POKOK BAHASAN IX GOOD GOVERNANCE

dokumen-dokumen yang mirip
A. Nama Mata Kuliah. : KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Kode SKS : SPE 445 Status Mata Kuliah : Mata Kuliah Wajib Jurusan

POKOK BAHASAN X REFORMASI BIROKRASI PUBLIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Good Governance. Etika Bisnis

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Otonomi Daerah melalui Penerapan Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini, kita dihadapkan pada perubahan arah

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: GOOD GOVERNANCE. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP DAN PRAKTEK GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB DADAN ANUGRAH S.SOS, MSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana

Pendidikan Kewarganegaraan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan satu paket kebijakan tentang otonomi daerah yaitu: Undang-

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB II LANDASAN TEORI. Good governance dalam sistem administrasi Indonesia diterapkan seperti dalam

Pembangunan dan Perdamaian Berkelanjutan (PPB)

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik. Dilingkungan birokrasi juga telah dilakukan sejumlah inisiatif

TERWUJUDNYA MASYARAKAT MADANI DAN SEJAHTERA YANG MENERAPKAN NILAI-NILAI DINUL ISLAM

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

I. PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan digantikan dengan gerakan

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

GOOD GOVERNANCE. Sedarnawati Yasni

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pelayanan publik. Dokumen anggaran daerah disebut juga

4.1. Profil Badan Pengawas Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

BAB 4 UPAYA MEREFLEKSIKAN PREFERENSI LOKAL DALAM PENYUSUNAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

dipersyaratkan untuk terselenggaranya tata kelola pemerintahan secara efektif dan efisien serta mampu mendorong terciptanya daya saing daerah pada tin

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat isu-isu semacam demokratisasi, transparansi, civil society, good

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting

ANALISIS AKTOR PEMBENTUKAN BUMDES PAGEDANGAN CAHAYA MADANI DALAM PERSPEKTIF GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia yang bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal menitik beratkan pada pemerintah daerah. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

PENEGAKAN HUKUM DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK 1

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Padanan kata governance dalam bahasa Indonesia adalah penadbiran, yang berarti

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

MENGENAL KPMM SUMATERA BARAT

Otda & Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM. Disampaikan pada acara WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan, yang diselenggarakan oleh Pusham UII

Transkripsi:

POKOK BAHASAN IX GOOD GOVERNANCE A. Definisi dan Pengertian Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan konsep yang kini sangat populer di Indonesia. Pembicaraan tentang good governance tidak bisa terlepas dari isu transsformasi government bukan governance. Governance tidak sama dengan government (pemerintah) dalam arti sebagai sebuah lembaga, tetapi governance adalah sebuah proses kepemerintahan dalam arti yang luas. Jon Piere dan Guy Peters, misalnya memahami governance sebagai sebuah konsep yang berada dalam konteks hubungan antara sistem politik dengan lingkungannya, dan mungkin melengkapi sebuah proyek yang membuat ilmu politik mempunyai relevansi dengan kebijakan publik. Michael Bratton dan Donald Rothchild (1994) membuat ringkasan tentang makna governance : 1. Governance adalah sebuah pendekatan konseptual yang bisa memberi kerangka bagi analisis komparatif pada level politik makro. 2. Governance sangat menaruh perhatian pada pertanyaan besar tentang hakekat konstitusional yang mengabdikan aturan main politik. 3. Governance mencakup intervensi kreatif oleh aktor-aktor politik pada perubahan structural yang menghalangi pengembangan potensi manusia. 4. Governance adalah sebuah konsep yang menekankan hakekat interaksi antara negara dan aktor-aktor sosial serta diantara aktor-aktor sosial tersebut. 5. Governance menunjuk pada tipe khusus hubungan antara aktor-aktor politik yang menekankan aturan main bersama dan sanksi-sanksi sosial ketimbang kesewenganwenangan. Jika perspektif lama memandang negara segala-galanya, maka perspektif governance mempunyai sejumlah ortodoksi penting dalam mengelola negara yang bersandar pada enam prinsip utama : Universitas Gadjah Mada 1

1. Negara tetap menjadi pemain kunci bukan dalam pengertian dominasi dan hegemoni tetapi negara adalah aktor setara (primus inter pares) yang mempunyai kapasitas memadai untuk memobilisasi aktor-aktor masyarakat dan pasar untuk mencaapi tujuan besar. 2. Negara bukan lagi sentrum kekuasaan formal tetapi sebagai sentrum kapasitas politik. 3. Negara harus berbagi kekuasaan dan peran pada tiga level, ke atas pada organisasi transnasional, kesamping pada NGO dan swasta serta ke bawah pada daerah dan masyarakat local. 4. Negara harus melonggarkan control politik dan kesatuan organisasinya agar mendorong segmen-segmen di luar negara mampu mengembangkan pertukaran dan kemitraan secara kokoh, otonom dan dinamis. 5. Negara harus melibatkan unsure-unsur masyarakat dan swasta dalam agenda pembuatan keputusan dan pemberian layanan publik. 6. Penyelenggara negara hams mempunyai kemampuan responsive, adaptasi dan akuntabilitas publik. Keenam agenda tersebut sebenarnya identik dengan konsep membawa negara lebih dekat pada masyarakat. Ada beberapa hal penting dalam upaya "membawa negara lebih dekat pada masyarakat " yaitu : Peningkatan kapasitas dan efektivitas negara Pencerahan intervensi pemerintah Desentralisasi Akuntabilitas dan transparansi Memadukan pelayanan publik dengan preferensi masyarakat local Partisipasi warga negara Kemitraan antara pemerintah, sector bisnis dan elemen-elemen masyarakat sipil. Model governance bisa buruk dan bisa juga baik. Model yang baik itulah yang kemudian disebut dengan good governance. Bank Dunia memberikan batasan Good Governance sebagai pelayanan publik yang efisien, sistem peradilan yang dapat diandalkan serta pemerintahan yang bertanggung jawab pada publiknya. UNDP (1997) memberikan pengertian bahwa good governance merupakan consensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sector swasta bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam sebuah negara. Hal ini merupalam sebuah dialog yang melibatkan seluruh partisipan, sehingga setiap Universitas Gadjah Mada 2

orang merasa terlibat dalam urusan pemerintahan. Secara tegas UNDP mengidentifikasi 6 karakteristik good governance yaitu : (1) transparan dan bertanggung jawab, (2) transparan dan bertanggung jawab, (3) efektif dan berkeadilan, (4) mempromosikan supremasi hukum, (5) memastikan bahwa prioritas sosial, ekonomi dan politik didasarkan pada consensus dalam masyarakat dan (6) memastikan bahwa suara penduduk miskin dan rentan didengarkan dalam proses pembuatan keputusan. Good governance pada hakekatnya menekankan masyarakat sebagai basis politik dan pasar sebagai basis ekonomi. Perspektif ini menghendaki peran negara semininla mungkin baik dalam proses ekonomi maupun politik. Dan sisi ekonomi, peran minimal negara dicapai dengan deregulasi maupun privatisasi yang membuka kesempatan partisipasi pelaku ekonomi mengelola produksi dna distribusi barang. Dari sisi politik, peran minimal negara dicapai dengan demokratisasi dan desentralisasi. B. Prinsip-Prinsip Good Governance Ada 10 prinsip dari Good Governance ini yaitu : 1. Transparansi Keterbukaan menjadi sangat penting untuk membangun kepercayaan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pengelola pemerintahan harus mampu memberikan cukup informasi bagi masyarakat, dan memudahkan akses informasi yang akurat jika dibutuhkan publik. 2. Supervisi Melakukan control dan supervise terhadap administrasi publik, dan mengembangkan aktivitas dengan melibatkan masyarakat dan organisasi-organisasi kemasyarakatan. 3. Efektif dan Efisien Memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat luas dengan memanaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bijaksana. Universitas Gadjah Mada 3

4. Responsif Meningkatkan respon dari aparat pemerintahan untuk mengatasi masalah, komplain dan aspirasi dari masyarakat untuk mencari solusi yang bermanfaat bagi masyarakat banyak. 5.Partisipasi Memberikan dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat, secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pengambilan keputisan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat luas. 6. Visi Strategis Kemampuan untuk memformulasikan suatu strategi yang didukung oleh sistem anggaran yang menunjang, sehingga warga merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab untuk terns meningkatkan pembangunan. 7. Penegakan Hukum Memastikan bahwa penegakan dan perlindungan hukum dilakukan secara adil dan tanpa diskriminasi dan mendukung hak asasi manusia dengan memperhatikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. 8. Akuntabilitas Meningkatkan akuntabilitas terhadap proses pengambilan keputusan di pemerintahan, sector swasta dan organisasi kemasyarakatan dalam semua hal (politik, fiscal dan anggaran). 9. Kesamaan Memberikan peluang yang sama bagi segenap warga untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. 8. Profesionalisme Meningkatkan kapasitas, ketrampilan, moral dari administrasi pemerintah, sehingga mereka akan memperoleh empati dalam memberikan pelayanan yang dapat diakses, cepat, akurat dan terjangkau. Universitas Gadjah Mada 4

Daftar Bacaan Culla, Adi Suryadi (1999), Masyarakat Madani : Pemikiran Teori dan Relevansinya Dengan Cita-Cita Reformasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Linz, Juan J. dan Stepan, Alfred, (1996), Problems of Democratic Transition and Consolidation : Southern Europe, South America and Post Communist Europe, Baltimore London : The Johns Hopkins University Press. Universitas Gadjah Mada 5