuangan yang rasional. Materialitas pada tingkat laporan keuangan adalah besarnya keseluruhan salah saji minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting sehingga membuat laporan keuangan menjadi tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pada saat auditor mempertimbangkan keputusan mengenai pendapat apa yang akan dinyatakan dalam laporan audit, material atau tidaknya informasi, mempengaruhi jenis pendapat yang akan diberikan oleh auditor. Informasi yang tidak material atau tidak penting biasanya diabaikan oleh auditor dan dianggap tidak pernah ada. Tetapi jika informasi tersebut melampaui batas materialitas (materiality), pendapat auditor akan terpengaruh. Pertimbangan auditor tentang materialitas adalah suatu masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas suatu laporan keuangan tidak akan sama tergantung pada ukuran laporan keuangan tersebut. Selain itu tingkat materialitas tergantung pada dua aspek yaitu aspek kondisional dan aspek situasional. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Agustianto (2013) yang menyatakan bahwa penilaian profesional berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianty (2012) yang menyatakan bahwa penilaian profesional berpengaruh terhadap
5 pertimbangan tingkat materialitas.sedangkan Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Malik (2010), yaitu Pengaruh penilaian profesional terhadap pertimbangan tingkat materialitas menunjukan hasil yang signifikan negatif.hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat penilaian profesional maka semakin rendah pertimbangan tingkat materialitas.alasan diberlakukannya penilaian profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan perorangan. Bagi seorang auditor, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan akan kualitas auditnya. Jika pemakai jasa tidak memiliki keyakinan pada auditor, kemampuan para profesional itu untuk memberikan jasa kepada klien dan masyarakat secara efektif akan berkurang.dari uraian latar belakang masalah dan adanya research gap diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penilaian Profesional, Independensi dan Pengalaman Kerja Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas oleh Akuntan Publik (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta Barat dan Tangerang).
6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, pokok permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh penilaian profesional terhadap pertimbangan tingkat materialitas? 2. Apakah terdapat pengaruh Independensi terhadap pertimbangan tingkat materialitas? 3. Apakah terdapatpengaruh pengalaman kerja auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh penilaian profesional terhadap pertimbangan tingkat materialitas. 2. Untuk menganalisis pengaruh independensi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. 3. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerjaauditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
7 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi dunia akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu perilaku terutama audit. 2. Bagi praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan keahliannya dalam melakukan audit. 3. Bagi masyarakat, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap KAP. 4. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut lagi. 5. Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan pertimbangan tingkat materialitas.