BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk

Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok oleh dua tim dengan beranggotakan masing-masing lima orang

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Development (Penelitian dan Pengembangan) dalam menciptakan suatu video

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

Pengantar Cedera Olahraga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53

BAB I PENDAHULUAN. Pada olahraga bulutangkis terdapat teknik yang seringkali dilakukan untuk memasukkan kok/shuttlecock ke dalam bidang lawan,

Kata kunci: Penanganan Cedera, Olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. masyarakat. Peltzer dan Pengpid (2012) melaporkan hasil survey Global School

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GRUP SOSIAL MEDIA WHATSAPP SEBAGAI MEDIA EDUKASI PENANGANAN PERTAMA CEDERA MUSKULOSKELETAL PADA PELATIH SEPAKBOLA

CEDERA OLAHRAGA. By : Faidillah Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik diperusahaan, dilembaga pendidikan, dilembaga sosial, dan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

Identifikas Cedera Sepakbola... (Wahyu Irsyad Kamal Faozan) 1

BAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. melainkan hanya menggunakan talk and chalk (berbicara dan kapur tulis), sementara

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sebagai alat pergerakan yang membantu manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bola basket merupakan olahraga yang sudah mendunia (Riyanti, 2013),

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. secara terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah. pengunaan energi/kalori oleh tubuh (Afriwardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

PERTOLONGAN PERTAMA DAN PERAWATAN CEDERA PADA BELADIRI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TINGKAT PENGETAHUAN ATLET TENTANG CEDERA ANKLE DAN TERAPI LATIHAN DI PERSATUAN SEPAKBOLA TELAGA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus memiliki lompatan yang tinggi kecepatan berlari juga sangat penting

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola (SSB) di berbagai daerah yang merupakan wujud perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

MODUL PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas fisik cenderung dilakukan oleh setiap orang dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO) (2016), aktivitas fisik diartikan sebagai suatu gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dengan membutuhkan pengeluaran energi pada setiap gerakannya. Aktivitas fisik dapat diistilahkan sebagai bentuk latihan apabila dilakukan secara berulang-ulang, terencana, dan terstruktur sehinga dapat meningkatkan atau mempertahankan kebugaran fisik serta memberi manfaat kesehatan bagi seseorang yang melakukannya. Olahraga juga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan seseorang secara sistematis untuk mendorong, membina, dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Irianto & Nurhayati, 2013). Ketika melakukan olahraga, berbagai struktur atau jaringan tubuh dilibatkan dalam setiap gerakannya, misalnya sendi dan otot. Namun jika persendian dan otot digerakkan secara berlebihan dapat berisiko menyebabkan ketidak stabilan sendi yang mengakibatkan struktur sekitarnya mudah cedera (Setiawan, 2011). Cedera yang paling umum terjadi dalam kegiatan olahraga adalah ankle sprain atau lebih dikenal dengan keseleo pergelangan kaki. Cedera ini merupakan jenis cedera akut pada sistem muskuloskeletal yang menyerang satu atau lebih ligamen pada pergelangan kaki. Diperkirakan bahwa intensitas 1

2 terjadinya ankle sprain di Amerika Serikat yaitu satu cedera per 10.000 orang dalam setiap harinya dengan total sekitar dua juta cedera per tahunnya (Park, Hahm, Park, Park & Lee, 2013). Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh Bekerom, bahwa 25% dari semua cedera pada sistem muskuloskeletal mengalami ankle sprain. Kejadian ankle sprain pada atlet mencapai persentase hingga 50% dari semua jenis cedera yang terjadi ketika berolahraga (Bekerom, Kerkhoffs, McCollum, Calder & Dijk, 2013). Berdasarkan hasil penelitian Junaidi (2013), dijelaskan juga bahwa ankle sprain merupakan jenis cedera dengan kasus tertinggi, kemudian diikuti dengan jenis cedera lainnya seperti strain, fraktur dan luka pada kulit. Permainan bola basket adalah olahraga tangan yang dimainkan secara berkelompok oleh dua tim dengan beranggotakan masing-masing lima orang di mana masing-masing tim bermain saling berebut bola lalu menggiring bola dengan memantulkan bola ke lantai, sambil mengarahkan bola ke sarang lawan untuk mencetak atau mendapatkan poin dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang lawan (Fatchiyaturrofi ah, 2012). Olahraga ini termasuk dalam kategori olahraga body contact di mana pemain akan saling bertabrakan dengan pemain lainnya ketika sedang berjalannya suatu pertandingan. Hal ini tentu akan menimbulkan beberapa risiko cedera seperti cedera ankle sprain, cedera ligamen pada lutut dan cedera pada tendon Achilles (Toresdahl, 2016). Menurut Abdenour (2014) bahwa Ankle sprain merupakan salah satu cedera paling umum yang terjadi dalam olahraga bola basket. Perbandingan kejadian cedera ankle sprain yang terjadi dari berbagai cabang olahraga bahwa,

3 persentase ankle sprain pada atlet basket mencapai 53%, sedangkan 29% merupakan persentase ankle sprain yang dialami oleh atlet sepak bola dan sisanya dialami oleh atlet cabang olahraga lainnya (Chan, Ding & Mroczek, 2011). Tingginya kejadian cedera ankle sprain pada pemain basket tidak terlepas dari beberapa teknik yang berisiko menimbulkan cedera, salah satunya ketika pemain berusaha bergerak cepat atau saat pemain melakukan lompatan kemudian mendarat pada kaki pemain lain (Toresdhal, 2016). Adanya riwayat ankle sprain pada atlet basket akibat cedera yang berulang pada satu maupun kedua ekstremitas dapat menjadi faktor lain penyebab cedera. Sehingga bisa dikatakan bahwa atlet basket memiliki risiko tinggi mengalami cedera ankle sprain (Halabchi, Angoorani, Mirshahi, Shahi & Mansournia, 2016). Penanganan awal cedera ankle sprain yang kurang tepat dapat menyebabkan terganggunya fungsi pergelangan kaki dan dapat menunda waktu pemulihan cedera tersebut (Kerkhoffs, Bekerom, Elders, Beek, Hullegie, Bloemers, Heus, Loogman, Rosenbrand, Kuipers, Hoogstraten, Dekker, Duis, Dijk, Tulder, Wees & Bie, 2012). Cedera ini pada dasarnya tidak boleh diabaikan dan memerlukan penanganan yang tepat untuk menjamin selesainya masa pemulihan. Dampak yang dihasilkan oleh kejadian cedera pada atlet secara tidak langsung berpengaruh pada prestasi atlet, karena waktu yang dibutuhkan selama masa pemulihan untuk bisa kembali berolahraga yaitu 2-12 minggu. Waktu tersebut mengharuskan atlet untuk istirahat atau menunda pelatihan hingga nyeri, mobilitas dan pergelangan kaki kembali normal. (Peterson & Renstrom, 2017).

4 Kesalahan atau kurang tepatnya dalam penanganan awal cedera sering juga terjadi pada mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) basket Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ketika mengalami cedera ankle sprain. Hasil wawancara yang didapatkan dari ketua UKM basket UMY beserta lima anggotanya, bahwa penanganan awal yang sering dilakukan ketika cedera ankle sprain adalah mengoleskan salep atau memberikan terapi es pada pergelangan kaki serta melakukan pemijatan pada pergelangan kaki. Penggunaan salep merupakan penanganan yang paling sering dilakukan karena lebih mudah dalam penggunaannya. Penggunaan terapi es jarang dilakukan, hal tersebut berbanding terbalik dengan penggunaan salep, karena terapi es lebih rumit dalam penyediaannya dan masih kurangnya pengetahuan mengenai cara menggunakan terapi es tersebut. Tiga dari seluruh informan mengatakan bahwa pemijatan pada pergelangan kaki dilakukan agar proses penyembuhan pada cedera berjalan dengan cepat. Penanganan awal yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi cedera ankle sprain adalah menggunakan metode rest, ice, compression and elevation (RICE) yang secara efektif dapat mengendalikan peradangan dan pembengkakan saat cedera (Briner & Johnson, 2013). Keefektifan penanganan tersebut juga diperkuat oleh Chan et al. (2011) bahwa 80% dari cedera sprain dapat pulih total dengan manajemen konservatif yaitu RICE. Berdasarkan hasil interview di atas, pemberian edukasi perlu dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa UKM basket UMY dalam penanganan awal pada cedera ankle sprain. Edukasi merupakan suatu kegiatan

5 dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan dan komponen materi yang bernilai positif yang dilakukan oleh seseorang dengan memanfaatkan berbagai sumber sebagai panduan dalam proses belajar (Susilana & Riyana, 2009). Penggunaan media termasuk strategi pembelajaran yang penting dalam proses menyalurkan pengetahuan ke otak (Kapti, Rustina & Widyatuti, 2013). Salah satu media yang efektif dalam proses pembelajaran yaitu media audio visual karena dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar serta mampu memberikan gambaran yang lebih realistik baik dalam menjelaskan suatu proses maupun keterampilan. Selain itu pemilihan metode ini terbukti mampu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang saat proses pembelajaran (Utami & Julianto, 2013). Melihat pentingnya suatu edukasi tentang penanganan awal pada cedera ankle sprain, untuk itu peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul Video Edukasi Penanganan Awal Cedera Ankle Sprain. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, timbul rumusan masalah yaitu, bagaimana membuat video edukasi tentang penanganan awal cedera ankle sprain? C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum: Membuat video edukasi tentang penanganan awal cedera ankle sprain.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Keperawatan Menambah khazanah keilmuan keperawatan khususnya keparawatan gawat darurat dan muskuloskeletal dalam memberikan edukasi kepada atlet maupun korban cedera ankle sprain menggunakan media pembelajaran berupa video. 2. Bagi Mahasiswa UKM basket UMY Mempermudah dalam memperoleh edukasi terkait penanganan cedera ankle sprain sehingga mampu mencegah dan mengurangi risiko timbulnya komplikasi akibat cedera ankle sprain. 3. Bagi Peneliti Sebagai sarana pengaplikasian ilmu muskuloskeletal khususnya penanganan cedera ankle sprain yang telah didapatkan peneliti selama menjadi mahasiswa keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian Almuharom (2015) tentang Video Animasi Mobilisasi Dini Sebagai Sarana Pembelajaran Pasien Post Pembedahan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Penelitian ini tidak membutuhkan populasi dan sampel dalam pelaksanaan penelitian, namun membutuhkan software khusus sebagai instrumen dalam penelitian, seperti Manga Studio 5.0 yang berfungsi untuk membuat ilustrasi animasi dalam pembuatan karakter. Persamaan dalam penelitian ini yaitu terletak pada rancangan penilitian

7 dengan menggunakan Research and Development sebagai desain penelitian. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu terletak pada hasil visual yang ditampilkan, di mana hasil visual yang ditampilkan dalam penelian ini yaitu berupa animasi, sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan yaitu berupa ilustrasi yang diperankan langsung oleh manusia yang akan direkam menggunakan sebuah kamera. 2. Penelitian Nugroho (2016) tentang Tingkat Pengetahuan Atlet Tentang Cedera Ankle Dan Terapi Latihan Di Persatuan Sepak Bola Telaga Utama, Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Sampel penelitian yaitu 30 orang atlet sepak bola Telaga Utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan atlet tentang terapi latihan cedera ankle di Persatuan Sepak bola Telaga Utama secara umum masih dalam kategori kurang. Persamaan penelitian ini hanya terletak pada jenis kasus yang diambil yaitu tentang cedera ankle. Perbedaan penelitian ini di antaranya yaitu, subjek penelitian yang dituju dalam penelitian ini adalah atlet sepakbola, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu mahasiswa UKM basket UMY. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan rancangan penelitian Researcdh and Development.