BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan satu jenis kecerdasan saja, karena kecerdasan merupakan kumpulan kepingan

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan teman baru, 20% menganggap instant massaging paling cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manusia menurut kodratnya merupakan makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mengacu pada fase usia remaja di atas, siswa Sekolah Menengah Atas. seperti kebutuhan akan kepuasan dan kebutuhan akan pengawasan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemampuan belajar yang dimiliki individu merupakan bekal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Dampak tersebut terutama mengarah pada kalangan remaja yang sedang mencari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

2015 METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN INTERKASI SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN-A CITEUREUP

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB II LANDASAN TEORI. kelompok dan kelompok, ataukah individu dengan kelompok. Menurut Walgito (2000)

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Keberadaan kecerdasan emosional merupakan suatu kondisi yang

PENERAPAN METODE ROLE PLAY TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA DALAM PERGAULAN DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan suatu masa dalam kehidupan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eli Hermawati, 2013

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH SOCIAL SKILL TRAINING TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK USIA DINI

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

Meningkatkan Kemampuan Hubungan Interpersonal Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama pada Siswa Kelas IX-1 SMP Negeri 1 Praya Barat Daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi adalah peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya dapat hidup berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. di dunia ini, makin bertambah kompleks masalah-masalah kehidupan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya para siswa harus melalui psikotes.

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Umi Rahayu Fitriyanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

Oleh: DARWANTO Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYA ADI SANCAYA, M.Pd. 2. LAELATUL AROFAH, M. Pd.

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi. i. Daftar Tabel... Daftar Gambar.. Daftar Grafik. BAB I PENDAHULUAN.. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, proses kehidupan manusia yang dimulai sejak lahir hingga dewasa mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu fase perkembangan manusia adalah masa remaja. Masa remaja adalah periode perkembangan dimana individu mendesak untuk mendapat otonomi dan berusaha untuk mengembangkan jati diri mereka (Santrock, 2003). Anakanak yang patuh menjadi tidak patuh ketika menginjak usia remaja karena pada usia tersebut konflik orang tua dan remaja meningkat lebih dari konflik orang tua dan anak. Konflik orang tua dan remaja disebabkan karena perbedaan dalam memandang sebuah permasalahan. Gardner dalam Firman (2005) mengatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan interpersonal akan memiliki suatu kecerdasan untuk memahami perasaan, motivasi, tabiat dan hasrat dari orang lain. Mereka yang mempunyai kecerdasan interpersonal mampu bekerja sama dalam organisasi serta berkomunikasi secara lisan ataupun non lisan sama baiknya dengan orang lain. Pada tahap yang mudah, kecerdasan ini termasuk kecerdasan seorang anak-anak mengenal dan sensitive pada mood dari orang dewasa di sekitarnya. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah dapat memunculkan konflik interpersonal. 1

Kebutuhan akan kecerdasan interpersonal diperlukan orang dalam berinteraksi dengan sesama, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Hubungan interpersonal yang terjadi di kalangan remaja hanya terjadi di sekolah karena masa remaja sebagian besar berada pada masa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Siswa yang sedang memasuki masa remaja tentunya memiliki permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan pada masa sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan menuntut remaja untuk beradaptasi. Kecerdasan interpersonal merupakan tugas perkembangan yang paling penting bagi seorang remaja dalam menjalankan hubungan sosialnya. Kecerdasan interpersonal adalah bagaimana individu berinteraksi dan berkomunikasi antara dua orang atau lebih dan dalam kegiatan itu terjadi suatu proses psikologis yang bisa merubah sikap, pendapat, atau perilaku orang yang sedang melakukan interaksi tersebut. Jika seorang remaja sudah tidak mampu menjalin hubungan dengan teman sebayanya, maka kemungkinan besar remaja tersebut akan menjadi individu yang terisolir yang tidak mampu bergaul dengan lingkungan sosialnya. Kecerdasan interpersoanal menjadi penting karena dalam kehidupan manusia tidaklah bisa hidup sendiri, ada ungkapan No man is an island (tidak ada orang yang dapat hidup sendiri) (May Lwin, 2008). Sesungguhnya orang memerlukan orang lain agar mendapatkan kehidupan seimbang secara sosial, emosional dan fisik. Kurangnya kecerdasan interpersonal adalah salah satu akar 2

penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial. Remaja yang memiliki kecerdasan interpersonal yang rendah nantinya cederung tidak peka, tidak peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru pembimbing di SMA Negeri 1 Tengaran yaitu Ibu Sunari pada 5 Mei 2015, diperoleh data bahwa siswa kelas XI IS 3 SMA Negeri 1 Tengaran mempunyai masalah kecerdasan interpersonal. Hal tersebut perlu adanya upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa. Untuk membantu meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa, dapat dilakukan melalui layanan bimbingan dan konseling. Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu dari tugas perkembangan pada usia remaja yang perlu dikembangkan. Adanya kecerdasan interpersonal yang dimiliki siswa akan membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMAN 1 TENGARAN ditemukan semua siswa kelas XI IS 3 yang memiliki kecerdasan interpersonal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah seperti tampak pada tabel berikut : Tabel 1.1 Tabel Hasil Inventori Kecerdasan Interpersonal Di SMA N 1 Tengaran Interval Kategori Frekuensi Presentase (%) 96-128 Tinggi 14 43,75 % 64-95 Sedang 8 25,00 % 32-63 Rendah 10 31,25 % Total 32 100% 3

Dari tabel diatas dapat diketahui terdapat 14 siswa mempunyai kecerdasan interpersonal dengan kategori tinggi, terdapat 8 siswa memiliki kecerdasan interpersonal dengan kategori sedang dan 10 siswa memiliki kecerdasan interpersonal dengan kategori rendah, oleh karena itu kecerdasan interpersonal dengan kategori rendah dan sedang tersebut perlu dikembangkan. Apabila kecerdasan interpersonal siswa yang berkategori rendah dan sedang tidak diatasi maka siswa akan mengalami hambatan dalam interaksi sosial. Oleh karena itu, penelitian ini diarahkan untuk mengkaji lebih lanjut tentang Meningkatkan kecerdasan interpersonal melalui teknik sosiodrama pada siswa kelas XI IS 3 SMA Negeri 1 Tengaran Tahun Ajaran 2015/2016. Dalam layanan bimbingan kelompok terdapat teknik sosiodrama yang dipandang tepat dalam membantu siswa untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal. Teknik sosiodrama sebagai media dalam upaya membimbing individu yang memerlukan dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dengan teknik sosiodrama siswa dapat saling berinteraksi antar anggota kelompok dengan berbagai pengalaman, pengetahuan, gagasan atau ide-ide dan diharapkan dapat memberikan pemahaman siswa mengenai kecerdasan interpersonal. Selain untuk membantu memecahkan permasalahan secara bersama, dalam kegiatan bimbingan kelompok ini mereka juga bisa berlatih cara meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa dihadapan siswa lain dan juga dapat melatih mengungkapkan maksud dan keinginan mereka, serta memodifikasi tingkah 4

laku mereka sampai orang lain mempersepsikannya sebagaimana yang mereka maksud. Roestiyah (2008) mengemukakan bahwa dengan menggunakan teknik sosiodrama siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam sosial antar manusia, atau siswa dapat memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis. Melalui kegiatan sosiodrama, akan terjadi interaksi antar anggota kelompok dan akan timbul rasa saling percaya untuk mengungkapkan masalah. Dari hasil pembahasan dalam teknik sosiodrama maka anggota kelompok (siswa) dapat belajar dari pengalaman baru yang berupa penilaian ingatan dan pemahaman yang alami. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fadhilatul (2010), tentang efektivitas penggunaan tekhnik sosiodrama untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa kelas VII SMP NEGRI I Krembung Sidoharjo. Didapatkan hasil F=2.087 dan P <0,05 (0,041) dan taraf signifikasi 95%. Hal ini menunjukkan bahwa teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal. Berdasarkan beberapa pemaparan diatas, maka dapat dipahami bahwa teknik sosiodrama adalah model pembelajaran dengan cara memberikan peran-peran tertentu kepada peserta didik dan mendramatisasikan peran tersebut kedalam sebuah pentas (Hamalik 2004). Adapun (Santrock, 1996) menyatakan bahwa bermain peran (role play) ialah suatu kegiatan yang menyenangkan. Secara lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegian 5

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, Sosiodrama merupakan suatu metode bimbingan dan konseling kelompok yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian Meningkatkan kecerdasan interpersonal melalui teknik sosiodrama pada siswa kelas XI IS 3 SMA Negeri 1 Tengaran Tahun Ajaran 2015/2016. 1.2 Rumusan Masalah Adakah peningkatan yang signifikan kecerdasan interpersonal melalui teknik sosiodrama pada siswa kelas XI IS 3 di SMA Negeri 1 Tengaran Tahun Ajaran 2015/2016? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan yang signifikan kecerdasan interpersonal melalui teknik sosiodrama pada siswa kelas XI IS 3 di SMA Negeri 1 Tengaran Tahun Ajaran 2015/2016. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan praktis. 1.4.1 Manfaat teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dan memberikan sumbangsih hasil penelitian 6

pada dunia pendidikan khususnya pada bidang Bimbingan Konseling terutama kecerdasan interpersonal. 1.4.2 Manfaat praktis a. Bagi guru BK dan guru mata pelajaran. Dapat menjadi masukan bahwa melalui teknik sosiodrama pembimbing bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh anak (remaja), misalnya saja informasi tentang bagaimana meningkatkan kecerdasan interpersonal. b. Bagi Siswa, untuk mengenalkan teknik sosiodrama pada siswa bahwa kegiatan tersebut dapat membantu siswa untuk menunjang aktivitas dalam kehidupannya. c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya dan melengkapi hasil penelitian terdahulu berkenaan dengan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal remaja (siswa). 1.5 Sistematika Penulisan Bab I dengan judul Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II dengan judul Landasan Teori, yang berisi Kecerdasan Interpersonal, Pengertian Kecerdasan Interpersonal, Aspek-Aspek Kecerdasan Interpersonal, Sosiodrama, Pengertian Sosiodrama, Tujuan Sosiodrama, Manfaat Sosiodrama, Langkah-Langkah Sosiodrama, 7

Kelebihan dan Kekurangan Sosiodrama, Temuan Penelitian yang relevan, Hipotesis. Bab III dengan judul Metode Penelitian, yang berisi Jenis Penelitian dan Desain Penelitian, Subjek Penelitian, Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel, Tekhnik Pengumpulan Data, Skala Kecerdasan Interpersonal, Analisis Data, Analisis Uji Validitas, Analisis Uji Reliabilitas, Teknik Analisis Data. Bab IV dengan judul Analisis dan Pembahasan, yang berisi Deskripsi Subjek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Pretest, Posttest, Analisis Data, Uji Hipotesis, Pembahasan. Bab V dengan judul Penutup, yang berisi kesimpulan, Saran. 8