PENDAHULUAN Latar Belakang Jembatan merupakan salah satu bangunan struktur yang memiliki fungsi utama sebagai penghubung suatu lokasi dengan lokasi yang lainnya, dimana diantara kedua buah lokasi tersebut dipisahkan oleh adanya rintangan, baik berupa rintangan alami seperti sungai, lembah, atau buatan manusia seperti jalan raya maupun jalur kereta api. Peran jembatan yang sangat vital sebagai penghubung memiliki pengaruh pada besarnya laju ekonomi di suatu daerah. Hal itu dikarenakan dengan adanya fasilitas penghubung berupa jembatan akan mempermudah dan mempercepat kegiatan transportasi darat antar kedua buah daerah yang dihubungkannya. Secara tidak langsung, hal itu akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi daerah, yang sangat bergantung pada besarnya laju transportasi di daerah tersebut. Maka, jika terjadi kerusakan pada suatu jembatan, harus secepatnya segera diperbaiki, apalagi jika jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses masuk menuju suatu daerah. Kerusakan pada suatu jembatan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, dapat berasal dari faktor lingkungan seperti pengaruh pemuaian dan penyusutan akibat suhu, tingkat kelembapan udara yang dapat mempercepat terjadinya korosi, terutama pada jembatan tipe rangka baja, dan lain sebagainya. Atau juga dapat diakibatkan oleh beban existing yang melebihi kapasitas dukung jembatan tersebut, yang dapat menyebabkan beberapa elemen jembatan mengalami kerusakan dan berakibat pada ketidakstabilan struktur jembatan. Dalam perencanaan struktur jembatan, digunakan beban rencana yang dibedakan menjadi beban mati dan beban hidup. Beban mati merupakan beban tetap yang berasal dari beban sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya
2 (SNI-T-02-2005). Beban mati bersifat tetap dan tidak akan berubah selama masa operasional jembatan, sedangkan yang dimaksud beban hidup adalah semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan (SNI-T-02-2005). Beban hidup inilah yang bersifat berubah-ubah dan memiliki kemungkinan memiliki nilai yang lebih besar dari beban yang pada saat perencanaan. Nilai yang lebih besar biasanya diakibatkan oleh kendaraan yang membawa muatan melebihi batas sumbu tertinggi yang diperbolehkan untuk melintas. Pada tugas akhir ini, diambil studi kasus pada Jembatan Sepi yang terletak di Boyolali. Dimana jenis kendaraan yang diperbolehkan lewat di atas jembatan maksimal berupa kendaraan roda tiga, sedangkan kendaraan roda empat yang ingin menyeberang diharuskan melewati jalur memutar menuruni lembah yang ada. Namun, sering dijumpai masih adanya kendaraan beroda empat yang melewati badan jembatan tersebut. Pelanggaran mengenai aturan jenis kendaraan yang melintas, menyebabkan beban hidup yang melintasi jembatan tersebut tidak sesuai dengan beban yang direncanakan. Beban berlebih yang melintasi jembatan dapat menyebabkan adanya kegagalan pada komponen jembatan tersebut. Kegagalan salah satu komponen jembatan dapat menyebabkan kapasitas jembatan menurun, dan menyebabkan masa layan jembatan tidak dapat mencapai umur rencana. Berkurangnya masa layan pada jembatan yang tidak diprediksi dapat berakibat fatal, seperti jika terjadi keruntuhan jembatan secara tiba-tiba ketika kendaraan masih diperbolehkan untuk melintas di jembatan tersebut, sehingga dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian finansial. Di samping itu, Jembatan Selo diketahui didesain dengan masa pakai empat tahun. Pembangunan jembatan diselesaikan dan diresmikan pada tahun 2010, sehingga perkiraan masa pakai jembatan akan habis pada tahun 2014 jika perawatan dan pemakaian jembatan dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini akan dicoba untuk melakukan perancangan Jembatan Selo, disertai dengan peningkatan kapasitas beban sehingga jenis kendaraan dengan beban yang lebih
3 besar seperti kendaraan bak terbuka maupun truk yang biasanya membawa muatan pasir maupun kerikil dari daerah Merapi dapat lewat. Rumusan Masalah a. Bagaimana memodelkan dan menentukan kombinasi pembebanan yang tepat untuk mendapatkan gaya-gaya yang terjadi pada jembatan. b. Bagaimana menentukan dimensi dan profil elemen-elemen jembatan gantung sehingga kuat dan aman untuk aktivitas lalu lintas kendaraan. Tujuan Tugas Akhir Dilakukannya penulisan tugas akhir ini memiliki tujuan antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan perancangan Jembatan Gantung Sepi agar mampu mengakomodasi kendaraan roda empat seperti kendaraan bak terbuka sampai truk bermuatan. 2. Merancang komponen-komponen struktur atas jembatan seperti trotoar, railing, dek, rangka batang, kabel, menara jembatan dan struktur bawah seperti abutmen dan angkur sesuai dengan peraturan yang berlaku. Batasan Masalah Perancangan jembatan pada tugas akhir ini memiliki batasan antara lain sebagai berikut: 1. Perancangan mengambil kasus pada Jembatan Sepi yang terletak di Desa Drakah, Selo, Boyolali. 2. Perancangan jembatan menggunakan jembatan tipe kabel suspensi, mempertimbangkan lebar dan kedalaman lembah yang lumayan besar. 3. Perancangan dilakukan pada bagian struktur atas dan bawah jembatan, tidak membahas bagian sambungan dan pendetailan komponen-komponen jembatan. 4. Perancangan tidak melibatkan pengaruh flutter maupun pengaruh angin lainnya terhadap jembatan. 5. Perancangan berpedoman pada Standar Nasional Indonesia, selebihnya diambil pedoman dari sumber lain yang dirasa cukup meyakinkan.
4 6. Perhitungan dilakukan secara manual untuk bagian penulangan pelat, dan menggunakan bantuan SAP2000 versi 14.2.2 untuk bagian rangka baja dan kabel. 7. Hubungan antara kabel dan menara dimodelkan sebagai sadel. 8. Tumpuan bagian bawah menara dimodelkan sebagai jepit. Manfaat Tugas Akhir Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah memberikan alternatif rancangan jembatan baru yang bisa mengakomodir beban lalu lintas kendaraan roda empat, di mana pada saat ini hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki (manusia) namun sering dilalui kendaraan bermotor. Keaslian Tugas Akhir Perhitungan mengenai perancangan jembatan sebenarnya pernah dijumpai pada beberapa jurnal dan tugas akhir sebelumnya, namun belum banyak yang membahas mengenai perancangan jembatan gantung suspensi bagi kendaraan. a. Analisis Dinamis Struktur Jembatan Gantung Akibat Beban Pejalan Kaki Bergerak (Studi Kasus Jembatan Gantung Dukuh Sepi, Desa Drakah, Selo, Boyolali Bentang 92 Meter) oleh Deo (2014), menganalisis perilaku jembatan gantung suspensi pejalan kaki yang mengalami vibrasi oleh beban dinamis manusia. Jembatan yang dianalisis berupa jembatan pejalan kaki sederhana dengan panjang bentang 92 meter dan lebar deck 2 meter. b. Studi Parameter Desain Dimensi Elemen Struktur Jembatan Gantung Pejalan Kaki Dengan Bentang 120 oleh Anggraeni & Herbudiman (2008), melakukan studi mengenai pengaruh beberapa variasi pembebanan terhadap parameter desain elemen struktur jembatan gantung untuk pejalan kaki dengan bentang 120 m. c. Perancangan Jembatan Gantung Pejalan Kaki Desa Kendalsari Dompol, Klaten, oleh Rayfan (2014), melakukan perancangan terhadap jembatan untuk meningkatkan kekuatan dan kenyamanan jembatan gantung. Salah satunya dengan
5 cara memberikan perkuatan pada elemen kabel menjadi dua pasang kabel utama dan mengganti profil baja gelagar. Di samping itu, perancangan pada jembatan Sepi di Selo, Boyolali, belum pernah ditemui.