yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

BAB I PENDAHULUAN. SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber hukum Islam yang pertama.

`BAB I A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

BAB IV PENUTUP. lainnya yang cenderung bersikap reaktif dan keras terhadap kasus-kasus. 1. Pandangan/Pemikiran yang berkembang di Nahdlatul Ulama

KHOLIDIN CH & FAHRUR ROZI ASWAJA NU CENTER BOJONEGORO

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

RANCANGAN PEMBELAJARAN (RAPEM) MATA KULIAH AGAMA 2 (AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH) TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008

Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.


BAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR

AHLUSSUNNAH WALJAMA AH MENURUT NAHDLATUL ULAMA. Oleh : Mashum Nuralim (Dekan Fakultas Ushuluddin Surabaya IAIN Sunan Ampel)

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB I PENDAHULUAN. ahli keislaman, kebanyakan berada dalam prespektif hubungan Negara dan

MEMBINCANG MANHAJ FIKR NU

BAB V PENUTUP Kesimpulan

1. AHLUSSUNAH WAL JAMA AH

TIDAK BOLEH PARTISAN

Itulah hakikat khittah NU yang kemudian dirumuskan dalam Khittah NU oleh Muktamar ke-27 tahun 1984 di Situbondo.

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

UKHUWAH ISLAMIYYAH Oleh : Agus Gustiwang Saputra

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

Tiga Sumber Ajaran Islam

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

Akidah dalam kehidupan Muslim: analisis aspek aspek penyelewengan. Sinopsis:

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

Dengan penuh kerendahan hati, kepada Allah penulis mohon ridho wal hidayahnya untuk menghadirkan tulisan yang berjudul Sumber Ilmu Tasawuf di situs

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemilihan umum melibatkan

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembahasan keagamaan dan keilmuan, terminologi sunni digunakan

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Banyak Belum Tentu di Atas Kebenaran

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

AHLUSSUNNAH WAL JAMA< AH

BAB I PENDAHULUAN. nasib menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Hal ini tidak terlepas dari

HORMATI PERBEDAAN, JUNJUNG TINGGI PERSATUAN (Tanggapan atas Tuduhan Ke-Syi ah-an M.Quraish Shihab)**

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam tradisi studi ushul fiqh dikenal lima macam hukum syar i yang

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

BAB II TEOLOGI ISLAM AHLUSUNNAH WAL-JAMAAH

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

AWAS!!! JANGAN SEPELEKAN PERKARA DALAM AGAMA ISLAM Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed

Hukum memperingati maulid nabi Rabu, 04 Agustus :42

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

Negara dengan penduduk yang sangat majemuk. masyarakatnya, sebagai contohnya di Indonesia terdapat organisasi-organisasi

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

AD ART NU terbaru ( Download )Under arsip:next post : data post:edition of : 203 / download AD ART NU terbaruad ART NU terbaru

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

AHLUSSUNNAH WAL JAMA AH; SOLUSI KESESATAN AKIDAH. Oleh : Ahmad Khusairi. Seiring dengan perkembangan mesin waktu yang akhirnya mengantarkan

Dialah yang telah menciptakan semua apa-apa yang ada dibumi untuk kalian.

KABUPATEN SIDOARJO. menganalisis ragam pandangan tokoh agama kecamatan Taman tentang. benda wakaf yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Melahirkan Pendakwah Yang Berwibawa. Muhammad Haniff Hassan

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PEMIKIRAN YUSUF QORDHOWI MENGENAI KONSEP IJTIHAD KONTEMPORER

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

Bukti Cinta Kepada Nabi

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAGAIMANA MEMILIH PENDAPAT DALAM BERAGAMA LIQA 23 JUNE Oleh Erwin Mazwardi

Transkripsi:

I Sunni atau Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah atau terkadang juga dikenal dengan sebutan ASWAJA merupakan paham yang berdasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber hukum Islam yang pertama. Sunni lebih dikenal dengan sebutan Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah. Ahl al-sunnah memiliki makna orang-orang yang mengikuti sunah Nabi, dan wal Jama ah berarti mayoritas umat. Dengan demikan makna kata Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah adalah orang-orang yang mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW dan mayoritas sahabat, baik dalam syariat (hukum agama Islam) maupun aqidah (kepercayaan). Ahl al-sunnah wa al-jama ah merupakan aliran yang holistik (menyeluruh), mencakup pandangan tentang realitas (ontologi). Pandangan tentang asal dan hakekat Aswaja (epistemologi), pandangan tentang pengetahuan dan pandangan tentang tata nilai (aksiologi). Paham yang holistik ini mampu menjawab dan mengatur segala aktifitas manusia di segala bidang. Pandangan Ahl al-sunnah wa al-jama ah oleh kalangan NU dirumuskan sebagai landasan berpikir, bersikap, dan bertindak. Sementara Islam reformis merumuskan Ahl al-sunnah wa al-jama ah sebagai teori dan praktek yang menyangkut dimensi lahir dan batin. Pandangan tersebut dirinci dalam berbagai disiplin keilmuan dan agenda kegiatan sosial, sehingga pengertian Ahl al-sunnah wa al-jama ah kemudian tidak hanya melipti doktrin teologi (akidah) tetapi juga berkembang pada wilayah ideologi pembaharuan sosial. Dalam menguraikan paham Ahl al-sunnah wa al-jama ah versi NU, para Kiai dan pengikut NU tidak bisa dilepaskan dari pemikiran Kiai Hasyim Asy ari, selaku salah satu pendiri NU. Secara umum pemahaman NU tentang ajaran Ahl al-sunnah wa al-jama ah adalah berpegang teguh pada matai rantai sejarah pemikiran ulama terdahulu dalam perilaku keagamaanya. Paham keaswajaan di NU mencakup tiga wilayah, bidang teologi,fiqih, dan tasawuf. Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri terjadinya perselisihan di antara para

Kiai NU dalam memahami Ahl al-sunnah wa al-jama ah. Hal ini terjadi karena para Kiai tersebut memiliki kecenderungan yang berbeda dalam memahami paham Ahl al-sunnah wa al-jama ah dilihat dari berbagai bidang yang lebih dicenderungi. Oleh karena itu pemahaman Kiai Said Aqil Siroj yang dianggap kontroversional oleh sebagaian kalangan Nahdliyin dikarenakan Kiai Said melihat Ahl al-sunnah wa al-jama ah lebih condong kepada kajian filsafat tasawufnya. Sehingga rekontruksi pemaknaan ulang oleh Kiai Said ini menimbulkan pergolakan yang luar biasa dari tahun pertama beliau memaparkanya sampai sekarang.hal ini disebabkan karena paradigma yang digunakan oleh sebagaian kaum Nahdliyin berbeda dengan Kiai Said, yang mana Kiai Said selain Kiai juga seorang akademisi. II Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam mengkontruks Ahl al - Sunnah wal Al Jama ah, oleh karena itu perlu disimpulkan pemikiran Nahdlatul Ulama yakni sebagai berikut: a. Bidang Aqidah (Teologi) NU dalam bidang teologi atau aqidah mengikuti faham Abu Hasan al-asy ari dan imam al-mathuridi. Akan tetapi KH. Hasyim Asy ari didalam AD/ART tidak menyebutkan imam al-mathuridi. KH. Hasyim Asy ari mengajarkan untuk percaya kepada ke Esaan Allah dan sifat-sifatnya, percaya pada Nabi Allah, malaikat dan kitab-kitabnya. Gagasan KH. Hasyim Asy ari sama dengan pemikiran Abu Hasan al- Asy ari sesuai dengan pemikiran tradisional, berdasarkan formulasi Abu Hasyan al-asy ari dan al-mathuridi. al-imam Abu Mansur al-maturidi menjelaskan perbuatan manusia adalah ciptaaan Allah karena segala sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaan-nya. Namun karena kebijaksanaan dan keadilan kehendaknya, Allah mengharuskan manusia memiliki kemampuan untuk berbuat (ikhtiyar) agar kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada manusia dapat dilaksanakan. Mereka sama-sama mempunyai kepercayaan

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan pengetahua-nya dan berkuasa bukan dengan dhat-nya. b. Bidang Syari at (fiqih) Pokok -pokok ajaran dan faham fiqh NU merupakan dari empat madhhab, yaitu madhhab Hanafi, madhhab Maliki, madhhab Syafi i dan madhhab Hambali. Namun faktanya NU lebih cenderung pada pendapat Imam asy-syafi i. Hal ini dapat dilihat dari cara NU mengambil sebuah rujukan dalam menyelesaikan kasus-kasus atau permasalahan-permasalahan yang muncul sehari-hari. NU memilih bermadhab terhadap salah satu empat madhhhab fiqh mempunyai tiga landasan, pertama, imam Hanafi, Maliki, Syafi i dan Hambali mempunyai karakteristik metode istimbat hukum yang hampir sama, yang tidak ditemukan dalam madzhab yang lain. Kedua, mengikuti mereka berarti Itba golongan terbesar. Dinyatakan KH. Hasyim Asy ari bahwa Rasullah bersabda: ikutilah orang terbesar oleh karena itulah imam yang empat ini merupakan golongan yang besar, jika keluar dari yang empat berarti telah keluar dari golongan terbesar. Ketiga, empat imam tersebut telah menyukupi sayarat berijtihad. KH. Hasyim Asy ari mewajibkan taqlid terhadap salah satu empat madhahab bagi orang awam yang tidak mampu berijtihad. Adapun sumber hukum yang digunakan oleh empat madzhab tersebut secara umum, ada empat. 1. Al Qur an. Al Qur an merupakan sumber utama dan pertama dalam istimbat hukum yang bersifat universal, sehingga hanya Nabi SAW. yang tahu secara mendetail maksud dan tujuan apa yang terkandung dalam al Qur an. Nabi SAW sendiri menunjukkan dan menjelaskan makna dan maksud dar al Qur an tersebut melalui sunnah-sunnah beliau yaitu berupa perkataan, perbuatan, dan taqrir.

2. Al-Sunnah. Sunnah dalam hukum sebagai sumber kedua setelah al Qur an. Sunnah Nabi SAW, yang berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang hanya diketahui oleh para sahabat yang hidup bersamaan (semasa) dengan beliau, oleh karena itu perlu untuk memeriksa, menyelidiki dan selanjutnya berpedoman pada keteranganketerangan para sahabat tersebut. 3. Al-Ijma. Posisi ijma sebagai sumber hukum ketiga setelah al Qur an dan al-hadith. 4. Qiyas. Adalah istimbat hukum yang lebih condong pada penggunaan rasio. c. Bidang Tasawuf Nahdlatul Ulama dalam bertasawuf Sunni dinisbatkan kepada dua tokoh sufi, Abu al-qasim al-junayd bin Muhammad bin al-junayd al- Baghdadi (w. 297 H/909 M) dan Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al- Ghazali (w. 505 H/1111 M). Dari keduanya, pemikiran tasawuf Sunni dikembangkan. III Konsep Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah menurut Kiai Said Aqil Siroj bahwa Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah itu bukan madhdhab, tetapi sekedar manhaj al-fikr. Sebab ia hanya sekedar upaya mencari jalan tengah antara berbagai aliran yang ada. Sedangkan Definisi Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah hasil kontruksi pemikiran Kiai Said Aqil Siroj yakni Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah sebagai manhaj al-fikr al-din al-syamil ala syu un al-hayat wa muqtadhayatiha al-qaim ala asas al-tawassuth wa al-tawazun wa al i tidad wa al-tasamuh (metodologi berpikir keagamaan yang mencakup segala aspek kehidupan dan berdiri di atas prinsip kesetimbangan dalam akidah, penengah, dan perekat dalam kehidupan sosial, serta keadilan dan toleransi dalam politik). Sedangkan lebih sederhananya Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah menurut beliau bisa dikatakan manhaj al-fikr (metode berpikir) dalam segala

bidang kehidupan tidak terbatas akidah, syari at dan tasawuf yang mengedepankan tawasut, tasamuh, tawazun dan i tidal. Misalkan baik bidang sosial ekonomi politik budaya pendidikan maupun hubungannya dengan HAM. Sebagai contoh dalam ekonomi kita harus seimbang tidak kapitalis dan tidak terlalu sosialis mengakui barang pribadi dan mengakui barang milik umum. Akan tetapi menurut Kia Said Langkah Asy ari dalam mengemas Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah pada masa pasca pemerintahan al-mutawakkil setelah puluhan tahun mengikuti Mu tazilah merupakan pemikiran cemerlang dia dalam menyelamatkan dan mengayomi umat Islam saat itu. Langkah ini kemudian dilanjutkan oleh muridnya, Imam al-juwaini. Dia meneruskan ajaran Sunni yang lebih condong ke Mu tazilah (rasional) juga merupakan usaha adaptasi Sunni. Begitu pula Imam Ghazali yang menolak filsafat dan mengkonvergensikan dalam wujud tasawuf, juga merupakan bukti kondusifnya Sunni. Hatta, Hadhratus Syaikh Hasyim Asy ari yang memberikan batasan Sunni sebagaimana yang dipegangi NU saat ini sebenarnya juga merupakan pemikiran cemerlang yang sangat kondusif. Oleh karena itu, Sunni tidak jumud (mandeg), tidak kaku, tidak eksklusif, tidak elitis, tidak mengenal status quo, bisa berkembang, bisa mendongkrak kemapanan yang sudah tidak kondusif dan tentunya menerima dan mengenal adanya al-nadhhah (kebangkitan). Dengan demikian tipologi pemikiran Kiai Said Aqil Siroj adalah tipologi keberagamaan inklusif (terbuka) dan Ahl al-sunnah Wa al-jama ah persepektif beliau bisa dikatakan inklusifisme Ahl al-sunnah Wa al-jama ah. Jadi pemikiran Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah beliau tidak keluar dari mainstrem Nahdlatul Ulama yang mana tidak bertentangan dengan Qonun Asasi yang dirumuskan oleh Hadhratus Syaikh Hasyim Asy ari. Hanya saja definisi beliau merupakan suatu pengembangan bukan dekontruksi pemikiran yang telah ada. Kiai Said Aqil Siroj sendiri mengatakan bahwa Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah yang diamalkan warga NU suatu kenyataan (realita). Sehingga tidak menyalahkan selama mengandung tawasut, tasamuh, tawazun dan i tidal dalam bertindak maupun berpikir.