BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang dihasilkan para pengarang. juga perlu membacanya. Memberikan sebuah bacaan yang bernilai sastra

BAB I PENDAHULUAN. sudah terlanjur dewasa. Kebanggaan kita terhadap anak-anak tidak hanya sebatas

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya.

Film yang mengupas proses pelestarian lingkungan. Film yang menceritakan pengabdian seorang pelestari bumi. Cara melestarikan lingkungan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

SKRIPSI. Diajukan oleh: Program Studi Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pujangga besar Yunani, Horatius dalam bukunya Ars Poetica (dalam A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31, mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang. Pembangunan nasional di bidang pembelajaran adalah upaya demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pembelajaran diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pembelajaran nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat serta kebutuhan pembangunan. Pembelajaran Bahasa Indonesia memungkinkan manusia untuk saling berhubungan, berkomunikasi/saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Kemampuan berbahasa dalam proses komunikasi dengan orang lain sudah seharusnya mencerminkan nilai-nilai di masyarakat, keluhuran budi, etika, estetika dan logika, sehingga kemampuan bersastra perlu ditanamkan sejak usia remaja, bahkan sejak usia anak-anak (Wahono dan Rusmiyanto, 1

2 2004: 11). Kemampuan bersastra merupakan kemampuan menggunakan bahasa dan sastra sebagai karya seni. Di Indonesia sendiri, karya sastra mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya hasil karya sastra yang dihasilkan para pengarang. Karya sastra bukan hanya bacaan orang dewasa saja, tetapi anak - anak juga perlu membacanya. Memberikan sebuah bacaan yang bernilai sastra kepada anak - anak akan memberikan berbagi manfaat bagi mereka. Salah satu manfaat itu adalah pengalaman yang belum pernah mereka temukan dalam kehidupan sehari - hari. Selain itu, mereka juga mendapatkan sebuah hiburan yang akan membuat mereka merasa senang dan puas terhadap bacaan yang telah dibacanya. Karya sastra selain sebagai karya imajinatif, juga sebagai hiburan, dan karya sastra yang bermutu mengandung nilai-nilai yang bermanfaat bagi pembaca. Di dalamnya terdapat berbagai pengalaman hidup, keindahan kata, penemuan baru dan kearifan dalam memandang kehidupan sehingga mampu meningkatkan kekayaan batin pembaca atau penikmatnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Horatius (dalam Sudjiman, 1996: 12) bahwa karya sastra memang bersifat dulce et utile, yang berarti menyenangkan dan bermanfaat. Dengan demikian, sebuah karya sastra yang baik tidak hanya diperoleh dari rangkaian kata, tetapi juga ditentukan oleh makna yang terkandung di dalamnya. Nilai pendidikan dapat pula diperoleh dari membaca karya sastra sebab sastra merupakan pencerminan hidup manusia di dalam kehidupan ini. Hubungan antara sastra dan pendidikan sangat erat dan tidak terpisahkan.

3 Sebagai karya seni, sastra memiliki tiga jenis yaitu prosa, puisi dan drama. Prosa merupakan karangan yang bersifat bebas, sedangkan puisi merupakan karangan yang terikat oleh aturan-aturan ketat. Karya sastra tidak hanya mengandung nilai seni, tetapi juga nilai-nilai kehidupan lain sehingga suatu karya sastra dapat dijadikan media untuk menanamkan nilai-nilai budaya tertentu kepada pembacanya. Salah satu karya satra prosa yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan adalah novel Laskar Pelangi. Novel ini mengangkat realitas pendidikan di Indonesia dari sisi yang menarik di mana pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berhasil bukan hanya monopoli sekolah bagus dalam arti fisik. Novel dengan tebal 534 halaman ini tidak hanya mengangkat realitas, tetapi juga mengemasnya sekaligus dalam karya sastra yang inspiratif dan menggugah kesadaran masyarakat tentang realita pendidikan Indonesia. Ketertarikan masyarakat terhadap novel Laskar Pelangi sedemikian besar tidak lepas diangkatnya cerita novel tersebut ke dalam film layar lebar. Publikasi film Laskar Pelangi di televisi ikut memotivasi masyarakat untuk menonton filmnya atau membaca novel Laskar Pelangi. Novel ini menggambarkan bagaimana kehidupan anak-anak kampung dan sekolahnya di suatu kampung di pelosok Pulau Belitong. Sekolah Dasar milik Muhammadiyah yang tidak layak disebut sekolah ini secara fisik lebih menyerupai kandang ternak. Karenanya, sekolah tersebut jauh dari sebutan sekolah bermutu dan tidak mungkin memberikan pendidikan yang layak bagi murid-muridnya. Kontras dengan sekolah tersebut, tidak jauh dari kampung

4 mereka terdapat sekolah dasar negeri bermutu yang terletak di dalam kompleks perumahan. Fasilitasnya lebih lengkap dengan guru yang pasti lebih bermutu. Sekolah negeri ini merupakan sekolah orang kaya, karena banyak orang kaya yang menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Cerita menjadi menarik ketika ternyata siswa-siswa di sekolah kampung tersebut terbukti lebih cerdas dan berprestasi daripada siswa-siswa di sekolah kota. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan mereka menjuarai lomba cerdas cermat dan prestasi-prestasi lainnya. Mereka mampu berprestasi tanpa harus kehilangan kebebasan mereka untuk bermain di kampungnya. Mereka tidak hanya unggul di sekolah, tetapi juga memiliki cita-cita, semangat, tanggungjawab, solidaritas, kemandirian, keberanian untuk maju dan kesederhanan. Keberanian untuk maju dan kesederhanaan dibuktikan oleh Andrea Hirata, salah satu dari alumni Sekolah Dasar milik Muhammadiyah tersebut yang telah menulis novel Laskar Pelangi menjadi salah satu novel best seller. Sampai saat ini novel Laskar Pelangi telah mengalami cetak ulang lebih dari dari 20 kali oleh Penerbit Bentang. Andrea Hirata yang berhasil menyelesaikan S3 di luar negeri menjadi bukti atas keberhasilan sekolah tersebut, tidak hanya dalam prestasi akademik, tetapi juga dalam hal nilainilai kehidupan. Kehadiran novel ini memberikan inspirasi pada semua pihak tentang pendidikan di Indonesia. Novel Laskar Pelangi menyampaikan pesan-pesan seperti solidaritas, komitmen pada cita-cita, kerja keras, kebersamaan dan

5 sebagainya dapat memberikan pembelajaran bagi siswa-siswa SD. Pesan nilai dalam novel ini sangat relevan untuk dihayati dan dipraktekkan dalam kegiatan belajar mengajar di SD. Penelitian tentang nilai-niai yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi menarik dilakukan karena novel ini tidak hanya menghibur tetapi juga sarat dengan nilai-nilai pendidikan sehingga layak disampaikan kepada para pelajar. Sebagai novel populer yang menceritakan kisah perjuangan para pelajar sudah seharusnya menarik perhatian para pelajar untuk membacanya sehingga nilai-nilai pendidikan di dalamnya sampai kepada para pelajar. Pembelajaran bahasa dan sastra melalui novel yang bermutu dan populer seperti novel Laskar Pelangi lebih menarik dan mudah diterima oleh pelajar. Berdasarkan uraian di atas, penelitian tentang nilai-nilai pendidikan dalam novel tersebut dan pelaksanaan pembelajarannya menarik dilakukan. B. Fokus Penelitian Permasalahan yang diteliti dirumuskan sebagai berikut : 1. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. 2. Pembelajaran nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. 3. Makna pembelajaran nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi bagi siswa SDN 02 Papahan.

6 C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk : 1. Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata 2. Menjelaskan pembelajaran nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. 3. Menjelaskan makna pembelajaran nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi bagi siswa SDN 02 Papahan. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu : a. Manfaat Teoritis 1. Penulisan ini sebagai masukan bagi pelajar tentang manfaat nilai moral yang terdapat dalam Novel Laskar Pelangi. 2. Penulis sebagai sosialisasi bagi masyarakat, khususnya pelajar untuk meneladani semangat tokoh dalam Novel Laskar Pelangi. b. Manfaat Praktis 1. Bagi pembaca Penelitian novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang sebelumnya khususnya dalam menganalisis nilai moral.

7 2. Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru di sekolah sebagai materi ajar dan bahan masukan guna menambah karya sastra yang cocok diberikan kepada siswa. 3. Bagi peserta didik Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan pendidikan nilai kepada peserta didik sehingga para peserta didik dapat mengembangkan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan sehari-hari.