I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di era otonomi daerah menghadapi berbagai

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian terdiri dari. penting diantara subsektor lainnya karena mampu menghasilkan bahan

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah beriklim tropis basah dengan keragaman

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor, dan kesejahteraan petani. Selama lima tahun ke depan untuk mewujudkannya, pemerintah mencanangkan 4 (empat) target utama dalam pembangunan pertanian yaitu : 1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, 2) peningkatan diversifikasi pangan, 3) peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta 4) peningkatan kesejahteraan petani (Husen, 2011). Pembangunan pertanian merupakan pondasi dari pembangunan ekonomi dan memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional. Menurut Suyudi (2007), pertanian memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional, diantaranya sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dan perdagangan, konsumsi dalam negeri bagi produk-produk dari sektor-sektor lainnya, sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya, sumber bagi surplus perdagangan/sumber devisa. Tujuan pembangunan

2 pertanian menurut Arifin (2003) yaitu 1) pertumbuhan pertanian, 2) pengentasan kemiskinan, dan 3) keberlanjutan lingkungan hidup. Terdapat banyak tantangan/hambatan di dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari internal dan eksternal. Menurut Husen (2011), hambatan dalam pembangunan pertanian yang berasal dari internal adalah ketersediaan lahan, infrastruktur pendukung produksi dan pemasaran, teknologi dan akses terhadap teknologi, pembiayaan, serta iklim usaha/investasi. Hambatan yang berasal dari eksternal yaitu pembangunan pertanian harus mampu mengatasi era globalisasi dunia. Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dirumuskan dalam arah kebijakan pembangunan pertanian (Arda, 2010). Timbulnya tantangan/hambatan berimplikasi bahwa produk-produk hasil pertanian harus mampu bersaing di pasar internasional, memenuhi persyaratan wajib yaitu biaya rendah kualitas tinggi, keragaman untuk berbagai segmen pasar serta mampu mensubstitusi produk sejenis. Sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasilhasilnya, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi terbesar kedua setelah industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha dari berbagai sektor pada Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.

3 Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Dari Berbagai Sektor Tahun 2013 (Dalam Satuan Milyar) Lapangan Usaha 2011 2012 2013 1. PERTANIAN, PETERNAKAN, 1 091 447,1 1 193 452,9 1 311 037,3 KEHUTANAN DAN PERIKANAN a. Tanaman Bahan Makanan 529 967,8 574 916,3 621 832,7 b. Tanaman Perkebunan 153 709,3 162 542,6 175 248,4 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 129 297,7 145 720,0 165 162,9 d. K e h u t a n a n 51 781,3 54 906,5 56 994,2 e. P e r i k a n a n 226 691,0 255 367,5 291 799,1 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 876 983,8 970 823,8 1 020 773,2 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1 806 140,5 1 972 523,6 2 152 592,9 4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 55 882,3 62 234,6 70 074,6 5. B A N G U N A N 753 554,6 844 090,9 907 267,0 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1 023 724,8 1 148 690,6 1 301 506,3 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 491 287,0 549 105,4 636 888,4 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. 535 152,9 598 523,2 683 009,8 9. JASA JASA 785 014,1 889 994,4 1 000 822,7 PRODUK DOMESTIK BRUTO 7 419 187,1 8 229 439,4 9 083 972,2 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014 Tabel 1 menunjukkan bahwa PDB Nasional atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, dan perikanan dari tahun 2011-2013 terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasilhasilnya, kehutanan, dan perikanan masih berperan penting dalam pembangunan. Mengingat pentingnya sektor ini, maka sektor ini harus dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara terencana, terbuka, terpadu, profesional dan bertanggung jawab untuk kesejahteraan rakyat dan kelestarian lingkungan.

4 Pembangunan sektor pertanian meliputi tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, dan perikanan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Dalam satuan juta rupiah) No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 1 Tanaman Bahan Makanan 22.162.656 26.361.982 30.844.019 2 Tanaman Perkebunan 8.010.895 8.536.112 9.403.455 3 Peternakan dan hasil-hasilnya 5.129.595 5.695.564 6.736.805 4 Kehutanan 597.363 679.613 794.748 5 Perikanan 9.578.176 10.654.291 10.639.078 Jumlah 45.478.685 51.927.562 58.418.105 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2014 Tabel 2 menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan dari tahun 2011-2013 terus mengalami peningkatan. Produk Domestik Regional Bruto (PDB) tertinggi diduduki oleh sektor tanaman pangan, disusul dengan perikanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, serta kehutanan. Pisang termasuk ke dalam tanaman bahan makanan yang memiliki peranan penting bagi perekonomian yaitu sebagai sumber pendapatan dan penyedia lapangan kerja. Jenis pisang yang banyak diperdagangkan di pasar-pasar swalayan adalah pisang cavendis dan pisang ambon. Untuk pasar-pasar tradisional, toko buah, kios dan pedagang kaki lima, jenis buah yang

5 diperdagangkan dan banyak dikonsumsi pasar dalam negeri adalah pisang ambon hijau, ambon kuning, mas, barangan, raja bulu, dan raja sere (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2012). Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung (2013), luas areal tanaman pisang dari tahun 2007 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan. Peningkatan luas areal dan peningkatan permintaan pisang dalam negeri menunjukkan bahwa komoditas pisang mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan di Provinsi Lampung. Meskipun potensi tanaman pisang cukup besar namun dalam kegiatan usahatani pisang masih mengalami berbagai masalah yang kompleks antara lain : 1) teknik budidaya masih sederhana, 2) produktivitas rendah, 3) mutu produk yang dihasilkan masih rendah, 4) sumber-sumber permodalan masih rendah, 5) penanganan pasca panen, dan 6) pemasaran (Pusat Kajian Buah Tropika, 2006). Sentra produksi pisang di Provinsi Lampung adalah Kabupaten Pesawaran dengan jumlah produksi tanaman pisang sebesar 538.416 ton dan menempati urutan pertama. Artinya, Kabupaten Pesawaran memiliki potensi yang besar untuk pengembangan pisang di Provinsi Lampung karena tanah di Kabupaten Pesawaran sesuai untuk tanaman pisang. Luas areal dan produksi tanaman pisang Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 3.

6 Tabel 3. Luas Areal dan Produksi Tanaman Pisang Provinsi Lampung Kabupaten Luas Areal (ha) Produksi (ton) Pesawaran 6.208 538.416 Lampung Selatan 3.206 211.804 Lampung Timur 1.001 195.549 Lampung Tengah 208 8.760 Tanggamus 200 9.050 Way Kanan 171 3.228 Lampung Utara 170 3.996 Lampung Barat 161 3.896 Pringsewu 106 2.549 Tulang Bawang 44 1.390 Mesuji 39 507 Tulang Bawang Barat 25 1.499 Bandar Lampung 10 673 Metro 3 108 Pesisir Barat 0 2.873 Sumber : Badan Statistik Provinsi Lampung, 2014. Jenis pisang yang banyak ditanam oleh petani di Kabupaten Pesawaran adalah jenis pisang ambon. Dahulu, petani pernah mencoba menanam jenis pisang cavendis, namun hasil produksi pisang belum optimal. Pisang cavendis yang dihasilkan ukurannya kecil-kecil sehingga sulit untuk dipasarkan dan membuat petani merugi. Hal ini dimungkinkan karena tidak sesuainya tanah di daerah tersebut untuk menanam pisang cavendis. Akhirnya, petani beralih untuk menanam jenis pisang ambon dan hasilnya pun cukup memuaskan. Untuk menunjang keberhasilan usahatani pisang di Kabupaten Pesawaran dibutuhkan sistem kemitraan. Kemitraan dalam agribisnis merupakan suatu alternatif yang dapat menjembatani antara petani dan pengusaha, antara lain dalam teknologi, permodalan, mutu, harga, dan pemasaran. Kemitraan

7 agribisnis menurut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 dinyatakan bahwa bentuk kemitraan yang ideal adalah saling memperkuat, saling menguntungkan dan saling menghidupi. Konsep dari kemitraan adalah saling menguntungkan, saling membutuhkan, dan saling tanggung jawab untuk memperkuat mekanisme pasar. Perusahaan atau pengusaha menengah/besar punya komitmen atau tanggung jawab moral membimbing dan mengembangkan pengusaha kecil/ petani sebagai mitra agar mampu mengembangkan usahanya, sehingga dapat menjadi mitra yang handal untuk meraih keuntungan bersama. Kendala yang dihadapi bagi petani dalam kemitraan menurut Purnaningsih (2006) adalah 1) harga ditentukan secara sepihak oleh perusahaan, 2) pengetahuan petani terbatas, 3) informasi tidak tersebar secara merata, 4) tidak semua petani memiliki akses modal, teknologi dan manajemen, dan 5) keberpihakan perusahaan terkadang tidak kepada petani. Adapun kendala bagi pihak perusahaan antara lain adalah kemampuan manajemen dan kemampuan dalam menyediakan dana. Perusahaan harus mampu menyediakan dana yang cukup besar sebelum memperoleh keuntungan dari kemitraan yang akan dilaksanakan, karena berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan usaha yang sedang berjalan. Apabila tidak ada ketersediaan dana yang cukup maka kegiatan usaha akan terhenti di tengah jalan. Kemampuan manajemen perusahaan menyangkut keahlian para petugas lapangan untuk membina para petani mitra.

8 B. Perumusan Masalah Konsumsi pisang dalam negeri yang terus meningkat menyebabkan permintaan pisang meningkat. Peningkatan permintaan pisang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pisang. Hal ini menyebabkan kekurangan suplai pisang di pasaran. Untuk meningkatkan produksi pisang dibutuhkan budidaya pisang yang baik sesuai dengan standar dan prosedur. Di dalam kegiatan usahatani pisang banyak dijumpai permasalahan, salah satunya adalah pemasaran. Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan kemitraan. Kemitraan merupakan inovasi yang diharapkan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di sektor pertanian. Konsep kemitraan yang saling menguntungkan, saling membutuhkan, dan saling bertanggung jawab sebagai modal dasar keberlangsungan kegiatan tersebut. Pandangan terhadap kemitraan tidak selalu bernilai positif. Tidak sedikit yang beranggapan negatif terhadap kemitraan. Kemitraan dianggap akan membuat petani tidak mandiri dan selalu ketergantungan kepada perusahaan. Bahkan ada kemitraan yang merugikan petani. PT Mulia Raya merupakan perusahaan yang bergerak sebagai distributor pisang, nanas dan melon. PT Mulia Raya melakukan kerjasama kemitraan dengan kelompok tani pisang ambon di Provinsi Lampung. Hubungan kemitraan antara petani pisang dengan PT Mulia Raya mulai dilakukan pada tahun 2009 hingga saat ini. Lokasi tanam berada di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Permintaan akan pisang PT Mulia Raya

9 sebesar 75-90 ton untuk ambon kuning per minggu, pisang emas 15 ton per minggu, raja bulu dan barangan masing-masing 2 ton perminggu. Pada kenyataannya di lapangan permintaan akan pisang oleh PT Mulia Raya hanya terpenuhi setengah dari permintaan. Oleh karena itu untuk menjaga kontinuitas pasokan, PT Mulia Raya menggandeng pengepul. Pengepul diminta melakukan sortir dari pekebun berikut penanganan pascapanen di daerah lain (Lampung Selatan). Selama petani melakukan sistem kemitraan dengan PT Mulia Raya, tidak ada perjanjian tertulis yang mengikat diantara keduanya, namun kemitraan tetap berlanjut hingga sekarang. Dengan melakukan kemitraan banyak kelebihan, kelemahan, manfaat, dan kendala yang didapat oleh petani yang bermitra maupun oleh perusahaan. Kendala yang dihadapi petani antara lain harga ditentukan secara sepihak oleh perusahaan, pengetahuan petani terbatas, informasi tidak tersebar secara merata, tidak adanya perjanjian yang disepakati atau Memorandun of Understanding (MoU). MoU ini merupakan hal terpenting dalam sebuat kemitraan, agar kedua belah pihak tidak merasa dirugikan. MoU merupakan suatu perjanjian atau kesepakatan antara dua belah pihak atau lebih yang dituangkan dalam bentuk dokumen hukum. Dari uraian yang telah disampaikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan kemitraan antara PT Mulia Raya dengan petani pisang ambon di di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran?

10 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan petani pisang ambon melakukan kemitraan dengan PT Mulia Raya di di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran? 3. Apakah terdapat perbedaan antara pendapatan usahatani pisang ambon petani mitra dengan pendapatan usahatani pisang ambon petani yang tidak bermitra di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis pelaksanaan kemitraan antara PT Mulia Raya dengan petani pisang ambon di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani pisang ambon melakukan kemitraan dengan PT Mulia Raya di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. 3. Membandingkan pendapatan usahatani pisang ambon petani mitra dengan pendapatan usahatani pisang ambon petani yang tidak bermitra di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat sebagai : 1. Informasi dan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi petani pisang dalam melakukan kemitraan di Kabupaten Pesawaran.

11 2. Informasi bagi PT Mulia Raya sebagai bahan masukan dan evaluasi sistem kemitraan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Pesawaran. 3. Informasi bagi pihak-pihak terkait dalam pengembangan kemitraan. 4. Sumber pustaka dan informasi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis pada waktu yang akan datang.