TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100)

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Skematik pembangkit listrik tenaga uap

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Session 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP TIPE SINGLE SILINDER NON REHEAT DENGAN TEKANAN 86 BAR DAN KAPASITAS 65 MW DI PT PLN (PERSERO) SEKTOR BELAWAN

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II LANDASAN TEORI

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II LANDASAN TEORI

Session 20 Steam Turbine Design. PT. Dian Swastatika Sentosa

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

TURBIN UAP. Penggunaan:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

ANALISIS PRESTASI TURBIN GT-1510 BORSIG PADA UNIT UTILITY KALTIM I Muhammad Hasan Basri* dan Alimuddin Sam * *

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

Session 11 Steam Turbine Protection

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II LANDASAN TEORI

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB III LANDASAN TEORI

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE. Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS SARJANA TURBIN UAP

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

Pengaruh Feedwater Heater Terhadap Efisiensi Sistem Pembangkit 410 MW dengan Pemodelan Gate Cycle

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP (PLTGU)

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 800 KW TEKANAN 20 BAR PUTARAN 5000 RPM DIPABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat menentukan macam-macam turbin yang biasa dipakai sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DESKRIPSI MATERI

Transkripsi:

TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP NAMA : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100) PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BENGKULU 2015

TURBIN UAP DEFINISI TURBIN UAP Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik. Pengertian energi potensial uap adalah direpresentasikan dalam property (sifat) uap yang menggerakkan turbin, dalam hal ini sifat uap adalah tekanan, temperatur, enthalpy. Sedangkan energi gerak putar poros adalah besaran momen putar yang ditimbulkan oleh gaya dorong uap pada sudu gerak turbin. Transformasi energi pada sudu gerak turbin adalah perubahan energi kinetik (kecepatan) uap yang masuk dan keluar sudu. Gambar 1. Turbin uap

PRINSIP KERJA TURBIN UAP Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut : Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudusudu turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

Gambar 2. Ilustrasi kerja Turbin Uap Gambar 3. Skema Kerja Turbin Uap BAGIAN BAGIAN TURBIN A. Komponen-komponen Utama Sistem Turbin Uap Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah : 1. Nosel, sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi energi kinetik. 2. Sudu, alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel. 3. Cakram, tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.

4. Poros, sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang sumbu. 5. Bantalan, bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan banyak menerima beban. 6. Kopling, sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang digerakkan. Untuk melihat komponen-komponen utama pada turbin dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 4. Turbin uap Gambar 5. Komponen turbin uap Adapun komponen lainnya dari turbin uap yaitu sebagi berikut:

1. Cassing Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin. 2. Rotor Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan sudu yaitu stasionary blade dan moving blade. untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di balance untuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros. 3. Bearing Pendestal Adalah merupakan kedudukan dari poros rotor. 4. Journal bearing Adalah turbine part yang berfungsi untuk menahan gaya radial atau gaya tegak lurus rotor. 5. Thrust bearing Adalah turbine part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan majumundurnya poros rotor. 6. Main oli pump Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untuk disalurkan pada bagian-bagian yang berputar pada turbin, dimana fungsi dari lube oil adalah : sebagai pelumas pada bagian bagian yang berputar. sebagai pendingin ( oil cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler sebagai pelapis ( oil film ) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi. sebagai pembersih ( oil cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akanterdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk. 7. Gland packing sebagai penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran uap maupun kebocoran oli. 8. Labirinth ring

Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing. 9. Impuls stage Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116 buah 10. Stasionary blade Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steamyang masuk. 11. Moving blade Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah energy steam menjadi energi kinetik yang akan memutar generator. 12. Control valve Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masukkedalam turbin sesuai dengan jumlah steam yang diperlukan. 13. Stop valve Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau menghentikan aliran steam yang menuju turbin. 14. Reducing gear Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbinturbindengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm menjadi 1500 rpm. JENIS TURBIN UAP Turbin uap ada bermacam-macam jenis sesuai dengan kegunaannya, apabila digunakan untuk penggerak daya kecil maka lebih dipilih tingkat tunggal sampai tiga tingkat. Akan tetapi bila untuk menggerakkan daya yang besar lebih dipilih turbin multi stage sampai Tandem Compound. Jenis-jenis Turbin Uap dapat digolongkan atas dasar sebagai berikut : 1. Berdasarkan proses transformasi energi uap Turbin Impuls Yaitu turbin yang ekspansi uap terjadi pada sudu tetapnya.turbin impulse pertama kali dibuat oleh Branca pada tahun 1629. Turbin Impuls juga ada beberapa macam diantaranya:

o o Turbin Impuls bertingkat kecepatan.turbin kecepatan bertingkat (curtis) adalah jenis turbin yang mana kecepatan aliran uap yang mengalir di dalamnya bertingkat sedangkan tekanannya tetap. Turbin Impuls bertingkat tekanan.turbin tekanan bertingkat (rateau) adalah jenis turbin yang mana kondisi tekanan uap yang mengalir di dalamnya bertingkat sedangkan kecepatannya tetap. Turbin Reaksi Yaitu turbin yang ekspansi uap terjadi pada sudu tetap dan sudu jalan.turbin ini dirancang pertama oleh Hero, 120 tahun sebelum Masehi. Gambar 6. Perbedaan turbin uap tipe impuls dan reaksi 2. Berdasarkan tekanan uap keluar turbin Turbin Back Pressure adalah turbin yang tekanan akhirnya diatas tekanan tmosfir karena uap keluaran akhir dari turbin tersebut tidak dikondensasikan.

Gambar 7. Turbin Back Pressure Turbin Condensing adalah turbin yang mana uap keluaran sudu terakhirnya dikondensasikan, tekanan akhir dari turbin kondensasi ini dibuat vaccum, sehingga temperature kondensasinya sedikit diatas temperatur air pendingin yang tersedia. 3. Berdasarkan tekanan uap masuk turbin Turbin Tekanan Super Kritis (Super Critical Pressure Turbines ) tekanan uap diatas 22,5 MPa Turbin Tekanan Tinggi ( High Pressure Turbines ) tekanan uap antara 8,8 22,5MPa Turbin Tekanan Menengah ( Intermediate Pressure Turbines)tekanan uap antara 1 8,8 MPa Turbin Tekanan Rendah ( Low Pressure Turbines ) tekanan dibawah 1 Mpa. 4. Berdasarkan pengaturan uap masuk turbin Turbin pemasukan penuh (Full Admision Turbines) Uap yang masuk turbin melalui katup masuk pada posisi buka penuh (full Open)/posisi pembukaannya tetap sedangkan pengaturan daya turbin dengan cara menaikkan tekanan uap utama yang menyebabkan kenaikan masa alir uap yang masuk ke turbin. Hal ini menyebabkan kenaikan/penurunan daya turbin fungsi dari tekanan uap masuk. Turbin semacam ini juga dikenal dengan sebutan Sliding Pressure Turbines.

Turbin pemasukan parsial (Partial Admision Turbines) Uap yang masuk turbin melalui katup masuk tidak pada posisinmembuka penuhuntuk menaikkan/menurunkan daya turbin dengan cara mengatur laju alir uap ke turbinpenuh. Pengaturan laju alir uap ke turbin dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pengendalian Throtling Valve dan dengan pengendalian Nozles. 5. Berdasarkandari segi aliran uap Turbin Reheat dan Non-Reheat Turbin reheat terdiri lebih dari satu silinder dan uap mengalami proses pemanasan ulang di reheater boiler. Pada turbin reheat, uap yang keluar dari turbin tekanan tinggi (HP)dialirkan kembali kedalam ketel. Didalam ketel, uap ini dipanaskan kembali pada elemenpemanas ulang(reheater) untuk selanjutnya dialirkan kembali melalui saluran reheat ke turbintekanan menengah dan turbin tekanan rendah. Turbin Ekstraksi dan Non-Ekstraksi Turbin ekstraksi (extraction turbine) adalah turbin yang mengekstrak sebagian uap yang mengalir dalam turbin. Pengekstraksian uap ini dapat dilakukan di beberapa tempat disepanjang casing turbin. Uap yang diekstrak kemudian dialirkan ke pemanas awal air pengisi untuk memanaskan air pengisi. Tekanan dan aliran uap ekstraksi sangat tergantung pada beban. Pada turbin-turbin ekstraksi yang relatif kecil, variasi tekanan dan aliran uap ekstraksi tidak terlalu signifikan sehingga tidak diperlukan katup pengatur pada saluran uap ekstraksinya. Turbin ekstraksi seperti ini disebut turbin ekstraksi otomatis (Automatic extraction Turbine).Tetapi pada turbin ekstraksi yang besar, variasi ini cukup besar sehingga diperlukan katup pengatur pada saluran ekstraksi guna mengontrol tekanan/aliran uap ekstraksi. Sedangkan pada turbin non ekstraksi, tidak dilakukan ekstraksi uap sama sekali. Jadi seluruh uap yang mengalir masuk turbin non ekstraksi akan keluar meninggalkan turbin melalui exhaust. 6. Berdasarkan dari segi Exhaust Flow Single Flow. Turbin-turbin kecil biasanya hanya memiliki 1 saluran exhaust. Turbin semacam ini biasanya disebut Turbin Single Flow. Tetapi untuk turbinturbin besar, bila menerapkan rancangan seperti ini, maka dibutuhkan

exhaust yang sangat luas. Sebagaimana diketahui kondisi uap pada exhaust turbin sudah dibawah jenuh atau uap basah, dan tekanannya dibawah tekanan atmosfir. Perubahan tekanan dari beberapa puluh bar menjadi tekanan minus mengakibatkan perubahan volume yang sangat besar sehingga dibutuhkan laluan yang luas agar uap dapat melintas tanpa hambatan yang berarti. Karena keterbatasan kemampuan material, luas laluan exhaust juga menjadi sangat terbatas, sehingga kemampuan turbin dengan exhaust tunggal juga terbatas. Multi Flow Umumnya dipakai pada turbin kapasitas besar, exhaust dipecah menjadi dua atau lebih. Bila ternyata dibutuhkan 2 exhaust, berarti keduanya berada dalam satu poros dengan aliran uap yang berlawanan. Rancangan turbin seperti ini disebut turbin multi flow (aliran banyak). Dengan cara seperti ini masalah keterbatasan luas laluan exhaust dapat diatasi sekaligus memberi perimbangan terhadap gaya aksial pada poros. 7. Berdasarkan Casing Turbin Single Casing Turbin single casing adalah turbin dimana seluruh tingkat sudusudunya terletak didalam satu casing saja. Ini merupakan konstruksi turbin yang paling sederhana yang hanya dapat diterapkan pada turbinturbin kapasitas kecil. Multi Casing Untuk turbin-turbin kapasitas yang lebih besar, konstruksi single casing menjadi kurang cocok, maka dibuatlah turbin-turbin dengan 2 casing atau lebih (multy casing). Komposisi dari turbin multy casing ada 2 macam yaitu : Tandem Compound dan Cross Compound. Pada turbin tandem compound, casing-casing dipasang secara seri antara satu dengan lain sehinggga sumbu aksial casing berada dalam 1 garis.

Gambar 8a. Turbin susunan Cross Compound Gambar 8b. Turbin susunan Tandem Compound FUNGSI KERJA TURBIN Fungsi kerja dari turbin uap secara umum suatu peralatan/equipment yang digunakan untuk memutar generator, dimana media yang digunakan untuk memutar turbin adalah uap panas lanjut (uap kering) yang terlebih dulu diproses didalam boiler. Banyak pula pada peralatan peralatan seperti pompa, fan, blower yang digerakan oleh turbin. SIKLUS KERJA PADA TURBIN UAP Siklus Rankine Siklus merupakan rangkaian sebuah proses dimana dimulai dari suatu tingkat kondisi yang akan kembali ke tingkat kondisi semula dan selalu berulang. Pada pembangkit tenaga uap, fluida yang mengalami proses-proses tersebut adalah air. Air berfungsi sebagai fluida kerja. Air dalam siklus kerjanya mengalami proses proses pemanasan, penguapan, ekspansi, pendinginan, dan kompresi. Siklus

standar pembangkit tenaga uap adalah siklus Rankine. Siklus Rankine sederhana terdiri dari empat komponen utama yaitu pompa, boiler, turbin, dan condenser. Gambar 9. Siklus rankine 1. Siklus Rankine Superheat Pada Gambar dibawah proses 1-2-3-4 merupakan siklus Rankine ideal dengan pemanasan lanjut untuk mendapatkan uap kering. Gambar 10. Siklus Rankine Superheat Adapun penjelasan proses tersebut adalah sebagai berikut : 1 2 Kompresi isentropis pada pompa 2 3 Penambahan kalor dengan tekanan konstan di boiler 3 4 Ekspansi isentropis pada turbin 4 1 Pelepasan kalor dengan tekanan konstan pada kondensor 2. Siklus Rankine dengan Pemanasan Ulang

Untuk meningkatkan efisiensi siklus Rankine maka dari siklus Rankine ideal dilakukan perubahan dengan memanaskan ulang uap hasil ekspansi turbin pertama ke reheater dengan tujuan menaikan entalpi uap sehingga energi uap naik, selain itu uap yang akan digunakan untuk ekspansi ke turbin tingkat berikutnya tidak terdapat embun yang menyebabkan kerusakan sudu seperti pada gambar dibawah. Gambar 11. Siklus Rankine dengan pemanasan ulang Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut : 1 2 Kompresi isentropis pada pompa 2 3 Penambahan kalor dengan tekanan konstan di boiler 3 4 Ekspansi isentropis pada turbin tingkat pertama 4 5 Pemanasan ulang uap dari turbin tingkat pertama dengan tekanan konstan 5 6 Ekspansi isentropis pada turbin tingkat kedua 6 1 Pelepasan kalor dengan tekanan konstan pada kondensor 3. Siklus Rankine Regeneratif Siklus Rankine regeneratif adalah modifikasi siklus Rankine dimana air sebagai fluida kerja dinaikkan temperaturnya dengan memanfaatkan uap ekstraksi dari turbin sehingga kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan fluida kerja pada boiler berkurang. Hal ini tentu saja akan menaikkan efisiensi siklus. Regenerasi tidak hanya meningkatkan efisiensi siklus tetapi juga salah satu cara deareasi. Dearasi yaitu menghilangkan kadar oksigen dalam air yang

bisa menyebabkan korosi pada jalur perpipaan. Proses regenerasi umumnya dengan menggunakan alat yang biasanya disebut feed water heater dengan prinsip kerja seperti heat exchanger.(boles, Cengel2006) Feed water heater ada 2 jenis yaitu tipe terbuka dan tertutup. Open feed water heater atau bisa disebut juga pemanas kontak langsung secara prinsip adalah sebuah ruangan pencampur antara uap ekstraksi dengan fluida kerja (air). Gambar 12. Siklus Rankine Regeneratif dengan Open Feedwater Heaeter Proses pada siklus Rankine regeneratif dengan Open Feedwater Heater : 1 2 Air pengisi dari hotwelldipompa menuju Open FWH 2 3 Air pengisi bercampur dengan uap ekstraksi dari turbin (proses 6 3) 3 4 Air pengisi yang telah dipanaskan dipompa menuju boiler 4 5 Penambahan kalor ke air pengisi di boiler 5 6 Uap masuk turbin sebagian diekstraksi 5 7 Ekspansi uap di turbin 7 1 Pelepasan kalor di dalam kondensor Tipe pemanas awal yang lain adalah Close Feedwater Heater atau biasa disebut pemanas sistem tertutup. Prinsip kerjanya adalah panas dari uap ekstraksi dipindahkan ke air pengisi namun tanpa terjadi kontak langsung.

Gambar 13. Siklus Rankine Regeneratif dengan Close Feedwater Heater Dari diatas dapat dijelaskan prosesnya sebgai berikut : 1 2 Air dari hotwell dipompakan menuju ke Close FWH. 2 9 Air dipanaskan dalam Close FWH dengan uap ekstraksi (7-3) 3 4 Uap ekstraksi yang terkondensasi dipompakan menuju mixing chamber. Di dalam mixing chamber air kondensasi ini bercampur dengan air pengisi yang telah dipanaskan. 5 6 Campuran dari mixing chamber dipompakan oleh pompa II ke boiler untuk dipanaskan kemudian dialirkan ke turbin untuk diekspansi 4. Siklus Rankine dengan Kogenerasi Siklus Rankine dengan kogenerasi adalah siklus Rankine dimana panas sisa dari proses ekspansi pada turbin digunakan untuk proses lainnya misalkan pada pabrik gula, panas tersebut digunakan untuk memasak nira. Adapun penjelasan siklus Rankine Kogenerasi adalah sebagai berikut : 1 2 Kompresi isentropis pada pompa 2 3 Penambahan kalor dengan tekanan konstan di boiler 3 4 Ekspansi isentropis pada turbin 4 1 Pelepasan kalor dengan memanfaatkannya untuk proses lainnya

Gambar 14. Siklus Rankine Kogenerasi