BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

NUR KHOIRON J FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto memiliki luas wilayah 672 Ha yang salah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan perempuan masih menjadi tugas

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. payudara. Di Indonesia, kanker serviks berada diperingkat kedua. trakea, bronkus, dan paru-paru (8.5%), kanker kolorektal (8.

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut kesehatan reproduksi ini, salah satunya adalah kanker

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang merupakan masa peralihan dari masa kanak - kanak ke masa. ancaman kanker serviks yang mengintai setiap waktunya.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2010). Tingginya angka kematian

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal/terus-menerus dan tidak

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servix-uterus suatu daerah pada

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus

dari leher rahim seorang wanita (Kemenkes, 2010). Setiap tahun terdeteksi lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Ariska Mina Purwanti

PENGARUH PENYULUHAN DAN PEMBERIAN LEAFLET KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN PAP SMEAR IBU-IBU DI DUSUN JOGONALAN TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL 1

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Andini Ania Sari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

Upaya Mencegah Kanker Leher Rahim Melalui Deteksi Dini dengan Pemeriksaan Inspekulo Visual Asam Asetat (IVA) B. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sedang berkembang, salah satunya Indonesi (WHO, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. serviks. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

Roswati Dani Ningrum dan Dyah Fajarsari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yaitu serviks atau leher

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dalam program melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

PENGGUNAAN LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit yang ganas dibidang kebidanan dan penyakit kandungan yang masih menempati posisi tertinggi sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan yang banyak diderita diatas usia 18 tahun (Manuaba, 2009). Kanker serviks ini menduduki urutan nomor dua penyakit kanker didunia bahkan sekitar 500.000 wanita diseluruh dunia di diagnosa menderita kanker serviks dan rata-rata 270.000 meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008). World Health Organitation (WHO) menyatakan bahwa sekitar sepertiga kanker dapat disembuhkan jika didiagnosis dan ditangani pada stadium dini, untuk itu perlunya screening kanker seperti melakukan Pap Smear untuk mendeteksi kelainan sel-sel pada serviks (Ocvyanti, 2009). Menurut data dari Yayasan Kanker Indonesia terdapat lebih dari 40.000 kasus baru kanker serviks dengan kisaran angka kematian yang menembus angka 22.000 pada wanita di Asia Tenggara. Di Asia Pasifik, setiap 4 menit seorang wanita meninggal karena kanker ini. Perempuan yang aktif secara seksual memiliki risiko terinfeksi kanker serviks atau tahap awal penyakit ini tanpa memandang usia atau gaya hidup. Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada wanita kedua terbanyak yang diderita di Asia, dan lebih dari 1

2 setengah wanita Asia yang menderita kanker serviks meninggal atau kurang lebih sama dengan 226.000 yang didiagnosa terkena kanker serviks dan sebanyak 143.000 penyebab kematian (Yayasan Kanker Indonesia, 2003). Kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor satu yang sering terjadi pada wanita Indonesia. Di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker serviks per 100.000 penduduk. Tingginya kasus di Negara berkembang ini disebabkan rendahnya tingkat ekonomi dan kurangnya pengetahuan, akses screening dan pengobatan (Dalimartha, 2004). Berdasarkan data kasus penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 24.204 kasus lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 27.125 kasus, terdiri dari kanker serviks 9.113 kasus (37,65%), kanker payudara 12.281 kasus (50,74%), kanker hati 2.026 (8,37%), dan kanker paru 784 kasus (3,24%). Prevalensi kanker di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 adalah sebagai berikut: kanker serviks sebesar 0,028% dan tertinggi di Kota Semarang sebesar 0,382%; kanker payudara sebesar 0,037% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,637%; kanker hati sebesar 0,006% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,034%; kanker paru 0,002% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,027% (Dinkes Jateng, 2009). Saat ini Pap Smear telah dikenal sebagai suatu pemeriksaan yang aman, murah dan telah dipakai bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan sel-sel serviks. Semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi semakin rendah risiko seseorang menderita kanker serviks (Nurann, 2000). Selain dengan Pap Smear, screening dengan program Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)

3 ini dinyatakan juga lebih mudah, lebih sederhana, dan bahkan lebih murah dibandingkan dengan tes Pap Smear. Karena itu, pemeriksaan IVA ini memberikan harapan besar untuk terlindung dari ganasnya efek kanker serviks. Pemeriksaan IVA ini bisa dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan terlatih. Vagina dibuka dengan cocor bebek kemudian leher rahim diolesi asam asetat 3-5% dengan memakai lidi kapas. Hasilnya dapat dilihat satu menit kemudian (Rasjidi, 2008). Sebagian besar penderita kanker sudah dalam stadium lanjut sehingga prosesnya sulit atau tak mungkin lagi disembuhkan.hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap masyarakat tentang kanker serviks masih tergolong rendah, sehingga kesadaran masyarakat untuk screening kanker serviks juga rendah. Oleh karena itu, perlu adanya suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang kanker serviks agar lebih berperan aktif mengikuti program screening kanker serviks. Salah satunya adalah dengan pemberian informasi tentang bahaya kanker serviks dan pentingnya screening bagi wanita dalam upaya deteksi dini kanker serviks. Dengan adanya pengetahuan yang baik tentang kanker serviks dan permasalahannya, diharapkan wanita dapat bersikap dan berpartisipasi aktif dalam program deteksi dini kanker serviks (Rasjidi, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang di dapatkan dengan mewawancarai 5 orang ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang ada di desa Gonilandan Pabelan pada tangal 24 September 2013 bahwa dari jumlah tersebut secara keseluruhan belum pernah melakukan deteksi dini

4 kanker serviks dimana hal tersebut dikarenakan masih rendahnya pengetahuan, sikap ibu-ibu PKK tentang deteksi dini kanker serviks sehingga kesadaran masyarakat untuk melakukan screening kanker serviks masih rendah. Pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pengalaman, pendidikan, instruksi verbal dan penerimaan informasi verbal dari pihak lain, pekerjaan, umur, informasi, media. Masing-masing faktor tidak berdiri sendiri, seringkali merupakan gabungan dari beberapa faktor. Informasi yang dapat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang dapat di peroleh dari berbagai cara misalnya dari media cetak dan media elektronik. Macam-macam dari media cetak adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, sticker dan pamphlet, sedangkan macam-macam dari media elektronik adalah TV, radio, cassete dan slide. Baik media leaflet maupun media elektronik seperti tampilan slide power point lewat LCD adalah salah satu media yang paling sering digunakan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat (Notoatmodjo, 2005). Media penyuluhan elektronik seperti tampilan slide power point lewat LCD memiliki kekurangan maupun kelebihan. Kelebihan media gambar yang di proyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian, sangat praktis dan menyenangkan, warna gambar dapat membantu untuk membuat daya tarik dalam memberi penekanan pada suatu masalah yang sedang dibicarakan namun media elektronik seperti slide power point mempunyai kekurangan berupa kemampuan mengingat isi pesan karena setiap peserta penyuluhan

5 yang berbeda dapat mengakibatkan rendahnya pesan yang di terima. Lain halnya dengan media leaflet, dimana media leaflet dapat dibaca berulangulang oleh peserta penyuluhan sehingga terdapat kesempatan meningkatkan kemampuan mengingat materi. Disisi lain penggunaan leaflet juga mempunyai kekurangan dimana pesan yang disampaikan tidak selengkap seperti pada media slide. Mulidah (2010) menyimpulkan leaflet sangat efektif terhadap perubahan pengetahuan gadis tentang dismenorea. Sedangkan Ma rifah (2013) menyimpulkan penerapan metode Talking Stick dengan media Power Point efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di MTs Ibnul Qoyyim Putri Berbah Sleman Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah seorang anggota ibu-ibu yang aktif dalam kegiatan PKK di desa Gonilan dan Pabelan mengatakan bahwa dalam setiap kegiatan penyuluhan kesehatan yang diadakan saat acara PKK selain dengan metode ceramah, alat bantu yang sering digunakan untuk mendukung berjalannya kegiatan dengan menggunakan media slide power point ataupun leaflet. Berdasarkan hal tersebut menjadikan ketertarikan peneliti untuk meneliti Efektifitas Pendidikan Kesehatan Dengan Menggunakan Media Leaflet dan Media Slide Power Point Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Ibu-Ibu PKK Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo.

6 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut Adakah Terdapat Efektifitas Media Leaflet dan Media Slide Power Poin Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Ibu-Ibu PKK Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui keefektifan penggunaan media leaflet dan media slide power point terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku deteksi dini kanker serviks pada ibu-ibu PKK di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan media leaflet dan media slide power point dalam meningkatkan pengetahuan ibu-ibu PKK tentang deteksi dini kanker serviks. b. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan media leaflet dan media slide power point dalam meningkatkan sikap ibu-ibu PKK terhadap deteksi dini kanker serviks. c. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan media leaflet dan media slide power point dalam meningkatkan perilaku ibu-ibu PKK terhadap deteksi dini kanker serviks.

7 D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, menambah wawasan dan pengalaman khususnya yang berkaitan dengan penggunaan media leaflet dan media slide power point dalam pendidikan kesehatan terhadap perubahan perilaku deteksi dini kanker serviks. 2. Manfaat Praktis a. Institusi Pendidikan 1) Sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya yang terkait dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks (Pap Smear / IVA)dengan menggunakan media leaflet dan media slide power point. 2) Sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar terutama mengenaipenggunaan media leaflet dan media slide power point dalam pendidikan kesehatan terhadap perubahan perilaku deteksi dini kanker serviks (Pap Smear / IVA). b. Peneliti 1) Untuk menambah khasanah keilmuan bagi peneliti. 2) Sebagai bahan masukan untuk peneliti selanjutnya tentang penggunaan media leaflet dan media slide power point dalam penelitian yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan. 3) Memperoleh pengalaman dalam proses penelitian dan wawasan melalui penelitian.

8 c. Masyarakat Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam program deteksi dini kanker serviks. d. Profesi Menambah wawasan tenaga kesehatan untuk meningkatkan program deteksi dini kanker serviks. E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh: 1. Mulidah S, dkk (2010) Studi Efektivitas Leaflet Terhadap Skor Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea di SMP Kristen 01 Purwokerto. Data dianalisis menggunakan skor rata-rata tingkat pengetahuan dan pair "t" test. Populasi penelitian adalah remaja perempuan Kristen SMP 01 dari Purwokerto tahun 2010. Sampel adalah 50 orang. Pengetahuan gadis rata-rata sebelum menerima leaflet adalah 55,20, hasil ini menunjukkan kurang pengetahuan mereka. Pengetahuan gadis rata-rata setelah menerima leaflet meningkat menjadi 74,00. Hasil ini menunjukkan pengetahuan lebih baik setelah menerima leaflet. Efektivitas leaflet terhadap perubahan pengetahuan gadis tentang dismenorea, (P= 0,000). Leaflet sangat efektif terhadap perubahan pengetahuan gadis tentang dismenorea. 2. Muslikha dan Purwanti (2011) Peran Leaflet ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Motivasi Untuk menyususi

9 Secara Eksklusif di BPS NY. Djuwedah Kebasen Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian pra-eksperimen dengan desain penelitian satu kelompok pretest dan posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung di BPS Ny Djuwedah Kebasen Kecamatan Banyumas Kabupaten 2010. Jumlah sampel 31 orang. Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi dan uji Wilcoxon. Sebelum menerima leaflet sebagian besar responden justru memiliki pengetahuan sedang adalah 17 orang (54,8%), setelah menerima leaflet pengetahuan responen meningkat adalah 15 orang (48,4%), sebelum menerima leaflet sebagian besar memiliki motivasi sedang untuk menyusui secara eksklusif sebanyak 20 orang (64,5%), setelah menerima leaflet sebagian besar yang memiliki motivasi tinggi untuk menyusui secara eksklusif sebanyak 16 orang (51,6%), hasil analisis statistik diperoleh p-nilai pengetahuan 0,000 < 0,001 dan motivasi 0,000 < 0,001, maka Ho adalah ditolak. Leaflet memiliki peran dalam peningkatan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan motivasi ibu untuk menyusui secara eksklusif. Diharapkan staf kesehatan memanfaatkan leaflet sebagai media informasi karena leaflet memiliki peran dalam peningkatan pengetahuan ibu memberikan ASI eksklusif dan memberikan motivasi ibu untuk menyusui secara eksklusif. 3. Sugiarsi (2011) Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok Ibu PKK Dalam Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Untuk Mencegah Penyakit Kanker Serviks. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain rancangan one group pretest-posttest. Populasi

10 dalam penelitian ini adalah ibu PKK di Desa Triagan sebanyak 120 orang. Pengambilan sampel diambil dengan teknik random sampling, instrument penelitian ini menggunakan kuesioner, peneliti mengukur tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang deteksi dini kanker serviks. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui Paired Sample T-Test terdapat perbedaan pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan pada nilai p= 0,0001. Terdapat peningkatan singkat terhadap deteksi dini kanker serviks sebelum dan sesudah di beri pendidikan kesehatan pada nilai p= 0,0001. Ada perbedaan perilaku terhadap deteksi dini kanker serviks sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan (p= 0,0001).