10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung dari bulan April sampai dengan Oktober 2012. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman cabai merah varietas Laris untuk perbanyakan serangga, berbagai stadia predator M. sexmaculatus dan M. lineata sebagai serangga uji, serta kutukebul B. tabaci dan kutudaun M. persicae berbagai stadia yang digunakan sebagai mangsa dalam pengujian. Alat yang digunakan yaitu kurungan serangga yang terbuat dari plastik mika dan kain kasa untuk pemeliharaan B. tabaci dan M. persicae, botol kaca dan kain kasa untuk mengumpulkan predator, wadah pemeliharaan serangga, serta kuas, jarum mikro, cawan petri berdiameter 15 cm, dan mikroskop stereo Olympus SZ51 untuk pengujian preferensi. Metode Penelitian Perbanyakan B. tabaci dan M. persicae Perbanyakan B. tabaci dan M. persicae untuk dijadikan mangsa diawali dengan penyemaian benih cabai merah pada nampandengan media berupa campuran tanah dan pupuk kompos. Bibit yang berumur 3 minggu dipindahkan ke wadah penanaman yang lebih besar dan dipelihara hingga berumur 2 sampai 3 bulan. Tanaman yang siap digunakan untuk perbanyakan mangsa ditutup dengan kurungan silindris dari plastik mika yang kedua ujungnya terbuat dari kain kasa.perbanyakan B. tabaci dilakukan dengan cara menginfestasikan 20 pasang imago B. tabaci yang diambil dari tanaman kapas dari rumah kaca percobaan Cikabayan.Perbanyakan M. persicae dilakukan dengan menginfestasi 20 imago betina M. persicae yang diambil dari tanaman kubis di daerah Dramaga.
11 Gambar 5 Tanaman cabai dengan kurungan silindris untuk perbanyakann kutukebul B. tabacidan kutudaun M. persicae 1.0 mm 1.0 mm Gambar 6 Imago B. tabaci (kiri) dan beberapa nimfa M. persicae (kanan) Tanaman yang telah diinfestasikan B. tabaci dan M. persicae kemudian dipeliharaa hingga populasi kutukebul dan kutudaun tinggi.perawatan tanaman dilakukan dengan penyiraman dan penyiangan tanaman. Perbanyakan M. sexmaculatus dan M.lineata Predator M. sexmaculatus dan M. lineata yang digunakan untuk pengujian diambil dari lahan tanaman jagung, sorghum, dan padi di daerah Dramaga, SituGede, serta kebun percobaan Leuwikopo. Telur yang didapat kemudian dipeliharaa pada cawan petri dan dibiarkan menetas. Larva dari lahan maupun larva yang menetas dari telur ditempatkan pada wadah pemeliharaan hingga berpupa. Imago yang didapat dari lahan maupun hasil pemeliharaan dipelihara dalam cawan petri, dibiarkan berkopulasi, dan menghasilkan telur. Selama pemeliharaan predator diberi pakan berupa nimfa dan imago M. persicae dengan meletakkan daun cabai (bagian pangkal daunnya diberi kapas yang telah dibasahi untuk menjaga kesegaran daun). Semua wadah pemeliharaan dijaga kelembabannya dengan meletakkan kertas buram yang telah dibasahi pada dasar wadah.
12 1.0 mm 1.0 mm Gambar 7 Imago betina M. sexmaculatus (kiri) dan M. lineata (kanan) Uji preferensi predator terhadap stadia mangsa Daun cabai yang terinfestasi B. tabaci dan M. persicae diambil dari tanaman inang lalu diamati dibawah mikroskop untuk dihitung dan dibedakan stadianya. Stadia B. tabaci yang digunakan adalah nimfa instar I, instar II, instar III, dan instar IV (pupa). Stadia M. persicae yang digunakan adalah nimfa instar II, instar III, instar IV, dan imago. Perlakuan dilakukan dengan 3 taraf kerapatan mangsa yang berbeda, yaitu 10, 20, dan 40 mangsa per stadia. Stadia predator yang digunakan dalam pengujian adalah larva instar II, instar III, instar IV, dan imago betina (Gambar 8 dan 9). Pengujian dilakukan sebanyak masing-masing 3 ulangan terhadap predator yang telah dipuasakan selama 14 jam.
13 Uji preferensi predator M. sexmaculatus terhadap berbagai stadia mangsa Larva instar II predatorm. sexmaculatus Imago betina predator M. sexmaculatus Larva instar III predatorm. sexmaculatus Larva instar IV predatorm. sexmaculatus Gambar 8 Diagram perlakuan preferensi M. sexmaculatusterhadap berbagai stadia mangsa 13
14 Uji preferensi predator M. lineata terhadap berbagai stadia mangsa Larva instar II predatorm. lineata Imago betina predator M. lineata Larva instar III predatorm. lineata Larva instar IV predatorm. lineata Gambar 9 Diagram perlakuan preferensi M. lineataterhadap berbagai stadia mangsa 14
15 Pengamatan terhadap pemangsaan yang dilakukan oleh predator dicatat 1, 2, 4, dan 8 JSP (jam setelah perlakuan) pada hari terang antara pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Indeks pemilihan mangsa dihitung terhadap pemangsaan total masing-masing stadia mangsa oleh predator dalam 8 jam pemangsaan. Derajat kesukaan (indeks preferensi) dari predator diduga menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Strauss (1979) sebagai berikut: L i = r i p i Keterangan: L = indeks linier pemilihan mangsa i = stadia mangsa yang dimakan r i = proporsi mangsayang dimangsa oleh predator (jumlah mangsa stadia i yang dimakan/total pemangsaan) p i = proporsi mangsa tersedia (jumlah mangsa stadia i yang tersedia/total mangsa tersedia) Uji preferensi predator terhadap jenis mangsa Daun cabai keriting yang terinfestasi B. tabaci dan M. persicae diambil dari tanaman inang lalu diamati dibawah mikroskop untuk dihitung dan dibedakan masing-masing stadianya. Pengujian preferensi predator terhadap jenis mangsa dilakukan dengan metode pilihan (Gambar 11). Stadia mangsa yang digunakan adalah nimfa instar IV (pupa) untuk B. tabaci imago untuk M. persicae. Perlakuan dilakukan dengan 3 taraf kerapatan mangsa yang berbeda, yaitu 10, 20, dan 40 individu untuk setiap jenis mangsa (Gambar 10). Stadia predator yang digunakan dalam pengujian adalah larva instar II, larva instar III, larva instar IV, dan imago betina. Pengujian dilakukan sebanyak masing-masing 3 ulangan terhadap predator yang telah dipuasakan selama 14 jam. Pengujian dilakukan sebanyak masing-masing 3 ulangan. Pemangsaan predator diamati saat 1, 2, 4, dan 8 JSP pada hari terang antara pukul 08.00 sampai 17.00 WIB.
16 Uji preferensi terhadap jenis mangsa Predator M. sexmaculatus Predator M. lineata Larva instar II B. tabaci B. tabaci Larva instar II Larva instar III B. tabaci B. tabaci Larva instar III Larva instar IV B. tabaci B. tabaci Larva instar IV Imago betina B. tabaci B. tabaci Imago betina Gambar 10 Diagram perlakuan preferensi predator terhadap jenis mangsa 16
17 Gambar 11 Pengujian preferensi makan predator Analisis data Data preferensi terhadap stadia mangsa diolah dengan menggunakan rumus indeks linier pemilihan mangsa (Strauss 1979). Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dengan melihat nilai indeks preferensi dan kemampuan pemangsaan dari predator.