ANCAMAN BADAI MATAHARI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang landas bumi maupun ruang angkasa dan membahayakan kehidupan dan

DAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP CUACA ANTARIKSA

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya di Bumi, cuaca juga terjadi di Antariksa. Namun, cuaca di

CUACA ANTARIKSA. Clara Y. Yatini Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Matahari merupakan sumber energi terbesar di Bumi. Tanpa Matahari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari Fitriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu

BAB I PENDAHULUAN. Matahari adalah sebuah objek yang dinamik, banyak aktivitas yang terjadi

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoana Nurul Asri, 2013

DISTRIBUSI POSISI FLARE YANG MENYEBABKAN BADAI GEOMAGNET SELAMA SIKLUS MATAHARI KE 22 DAN 23

PENGUKURAN TEMPERATUR FLARE DI LAPISAN KROMOSFER BERDASARKAN INTENSITAS FLARE BERBASIS SOFTWARE IDL (INTERACTIVE DATA LANGUAGE) Abstrak

MATAHARI SEBAGAI SUMBER CUACA ANTARIKSA

Analisis Terjadinya Flare Berdasarkan Pergeseran Sudut Rotasi Group Sunspot pada Bulan Januari Maret 2015 Melalui LAPAN Watukosek

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas Matahari merupakan faktor utama yang memicu perubahan cuaca

ANALISA KEJADIAN LUBANG KORONA (CORONAL HOLE) TERHADAP NILAI KOMPONEN MEDAN MAGNET DI STASIUN PENGAMATAN MEDAN MAGNET BUMI BAUMATA KUPANG

STRUKTUR MATAHARI DAN FENOMENA SURIA

LEDAKAN MATAHARI PEMICU ANOMALI DINAMIKA ATMOSFER BUMI

KLASIFIKASI DAN PERUBAHAN JUMLAH SUNSPOT DIAMATI DARI LABORATORIUM ASTRONOMI JURUSAN FISIKA FMIPA UM PADA BULAN AGUSTUS OKTOBER 2012

SEMBURAN RADIO MATAHARI DAN KETERKAITANNYA DENGAN FLARE MATAHARI DAN AKTIVITAS GEOMAGNET

Gudang March 29 Permalink

BAB I PENDAHULUAN. Angin bintang dapat difahami sebagai aliran materi/partikel-partikel

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg

Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, data harian yang diambil merupakan data sekunder

TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI

Analisis Kejadian Corona Mass Ejection (CME) dan Solar Wind di Stasiun Geofisika Kampung Baru Kupang (KPG)

Analisis Terjadinya Flare Berdasarkan Pergeseran Sudut Rotasi Group Sunspot pada Bulan Januari Maret 2015 Melalui LAPAN Watukosek

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

KALIBRASI MAGNETOMETER TIPE 1540 MENGGUNAKAN KALIBRATOR MAGNETOMETER

IDENTIFIKASI MODEL FLUKTUASI INDEKS K HARIAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (2.0.1) Habirun Peneliti Pusat Pemanlaatan Sains Antariksa, LAPAN

1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi.

BADAI MATAHARI DAN PENGARUHNYA PADA IONOSFER DAN GEOMAGNET DI INDONESIA

B A B I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bab 1 pendahuluan

SEMBURAN RADIO MATAHARI SEBAGAI INDIKATOR CUACA ANTARIKSA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

FENOMENA ASTRONOMI SISTEM BUMI, BULAN & MATAHARI

Atmosf s e f r e B umi

PREDIKSI BINTIK MATAHARI UNTUK SIKLUS 24 SECARA NUMERIK

IDENTIFIKASI LUAS DAERAH AKTIF DI MATAHARI PENYEBAB KEJADIAN BADAI GEOMAGNET

KETERKAITAN AKTIVITAS MATAHARI DENGAN VARIABILITAS IONOSFER DAN DAMPAKNYA PADA KOMUNIKASI RADIO DAN NAVIGASI BERBASIS SATELIT DI INDONESIA.

KATA PENGANTAR. Buletin ini berisi data rekaman Lightning Detector, menggunakan sistem LD-250 dan software Lightning/2000 v untuk analisa.

MODEL SPEKTRUM ENERGI FLUENS PROTON PADA SIKLUS MATAHARI KE-23

KETERKAITAN DAERAH AKTIF DI MATAHARI DENGAN KEJADIAN BADAI GEOMAGNET KUAT

MODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN H JANGKA PENDEK BERDASARKAN DAMPAK GANGGUAN REGULER

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti

BBM 8. RADIASI ENERGI MATAHARI Oleh : Andi Suhandi

Variasi Pola Komponen H Medan Geomagnet Stasiun Biak Saat Kejadian Solar Energetic Particle (SEP) Kuat Pada Siklus Matahari Ke-23

Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi :

Analisis Distribusi Temperatur Atmosfer Matahari saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Palu, Sulawesi Tengah

BAB III SATELIT GRACE DAN VARIASI TEMPORAL GEOID. 3.1 Satelit GRACE (Gravity Recovery and Climate Experiment).

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T

TELAAH MODEL NUMERIK MEKANISME TERJADINYA FLARE DI MATAHARI

KARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNET REGIONAL INDONESIA

KETERKAITAN AKTIVITAS MATAHARI DENGAN AKTIVITAS GEOMAGNET DI BIAK TAHUN

Pertanyaan Final (rebutan)

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

KISI-KISI SOAL SELEKSI PPG SM3T 2015 MATA UJI: PENDIDIKAN IPA

BAB III METODE PENELITIAN

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere

KARAKTERISTIK LONTARAN MASSA KORONA (CME) YANG MENYEBABKAN BADAI GEOMAGNET

MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI. Ahmad Sudirman

Fisika Modern (Teori Atom)

BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH

KELAS VII : SEMESTER 1

PENERAPAN METODE POLARISASI SINYAL ULF DALAM PEMISAHAN PENGARUH AKTIVITAS MATAHARI DARI ANOMALI GEOMAGNET TERKAIT GEMPA BUMI

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.

Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat

PROPAGASI UMUM PEMBAGIAN BAND FREKUENSI RADIO

ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi

TEORI PERKEMBANGAN ATOM

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

SISTEM TATA SURYA. Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima sakti. Suhu

Jupiter: Dewa Zeus. Planet kelima dalam Tata Surya kita adalah Jupiter. Jupiter

PENENTUAN INDEKS IONOSFER T REGIONAL (DETERMINATION OF REGIONAL IONOSPHERE INDEX T )

Dalam pengembangannya, geodinamika dapat berguna untuk : a. Mengetahui model deformasi material geologi termasuk brittle atau ductile

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - Pengertian Gelombang

ISTILAH DI NEGARA LAIN

STUDI PUSTAKA PERUBAHAN KERAPATAN ELEKTRON LAPISAN D IONOSFER MENGGUNAKAN PENGAMATAN AMPLITUDO SINYAL VLF

FI-2283 PEMROGRAMAN DAN SIMULASI FISIKA

Udara & Atmosfir. Angga Yuhistira

PENGARUH SINAR KOSMIK TERHADAP PEMBENTUKAN AWAN TOTAL DAN AWAN ATAS WILAYAH INDONESIA DALAM PERIODE

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

KAJIAN AWAL ABSORPSI IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA FMIN (FREKUENSI MINIMUM) DI TANJUNGSARI

ANALISIS PERBANDINGAN DEVIASI ANTARA KOMPONEN H STASIUN BIAK SAAT BADAI GEOMAGNET

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 2 A. PENGINDERAAN JAUH NONFOTOGRAFIK. a. Sistem Termal

ANALISIS MODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN GEOMAGNET BERDASARKAN POSISI MATAHARI

Transkripsi:

ANCAMAN BADAI MATAHARI 1. Gambaran Singkat Badai Matahari (Solar Storm) adalah gejala terlemparnya proton dan elektron matahari, dan memiliki kecepatan yang setara dengan kecepatan cahaya. Badai Matahari menghasilkan sinar X yang melepaskan radiasi yang sangat ke luar angkasa. Selain itu, matahari juga melepaskan jutaan ton kabut plasma yang memiliki medan magnet sendiri. Dengan kecepatan sekitar 1 000 000 mph atau sekitar 1.852 kilo meter per jam, maka Coronal Mass Ejection (CME) sampai ke bumi hanya dalam waktu beberapa hari sejak terjadinya Badai Matahari. Coronal Mass Ejection (CME) bisa menghantam medan magnet bumi layaknya sebuah palu godam, dan memiliki radius 1.852 kilometer. Bintik hitam (sun spot) merupakan daerah yang mempunyai suhu lebih rendah dibanding daerah sekitarnya. Kondisi tersebut memicu lidah api (solar flare) dan Coronal Mass Ejection (CME) atau terlontarnya materi matahari yang akan mencapai Bumi. Partikel-partikel (meteorit) bekecepatan tinggi dalam jumlah besar yang sampai ke atmosfer Bumi menghasilkan aurora dan badai geomagnetik. Inilah yang disebut solar storm atau badai Matahari. Gbr 1. Aktivitas Matahari Menghasilkan Sloar Flare www.sudomo-gis.com Solar Storm 1

Aktivitas matahari ini terjadi secara berkala dan akan mencapai puncaknya kembali pada tahun 2011 hingga 2012. Puncak aktivitas atau disebut solar maximum umumnya terjadi setiap 11 tahun sesuai dengan siklus perubahan medan magnetik Matahari. 2. Dampak Badai Matahari Terhadap Bumi Beberapa dampak yang akan diterima bumi akibat badai matahari adalah: a. Kejatuhan partikel-partikel (meteorik), yang dengan kecepatan tinggi menembus atmosphere bumi. Meteorik ini akan menghujam permukaan bumi dan menghancurkan berbagai objek diatasnya. Salah satu contoh adalah jatuhnya meteor di Bali tahun 2007. Gbr 2. Meteor Jatuh Di Bali Tahun 2007 b. Badai Geomagnetik, diakibatkan oleh perubahan medan magnet matahari akan memberikan dampak yang luas pada sumber-sumber energi yang terkait langsung dengan Listrik teganngan tinggi, seperti: PLTN, PLTA dan pembangkit-pembangkit listrik lainnya. Di bumi akan terjadi pemadaman listrik total dan krisis energi listrik. Pembangkit listrik juga bisa mengalami kerusakan jika terus dinyalakan pada saat badai berlangsung. Hal ini disebabkan oleh medan magnet bumi yang tidak stabil pada saat badai berlangsung. Tekanan gelombang kejut pada magnetosfir bumi bisa meningkat maupun menurun tergantung pada aktifitas matahari, dan bisa mengacaukan ionosfer. c. Energi Photon, bumi juga akan menerima energy photon berupa gelombang pendek yang terdiri dari Shock Wave Ultra Violet A, B dan C yang akan memusnahkan mahluk hidup dipermukaan bumi. www.sudomo-gis.com Solar Storm 2

d. Noise, partikel bermuatan listrik yang dilontarkan Matahari menghasilkan noise pada frekuensi radio 1,2 hingga 1,6 Giga Hertz. Umumnya noise yang terjadi pada frekuensi yang juga dipakai sinyal GPS ini sangat kecil, sehingga penerima GPS akan menerima sinyal yang sangat buruk pada saat terjadi badai Matahari. Badai matahari juga dapat mengganggu sinyal GPS yang digunakan untuk menyeleraskan jaringan telekomunikasi, misalnya sistem Code Division Multiple Access (CDMA). Salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan sinyal GPS. Namun, hal tersebut harus dilakukan dengan mengubah desain satelit GPS baik hardware maupun software-nya. e. Sistem navigasi, pesawat dan kapal laut pada umumnya menggunakan GPS untuk menentukan posisi pesawat dan pengatur lalu lintas pesawat menggunakannya untuk menentukan jarak antarpesawat serta pengaturan proses take off dan landing. Gbr 3. Solar Storm menabrak magnetosfir bumi. 3. Kajian Ilmiah Tentang Solar Storm Kajian tentang fenomena-fenomena yang terjadi di atmosfer Matahari, ruang antar planet, hingga atmosfer Bumi tidak bisa dipisahkan dari peranan matematika. Berbagai persamaan matematis perlu dibangun guna mengkaji sifat-sifat maupun menirukan prosesnya melalui simulasi komputer. Bumi diselubungi lapisan atmosfer, ionosfer, dan paling luar adalah ruang angkasa atau antariksa. Ini berarti fenomena yang terjadi di antariksa, misalnya bersumber dari Matahari dan mengarah ke Bumi, bisa memberikan dampak bagi lingkungan Bumi. Karena itu, ilmu pengetahuan tentang antariksa harus dikuasai oleh para peneliti, dalam arti bukan hanya pada tahap identifikasi masalah, tetapi juga harus www.sudomo-gis.com Solar Storm 3

dapat dikembangkan lebih komprehensif berlandaskan pengetahuan teori dan memerhatikan hasil-hasil observasi seoptimal mungkin. Perlu disadari bahwa pengembangan ilmu antariksa pada hakikatnya tidak dapat terlepas dari ilmu-ilmu dasar, seperti matematika, fisika, kimia, dan astrofisika (gabungan ilmu astronomi dan fisika). Salah satu bagian dari matematika yang sangat berperan dalam ilmu antariksa adalah pemodelan matematika. Sementara itu, kemampuan untuk melakukan prakiraan (forecast) suatu kejadian di Matahari yang muncul secara stokastik (acak tetapi memiliki pola tertentu terhadap waktu) harus didasari pada model matematika yang diturunkan dari fenomena riil tersebut. Hal yang serupa juga berlaku bila akan memprediksi nilai-nilai besaran fisis di ionosfer dan magnetosfer secara numerik. Selain itu, model matematika yang diturunkan dari suatu fenomena juga dapat memberikan gambaran mengenai perilaku fenomena secara matematis. Salah satu aplikasinya adalah untuk memberikan nilai-nilai kondisi awal (initial condition) untuk keperluan simulasi magneto-hydrodynamics fenomena itu. Beberapa lembaga yang secara terus-menerus melakukan observasi dan kajian mengenai Solar Storm Ini antar lain: a. National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) Hasil pemantauan National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan kedua aktivitas badai Matahari itu berasal dari salah satu kluster titik hitam (sunspot) yang cukup besar. Letupan yang terjadi karena aktivitas di permukaan Matahari tersebut menghasilkan radiasi gelombang radio yang menghujani Bumi b. New Jersey Institute Of Technology (NJIT) Pengukuran dengan teleskop radio di NJIT (New Jersey Institute Of Technology) memastikan bahwa saat puncaknya badai membawa emisi radio dari Matahari hingga 20 ribu kali lebih besar daripada kondisi normal. Hal tersebut cukup untuk mematikan seluruh penerima GPS yang berhadapan langsung dengan Matahari. c. Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics www.sudomo-gis.com Solar Storm 4

Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics mengemukakan bahwa Semburan itu berada pada posisi yang tepat menghadap ke Bumi, oleh karena itu sebuah badai geomagnetik akan menghadang kita beberapa waktu ke depan Gbr 4 Sistem Tata Surya 4. Kesimpulan Para peneliti telah memperkirakan bahwa aktivitas Matahari mengalami siklus 11 tahunan dan akan kembali mencapai puncaknya pada tahun 2011. Aktivitas ini telah lama diketahui dapat mempengaruhi kerja satelit, bahkan menghanguskan sistem elektriknya. Namun, seperti halnya gempa, kapan Solar Storm tersebut terjadi sampai sekarang belum dapat ditentukan waktunya secara tepat. RUJUKAN 1. http://www.noaanews.noaa.gov/stories2007/s2847.htm 2. http://www.swpc.noaa.gov/solarcycle/sc24/pressrelease.html 3. Chapman, S. And Lindzen (1970), Atmosphere, Thermal and Gravitational www.sudomo-gis.com Solar Storm 5