BAB 2 TINJAUAN UMUM. 2.1 Lokasi Kegiatan Operasional Stasiun Kereta Api Senen. : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kel. Senen. Luas Lahan : KLB : 6

dokumen-dokumen yang mirip

BAB II DESKRIPSI DAN DATA PROYEK

BAB II DATA AWAL PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DATA AWAL PROYEK

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

Dukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Pelabuhan Teluk Bayur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

STASIUN KERETA API PENUMPANG GEDEBAGE BANDUNG

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR


LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci : Stasiun, Commuter Line, Transportasi. Stasiun Kereta Api Tambun Bekasi TA 136

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

BAB II DESKRIPSI PROYEK

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

moda udara darat laut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

Menurut buku Kementrian Perhubungan Ditjen Perkeretaapian. (2011:h.6), dijelaskan secara umum sejarah perkertaapian yaitu

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 2.1 Lokasi Lokasi : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kel. Senen Luas Lahan : 20000 Kategori Proyek Sifat Proyek : Fasilitas Umum : Fiktif KLB : 6 KDB : 60% 3 Ketinggian Lantai: 2 lantai Lokasi stasiun berbatasan dengan jalan Pasar Senen di bagian utara, dan jalan Bungur Besar-kepu selatan di bagian timur. Lokasi setasiun berada di antara jalan keramat bunder, jallan senen flyover, dan jalan letnan jendral suprapto. Bangunan di sekitar kawasan ini sebagian besar merupakan kawasan komersial, kawasan komersial yang ada saat ini lebih berfariasi namun kebanyakan berupa rumah-toko 3-4 lantai selebihnya berupa pasar atau mall 5-6 lantai. 2.1.1 Kegiatan Operasional Stasiun Kereta Api Senen Stasiun kereta api senen merupakan stasiun kereta api yang melayani berbagai rute perjalanan selain sebagai Stasiun Keberangkatan dan Tujuan Akhir. Stasiun kereta api Senen mengoperasikan berbagai jenis kereta api penumpang diantaranya adalah : a. Jenis kereta api berdasarkan jarak tempuh dan penjualan karcis 1. Ekspress siang terbatas. 3 Dispenda Jakarta Pusat. 7

2. Cepat siang tidak terbatas. PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 3. Ekspress malam terbatas dan tidak terbatas. b. Jenis kereta api berdasarkan powernya 1. KRL (Kereta Api Listrik). 2. KRD (Kereta Rel Diesel). c. Jenis kereta api berdasarkan kelas karcisnya 1. Kelas ekonomi. 2. Kelas bisnis. 3. Kelas eksekutif. 4. Kelas argo. d. Jenis kereta api barang Jumlah keberangkatan dan kedatangan kereta api penumpang 4 Kereta api jarak jauh = 19 rangkaian KA Kereta api jarak dekat (kereta dari stasiun kota) = 76 rangkaian KA + =95 rangkaian KA Jumlah gerbong dalam setiap rangkaian dengan formasi, yaitu : 8 gerbong penumpang, 1 gerbong makan, 1 gerbong generator. Jumlah penumpang kereta jabotabek per hari di stasiun senen ratarata 17.500 orang. Sedangkan penumpang kereta jarak jauh per hari di stasiun senen rata-rata 6000 orang. 2.1.2 Struktur Organisasi Stasiun 4 Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api Pasar Senen, Muhammad Hafidz, 2006. 8

Stasiun Senen adalah sebuah Fasilitas milik pemerintah, yang di kelola oleh Pengelola Stasiun untuk dapat mengelola dan mengkoordinasikan stasiun tersebut. Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pengelola Stasiun 2.2 Peraturan dan Standar yang Digunakan Peraturan dan rujukan yang dipakai oleh perancang adalah RTRW Pemerintah Kota DKI Jakarta tahun 2010 dan Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek. 2.2.1 Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Menurut PT KAI 5 Persyaratan leknis bangunan stasiun menurut PT Kereta Api Indonesia: 1. Tinggi lantai terendah, minimum 0,5 m di atas batas permukaan banjir tertinggi yang pernah tercatat dan minimum 0.3 m di atas permukaan jalan akses dan plasa stasiun. 2. Tinggi langit-langit dari permukaan lantai minimal 2,5 m. 3. Tinggi untuk saluran AC minimal 0.5 m. 5 Perpustakaan Kantor Pusat PT. Kereta Api Persero 9

4. Tinggi balok dan slab minimal 0.7 m. PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5. Jarak bebas di bawah pada bagian arus listrik searah untuk stasiun over track adalah 6,1m. Beberapa aturan lalnnya sepertl berlkut, Batas bebas kereta Gambar 2.2 Jarak bebas pada kereta api Batas I unluk linlas kereta api Iistritk. Batas II untuk viaduk' dan terowongan dengan kecepatan kereta sampai 60 km/jam dan untuk Jembatan tanpa pembatasan kecepatan. Batas III untuk 'viaduk' baru dan bangunan lama kecuall terowongan dan Jembatan. Batas IV untuk Jembatan dengan kecepatan kereta sampal dengan 60 km/jam. Dimensi Platform Dimensi minimal Platform penting sebagai syarat keamanan bagi penumpang yang hendak menaiki kereta. 10

2.3 Passenger shed for site platform 2.4 Passenger shed for site platform Gambar 2.3 & 2.4 Dimensi Pada Pletform Dimensi KRL ( kereta rel listrik ) Dimensi KRL merupakan besaran yang menentukan lebar landasan dan luas yang di perlukan untuk rel kreta api. Gambar 2.5 Dimensi KRL 11

2.2.2 Media Sirkulasi Vertikal 1. Eskalator Eskalator merupakan sarana sirkulasi vertikal utama pada bangunan ini. Eskalator dipilih menggantikan tangga konvensional dengan pertimbangan kecepatan angkut yang mengimbangi kecepatan arus pengguna. Biaya perawatan menjadi lebih besar namun memudahkan pergerakan pengguna mengingat stasiun ini adaiah stasiun intermoda. Penggunaan eskalator akan lebih banyak untuk naik, dibandingkan turun. Gambar 2.6 Dimention Eskalator 6 6 Http://enciklopedia.org/wiki/eskalator dimention 12

2.3 Tinjauan Teori yang Berhubungan Semua jenis transportasi (termasuk kereta) mempunyai dua komponen utama, yaitu benda dan jalur tempat benda tersebut bergerak (Edward K. Morlok, 1995). Benda tersebut menyangkut benda transportasi berupa kereta dan benda yang dapat dipindahkan. baik manusia maupun barang. Sedangkan jalur merupakan lintasan jalan kereta. Aktivitas yang dilakukan oleh manusia, barang dan benda transportasi itu sendiri (kereta) perlu diakomodasi, misalnya terdapat kebutuhan-kebutuhan, seperti: Cara pencapaian dan cara berpindah dari moda tranportasi lain ke kereta. Fungsi administratif seperti pengelolaan kereta. pengaturan lalu lintas kereta, dan pengelolaan penumpang. Fungsi komersial, diperlukan karena terjadi konsentrasi manusia dan barang pada tempat perpindahan tersebut sehingga berpotensi untuk menjadi tempat berniaga. Fasilitas untuk menunggu, baik tempat duduk maupun kios-kios makanan dan minuman. 2.3.1 Fungsi Stasiun Suatu fungsi yang penting dari sistem transportasi ialah menerima benda yang akan dipindahkan ke dalam sistem dan mengeluarkannya dari sistem pada akhir perjalanan. Juga perjalanan dari asal ke tujuan mungkin menyebabkan terlibatnya beberapa teknoiogi atau cara dan membutuhkan pemindahan dari satu cara ke cara yang lain (Edward K. Morlok. 1995). Fungsi pemindahan tersebut dilakukan oleh terminal. Salah satu jenis terminal adalah stasiun kereta. Menurut Edward K. Morlok fungsi terminal dapat diadakan pada setiap lokasi, di mana terjadi kegiatan menaik-turunkan penumpang dan bongkar muat barang. 7 7 Edward. k. Morlok, 1995 Therminal Fungtion. 13

Beberapa fungsi stasiun menurut Edward K. Morlok yaitu: 1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan bermotor serta membongkar/menurunkannya. 2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat. 3. Menyiapkan dokumen perjalanan. 4. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara, dan menentukan tugas selanjutnya. 5. Mengumpulkan penumpang dan barang dalam kelompok-kelompok berukuran ekonomis untuk di angkut dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan. 6. Akses lokal dan hubungan rel, termasuk moda-moda antarkota. 2.3.2 Klasifikasi Stasiun 8 Secara sistematis stasiun dapat dibagi-bagi berdasarkan fungsi, jangkauan, posisi rel terhadap permukaan tanah. perletakan bangunan terhadap platform, tujuan, besaran, tempat dan bentuknya. 1. Berdasarkan fungsi dan letaknya: Stasiun Terminal, adalah tempat kereta api memulai dan mengakhiri perjalanan. Stasiun Peralihan, adalah tempat penumpang melanjutkan perjalanan dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Stasiun Antara, adalah stasiun yang berada di antara stasiun terminal. Stasiun Persilangan. adalah tempat pemberhentian kereta api sementara untuk kereta api lain lewat. Gambar 2.7 Stasiun Berdasarkan Fungsi dan Letaknya 8 Perpustakaan Kantor Pusat PT. Kereta Api Persero. 14

2. Berdasarkan jangkauan: Commuter Train untuk jarak dekat (dalam kota). Medium Distance, untuk jarak sedang (antar distrik/wilayah) Long Distance, untuk jarak jauh (antar kota). 3. Berdasarkan posisi rel terhadap permukaan tanah: Elevated Station, stasiun dengan jalur kereta api melayang. At-grade Station, stasiun dengan jalur kereta api sejajar tanah. Underground Station, stasiun dengan jalur kereta api di bawah tanah. Gambar 2.8, 2.9 & 2.10 Stasiun Berdasarkan Posisi Rel Terhadap Permukaan Tanah 4. Berdasarkan perletakan bangunan stasiun terhadap Platform: Ground Level, di permukaan tanah bersama dengan platform. Over /track, di atas Platform/jalur kereta api (stasiun KA layang). Under-track, di bawah Platform jalur kereta api. 15

5. Berdasarkan tujuan : Stasiun penumpang, untuk menaikan dan menurunkan penumpang, memuat dan membongkar barang bawaan penumpang. Stasiun barang, untuk memuat dan membongkar barang muatan yang dapat dibagi dalam muatan grobak. Stasiun langsiran, untuk menyusun dan mengumpulkan grobakgrobak barang yang berasal dari/diperuntukan untuk berbagai stasiun. 6. Berdasarkan besarnya : Stasiun kecil, juga disebut perhentian, yang biasanya oleh kereta api cepat dilewati saja. Menampung+-30.000 Orang /hari. Stasiun sedang, terdapat ditempat yang sedikit penting dan disinggahi oleh kereta api cepat dan sesekali oleh kereta api kilat, menampung -+ 80.000 Orang/hari. Stasiun besar, terdapat dalam kota besar dan disinggahi semua kereta api. Menampung 200.000 Orang/hari. 7. Berdasarkan bentuknya : Stasiun kepala, berakhir pada stasiun Stasiun sejajar/terusan Stasiun Pulau 2.3.3 Perkembangan Stasiun Sejarah stasiun kereta dimulai di Inggris pada tahun 1830 dengan dibukanya stasiun kereta api pertama di Liverpool dan Manchester. Pada saat itu kereta api itu digunakan untuk membawa barang atau material yang akan dibawa ke pabrik, dan barang-barang hasil industri. Untuk mendapatkan izin pembangunan, pengelola kereta api juga menawarkan jasa angkutan penumpang. Sejak saat itu stasiun kereta api dibangun di hampir semua kota besar di Inggris. 16

walnya stasiun-stasiun utama di Inggris dibangun di pinggiran kota, Jalan masuk dari stasiun-stasiun ini dibuat sejauh mungkin dari tengah kota yang penuh dengan polusi dari industri karena dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Bentuk stasiun pun berkembang menjadi bangunan dengan bentang lebar dan struktur baja. Bukaan dibuat pada atap stasiun untuk memasukkan cahaya dan sirkulasi udara sehingga gas-gas dari polusi industri bisa keluar. Perkembangan bentuk stasiun ini juga tidak lepas dari pencapaian teknologi kereta api, dimana teknologi kereta api pada saat itu merupakan sebuah lompatan teknologi yang cukup tinggi yang sebaiknya dipadukan dengan stasiun yang juga berteknologi tinggi, saat itu ditunjukan dengan menggunakan struktur baja bentang lebar untuk struktur stasiun. Dengan bertambahnya jalur kereta api, layanan penumpang pun bekembang. Stasiun tidak hanya terdiri dari platform, tetapi juga terdiri dari beberapa ruang lain, seperti ruang tunggu, tempat barang. tempat pengiriman surat, tempat makan. dan tempat penjualan tiket. Pada awal tahun 1900-an. pengguna kereta api jumlahnya setara dengan jumlah pengguna bandara di kota-kota besar saat ini. Hal ini mendorong perkembangan stasiun menjadi area publik yang sangat besar, contohnya Grand Central Terminal dan Union Station di Kansas City, Missouri (1910). Setelah masa-masa tersebut, stasiun kereta api mulai berkembang di seluruh dunia. kehadirannya memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan dunia, terutama dengan dibangunnya banyak stasiun-stasiun dengan bentuk-bentuk unik yang akan terus digunakan dan diperbaharui untuk menyesuaikan diri dengan sistem transportasi masa depan. 9 Saat ini kebanyakan stasiun menjadi sebuah komponen dari sebuah mixed used building. Jadi, bangunan tersebut tidak hanya saja berfungsi menaikturunkan penumpang atau barang saja, akan tetapi juga menjadi sarana bagi orang-orang untuk melakukan aktivitas lainnya. Beberapa contoh mengenai hal ini dapat diiihat 9 Http://enciklopedia.org/wiki/Perkembangan Stasiun 17

pada beberapa stasiun baru yang ada di negara-negara maju yang dipadukan dengan pusat perbelanjaan. 2.3.4 Keberadaan Stasiun Bagi Kota Keberadaan stasiun di sebuah kota cukup penting. Stasiun menjadi sebuah gerbang bagi sebuah kota, pada kasus ini stasiun menjadi gerbang dari suatu daerah di dalam kota. Biasanya di sebuah daerah, stasiun diletakkan pada titik-tik strategis, agar orang mudah mencarinya dan dekat untuk tujuan di daerah tersebut. Menurut Kevin Lynch (1977) citra kota dapat dibagi dalam lima elemen, namun dalam kasus ini elemen yang dipakai adalah : 1. Path (jalur). adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Path merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum, yaitu jalan, gang, rel kereta, saluran, dan sebagainya. 2. Node (simpul). merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain, misalnya persimpangan, stasiun, lapangan terbang, jembatan, pasar, dan Iain-Iain. Node memiliki identitas yang lebih baik apabila memiliki bentuk yang jelas, serta berbeda dari lingkungannya. 3. Landmark (tengaran), merupakan titik referensi seperti elemen node. Landmark merupakan elemen eksternal dengan bentuk visual yang menonjol dari kota, misalnya gedung tinggi, menara, terminal, tempat ibadah, dan sebagainya. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang mengenali suatu daerah. Dapat disimpulkan, stasiun di kota sesuai dengan tingkat kepentingan akan fungsi, bentuk, makna, dan ruang harus mempunyai keutamaan sebagai node kota. Keutamaan ini ditandai dengan aksesibilitas yang mudah. Orientasi yang jelas berupa jalur transportasi. Ruang pengantar yang memadai berupa ruang terbuka, terminal, dan parkir, pedestrian dari bangunan utama, dan sebagainya sehingga menjadi bangunan yang terpadu dengan fasilitas kota. 18

2.4 Pemahaman Tipologi Bangunan Stasiun intermoda dikelompokkan ke dalam tipologi bangunan utilitas. Selain itu, dapat pula dimasukkan sebagai fasilitas umum sebagai Infrastruktur pendukung suatu kawasan. Stasiun terpadu digunakan masyarakat untuk pergantian atau perpindahan dan pertemuan pelaku perjalanan antar jenis angkutan sejenis maupun antar jenis transportasi yang berlainan karena adanya perbedaan jalur pelayanan (perpindahan atau pergantian moda transportasi). Pemahaman tipologi bangunan stasiun dapat diperoleh dari studi banding kasus sejenis. Studi banding dilakukan dengan tujuan mengetahui fasilitas yang umumnya terdapat pada setiap stasiun sehingga diperoleh suatu acuan yang dapat digunakan dalam perancangan. 2.4.1 Kesimpulan dari Studi Beberapa hal yang dapat diambil dari literatur di atas, yaitu: Stasiun dapat menjadi sebuah orientasi di sekitar lingkungannya. Bentuk yang menarik dapat diperoleh dari eksplorasi struktur. Keterbatasan lahan dapat diselesaikan dengan cara pengembangan ke arah vertical. Elemen arsitektural dapat dijadikan sebagai pengarah (signage) atau sebuah sculpture. Transfer area potensial menjadi daerah komersial. Zoning pada beberapa stasiun di atas bisa terlihat perbedaan antara area bayar dan area belum bayar berbeda level. Penggunaan sarana sirkulasi vertikal mekanis seperti lift dan eskalator mempercepat pergerakan pengguna di dalam bangunan dan mengakomodasi pengguna di stasiun. Elevated station dan illuminated building merupakan salah satu solusi untuk menjadikan bangunan stasiun ini 'eyecatchy'dan ikonik. 19

2.5 Kriteria Perancangan Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan berkaitan dengan kegiatan dan hubungan antar ruang pada stasiun kereta : Kejelasan sirkulasi penumpang, antara jalur keberangkatan dan kedatangan, antara penumpang, pengantar, dan pengunjung umum. Kejelasan antara ruang publik/fasilitas umum dan ruang privat/ruang-ruang manajerial. Penjelasan pencapaian dari lingkungan sekitar kedalam setasiun dan sebaliknya. Kemudahan pergerakan di dalam bangunan, mengingat stasiun ini sebagai stasiun intermoda yang memfasilitasi pergerakan transit/pertukaran moda transportasi. Keamanan bagi penumpang yang hendak menaiki kereta, berkaitan dengan standar-standar dimensi. Penggunaan struktur yang akan digunakan pada kasus ini adalah bentang lebar hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik pada stasiun ini dengan bentuk-bentuk yang unik. Selain itu pemilihan struktur baja ringan ini juga bertujuan untuk melancarkan oprasional stasiun ini. 20

2.6 Studi Banding Karya Sejenis 2.6.1 Stasiun Gambir Stasiun Gambir adalah stasiun kereta api terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia dan terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Gambar 2.11 wilayah Gambir Jakarta Pusat Gambar 2.12 site Stasiun Gambir Stasiun gambir berada di kawasan Monumen Nasional, yang merupakan central ataupun Ikon bagi kota jakarta. Stasiun ini dibangun pada dasawarsa 1930-an dan mendapatkan renovasi secara besar-besaran pada 1990-an. Stasiun Gambir melayani transportasi kereta api untuk tujuan-tujuan utama di Pulau Jawa. Di stasiun ini, tersedia pula bus DAMRI untuk menuju Bandara Soekarno Hatta. Stasiun ini berada di Daerah Operasi 1 Jakarta. 10 10 www.google.com 21

Gambar 2.13 skech map Stasiun Gambir Stasiun Gambir merupakan stasiun antara, karena posisinya berada diantara stasiun therminal. Ada beberapa jenis fasilitas kereta api pada Stasiun Gambir, yaitu : Kereta api Ekonomi Kereta api Bisnis Kereta api Eksekutif Kereta api Argo, dan juga Bus Damri (untuk trayek ke bandara). Fasilitas. Gambar 2.14, 2.15 & 2.16 Drof off, Hall lobby, Tiketing. Gambar 2.17, 2.18 & 2.19 Parkir mobil, parkir motor, Pull bus. 22

Gambar 2.20, 2.21 & 2.22 KA Listrik, Peron, Dropoff bus 2.6.2 Kyoto Station Gambar 2.23 Peta Jepang Gambar 2.24 Prefektur Kyoto 23

Gambar 2.25 Fasad Kyoto Station Stasiun Kyoto adalah fasilitas transportasi terpenting di Kyoto, Jepang. Berdasarkan besar bangunannya, stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar kedua di Jepang setelah Stasiun Nagoya, dan merupakan salah satu gedung terbesar di Jepang. Bangunan setinggi 15 lantai ini mencakup beberapa fasilitas, yaitu : pusat perbelanjaan. hotel. bioskop, dan kantor pemerintah lokal. Stasiun kyoto dibuka pada tahun 1997, untuk memperingati ulang tahun ke 1.200 Kyoto. Gedung stasiun ini memiliki tinggi 70 meter dan lebar 470 meter dari barat ke timur, dengan total luas lantai 238.000 meter persegi. Gaya Arsitektur pada bangunan ini lebih menonjolkan karakteristik futurisme, dengan bentuk fasat yang tidak teratur bermatrialkan kaca dan baja. Bangunan ini di arsiteki oleh Hiroshi Hara. 24

a. Fasilitas Gambar 2.26 Fasilitas Stasiun Kyoto 11 Kesimpulan Yang Diambil Dari Studi Banding : Fasilitas-fasilitas yang terdapat didalam studi banding dapat diambil menjadi patokan dalam perancangan fasilitasnya. Ukuran ruang dan persyaratan ruang fasilitas dapat dijadikan pegangan. Hubungan, organisasi dan sifat ruang dapat dijadikan referensi dalam perancangan. Estetika, keidahan bentuk dapat dijadikan tolak ukur pada massa perancangan. 11 www.google.com 25