INDEK MASSA TUBUH (IMT) PADA WANITA USIA SUBUR HIPERTIROID DI DAERAH MAGELANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN JENIS ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TINGKAT KELAINAN TIROID PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KLINIK LITBANG GAKI MAGELANG TAHUN

HUBUNGAN HIPERTIROID DENGAN AKTIVITAS KERJA PADA WANITA USIA SUBUR

STATUS GIZI IBU MENYUSUI DAN KADAR IODIUM DALAM AIR SUSU IBU DI DAERAH DENGAN NILAI EKSKRESI IODIUM URIN TINGGI

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Program Keluarga Berencana adalah perawatan. kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa

ABSTRAK PENGARUH SARAPAN YANG TIDAK TERATUR, FAKTOR GENETIK TERHADAP RISIKO OBESITAS DAN BMI (BODY MASS INDEX) YANG ABNORMAL

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

Hubungan Kadar Iodium dalam... (Mulyantoro DK, Mohammad Hakimi, Endro Basuki)

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai: Ketahanan pangan terjadi apabila semua orang secara terus

Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

KADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6) YANG TINGGI SEBAGAI PENANDA TERJADINYA OSTEOARTHRITIS LUMBAL PENDERITA NYERI PINGGANG BAWAH BERUMUR DIATAS 55 TAHUN

KORELASI ANTARA ASUPAN SUMBER IODIUM DENGAN STATUS IODIUM PADA WANITA USIA SUBUR

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

ABSTRAK PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

ABSTRAK PENGARUH DURASI TIDUR TERHADAP RISIKO OBESITAS PADA PRIA DEWASA. Mutiara Hermana, 2009 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, MKes, AIF

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak. abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan.


HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN NILAI VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS) PADA MAHASISWA APIKES CITRA MEDIKA SURAKARTA SKRIPSI

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

PERKIRAAN BESAR MASALAH KRETIN DAN HAMBATAN MENTAL DI INDONESIA

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lemak, dan protein. World health organization (WHO) memperkirakan prevalensi

KAJIAN TINGKAT KECENDERUNGAN PRIA DENGAN TESTOSTERON DEFICIENSI SYNDROM TERHADAP RISIKO MENDERITA METABOLIC SYNDROM

HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

PREVALENSI GIZI LEBIH DAN OBESITAS PENDUDUK DEWASA DI INDONESIA

: asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar

HUBUNGAN UMUR DAN SIKAP MENGENAI GIGI TIRUAN DENGAN LAMA PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA PASIEN DI KLINIK GIGI ILHAM BANJARMASIN 2016

PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DRY EYE SYNDROME PADA WANITA USIA SUBUR DAN WANITA MENOPAUSE DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA SKRIPSI

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016.

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG. Styawan Heriyanto

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

PERUBAHAN KADAR IODIUM URIN, TSH, DAN T4 BEBAS PADA WUS SETELAH PEMBERIAN GARAM DOSIS ppm KIO 3

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jaringan yang paling kering, memiliki kandungan H 2 O hanya 10%. Karena itu

Linda Yunitasari 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT, INDEKS MASSA TUBUH, DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PEGAWAI DINAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL PRIA USIA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN Oleh : SUJITHA MUNAIDY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

BAB III METODE PENELITIAN

POLA ASUPAN YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA KUSAMBA KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2015

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

Transkripsi:

Indek Massa Tubuh (IMT)... (Sri Supadmi dan Suryati Kumorowulan) INDEK MASSA TUBUH (IMT) PADA WANITA USIA SUBUR HIPERTIROID DI DAERAH MAGELANG Sri Supadmi dan Suryati Kumorowulan 1 1 Balai Litbang GAKI Magelang Kapling Jayan Borobudur Magelang E-mail: s_padmi@yahoo.com Naskah masuk: 30 September 2009, review: 5 Oktober 2009, naskah layak terbit: 28 Desember 2009. ABSTRACT The problems of nutrition are both of less and over diet. There are caused unbalance of eating pattern. Women of child bearing age with hyperthyroidism will decreased their body weight even though their appetite still good. The data of Healthy Ministry at 2007 shown that 30 million of 118 million women of child bearing age are suffer less chronic energy. The result of Riskesdas at 2007 shown that prevalence of obesity on women are 23,8%. To know the relationship between hyperthyroid with BMI and to know the ratio of prevalence of Body Mass Index with hyperthyroid and normothyroid. The research used cross sectional design with quantitative analyzed. The sample of research consist two group of sample. The first group, women of childbearing age with hyperthyroid; and second group, women of childbearing age with normothyroid. Each group consist of 50 women of childbearing age. Range of age is 15 49 years old. The location of research is at Magelang Central Java. BMI value of women of child bearing age average 23 with standard deviation 4,07. The lowest and the highest value of BMI are 16 and 44. Age mean of Women of child bearing age is 34 years old with Standard Deviation 5,98. Hyperthyroid relation with BMI (p=0,05; RP=0,30; 95% CI: 0,09<RP<1,04). Age relationship with BMI (p>0,05; RP = 0,93; 95% CI: 0,18<RP<4,67). There is no relationship significantly between hyperthyroid with BMI value. Women of child bearing age with hyperthyroid may suffer abnormal BMI value 0,30 times higher than women of child bearing age with normothyroid. Women of child bearing age with less than 40 years old may suffer abnormal BMI value 0,93 times higher than women of child bearing age with more than 40 years old. Keywords: Hyperthyroidism, body mass index, age, women of child bearing age. PENDAHULUAN Hipertiroid merupakan kelainan yang timbul dari kelenjar tiroid karena terlalu aktif memproduksi hormon tiroksin. Hipertiroid disertai berbagai keluhan dan gejala yang sering kali tidak spesifik seperti pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Pada usia > 50 tahun kelainan tiroid tidak nampak adanya gejala bahkan pada usia lanjut lebih dari 70 tahun juga tidak menampakkan gejala yang khas. Gejala ataupun keluhan yang muncul tergantung pada kondisi berat ringannya hipertiroid tetapi juga bisa muncul secara mendadak hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Prevalensi hipertiroid pada wanita dibawah umur 40 tahun adalah 10 per 100.000. Berdasarkan epidemiologis sebanyak 35% hipertiroid ditemukan pada usia > 60 tahun dan sebanyak 15% terdapat pada usia > 65 23

MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2009: 23-30 tahun. Sepertiganya disertai dengan keluhan nafsu makan yang menurun sehingga menyebabkan penurunan berat badan karena terjadi perubahan asupan konsumsi makanan. Perubahan ini dapat diketahui dengan mengukur indek massa tubuh (IMT) pada wanita usia subur 1. Saat ini masih terdapat sekitar 30 juta wanita usia subur yang kurang energi yang disebabkan oleh intake yang tidak adequate maupun penyakit yang menyebabkan gangguan intake makanan. Masalah gizi yang masih dihadapi sampai saat ini diantaranya masalah gizi ganda berupa gizi kurang dan gizi lebih akibat dari pola makan yang tidak seimbang sehingga berdampak pada munculnya penyakit yang menyertainya. Pada wanita yang mengalami penurunan berat badan maka mempunyai potensi untuk menderita hipertiroid. Dari 118 juta wanita usia produktif masih dijumpai sekitar 30 juta menderita kurang energi kronis (KEK) 2. Dari 4 juta ibu hamil yang ada terdapat kira-kira 1 juta yang menderita KEK. Untuk mencapai keseimbangan energi maka perlu dilakukan pemantauan berat badan secara berkala dengan cara mengukur indek massa tubuh (IMT) 3. Hasil survei yang dilakukan pada tahun 2003 ditemukan 35% wanita yang mempunyai ekskresi iodium dalam urin (EIU) lebih dari 300 µg/l yang dapat beresiko mengganggu kesehatan 4. Menurut penelitian Nils Knudsen, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indek massa tubuh (IMT) dengan fungsi tiroid pada wanita mulai usia 18-65 tahun dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara IMT dengan serum TSH 5. Penelitian yang dilakukan oleh M. Dvorakova, dengan subyek penelitian diambil dari 1012 laki-laki dan 1625 wanita umur 18-65 tahun secara acak dengan mengukur TSH, ft4 dan ft3. Karakteristik antropometri diantaranya termasuk umur, berat badan, tinggi badan dan indek massa tubuh (IMT). Hasil penelitian pada wanita menunjukkan bahwa nilai mean IMT 26,2, nilai mean ft3 5,4 pmol/l, nilai mean ft4 15,6 pmol/l dan nilai TSH 2,0 miu/l. Terdapat hubungan yang signifikan antara komposisi tubuh, distribusi lemak tubuh dengan parameter pituitary-thyroid axis 6. Untuk mencegah agar kasus hipertiroid tidak meluas maka perlu dilakukan upaya untuk mendeteksi sedini mungkin terhadap gejala dan keluhan yang muncul dengan melakukan penelitian mengenai nilai IMT pada wanita usia subur yang menderita hipertiroid. Dengan demikian akan diketahui apakah pada wanita usia subur yang IMT rendah akan berhubungan dengan status hipertiroid?, dan apakah pada wanita usia subur yang IMT nya normal akan mempunyai status normotiroid?. Tujuan umum penelitian untuk mengetahui hubungan antara hipertiroid dengan.indek massa tubuh (IMT) Tujuan khusus untuk mengetahui nilai TSH, nilai IMT, nilai rasio prevalensi IMT pada wanita usia subur hipertiroid dan normotiroid, nilai rasio prevalensi IMT pada wanita usia subur yang berumur <40 tahun atau 40 tahun.. 24

Indek Massa Tubuh (IMT)... (Sri Supadmi dan Suryati Kumorowulan) METODE Lokasi penelitian di daerah Magelang Jawa Tengah di wilayah Kecamatan Sawangan, Kecamatan Dukun, Kecamatan Srumbung dan Kecamatan Mertoyudan. Penelitian dimulai dengan melakukan observasi dalam waktu yang sama terhadap variabel faktor resiko dan variabel efek. Sampel diambil dari wanita usia subur yang berumur 15 tahun dan sudah menstruasi sampai dengan umur 49 tahun yang belum menopause. Desain penelitian menggunakan rancangan cross-sectional dengan dua sampel yaitu wanita usia subur hipertiroid dan wanita usia subur normotiroid. Jenis penelitian bersifat kuantitatif (penelitian analitik) untuk mengetahui adanya hubungan antara hipertiroid dengan indek massa tubuh pada wanita usia subur. Kriteria inklusi adalah wanita usia subur yang menderita hipertiroid sebagai kelompok resiko serta wanita usia subur yang normotiroid (mempunyai nilai TSH normal) sebagai faktor yang tidak beresiko. Kriteria eksklusi adalah wanita usia subur yang cacat fisik (bungkuk) karena kondisi ini tidak memungkinkan dilakukan pengukuran tinggi badan,dan sulit diajak komunikasi. Besar sampel dari Lemeshow untuk menguji hipotesis terhadap rasio prevalensi dengan 1-β = 80%, tingkat kemaknaan 0,05 diperoleh sampel terdiri dari 50 orang dari kelompok hipertiroid dan 50 orang dari kelompok normotiroid. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan cara systematic sampling. Analisis data meliputi analisis univariabel, analisis bivariabel. Menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Tabel 1. Rata-rata Nilai IMT dan Umur Pada Wanita Usia Subur Variabel Rata-rata ± SD Minimum Maksimum IMT 23.28 ± 4.07 16.0 44.0 Umur (tahun) 34.90 ± 5.98 20 49 Hasil analisis diatas didapatkan rata-rata nilai IMT wanita usia subur adalah 23.28 ± 4.07. Nilai IMT yang terendah 16 dan tertinggi 44. Rata-rata umur wanita usia subur 34.90 ± 5.98. Umur yang termuda 20 tahun dan umur yang tertua 49 tahun. Wanita usia subur yang yang menderita hipertiroid mempunyai jumlah yang sama dengan wanita usia subur normal (normotiroid) masingmasing sebesar 50 orang (50%) dari total subyek 100 wanita usia subur. 25

MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2009: 23-30 Grafik 1. Nilai TSH Pada Wanita Usia Subur Hipertiroid. Grafik diatas menunjukkan bahwa pada wanita usia subur yang menderita hipertiroid mempunyai nilai TSH mean 0,19 µiu/ml, nilai ini sama dengan median 0,19 µiu/ml dengan standar deviasi 0,119 µiu/ml. Nilai TSH terendah 0,00 µiu/ml dan nilai TSH tertinggi 0,39 µiu/ml. Dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan hasil estimasi interval dari nilai TSH pada wanita usia subur yang hipertiroid berkisar antara 0,15-0,22 µiu/ml. Pada wanita usia subur yang normotiroid diperoleh nilai TSH mean 2,00 µiu/ml, median 1,73 µiu/ml dan standar deviasi 0,91 µiu/ml. Nilai TSH yang terendah 0,46 µiu/ml dan nilai TSH yang tertinggi 4,70 µiu/ml. Pada tingkat kepercayaan 95% diketahui hasil estimasi interval dari nilai TSH wanita usia subur yang normotiroid berkisar antara 1,74-2,26 µiu/ml. Grafik 2. Nilai IMT Pada Wanita Usia Subur Hipertiroid dan Normotiroid 26

Indek Massa Tubuh (IMT)... (Sri Supadmi dan Suryati Kumorowulan) Dari 100 subyek wanita usia subur (WUS) yang mempunyai nilai IMT paling banyak berada pada kategori gemuk 69 orang (69%) sedangkan pada kategori normal dan kurus hampir seimbang berturut-turut 18 orang (18%) dan 13 orang (13%). Pada wanita usia subur yang menderita hipertiroid diperoleh nilai IMT paling banyak terletak pada kategori III = gemuk ( 25) sebanyak 58 %, dibawahnya berturut-turut kategori II= normal (18,5-25) 24 % dan kategori III = kurus (<18,5) 8 %. Pada wanita usia subur yang normal ( tidak menderita hipertiroid) diperoleh nilai IMT paling banyak berada pada kategori III = gemuk 70 % kemudian pada kategori II = normal 12 % dan kategori III = kurus 18%. Pada analisis hubungan maka nilai IMT akan dikelompokkan menjadi IMT normal (18,5-25) dan IMT tidak normal (<18,5 dan >25). Dari total wus yang hipertiroid maupun normotiroid ditemukan bahwa yang mempunyai IMT normal 85 % dan IMT tidak normal 15 %. Wanita usia subur yang berumur < 40 tahun ternyata lebih banyak yaitu sebesar 86 orang (86%) jika dibandingkan dengan wanita usia subur yang berumur 40 tahun 14 orang (14%). Pada wanita usia subur yang menderita hipertiroid ditemukan sebanyak 82% berumur < 40 tahun angka ini lebih banyak jika dibandingkan dengan yang berumur 40 tahun hanya 18%. Pada wanita usia subur yang normal (tidak menderita hipertiroid) ditemukan lebih banyak 90% berumur < 40 tahun jika dibandingkan dengan yang berumur 40 tahun hanya mencapai 10 %. Grafik 3. Kelompok Umur Pada Wanita Usia Subur Hipertiroid dan Normotiroid 27

MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2009: 23-30 Tabel 2. Hubungan Hipertiroid dengan IMT (Indek Massa Tubuh) Variabel IMT X 2 p- Tidak normal Normal value n n Status tiroid RP 95%-CI -Hipertiroid 39(78%) 11(22%) 3.84 0.05 0.30 0.09-1.04 -Normotiroid 46(92%) 4(8%) Umur -< 40 tahun 73(84.9%) 13(15.1%) 0.007 0.93 0.93 0.18-4.67-40 tahun 12(85.7%) 2(14.3%) Dari data diatas ditemukan sebanyak 39 (78%) wanita usia subur (WUS) yang menderita hipertiroid mempunyai IMT tidak normal. Pada wanita usia subur yang mempunyai nilai IMT normal dan menderita hipertiroid sebanyak 11(22%). Nilai X 2 = 3.84 dan (p=0.05) hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara hipertiroid dengan nilai IMT pada WUS. Wanita usia subur hipertiroid akan mempunyai nilai IMT menjadi tidak normal sebesar 0.30 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita usia subur yang normotiroid. Rasio prevalensi IMT adalah 0.30 pada interval kepercayaan (95%) antara 0.09-1.04. Wanita usia subur yang berumur < 40 tahun dan juga mempunyai nilai IMT tidak normal sebanyak 73 (84.9%) nilai ini lebih banyak bila dibandingkan dengan wanita usia subur yang berumur 40 tahun yang mempunyai IMT tidak normal sebanyak 12 (85.7%). Nilai X 2 = 0.007 dan p>0.05 hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara umur wanita usia subur dengan nilai IMT. Wanita usia subur yang berumur < 40 tahun akan mempunyai nilai IMT menjadi tidak normal sebesar 0.93 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita usia subur yang berumur 40 tahun. Rasio prevalensi IMT adalah 0.93 pada interval kepercayaan (95%) antara 0.18-4.67. PEMBAHASAN Dari hasil analisis menunjukkan bahwa wanita usia subur yang menderita hipertiroid dan juga mempunyai nilai IMT kategori kurus (<18,5) sebanyak 8%. Analisis bivariat menemukan wanita usia subur yang menderita hipertiroid dan mempunyai IMT tidak normal sebanyak 39 (78%). Dari uji statistik diperoleh hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertiroid dengan nilai IMT. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ata, bahwa pada pasien yang hipertiroid maka akan mengalami kehilangan berat badan yang semakin lama semakin menjadi kurus 7. Menurut Guyton, apabila produksi hormon tiroid terjadi peningkatan maka akan memberikan efek terhadap berat badan yang hampir selalu menurun 8. Menurut Francis Greenspan, tirotoksikosis 28

Indek Massa Tubuh (IMT)... (Sri Supadmi dan Suryati Kumorowulan) adalah sindroma klinis yang terjadi bila jaringan terpajan hormon tiroid dalam kadar tinggi yang kebanyakan disebabkan oleh hiperaktivitas kelenjar tiroid atau hipertiroidism. Gambaran klinis pada individu termasuk sering terjadi penurunan berat badan yang jelas walaupun tanpa terjadi penurunan nafsu makan 9. Hasil analisis menemukan sebanyak 73 (84.9%) wanita usia subur yang berumur < 40 tahun ternyata mempunyai nilai IMT tidak normal. Hasil ini mempunyai kemiripan dengan yang disampaikan oleh Guyton (1991) bahwa prevalensi hipertiroid lebih kurang 10 per 100.000 pada wanita dibawah umur 40 tahun. Hal serupa diungkapkan oleh Guyton, bahwa pada tirotoksikosis sebanyak 15% disertai dengan gangguan nafsu makan yang menurun sehingga menyebabkan berat badan berangsur angsur turun 1. Namun pada analisis ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan IMT pada wanita usia subur. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang tetap mempertimbangkan keterbatasan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan: 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertiroid dengan nilai IMT wanita usia subur. 2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan nilai IMT wanita usia subur. 3. Pada wanita usia subur yang menderita hipertiroid diperoleh 4. 5. 6. hasil bahwa nilai IMT paling banyak terletak pada kategori III = gemuk ( 25) sebanyak 58 %. Pada wanita usia subur yang berumur < 40 tahun mempunyai nilai IMT tidak normal sebanyak 84.9% Wanita usia subur hipertiroid maka kemungkinan mempunyai nilai IMT menjadi tidak normal sebesar 0.30 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita usia subur yang normotiroid. Wanita usia subur yang berumur <40 tahun kemungkinan mempunyai nilai IMT menjadi tidak normal sebesar 0.93 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita usia subur yang berumur 40 tahun. SARAN Perlu memantapkan pemantauan berat badan secara berkala setiap bulan sekali kususnya pada wanita usia subur yang terdeteksi hipertiroid. Monitoring status gizi dimasyarakat untuk menjaring gejala awal yang muncul dengan melalui pemantauan status gizi (PSG). DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. Guyton. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Edisi Revisi. Mississippi: Department of Physiology and Biophysics; 1991. Departemen Kesehatan RI. Gizi Tentukan Kualitas Hidup. Jakarta: Pusat Komunikasi Publik, 2007. Departemen Kesehatan RI. Pesan Gizi Seimbang. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Kerjasama dengan World Health Organization.Jakarta; 1994. 29

MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2009: 23-30 4. 5. 6. Ministry of Health, Directorate General of Community Health, Directorate of Community Nutrition. Technical Assistance for Evaluation on Intensified Iodine Deficiency Control Project, Final Report; 2003. Knudsen N. Small Differences in Thyroid Function May Be Important for Body Mass Indek and the Occurrence of Obesity in the Population. The Journal of Clinical Endocrinology&Metabolism. 2005;90(7): 4019-4024. Dvorakova M. Relationship Berween Pituitary-Thyroid Axis Hormones and Anthropometric parameters in Czechh Adult Population. Institute of endocrinology, Prague, Czech 7. 8. 9. Republic. Physiological Research. 2008;57 Suppl 1: S127-S134. Ata. The Symptons of Graves Disease Stem partly from Hyperthyroidism and Partly as Consequence of Auto immunity. 2003. Diunduh dari http://www. thyroidimaging.com, tanggal 2007 Mei 10. Guyton. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Mississippi: Department of Physiology and Biophysics; 1997. Greenspan, Baxter. Endokrinologi Dasar & Klinik. Edisi 4. San Fransisco: Department of Medicine, and Chief, Thyroid Clinic University of California; 2000. 30