BAB I PENDAHULUAN. Orang tua menginginkan pendidikan mengedepakan pendidikan sesuai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan

Makalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG. Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

DOKUMENTASI PENELITIAN BEBERAPA GAMBAR SATWA, SEBAHAGIAN KAWASAN WISATA BUKIT LAWANG DAN BANGUNAN YANG ADA INDIKASI PEMILIKAN ORANG ASING

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

LAMPIRAN. Penentuan negara-negara yang dijadikan sample tersebut didasarkan atas tiga kategori, yaitu:

Distr.: Terbatas 15 Oktober Asli: Bahasa Inggris

PENDIDIKAN BERKEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

PT.PRESSTI ASIA INDONESIA

Program Beasiswa Erasmus Lifelong Learning Programme

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

DATA KUNJUNGAN GEDONG KIRTYA TAHUN ,546 1,006 1,178 1,404 1,703 2,628 1,234 1, , ,051 35,671 DOMESTIK

Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia


REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan

7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan, dan

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SEKOLAH ALTERNATIF. (Studi Etnografi di SMP Alternatif Bumi Madania Salatiga)

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 123/PMK.04/2011 TENTANG

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN II DAN JANUARI JUNI TAHUN 2016

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dijamin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang melanda dunia membawa berbagai konsekuensi logis bagi

RENCANA DAN REALISASI INVESTASI DAN TENAGA KERJA PMDN MENURUT SEKTOR EKONOMI DI NTB TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau sederajat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

1. Latar Belakang Kemunculannya

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. dan dirinya sendiri. Orang tua tidak memiliki waktu yang cukup dan tidak

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komoditas Udang di Pasaran Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. konsep tersebut. Dalam buku-buku pengantar antropologi selalu disebutkan

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

Perjalanan ke UE dari Indonesia dan Brunei. Visa untuk Warga Indonesia dan Brunei yang bepergian ke Eropa

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu

Ketenagakerjaan Indonesia dan Distribusi Upah Peserta Jaminan Pensiun

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

PENGEMBANGAN KURIKULUM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (STUDI DI SMP NEGERI 3 PETERONGAN JOMBANG)

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning

Data Mining untuk Indeks Pembangunan Manusia

Pedoman Penjaminan Mutu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG MEMUTUSKAN:

BABI PENDAHULUAN. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Juli tahun 2007 Komite Keselamatan Udara Uni Eropa mengeluarkan larangan

BAB III METODE PENELITIAN

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.IZ TAHUN 2005.

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan oleh siswa sehingga menjadi kebiasaan. Dalam pendidikan keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi dalam proses pembelajaran harus terus dikembangkan agar membawa dampak yeng lebih baik di masa yang akan datang. Namun, di sisi lain peran orang tua yang menuntut segala sesuatau dengan standar tinggi akan tetapi karena keinginan orang tua sampai tidak satu pun bisa dijangkaunya. Peserta didik tidak diberi kesempatan untuk merasakan hal-hal di bawah standar yang ditetapkan orang tua. Jika prestasi mereka di bawah standar, maka hanya hukuman yang akan ditetapkan. Oleh karena itu, tidak mungkin mereka bisa menikmati aktivtas sekolah ketika peserta didik merasa kegiatan tidak membuat nyaman akibat tekanan yang didapatkannya. Orang tua menginginkan pendidikan mengedepakan pendidikan sesuai kualitas pendidikan sekarang, untuk menciptkan kebutuhan yang diperlukan berupa akademik dan prestasi sedangkan, peserta didik dengan sendirinya akan berusaha mendapatkan prestasi sesuai dengan budaya belajar mereka sendiri. 1

2 Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia ada bebarapa beberapa macam. Terutama pada pendidikan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development(OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional. Yang termasuk anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) ialah: Australia, Austria, Belgia, Kanada, Republik Ceko, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Irlandia, Italia, Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, Belanda, New Zealand, Norwegia, Polandia, Portugal, Republik Slovakia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Turki, Inggris, Amerika dan negara maju lainnya seperti Chili, Estonia, Israel, Rusia, Slovenia, Singapore, dan Hongkong. Kualitas pendidikan nasional mengacu kepada delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan kualitas internasional diukur dengan kriteria-kriteria internasional yang dikaji secara seksama melalui persandingan SNP dengan standar/kriteria mutu internasional dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum Internasional, pertukaran informasi, studi banding. Salah satu sakolah favorit di kabupaten Demak yang juga berpredikat sebagai Rinisan Sekolah Bertaraf Internasional. SMP Negeri 2 Demak, menjalankan proses pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

3 dan diperkaya dengan sistem pendidikan dari negera-negara maju. Proses pembelajaran didasarkan pada nilai-nilai inti dan budaya lokal yang mengedepankan proses pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan. Berdasarkan budaya belajar siswa yang mempunyai keterkaitan dengan prestasi belajar, sebab dalam budaya belajar mengandung kebiasaan belajar dan cara-cara belajar yang dianut oleh siswa. Budaya belajar yang baik akan berdampak pada prestasi yang baik pula. Menurut Tarmizi (2008) budaya belajar yang baik mengandung suatu ketetapan, keteraturan menyelesaikan tugas dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi belajar sehingga semua itu akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Budaya belajar dapat dilihat dari dampak negatif maupun dampak positif dalam budaya belajar. Dalam hal ini (Slameto, 2003: 73) berpendapat, Banyak siswa gagal belajar akibat karena mereka tidak mempunyai budaya belajar yang baik, mereka kebanyakan hanya menghafal pelajaran. Pendapat tersebut dipertegas pula oleh William H. Burton dalam Oemar Ham'alik (2008) yang temasuk dalam salah satu prinsip belajar, yaitu: Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya. Belajar apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari. Pembelajaran matematika menuntut peserta didik untuk belajar sesuai dengan alokasi waktu yang telah di tentukan, menghafal rumus, belajar dalam ruangan dan hanya mengejar nilai akademis saja. Pada kenyataannya budaya belajar tersebut menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Di mana tujuan dari pembelajaran

4 matematika adalah peserta didik dapat menemukan suatu cara untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan matematika secara informal dalam pembelajaran di kelas. Supaya tujuan pembelajaran matematika dapat diterima oleh peserta didik dan mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal. Jadi, budaya belajar yang baik mengandung suatu ketetapan, keteraturan menyelesaikan tugas, konsentrasi yang baik, memanfaatkan waktu belajar, disiplin dalam belajar, kegigihan/keuletan dalam belajar, konsisten dalam menerapkan cara belajar efektif dan mempunyai daya saing yang tinggi dengan negara lain. Demikian pula sebaliknya, budaya belajar yang kurang baik akan membentuk siswa RSBI menjadi pribadi yang malas, bertindak semaunya sendiri dan tidak teratur. Budaya belajar yang menyenangkan dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan dapat memberikan dampak yang positif bagi diri siswa RSBI khususnya dalam hal penguasaan materi, suasana yang terjadi akan lebih menyenangkan dan menantang para guru untuk mengembangkan metode dan model pembelajaran yang baik. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran matematika, dibutuhkan budaya pembelajaran yang menyenangkan baik untuk siswa itu sendiri maupun guru yang ada. Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: Budaya Belajar Matematika Siswa RSBI.

5 B. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada bagaimana budaya belajar matematika siswa sekolah RSBI di SMP N 2 Demak. Fokus penelitian kemudian dirinci menjadi dua sub fokus. 1. Bagaimana budaya belajar matematika siswa RSBI pada proses belajar mengajar di kelas? 2. Bagaimana budaya belajar matematika siswa RSBI pada saat di luar kelas? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan memaparkan budaya belajar matematika yang digunakan di SMP RSBI 2. Tujuan Khusus a. Memaparkan budaya belajar matematika siswa RSBI pada proses belajar mengajar di kelas di SMP N 2 Demak b. Memaparkan budaya belajar matematika siswa RSBI pada saat di luar kelas di SMP N 2 Demak D. Manfaat Penelitian Sebagai studi ilmiah, studi ini dapat memberi sumbangan koseptual utamnaya kepada pendidikan matematika dan juga memberi uraian substasial

6 kepada lembaga pendidikan formal, para guru, peserta didik yang berupa budaya belajar matematika. 1. Manfaat Teoritis Secara umum studi ini memberikan sumbangan kepada bidang pendidikan matematika, terutama dalam budayapembelajaran matematika.budaya belajar yang berkualitas akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar. Secara khusus, studi ini memberi uraian alternative budaya belajar matematika yang berbeda dari cara belajar sebelumnya. 2. Manfaat Praktis Pada tataran praktis studi ini memberi sumbangan kepada lembaga pendidikan baik formal maupun informal. Lembaga pendidikan dapat memanfaatkan hasil studi ini untuk mengembangkan budaya belajar matematika yang efektif, efisien, dan tepat sasaran pada anak RSBI. Cara belajar dalam bidang pembelajaran merupakan kebutuhan sangat penting, karena dengan cara belajar yang salah maka semua tujuan pendidikan tidak akan tercapai bagi para siswa, guru, maupun sekolah. Pengembangan metode belajar ini digunakan untuk mengaplikasi pengembangan pembelajaran matematika lebih lanjut E. Definisi Istilah 1. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah suatu sekolah yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada

7 tiap aspeknya meliputi kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian serta telah menyelenggarakan dan menghasilkan lulusan dengan ciri keinternasionalan. Disamping itu, SBI juga mampu mengembangkan budaya sekolah dan lingkungan sekolah yang mendukung ketecapaian standar internasional dari berbagai aspek. 2. Budaya Belajar Matematika Budaya belajar matematika adalah kebiasaan kebiasaan yang sering dilakukan individu dalam memperoleh beberapa kecakapan, kecerdasan, dan ketrampilan pada pelajaran matematika. 3. Budaya Siswa Belajar Matematika Budaya siswa belajar matematika adalah kebiasaan yang sering dilakukan siswa dalam hal ini siswa rintisan sekolah bertaraf internasional dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan tentang matematika sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya