A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau Konselor adalah salah satu pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam proses pendidikan. Berdasarkan tujuan diatas, peran guru bimbingan dan konseling sangatlah diperlukan dalam satuan pendidikan, khususnya bagi siswa. Salah satu layanan yang dapat memfasilitasi siswa dalam mencapai tugas perkembangan adalah layanan konseling individual. Hal ini berbeda jauh saat pelaksanaannya. Terkadang, pada saat memberikan konseling individual yaitu berupa pemberian nasehat atau mencari informasi masalah yang terjadi pada siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri1 Selat Kuala Kapuas, sangat jelas terlihat bahwa peran guru BK di sekolah itu kurang maksimal, khususnya dalam pelaksanaan konseling individual. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti, bagaimana peran guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 1 Selat Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. Peneliti menginginkan dengan melakukan penelitian ini, selain meningkatkan peran guru BK ke depannya, kemampuan pemberian layanan oleh seorang guru BK juga menjamin terjadinya proses pelayanan yang berkualitas.
B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian diatas maka fokus penelitian yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peran guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 1 Selat Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Untuk memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling serta dapat menjadi kajian penelitian lebih lanjut dalam permasalahan yang berkaitan dengan bidang bimbingan dan konseling, khususnya peran seorang guru BK. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Kepala Sekolah b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling c. Bagi Wali Kelas d. Bagi Guru Mata Pelajaran e. Bagi siswa D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian: Untuk mengetahui peran guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 1 Selat Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.
E. Definisi Operasional 1. Guru BK atau Konselor Konselor adalah seseorang yang memiliki keahlian khusus dan dianggap profesional di bidang bimbingan dan konseling. 2. Konseling Individual Konseling individual adalah pemberian bantuan dalam layanan bimbingan konseling secara tatap muka antara konselor dan siswa yang memiliki masalah untuk bersama-sama membuat rencana pengentasan masalah.
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual dan Subfokus Penelitian 1. Guru BK atau Konselor Sekolah a. Definisi Guru BK atau Konselor Sekolah Menurut Adi (2013: 12), konselor adalah seorang ahli dalam bidang konseling, yang memiliki kewenangan dan mandat secara profesional untuk melaksanakan pemberian layanan konseling. b. Kualitas Pribadi Konselor Menurut Gibson & Mitchell (2011) mengungkapkan bahwa konseling yang efektif mensyaratkan konselor memiliki bukan hanya jenjang tertinggi pelatihan dan keahlian profesional, tetapi juga watak kepribadian tertentu. c. Aspek Aspek Kualitas Konselor Menurut Rogers (Willis, 2011: 85), aspek-aspek kepribadian konselor yang penting dalam hubungan konseling adalah empati, respek, menerima, menghargai, memahami dan jujur. d. Tanggung Jawab Konselor Menurut Gibson dan Mitchell (2011: 656) tanggung jawab utama konselor adalah menghargai martabat dan memajukan kesejahteraan klien.
e. Peran Guru BK dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Koseling di Sekolah Menurut Lubis (2013: 32) menyatakan bahwa konselor memiliki lima peran generik, yaitu: sebagai konselor, sebagai konsultan, sebagai agen pengubah, sebagai agen prevensi primer dan terakhir sebagai manager. f. Masalah dan Tantanngan yang Dihadapi Konselor dalam Pelaksanaan Konseling Individual Menurut Cavanagh (Lubis, 2013: 34-43), ada tujuh masalah umum yang kerap terjadi dalam hubungan konseling, yaitu: kebosanan, hostilitas, kesalahan-kesalahan konselor, manipulasi, penderitaan, hubungan yang membantu vs hubungan yang tidak membantu dan mengakhiri konseling. 2. Konseling Individual a. Pengertian Konseling Individual Menurut Nurihsan (2005: 10) mengartikan konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa). b. Tujuan Konseling Individual Tujuan Konseling menurut Gibson dkk (Gibson & Mitchell, 2011: 236-239), yaitu: tujuan perkembangan, tujuan preventif, tujuan peningkatan, tujuan perbaikan, tujuan penyelidikan,tujuan penguatan, tujuan kognitif, tujuan fisiologis, dan tujuan psikologis
c. Teknik-Teknik Konseling Individual Menurut Arintoko (2011: 11) teknik konseling dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : teknik konseling verbal dan nonverbal. d. Tahapan Konseling Individual Secara umum proses konseling individual dibagi atas tiga tahapan, yaitu tahap awal konseling, tahap pertengahan (tahap kerja) dan tahap akhir konseling (Nurihsan, 2005: 12). B. Hasil Penelitian yang Relevan Elhesmi (2013) Peran Guru BK Dan Guru Mata Pelajaran Dalam Mencegah Tawuran Antar Pelajar, mengungkapkan bahwa di sini pentingnya peran guru BK untuk mengatasi masalah siswa karena guru BK sudah dibekali ilmu-ilmu perkembangan, dibandingkan dengan guru mata pelajaran masih sedikit mendalami ilmu-ilmu perkembangan.
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Selat Kuala Kapuas 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pertengahan Bulan April B. Alur Penelitian Sebelum peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Selat Kuala Kapuas, peneliti mengantarkan surat penelitian ke sekolah dan bertemu Kepala Sekolah. Peneliti berkoordinasi dengan Kepala Sekolah kapan pelaksanaan penelitian dilakukan. Kepala Sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada Koordinator bimbingan dan konseling untuk membimbing peneliti dalam penelitiannya. C. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory. 2. Prosedur Penelitian Prosedur atau tahap-tahap penelitian kualitatif (Tohirin, 2012: 55-59), terbagi atas 3 (tiga) tahapan, yaitu : pralapangan, pekerjaan lapangan, dan tahap analisis dan interpretasi data
D. Data dan Sumber Data 1. Data Data menurut Fachrudin (2013) adalah catatan atau kumpulan fakta yang berupa hasil pengamatan empiris pada variabel penelitian. Data dapat diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian menurut Arikunto (2006: 172) adalah subjek dari mana data diperoleh. E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu: observasi, wawancara, dokumen, dan triangulasi. 2. Prosedur Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data menempuh tiga tahapan, yaitu: pralapangan, pekerjaan lapangan dan analisis data. F. Prosedur Analisis Data Menurut Lexy (Tohirin, 2012: 141), analisis data merupakan proses menyusun dan mengatur data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sedemikian rupa sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis sebagaimana tuntutan data. G. Pemeriksaan Keabsahan Data 1. Kredibilitas 2. Transferabilitas
3. Dependabilitas 4. Konfirmabilitas A. Gambaran Umum BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SMP Negeri 1 Selat Kuala Kapuas didirikan pada tahun 1951, yang beralamat di Jalan Raden Ajeng Kartini No. 102 Kecamatan Selat Kuala Kapuas. Kepala Sekolah pada saat ini di jabat oleh Bapak WILGER, S.Pd, M.Pd. B. Temuan Penelitian 1. Kurang personil guru BK di SMP Negeri 1 Selat Kuala Kapuas 2. Kerja sama antara guru BK dengan wali kelas atau guru mata pelajaran masih kurang. 3. Masih ada anggapan negatif dari siswa tentang guru BK. C. Pembahasan Hasil Penelitian Peran guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Selat Kuala Kapuas sangatlah diperlukan dalam satuan pendidikan, khususnya bagi siswa. Salah satu layanan yang dapat memfasilitasi siswa dalam mencapai tugas perkembangan adalah layanan konseling individual. Konseling merupakan salah satu upaya untuk membantu mengatasi konflik, hambatan, dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan konseli,
Keefektifan pemecahan masalah melalui konseling dapat dideteksi sejak awal konseli mengalami masalah, yaitu ketika konseli menyadari bahwa dirinya mengalami masalah. Keberhasilan konseling selain karena faktor kondisi yang diciptakan oleh konselor, cara penanganan, dan aspek konselor sendiri, ditentukan pula oleh faktor konseli.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Peran guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual di SMP Negeri 1 Selat Kuala Kapuas cukup baik karena guru BK menyesuaikan pendekatan atau teknik sesuai dengan karakteristik siswa, kerjasama antara guru BK dengan wali kelas atau guru mata pelajaran perlu ditingkatkan. Dan perlu adanya sosialisasi dan pemberian informasi kepada siswa tentang peran dan tanggung jawab guru BK, agar tidak ada lagi anggapan guru BK adalah polisi sekolah. B. Saran Dapat dijadikan sebagai referensi awal untuk penelitian lebih lanjut tentang peran guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling individual.