Persyaratan. Oleh: A FAKULTA

dokumen-dokumen yang mirip
KESANTUNA SKRIPSI. Persyaratan. Oleh: A

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, maksud, pikiran, lain-lain. Sarana komunikasi tersebut. masyarakat dan bahasa tidak dapat dipisahkan.

Artikel Publikasi TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

PENYIMPANGAN KESANTUNAN TINDAK TUTUR SISWA DI LINGKUNGAN SMAN 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN.. ABSTRAK... ABSTRACT. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN...

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

III. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

III. METODE PENELITIAN. kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN BAHASA IKLAN POLITIK PADA SLOGAN CALEG DPRD DALAM SPANDUK PEMILU DI KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

ANALISIS IDIOMATIK PADA ARTIKEL BERITA DI HARIAN SOLOPOS EDISI DESEMBER 2012 : KAJIAN SEMANTIK

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PELANGGARAN PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA PADA RUBRIK POJOK NUWUN SEWU

TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN MAKSIM PADA WACANA HUMOR AH...TENANE DALAM SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER S.D. DESEMBER 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

Diajukan Oleh: HARIYANTO A

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

KAJIAN PRAGMATIK PADA WACANA POJOK HARIAN BALI POST : Sebuah Tinjauan Pragmatik

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

PRATIWI AMALLIYAH A

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

Transkripsi:

1 ANALISIS PENGGUNAANN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA WACANA POJOK NUWUNN SEWU KORAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2014 ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: ABDUL MUKHLIS A310110063 FAKULTA S KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

2

3 ANALISIS PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA WACANA POJOK NUWUN SEWU KORAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2014 Abdul Mukhlis Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57102abdulmukhlis75@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu: (1) Mendeskripsikan bentuk penggunaan prinsip kesantunan dan skala kesantunan pada wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos Edisi Oktober 2014, (2) Mendeskripsikan bentuk penyimpangan prinsip kesantunan dan skala kesantunan pada wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos Edisi Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini berupa bentuk penggunaan dan penyimpangan prinsip kesantunan yang terdapat pada wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos. Data yang diteliti dalam penelitian ini adalah satuan-satuan lingual baik berupa kata, frasa, klausa dan kalimat yang memanfaatkan dan menyimpang dari prinsip kesantunan berbahasa. Metode dan teknik pengumpulan data menggunakan metode simak, teknik lanjutannya adalah teknik baca dan catat. Teknik analisis data menggunakan teknik padan pragmatis. Berdasarkan analisis data, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa data bentuk penggunaan dan penyimpangan pada wacana pojok Nuwun Sewu ditemukan sebanyak 40 data. 21 data merupakan bentuk tuturan yang memanfaatkan prinsip kesantunan pada masing-masing maksim berikut. Maksim kearifan terdapat 4 tuturan, maksim kedermawanan sebanyak 1 tuturan, maksim pujian 2 tuturan, maksim kesepakatan 11 tuturan, maksim simpati sebanyak 5 tuturan. Adapun pada maksim kerendahan hati tidak ditemukan tuturan yang memanfaatkan maksim tersebut. Data yang menyimpang dari prinsip kesantunan ditemukan sebanyak 19 tuturan. Penyimpangan pada maksim kearifan ditemukan sebanyak 10 tuturan, maksim kedermawanan 1 tuturan, maksim pujian terdapat 4 tuturan, maksim kerendahan hati 1 tuturan, maksim kesepakatan 5 tuturan, dan maksim simpati 1 tuturan. Penggunaan prinsip kesantunan melalui maksim-maksim tersebut mendominasi data pada wacana pojok Nuwun Sewu, namun pemanfaatan kesantunan pada maksim kerendahan hati tidak terdapat dalam penelitian ini. Kata kunci: Wacana Pojok, Prinsip Kesantunan, Skala Kesantunan.

1 Pendahuluan Bahasa merupakan alat interaksi untuk berkomunikasi antara manusia satu dengan manusia yang lain. Bahasa selain dapat disampaikan secara lisan, juga dapat disampaikan secara tertulis. Ketika menyampaikan bahasa, tidak jarang seseorang menyatakannya secara tidak langsung. Artinya, saat berbahasa seseorang menyatakan maksud tuturannya secara tersembunyi (implisit). Selanjutnya, untuk memahami sebuah tuturan dari seseorang juga perlu mempertimbangkan dan memperhatikan fenomena-fenomena yang ada di luar tataran kebahasaan (konteks). Penelitian dengan menggunakan pendekatan pragmatik dapat dilakukan pada segala macam bentuk-bentuk tuturan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik secara lisan maupun tulis. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prinsip kesantunan yang ada pada wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos karena tuturan yang ada pada wacana tersebut mengandung maksud tertentu (sindiran atau komentar) yang memanfaatkan prinsip kesantunan sekaligus menyimpang dari prinsip kesantunan.pemilihan kajian kesantunan berbahasa sebagai pijakan dalam penelitian ini didasarkan atas keprihatinan peneliti terhadap maraknya ketidaksantunan bahasa di media massa, terutama media cetak (koran). Wacana pojok Nuwun Sewu merupakan salah satu wacana yang terdapat dalam koran Solopos. Berdasarkan tata letaknya, wacana pojok Nuwun Sewu terletak di pojok bawah sebelah kanan yang menyatu dengan kolom Gagasan. Wacana pojok Nuwun Sewu berisi tentang tanggapan atas situasi aktual atau kebijakan dari pejabat yang bersifat kontroversi. Cara penyajiannya disampaikan dengan gaya bahasa sentilan, sindiran, ataupun kritikan sehingga hal tersebut sangat menarik apabila diteliti dari segi kesantunan bahasanya. Berdasarkan latar belakang di atas, masalah pokok yang akan dicari jawabannya yaitu, bagaimana bentuk penggunaan dan penyimpangan prinsip kesantunan serta skala kesantunan yang ada pada wacana pojok Nuwun Sewu

2 koran Solopos Edisi Oktober 2014?Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk penggunaan dan penyimpangan prinsip kesantunan serta skala kesantunan pada wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos Edisi Oktober 2014. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan kajian prinsip kesantunan, terutama dalam hal penggunaan dan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa.penelitian ini juga dapat memberi andil dalam membantu pembaca koran Solopos untuk memahami maksud tuturan wacana pojok Nuwun Sewu yang memanfaatkan penggunaan dan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa. Penelitian Ariyani (2010) dalam skripsinya berjudul Pelanggaran Prinsip Kesantunan dan Implikatur dalam Acara Opera Van Java di Trans 7: Sebuah Kajian Pragmatik. Persamaan dan perbedaan penelitian Ariyani dengan penelitian ini, yakni sama-sama meneliti tentang prinsip kesantunan berbahasa. Dalam penelitian ini, dikaji bentuk-bentuk penggunaan dan penyimpangan terhadap prinsip kesantunan berbahasa. Adapun perbedaannya adalah pada subyek penelitiannya. Penelitian ini meneliti wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos dan penelitian Ariyani meneliti tuturan dalam acara OVJ. Prayitno (2010) meneliti tentang prinsip kesantunan yang direalisasikan dalam judul Perwujudan Prinsip Kerjasama, Sopan Santun, dan Ironi para Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemkot Berbudaya Jawa. Persamaan penelitian Prayitno dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang prinsip kesantunan. Adapun perbedaannya penelitian Prayitno meneliti tuturan oleh pejabat dalam rapat dinas di pemkot, sementara penelitian ini meneliti wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos. Zamzani, dkk (2011) melakukan penelitian berjudul Pengembangan Alat Ukur Kesantunan Bahasa Indonesia dalam Interaksi Bersemuka. Penelitian ini menunjukkan bahwatindak tutursopandapat diklasifikasikanberdasarkantopikdan fungsi. Persamaan dan perbedaan antara penelitian Zamzani, dkk dengan

3 penelitian ini yaitu persamaannya terletak pada objek kajiannya, yakni meneliti kesantunan berbahasa. Perbedaannya adalah pada subjek penelitiannya, jika penelitian Zamzani meneliti kesantunan pada interaksi sosial, penelitian ini meneliti kesantunan pada wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos. Noviastuti, dkk (2014) meneliti kesantunan berbahasa dengan judul Kesantunan Berbahasa dalam Wacana SMS Pembaca pada Rubrik Halo Jogja di Surat Kabar Harian Jogja. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pematuhan maksim kesantunan berbahasa, pelanggaran maksim kesantunan berbahasa, serta pematuhan dan pelanggaran maksim kesantunan berbahasa sekaligus dalam satu tuturan. Persamaan penelitian Noviastuti (2014) dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji kesantunan berbahasa. Perbedaannya terletak pada subjek yang digunakan dalam penelitian. Jika pada penelitian Noviastuti meneliti wacana SMS pada surat kabar Harian Jogja, penelitian ini meneliti wacana pojok Nuwun Sewu pada koran Solopos. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif lebih menekankan analisis pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah (Azwar, 2010:5). Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang diperoleh tidak dapat dituangkan dalam bentuk bilangan atau pengolahan secara statistik. Data dalam penelitian ini adalah wacana singkat berupa klausa dan kalimat yang ada pada wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos. Adapun sumber data merupakan tempat asal mula ditemukannya data-data yang diteliti. Sumber data dalam penelitian ini adalah wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos edisi bulan Oktober tahun 2014. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode simak.metode simak memiliki teknik dasar sadap, yaitu penyimakan yang diwujudkan dengan penyadapan terhadap bahasa berbentuk teks

4 (Mahsun, 2005:92). Selanjutnya teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik baca dan catat. Teknik baca digunakan dalam penelitian ini karena untuk memperoleh data dilakukan dengan membaca penggunaan tuturan. Adapun teknik catat merupakan teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode simak. Tujuan keabsahan data adalah untuk meyakinkan bahwa temuan-temuan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan. Ketekunan ketika melakukan pengamatan merupakan upaya yang dilakukan untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini. Tujuan ketekunan pengamatan yaitu untuk menemukan data-data dan beberapa aspek yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti guna mendapatkan data yang valid dan akurat. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode padan.selanjutnya, untuk melaksanakan metode padan digunakanlah teknik padan pragmatis. Lebih lanjut, Sudaryanto (1993:13) menyatakan bahwa padan pragmatis merupakan metode yang alat penentunya adalah mitra tutur.teknik ini digunakan untuk menjelaskan maksud tuturan yang menyebabkan adanya penggunaan dan penyimpangan terhadap prinsip kesantunan pada wacana pojok Nuwun Sewu koran Solopos. Hasil dan Pembahasan Santun berbahasa menuntut setiap peserta pertuturan harus memperhatikan prinsip-prinsip atau kaidah kesantunan berbahasa. Berdasarkan pengamatan terhadap data, ditemukan sebanyak 40 data. Data yang memanfaatkan prinsip kesantunan berbahasa ditemukan sebanyak 21tuturan. Adapun data yang menyimpang dari prinsip tersebut ditemukan sebanyak 19 tuturan.

5 A. Penggunaan Prinsip Kesantunan dan Skala Kesantunan pada Wacana Pojok Nuwun Sewu Prinsip kesantunan Leech meliputi maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Namun, data tuturan yang memanfaatkan penggunaan maksim kerendahan hati tidak ditemukan dalam penelitian ini. 1. Maksim Kearifan Data yang memanfaatkan penggunaan prinsip kesantunan pada maksim kearifan ditemukan sebanyak tigatuturan, yaitu data bernomor 22, 24, dan 40. Berikut adalah deskripsi terhadap salah satu data tersebut. (1) Prabowo Subianto mengaku siap bekerja sama dengan Jokowi. Yang masih dendam kan antek-antek nya. (22/22/10/2014) Bagian situasi (Pn) pada sajian data (1) termasuk dalam tindak tutur asertif, yaitu menyatakan. Adapun bagian tanggapan (Pt) pada data tersebut merupakan tindak tutur deklaratif karena mengucilkan pihak ke tiga atau pendukung Prabowo. Bagian tanggapan (Pt) memanfaatkan maksim kearifan karena (Pt) meminimalkan kerugian yang dialami Prabowo (Pn) dengan semaksimal mungkin. Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai upaya menyelamatkan muka lawan tutur. Derajat kesantunan sajian data (1) di atas jika ditinjau dari skala untungrugi termasuk memiliki kesantunan yang tinggi, sebab pihak (Pt) menguntungkan pihak (Pn) atau tidak menyalahi acuan skala untung-rugi. Berlaku pula pada skala keopsionalan dan ketaklangsungan, sajian data tersebut tergolong santun. Hal ini disebabkan oleh adanya jawaban lain yang ditujukan kepada pihak (Pn) dari pihak (Pt). Sementara itu, pada skala ketaklangsungan dianggap santun karena mengacu kepada ketidaklangsungan maksud tuturan yang diujarkan oleh pihak (Pt) yang sebenarnya menyinggung pihak (Pn).

6 2. Maksim Kedermawanan Berdasarkan pengamatan terhadap data, ditemukan satu tuturan yang memanfaatkan penggunaan prinsip kesantunan pada maksim kedermawanan yaitu data nomor 4. Adapun analisis terhadap salah satu data tersebut adalah berikut ini. (2) Presiden SBY dinilai memancing konflik DPR dan lembaga kepresidenan. Silakan berkonflik, rakyat sibuk cari duit. (4/6/10/2014) Perwujudan prinsip kesantunan pada maksim kedermawanan tercermin pada sajian data nomor (2). Bagian tanggapan atau pihak petutur (Pt) mengalami kerugian bagi dirinya sendiri dan menguntungkan bagi orang lain. Pihak (Pt) memposisikan diri sebagai rakyat yang selalu sibuk untuk bekerja. Sementara pihak (Pn) dibiarkan saja agar tidak ikut terlibat untuk bekerja sehingga tidak dirugikan oleh pihak (Pt). Meskipun demikian, terdapat klausa tak santun yang dituturkan oleh (Pt) yaitu klausa silakan berkonflik. Berkaitan dengan peringkat kesantunan, sajian data (2) menunjukkan derajat kesantunan yang sedang atau cukup santun. Hal ini bisa dilihat dari acuan skala untung-rugi yang tidak merugikan pihak lain, karena pihak (Pt) dianggap merugikan dirinya sendiri. Skala keopsionalan juga menganggap bahwa data tersebut cukup santun karena banyaknya kemungkinan pilihan jawaban dari ujaran pihak (Pn) atau bagian situasi. Adapun pada skala ketaklangsungan, data dianggap cukup santun karena pihak (Pt) tidak menuturkan secara langsung perihal maksud ujarannya. 3. Maksim Pujian Ditemukan sebanyak tigatuturan yang termasuk dalam kategori maksim pujian ini, yaitu data nomor 29, 30, dan 38. Berikut adalah hasil analisis terhadap salah satu data tersebut.

7 (3) Jokowi melantik menteri-menterinya dengan mengenakan kemeja batik, bukan jas. Setidaknya perubahan telah dimulai. (29/29/10/2014) Tuturan tersebut merupakan data yang mengandung maksim pujian. Cirinya yaitu lebih menekankan pada banyaknya pujian dan minimnya kecaman terhadap orang lain. Pada tuturan tersebut, bagian tanggapan atau pihak (Pt) memberikan pujian yang tinggi terhadap pihak (Pn) atau bagian situasi. Pihak (Pn) dipuji karena mampu menciptakan angin perubahan terhadap kebiasaan para pemimpin negara yang enggan mengenakan pakaian tradisoinal dan lebih memilih pakaian modern pada acara resmi kenegaraan. Oleh sebab itu, pihak (Pt) yang mewakili rakyat memberikan pujian kepada sosok Jokowi ini. Tuturan (3) menunjukkan bahwa data tersebut memenuhi derajat kesantunan pada skala untung-rugi, skala keopsionalan, dan skala ketaklangsungan. Kesantunan skala untung-rugi ditunjukkan oleh tidak dirugikannya pihak (Pn) atau bagian situasi atas pernyataan pihak (Pt) atau tanggapan. Kesantunan pada skala keopsionalan terlihat pada banyaknya kemungkinan pilihan jawaban yang serupa terhadap ujaran dari pihak (Pn). Sementara itu, kesantunan yang terlihat pada skala ketaklangsungan mengacu pada maksud implisit dari ujaran pihak (Pt). 4. Maksim Kesepakatan Data yang memanfaatkan penggunaan maksim kesepakatan ditemukan sebanyak 10 data, yaitu data nomor 7, 9, 11, 16, 19, 21, 26, 30, 35, dan 36. Berikut adalah analisis terhadap salah satu data tersebut. (4) Menurut Sensus Pertanian, jumlah keluarga petani di Indonesia berkurang 5,04 juta. Indonesia semakin tidak agraris. (7/9/10/2014) Sajian data nomor (4) merupakan realisasi kesantunan dari maksim kesepakatan. Pihak (Pt) atau bagian tanggapan setuju atas situasi atau yang

8 diutarakan oleh pihak (Pn) bahwa berkurangnya jumlah keluarga petani dapat menyebabkan Indonesia tidak lagi dijuluki sebagai negara agraris. Kesepakatan tersebut didasari oleh prinsip maksim kesepakatan bahwa usahakan agar kesepakatan diri dan orang lain terjadi sebanyak mungkin. Data tuturan (4) jika dikaitkan dengan prinsip kesantunan merupakan tuturan yang dianggap santun dan memenuhi skala untung-rugi, skala keopsionalan serta skala ketaklangsungan. Tuturan tersebut dianggap memenuhi skala untung-rugi karena pihak (Pt) tidak merugikan pihak (Pn) dengan cara menyatakan kesepakatan pendapat. Skala keopsionalan sudah terpenuhi dengan ditandai adanya kemungkinan pilihan jawaban yang banyak kepada pihak (Pt). Sementara itu, skala ketaklangsungan menunjukkan derajat kesantunan karena ujaran pihak (Pn) dan pihak (Pt) tidak secara langsung disampaikan dalam pertuturan data tersebut. 5. Maksim Simpati Data yang memanfaatkan penggunaan maksim simpati ditemukan sebanyak lima tuturan, yaitu data nomor 13, 14, 34, dan 39. Sajian terhadap analisis data tersebut adalah sebagai berikut. (5) PB XIII sakit, penyidik gagal memeriksa kasus pelecehan seksual yang diduga melibatkan Raja Solo itu. Semoga lekas sembuh dan lekas diperiksa. (14/15/10/2014) Perwujudan maksim simpati ditunjukkan oleh bagian tanggapan (Pt) pada sajian data tersebut. Bagian tanggapan atau pihak (Pt) menyatakan rasa simpati kepada pihak (Pn), yaitu PB XIII yang sedang sakit dengan mengucapkan ujaran bernada harapan semoga lekas sembuh. Upaya yang dilakukan oleh pihak (Pt) yang menunjukkan sikap simpati kepada pihak (Pn) merupakan salah satu bentuk dari realisasi prinsip kesantunan khususnya pada maksim simpati. Berkaitan dengan peringkat kesantunan sajian data (5) menunjukkan bahwa tuturan tersebut memiliki derajat kesantunan yang berbeda. Ditinjau dari

9 skala untung-rugi, tuturan tersebut dapat menguntungkan sekaligus merugikan pihak (Pn), karena selain ada unsur mendoakan, pihak (Pt) juga berharap agar pihak (Pn) segera diperiksa atas kasusnya. Berbeda hal jika ditinjau dari skala keopsionalan, data tersebut termasuk dalam kategori santun. Hal ini didasari oleh banyaknya pilihan jawaban yang dapat disampaikan oleh pihak (Pt) kepada pihak (Pn). Kesantunan tuturan juga tercermin dari skala ketaklangsungan, karena sebenarnya maksud ujaran pihak (Pt) menunjukkan maksud lain kepada pihak (Pn). B. Penyimpangan Prinsip Kesantunan dan Skala Kesantunan pada Wacana Pojok Nuwun Sewu Prinsip kesantunan yang paling banyak dilanggar dimulai dari yang paling banyak penyimpangannya adalah maksim kearifan, maksim pujian, maksim kesepakatan, maksim kedermawanan, maksim kerendahan hati, dan maksim simpati. Berikut adalah sajian dan analisis data terhadap maksim tersebut. 1. Maksim Kearifan Ditemukan sebanyak delapantuturan yang menyimpang dari maksim kearifan. Hal ini menandakan bahwa maksim ini merupakan maksim yang paling banyak dilanggar. Data yang menyimpang dari maksim ini adalah data 8, 10, 12, 15, 18, 20, 23, dan 27. Berikut adalah analisis terhadap salah satu data tersebut. (1) Nazaruddin mengungkapkan Ibas mendapatkan proyek dan uang. Tinggal menunggu keberanian KPK. (10/11/10/2014) Data tersebut termasuk bentuk tuturan yang menyimpang dari prinsip kesantunan khususnya pada maksim kearifan. Hal itu dibuktikan dengan ujaran yang dikemukakan oleh pihak (Pt) yang dianggap merugikan pihak ketiga, yaitu KPK. Pihak (Pt) mengujarkan tuturan bermakna imperatif kepada KPK untuk segera memeriksa Ibas. Ujaran tersebut jelas menunjukkan bahwa pihak ketiga mendapat kerugian karena diperintah oleh pihak (Pt).

10 Berkaitan dengan peringkat kesantunan, data tersebut termasuk tuturan yang tidak santun. Ditinjau dari skala untung-rugi data tersebut merugikan pihak lain karena memerintah salah satu pihak, sehingga dianggap tidak santun. Begitu pula pada skala keopsionalan, kemungkinan pilihan jawaban yang dapat diujarkan tergolong tidak banyak pilihan. Berdasarkan skala ketaklangsungan, data menunjukkan bahwa maksud ujaran tersebut jelas (eksplisit) yang ditujukan pada pihak-pihak terkait, yaitu Ibas dan KPK. Hal tersebut menjadi penyebab tuturan dianggap tidak santun. 2. Maksim Kedermawanan Berdasarkan analisis, data nomor 33 termasuk tuturan yang menyimpang terhadap maksim kedermawanan. Berikut adalah sajian analisis salah satu data yang menyimpang dari maksim kedermawanan. (2) Pemerintah memastikan harga BBM bersubsidi naik sebelum tahun ini berakhir. Siap-siap menimbun. (33/31/10/2014) Data tersebut menunjukkanbagian situasi atau pihak (Pt) menyimpang dari prinsip dasar maksim ini. Pihak (Pt) menguntungkan dirinya sendiri dengan menimbun BBM sebelum kenaikan harga agar tidak mendapat kerugian. Selain itu, pihak (Pt) juga merugikan pihak (Pn) yang telah mengeluarkan pernyataan tersebut. Berkaitan dengan skala untung-rugi, data tersebut menunjukkan tuturan yang tidak santun, karena pihak (Pt) merugikan orang lain dan menguntungkan dirinya sendiri. Berdasarkan skala keopsionalan, pilihan jawaban yang ditawarkan pada pihak (Pt) tergolong sedikit, sehingga data tersebut menunjukkan data yang kurang santun. Ditinjau dari skala ketaklangsungan, ujaran pihak (Pt) menunjukkan maksud secara eksplisit, artinya pihak (Pt) secara langsung menunjukkan maksud tuturannya kepada pihak (Pn).

11 3. Maksim Pujian Data yang menyimpang dari maksim pujian ditemukan sebanyak empat data, yaitu data nomor 1, 2, 31, dan 32. Berikut adalah hasil analisis terhadap salah satu data tersebut. (3) Presiden SBY menyiapkan Perppu Pilkada sebagai langkah mempertahankan sistem pilkada langsung. Sekaligus cara jitu untuk meredam hujatan. (1/2/10/2014) Sajian data (3) menunjukkan bahwa tuturan tersebut menyimpang dari maksim pujian dengan melanggar prinsip mengecam orang lain sesedikit mungkin. Pihak (Pt) justru menyatakan opini yang sebaliknya, pihak (Pt) atau bagian tanggapan memberi hujatan yang merugikan pihak (Pn) atau Presdien SBY. Hujatan tersebut nampak pada ujaran sekaligus cara jitu untuk meredam hujatan, yang artinya cara tersebut tidak lain adalah strategi SBY untuk meraih hati rakyat agar tidak mendapat hujatan di akhir masa jabatan. Data tersebut jika dikaitkan dengan skala kesantunan menunjukkan tuturan yang memiliki derajat kurang santun. Dilihat dari skala untung-rugi, pihak (Pt) jelas merugikan pihak (Pn) melalui ujarannya. Skala keopsionalan pada data tersebut juga menunjukkan bahwa kemungkinan pilihan yang mampu diberikan oleh pihak (Pt) tergolong sedikit, sehingga keluarlah komentar yang tidak santun tersebut. Berdasarkan skala ketaklangsungan, data tersebut menunjukkan ketidaksantunan karena memiliki maksud ujaran yang langsung atau eksplisit untuk menyindir era pemerintahan Presiden SBY selama dua periode masa jabatannya. 4. Maksim Kerendahan Hati Berdasarkan analisis terhadap data, tuturan yang menyimpang dari maksim kerendahan hati ditemukan satu data, yaitu data nomor 5. Berikut adalah sajian analisis data tersebut.

12 (4) Akbar Tanjung dan Amien Rais disebut-sebut menjadi otak di balik aksi sapu bersih kursi pimpinan DPR. Masih ada sapu yang lebih besar lagi: Rakyat. (5/8/10/2014) Data tuturan tersebut menyimpang dari prinsip dasar pujilah diri sendiri sesedikit mungkin. Pihak (Pt) memposisikan dirinya sebagai wakil dari seluruh rakyat Indonesia dan menyatakan bahwa pihak ketiga belum berhasil menyapu bersih semuanya, karena masih ada rakyat. Hal tersebut merupakan usaha untuk memuji dirinya sendiri kepada lawan tutur atau pihak ketiga, sehingga data tersebut termasuk tuturan yang tidak santun. Berkaitan dengan skala kesantunan, data tersebut apabila diukur dengan skala untung-rugi merupakan tuturan yang tidak santun. Hal ini disebabkan karena pihak (Pt) dan pihak ketiga dianggap saling merugikan. Pihak (Pt) dirugikan karena sikap pihak ketiga, sementara pihak ketiga dirugikan oleh komentar dari pihak (Pt). Skala keopsionalan menunjukkan bahwa pilihan yang diberikan oleh pihak (Pn) terlampau sedikit, sehingga tuturan tersebut dianggap kurang santun bagi pihak (Pt). Ditinjau dari skala ketaklangsungan, tuturan tersebut dianggap tidak santun karena maksud ujarannya tidak diungkapkan secara implisit. Pihak (Pt) mengecam pihak ketiga secara langsung. 5. Maksim Kesepakatan Bentuk data yang menyimpang pada maksim kesepakatan terdapat pada data nomor 3, 17, 25, dan 28. Berikut ini adalah sajian analisis salah satu data tersebut. (5) Jatah DAK untuk Kota Solo pada 2015 berkurang drastis. Bocornya ikut berkurang atau tidak?. (3/6/10/2014) Prinsip kesantunan yang dilanggar tuturan di atas yaitu tidak mengusahakan kesepakatan antara diri dengan orang lain sebanyak mungkin. Bahkan, tuturan pada bagian tanggapan atau pihak (Pt) justru menunjukkan ketidaksepakatan dengan pihak yang menyatakan pernyataan tersebut, yaitu pihak

13 (Pn). Pihak (Pt) mengungkapkan ketidaksetujuannya melalui kalimat retorik bocornya ikut berkurang atau tidak?. Hal tersebut menandakan bahwa pihak (Pt) tidak sepakat dengan pernyataan pihak (Pn) mengenai jatah DAK Kota Solo tahun 2015. Berdasarkan skala untung-rugi, tuturan tersebut menunjukkan derajat yang tidak santun. Penyebabnya adalah pihak (Pn) dirugikan oleh pihak (Pt) yang tidak sepakat dengan pernyataan pihak (Pn). Ditinjau dari skala keopsionalan, pilihan yang diberikan oleh pihak (Pn) kepada pihak (Pt) tergolong sedikit, sehingga tuturan tersebut kurang santun. Skala ketaklangsungan pada data tuturan ini menunjukkan bahwa maksud ujaran bagian tanggapan atau pihak (Pt) langsung ditujukan untuk pihak (Pn), sehingga menyebabkan tuturan tersebut tidak santun. 6. Maksim Simpati Data yang menyimpang dari maksim simpati ditemukan sebanyak satu tuturan, yaitu data nomor 6. Sajian terhadap analisis data tersebut adalah sebagai berikut. (6) Bupati Boyolali bermimpi bisa melahirkan Habibie-habibie baru melalui duta seni dan misi kebudayaan. Mimpi kali yee... (6/8/10/2014) Data tersebut merupakan tuturan yang menyimpang dari maksim simpati karena melanggar prinsip kurangi rasa antipati diri dengan orang lain hingga sekecil mungkin. Pihak (Pt) melalui bagian tanggapan memberi komentar bernada kecaman sekaligus antipati atau ketidakpedulian kepada pihak (Pn) dengan menyatakan bahwa bualan pihak (Pn) tersebut hanya sebuah mimpi saja. Sajian data (6) bila diukur dengan menggunakan skala untung-rugi jelas menunjukkan tuturan yang tidak santun, karena pihak (Pn) dirugikan oleh pihak (Pt) melalui komentar yang bernada mengecam. Sementara, skala keopsionalan menunjukkan bahwa pilihan yang diberikan oleh pihak (Pn) kepada pihak (Pt) sebenarnya cukup banyak, sehingga dari skala ini tuturan dinilai memiliki derajat

14 yang agak santun. Adapun dari segi skala ketaklangsungan, tuturan menunjukkan derajat yang tidak santun. Hal ini disebabkan karena maksud kecaman yang disampaikan oleh pihak (Pt) kepada (Pn) bersifat langsung. Simpulan Analisis terhadap data menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 21 tuturan yang memanfaatkan penggunaan prinsip kesantunan berbahasa. Pemanfaatan prinsip kesantunan pada wacana pojok Nuwun Sewu tersebut meliputi maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Namun tuturan yang memanfaatkan penggunaan maksim kerendahan hati tidak ditemukan dalam penelitian ini. Penyimpangan tuturan terhadap prinsip kesantunan berbahasa ditemukan sebanyak 19 data. Prinsip kesantunan yang paling banyak dilanggar dimulai dari yang paling tinggi penyimpangannya adalah maksim kearifan, maksim pujian, maksim kesepakatan, maksim kedermawanan, maksim kerendahan hati, dan maksim simpati. Skala kesantunan pada data tuturan yang memanfaatkan prinsip kesantunan maupun yang menyimpang dari prinsip tersebut menunjukkan derajat yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa tuturan yang sebenarnya telah memanfaatkan prinsip kesantunan. Namun, ketika ditinjau peringkat kesantunannya menunjukkan tuturan tersebut memiliki derajat yang tidak santun. Sebaliknya, meskipun terdapat tuturan yang menyimpang dari prinsip kesantunan. Tuturan tersebut menunjukkan derajat yang santun jika ditinjau dari skala kesantunan.

15 Daftar Pustaka Ariyani, Dwi. 2010. Pelanggaran Prinsip Kesantunan dan Implikatur dalam Acara Opera Van Java di Trans 7: Sebuah Kajian Pragmatik. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Imron, Ali. 2011. Handout Metode Penelitian Sastra: Sebuah Pengantar. Surakarta: FKIP UMS. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers. Prayitno, Harun Joko. 2010. Perwujudan Prinsip Kerjasama, Sopan Santun, dan Ironi para Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemkot Berbudaya Jawa dalam Jurnal Terakreditasi Kajian Linguistik dan Sastra, Volume 21, No.2, Desember 2010, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Indonesia FKIP UMS. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Zamzani, dkk. 2011. Pengembangan Alat Ukur Kesantunan Bahasa Indonesia dalam Interaksi Bersemuka dalam Jurnal Terakreditasi Litera, Volume 10, No.1, April 2011, UNY.