BAB 3 OBJEK PENELITIAN. pria yang telah terbit sejak tanggal 5 Januari 1977 di Indonesia, adapun isi artikel

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STRATEGI PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM MENINGKATKAN CITRA MAJALAH (STUDI KASUS: WEBSITE HAI ONLIE)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja

BAB 4 HASIL PENELITIAN. diantaranya waktu luang informan. Informan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Nama : Junior Respati

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mengikuti arahan perkembangan modernisasi global di dunia ini. Media

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pemasaran yang ada dalam perusahaan sangatlah penting melihat

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

KARYA BIDANG PEMBUATAN DAN PENGELOLAAN WEBSITE WAWASAN.CO (REPORTER 2, ADMIN 2, DAN VIDEOGRAPHER) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. namun juga di negara berkembang salah satunya Indonesia. internet. Internet (singkatan dari interconnected networking)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Logo berasal dari bahasa Yunani Logos yang berarti kata. Istilah logo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan

BAB 3 METODE PENELITIAN


BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI SUITES JAKARTA (PT. GAPURA PRIMA) PERIODE JANUARI APRIL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masalah yang diajukan pada BAB I sekaligus menggambarkan aplikasi three ways

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. canggih dan pesat dari waktu ke waktu, dengan berkembangnya teknologi

BAB 3 METODE PENELITIAN

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH GEMA WANA RESUME. Disusun oleh : Dewi Susanti D0C007023

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi pelanggan dapat dipertahankan. membedakan produk yang dihasilkannya dengan milik kompetitor lain. Image

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi

adalah sebesar 1,628 milyar US dollar (naik 15% dari tahun sebelumnya), untuk beriklan di koran sebesar 501 juta US dollar (naik 8,5%), di internet 14

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam

SEJARAH KOMUNIKASI MASSA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung promosi program

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB V PROTOTYPE. Menurut Soegard, prototyping adalah metode yang digunakan oleh pembuat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

, Kementerian Perumahan Rakyat didirikan pada bulan Oktober. tahun Kementerian Perumahan Rakyat adalah unsur pelaksana

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Saat ini industri penerbangan di Indonesia mengalami perkembangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. semiotika John Fiske karena dirasakan cocok dengan apa yang akan peneliti teliti.

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih dalam menunjang kegiatan sehari hari. Internet adalah. menggunakan teknologi informasi internet tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah jenis deskriptif kualitatif. Penelitian akan mengamati fakta, gejala-gejala

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Jurnal 19, mengenai strategi-strategi yang di lakukan crew-crew Binus tv dalam Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

APA ITU TANGKAPAN PROSPEK?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan

Transkripsi:

32 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan 1. Majalah Hai Majalah Hai (hibur asuh ilmu) merupakan sebuah majalah untuk para remaja pria yang telah terbit sejak tanggal 5 Januari 1977 di Indonesia, adapun isi artikel majalah tersebut mengenai segala hal yang berhubungan dengan dunia remaja, misalnya mengenai gaya hidup, musik, film, pendidikan, tempa berkumpul para remaja, teknologi terbaru, olahraga, psikologi, dan tentu saja cerita pendek serta komik. Majalah remaja yang mengkhususkan isi artikelnya mengenai informasi untuk para remaja pria indonesia. Pembaca majalah Hai mayoritas masih berstatus sebagai pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah tingkat tinggi (Mahasiswa) meskipun tidak sedikit tidak menutup kemungkinan pembaca majalah Hai masih berstatus sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Perbedaan majalah Hai dari tahun 1977 hingga saat ini, yaitu pada edisi perdana majalah Hai masih didominasi dengan menampilkan komik dan cerita pendek. Dua hal yang memang menjadi kesukaan anak muda pada masa itu. Dari tahun ke tahun sepanjang perjalanannya, Majalah Hai mengalami beberapa kali pergantian, mulai dari logo hingga tampilan disain majalah. Majalah Hai masih menjadi sahabat terpercaya dan sangat disukai bagi para remaja cowok, oleh karena itu majalah 32

33 Hai yang selalu mendukung para remaja pria dengan membangun percaya diri mereka untuk bergerak mencapai cita-cita mereka. Memasuki tahun 2000, merupakan titik perkembangan majalah Hai menuju era baru hal ini mengingat, majalah Hai telah melalui masa 35 tahun sebagai majalah remaja pria pada 5 Januari 2012. halamannya pun bertambah tebal, jika pada awalnya majalah mingguan ini terbit dengan 36 halaman, pada tahun 2000-an Hai terbit mingguan, dan muncul setiap Senin. Pemasarannya mencakup seluruh Indonesia. Ukuran 21,2 x 27,5cm, tebal 80 halaman (reguler) dan 96 halaman untuk edisi khusus. Kertas isi: Artpaper dan HVS. Hingga saat ini majalah Hai tetap melakukan inovasi konsep baru untuk menambah jumlah para pembacanya. Salah satu contohnya, ajang pencarian musisi berbakat, yaitu acara televisi The Dreamband yang telah digelar sejak 2004 hingga 2006, acara ini merupakan salah satu bentuk strategi dalam memperkuat pencitraan majalah untuk para remaja pria. Majalah Hai selalu melakukan penyesuaian perkembangan informasi terbaru, selalu mengikuti perkembangan tren informasi masa kini untuk para pembaca majalah Hai, dengan menampilkan artikel mengenai kewirausahaan, kehidupan pelajar, seni, musik dan film. Kehadiran majalah Hai dalam beragam media, bertujuan dapat mengakomodir kebutuhan para remaja untuk menyalurkan kemampuan, berekspresi dan beraspirasi. Selain itu menjadi wadah interaksi dan saluran informasi untuk menumbuhkan saling pengertian dan menambah wawasan.

34 Untuk memperluas cakupan dan jumlah pembaca, majalah Hai telah menyediakan saluran komunikasi yang lebih beragam. Dengan pendekatan multiplatform, Hai bukan lagi sekadar majalah. Hai adalah media yang hidup. Yang berkomunikasi dengan teman-temannya. Secara aktif, bukan lagi satu arah melaikan dua arah. Teknologi informasi membuat majalah ini juga hadir dalam bentuk digital. Misalnya melalui situs internet Hai-Online (www.hai-online.com) dan ada website hai demos (www.demos.hai-online.com) website ini tentang music buat para pembaca yang suka music dan ingin bandnya terkenal bisa masuk ke website hai demos tersebut. Hai mobile stage yang mengunjungi berbagai sekolah- sekolah Jakarta maupun luar Jakarta dengan mengadakan band, artis dan lain- lainnya, dengan hadirnya hai di platform ipad (HaiPad) berfungsi sebagai sarana informasi dan menjadikannya sebagai media komunikasi yang dapat diakses melalui internet dan aplikasi ini lebih memudahkan mendapatkan informasi serta lebih interaktif. Hai memiliki layanan informasi via telepon selular Hai-Mobile (wap.hai-mob.com). 2. Hai online Sebelum adanya Hai online orang lebih terbiasa membaca majalah dengan perkembangannya teknologi Hai membuat media online yang di namakan Hai online lebih memudahkan para pembaca lebih terjangkau dan praktis. www.hai-online.com Sebagai situs untuk kalangan remaja Hai Online sudah berdiri sejak tahun 2000. Dalam waktu 8 tahun terakhir isi dan cara penyajiannya terus disesuaikan. Semua

35 dilakukan untuk mengikuti kecenderungan gaya hidup audiensnya yang sungguhsungguh dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan informasi dan juga ekspresi seperti itulah Hai Online kini menyediakan beberapa channel. Isinya, yang disesuaikan dengan minat anak muda. Channel itu meliputi: musik film tempat nongkrong style (fashion remaja pria) gadget psikologi dan relationship skulizm (tentang pendidikan, sekolah dan kehidupan seputar sekolah) sport Setiap channel dilengkapi dengan fasilitas untuk: memberikan komentar rating polling forum diskusi Secara khusus audiens juga bisa ikutan main dan menjadi pengisi Hai Online. Semua orang bisa mengirimkan karya. Mau karya musik, karya video, karya foto atau karya desain. Pingin mengirim cerpen, komik sampai desain produk pun bisa. pengelola Hai Online juga terus membuat para audiensnya dengan beragam info menarik.

36 Profil Pembaca Usia : 15 23 tahun Targetnya : 15-17 tahun Pendidikan : SMU dan Mahasiswa Demografi : remaja yang ada di perkotaan Psikografi : cerdas, aktif, kreatif, dinamis dan modern 3.1.2 Visi dan Misi Hai 1. Visi 1. Menjadi sumber informasi terpercaya bagi remaja pria dalam mengembangkan wasasan dan potensi dirinya 2. Menjadi teman yang baik untuk pembaca yang memberikan informasi, memberikan support atau masukan. 3. Meningkatkan kreatifitas para remaja pria 2. Misi 1. Memberikan informasi aktual, menarik atau penting yang menyangkut kehidupan dunia remaja pria 2. Memberikan panduan berguna dan dapat diterapkan - menyangkut gaya hidup, dunia 3. Panduan untuk memperluas wawasan dan atau pengembangan diri dalam berbagai aspek

37 4. Hiburan, psikologi, olahraga, kesehatan, pendidikan dan ilmu pengetahuan populer 5. Menyediakan wadah interaksi bagi pembaca dalam bentuk print dan off print. 3.1.3 Logo Hai Gambar 3.1 logo Hai sudah punya lima logo pertama terbit pada tahun 1997, Hai kembali tampil dengan logo yang terkesan sebagai coretan kuas. Spontan, seperti karakter anak muda masa kini. coretan logo bertahan selama 10 tahun, sampai pada akhirnya pada Agustus 2005 muncul lagi logo baru. Sebuah logo yang masif, tapi juga menyiratkan semangat antikrmapanan, karena dipasang dalam posisi 15derajat dengan goretan yang menyiratkan kedinamisan anak muda. Salah satu resep yang membuat Hai mampu bertahan selama 35 tahun adalah Hai sanggup menyesuaikan diri sesuai zamannya dan memperhatikan dan mengetahui: Apa yang dibutuhkan remaja pria

38 Bersikap menjadi layaknya teman bagi pembacanya Menyajikan isu dengan gaya dan cara seperti halnya segmen pembaca 3.1.4 Struktur Organisasi Hai Gambar 3.2 Struktur Hai

39 3.1.5 Job Description 1. Pemimpin Redaksi Menjamin majalah Hai terbit sesuai dengan visi dan misi untuk setiap edisi,baik berupa edisi regular, edisi khusus/ tematis, dan by product majalah Hai 2. Redaktur Pelaksana Mengatur semua yang ada di majalah, penentuan content, rubrik, halaman, artikel, dan menentukan posisi iklan dan posisi tulisan artikel Hai 3. Sekretaris Menyelenggarakan jasa kesekretariatan diredaksi dan mengkoordinasikan tugas/ pekerjaan di bidangnya. 4. Dokumentasi Mendokumentasikan, melayani peminjaman, menyediakan bahan tulisan dan materi serta mengkoordinasikan tugas/ pekerjaan bidang dokumentasi untuk edisi, baik berupa edisi regular, edisi khusus/tematis, dan by product majalah Hai 5. Editor Desk Print Mengkoordinasikan penyediaan dan pengisian tulisan di bidang (desk) yang menjadi tanggung jawabnya untuk penerbitan media cetak Majalah Hai dan produk ikutannya (meliputi antara lain by product) sesuai jadwal yang ditetapkan. 6. Editor Desk Online Mengkoordinasikan penyediaan dan pengisian tulisan di bidang (desk) yang menjadi tanggung jawabnya untuk media online. 7. Editor Desk Digital

40 Merancang, dan mengimplementasikan strategi promosi, melalui media digital ( email, dan jejaring social media) maupun provider (billboard, dan media promosi lainnya) untuk menunjang penjualan di Digital media project Hai. 8. Reporter Menyediakan tulisan untuk setiap edisi, dan menjadi Project Officer (PO) untuk penulisan, baik berupa edisi regular, edisi khusus/ tematis, dan by product Majalah Hai. 9. Desk Visual Mengkoordinasikan proses pengerjaan visual/ artistik untuk setiap edisi,baik berupa edisi regular, edisi khusus/tematis dan by product Majalah Hai 10. Art Menyediakan desain artistik untuk setiap edisi, baik berupa edisi regular, edisi khusus/ tematis, dan by product Majalah Hai 11. Photo Menyediakan foto untuk setiap edisi, baik berupa edisi regular, edisi khusus/tematis, dan by product majalah Hai 3.2 Desain Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, menurut Catherine dikutip oleh Jonathan Sarwono yaitu riset kualitatif di definisikan sebagai suatu proses untuk mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (2006:193).

41 Desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan berubah ubah sesuai dengan kondisi lapangan tidak seperti desain riset penelitian kuantitatif yang bersifat tetap dan tidak berubah-ubah (Sarwono, 2006:199) 3.2.1 Metode pengumpulan Data Penelitian naturalistik kita ingin mengetahui bagaimana persepsi responden tentang dunia kenyataan. Untuk itu, kita harus berkomunikasi dengan responden melalui wawancara. (Ardianto,2010:185) Wawancara sangat bernilai, karena sangat fleksibel. Jawaban-jawaban yang diberikan oleh narasumber yang diwawancara menjadi landasan percakapan yang mengalir. Sebagai peneliti, penulis punya kebebasan untuk menggali lebih banyak informasi, sesuatu yang menarik atau hal- hal yang baru (Daymon,Holloway,2008:259) 1. Wawancara terstruktur : Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik mengumpulkan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang telah diperoleh (Sugiyono, 2010:194). Digunakan untuk mewawancarai responden eksternal dan menggunakan email karena respon tersebut sulit untuk dihubungi. 2. Wawancara semistruktur : Wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas, tapi terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu (kriyantono, 99-100). Digunakan untuk mewawancarai responden internal.

42 3. Observasi : meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, prilaku, objek-objek yang dilihat dan diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. (Sarwono, 2006:224). Dasar semua ilmu pengetahuan, yakni mengumpulkan data. Melihat sendiri apa yang terjadi, mendengarkan sendiri apa yang dikatakan orang. Catat apa yang dilihat dan didengar, catat apa yang mereka katakan, kemudian pikirkan dan rasakan (Ardianto,2010:184). Observasi merupakan pendukung dari wawancara sebagai penelitian untuk mengamati situasi serta kondisi dan untuk memberikan jawaban-jawaban diluar dari pertanyaan-pertanyaan wawancara yang diajukan oleh peneliti. Penulisan jawaban cukup satu kali saja, untuk memberikan jawaban selain dari pertanyaan-pertanyaan wawancara yang telah diajukan oleh peneliti 4. Studi pustaka : Pada bagian ini berisi kajian pustaka pendukung yang berkaitan dengan konsep, teori, data atau temuan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan yang mendasari penelitian yang sedang dijalankan (Sarwono, 2006:254). 3.2.1.1 Narasumber Pada penelitian ini, penulis menggunakan narasumber untuk mendapatkan informasi dan data-data yang di butuhkan melalui narasumber eksternal dan narasumber internal.

43 1. Narasumber internal Narasumber internal menggunakan wawancara semi struktur untuk mengetahui tentang majalah Hai 1. Nama : Junior Respati Jabatan : Respati Managing Editor Hai Alasan : Memilih sebagai narasumber ini, narasumber pertama ini berkaitan dengan produk yang akan mau dibahas dan narasumber ini sudah lama di majalah hai, sebagai mengelola editor Hai. 2. Nama : Andwi Febriasrati Larasati Jabatan : Hai online coordinator Alasan : Memilih narasumber kedua ini, berkaitan dengan produk yang akan mau dibahas. Narasumber ini sebelumnya memegang majalah hai sudah tiga tahun dan sekarang sebagai coordinator hai online. Jadi, narasumber ini mengetahui tentang majalah hai dan hai online. 3. Nama : Dani Satrio Jabatan : Pemimpin Redaksi Hai Alasan : Alasan penulis memilih sebagai narasumber karena, narasumber ini jabatannya pemimpin redaksi Hai, ini berkaitan dengan pembahasan. 4. Nama : Edy Suhardy Jabatan : Digital Media Director Alasan : Penulis memilih ini sebagai narasumber keempat, sebelum digital media pernah jadi Pemimpin redaksi otomatis lebih tahu tentang Hai majalah dan

44 Hai online. Narasumber ini masih aktif di website Hai online dan penulispun dapat beberapa dokumen tentang majalah hai dan hai online. 5. Nama : Dani Supriatna Jabatan : Digital Strategist Hai online Alasan : Penulis memilih ini sebagai narasumber kelima, karena pemegang account Hai online, Twitter, Facebook dan penulispun banyak bertanya-tanya seputar majalah, Hai online tapi, lebih dominan Hai online dan penulis mendapatkan beberapa dokumen- dokumen tentang Hai. 2. Narasumber Eksternal Pembaca majalah Hai usia mulai dari 15 tahun sampai 23tahun karena pembaca majalah Hai banyak maka penulis menngunakan teknik sampel convenience. Teknik sampel convenience : Memilih unit-unit analisis dengan cara yang dianggap sesuai oleh peneliti. Keuntungan ialah dapat dilakukan dengan cepat dan murah (Sarwono, 2006: 254). Para pembaca majalah Hai 1. Duta Baskara 22 tahun Institut Teknologi Komunikasi Pemasaran usia pembaca majalah Hai dari sekolah menengah pertama sampai sekarang masih aktif membuka website Hai online. 2. Rasyid Sidiq sekolah Madrasah Mu allimin Muhammadiyah Yogyakarta dan crew my school page HAI Yogyakarta, pembaca majalah Hai dan aktif di social media Hai

45 3. Akayz ryan 18 tahun,smkn 10 Bekasi pembaca majalah Hai dan aktif di social media Hai 4. Satya Dimas permana 22 tahun Mahasiswa Bina Nusantara pembaca majalah Hai sejak smp dan sampai sekarang dan masih di sosial media Hai 5. Muhammad Aditya Nugraha 17tahun SMA Al-azhar pusat pembaca majalah Hai dan aktif di sosial media Hai 6. Firdaus Kresna Putra 20tahun Universitas Mercu Buana, pembaca majalah Hai sejak tahun 2007 3.2.1.2 Waktu Dan Lokasi Penelitian 1. Wawancara Internal Penelitian tentang analisa strategi penggunaan media online untuk mempertahankan citra majalah Hai yang di laksanakan PT Kompas Gramedia lantai 3 unit media digital dan 6 unit Hai, Jalan Panjang 8A, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sedangkan waktu penelitian berlangsung selama 3 bulan sejak tanggal 13 febuari sampai 16 mei 2012. 2. Wawancara Eksternal Face to face, dan ada dua narasumber melalui email, karena tidak ada waktu untuk menghubungi narasumber dan sulit membagi waktu. Dan hal hasil penulis mewawancara melalui email.

46 3.2.2 Metode Analisa Data 3.2.2.1 Validitas Validitas dalam riset kualitatif adalah konsep validitas lebih menonjol dari pada relibilitas (Daymon, Holloway,2008 :140). 1. Validitas Internal Tingkat sejauh mana temuan-temuan riset yang benar dan apakah benar-benar mencerminkan tujuan riset dan realitas social dari semua pihak yang berpartisipasi. Penulis kepada para partisipan, serta meminta komentar dari mereka. Hal ini memungkinkan penulis membandingkan penafsiran pribadi dengan persepsi orang-orang yang terlibat (Daymon,Holloway,2008 :141). A. Melakukan member check Penulis melakukan penelitian member check untuk menguji validitas internal. Melakukan member check atau member validation, berarti mencocokkan pemahaman penulis mengenai data dengan orang-orang yang penulis kaji, dengan merangkum, mengulangi, atau memparafrasekan. Member check menyajikan tanggapan kepada para partisipan, memungkinkan penulis mengecek reaksi mereka terhadap data dan temuantemuan, serta membantu penulis mengukur tanggapan mereka terhadap penafsiran data yang penulis lakukan. Tujuan mengetahui apakah penulis menyajikan realitas partisipan dengan cara yang kredibel bagi mereka. Menilai pemahaman dan penafsiran penulis terhadap data (Daymon, Holloway, 2008 :149-150). B. Teknik- teknik member check

47 Menyajikan partisipan dengan kesimpulan atas wawancara mereka dan pengamatan penulis, ditamabah penafsiran penulis mengenai ucapan dan tindakan mereka (Daymon,Holloway, 2008:151). 2. Validitas esternal Generalizability atau validitas esternal adalah konsep yang paling sering diperdebatkan terkait dengan validitas. Generalizability bukanlah sebuah isu sementara bagi orang lain, hal ini sangat problematis. Generalizability pada umumnya dipertimbangkan ada, ketika temua dan kesimpulan riset dapat diberlakukan pada yang lain, untuk latar belakang dan populasi sejenis (Daymon, Holloway,2008:141). Validitas eksternal tidak bisa diuji karena setiap perusahaan berbeda-beda dan tidak mungkin sama persis pada penelitiannya jadi, tidak dapat di tarik secara general. Karena setiap penelitian masing-masing penulis itu berbeda pemikirannya. 3. Reliabilitas Reliabilitas dalam riset kualitatif adalah instrument utamanya itu,riset penulis tidak pernah sepenuhnya konsisten dan dapat direplikasi (diulang). Walau riset penulis bisa diulangi oleh peneliti lain,maka hasilnya tidak bakal sama. Biarpun dalam keadaan dan kondisi yang sama (Daymon, Holloway, 2008 :139-140) Tidak bisa di uji berulang- ulang karena, dalam penelitian kualitatif subjektif luas dan setiap penelitian itu pasti berbeda-beda pendapat tidak sama persis dengan penelitian dan pola pikir peneliti pasti berbeda tidak sama. Meskipun riset penulis bisa diulang oleh peneliti lain, walaupun menggunakan metode yang sama serta memilih topik yang sama maka hasil tidak akan sama. A. Meningkatkan reliabilitas

48 Meningkatkan reliabilitas,maka sebaiknya peneliti melakukan hal- hal sebagai berikut (Sarwono,2006:246) 1. Mempelajari rekaman video yang dilakukan beberapa kali oleh orang yang berbeda atau sama 2. Mendengarkan selama beberapa kali rekaman audio oleh orang yang berbeda atau sama 3. Mempelajari transkripsi hasil rekaman berulang-ulang yang dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda 3.2.3 Metode pengelolahan data 1. Pengaturan data Sebelum mulai menganalisi bukti- bukti, penting untuk memastikan bahwa semua telah tercatat dan diberi label dengan sistematis. Periksa ulang tanggal, nama, judul, kehadiran dalam peristiwa yang diliput, deskripsi tempat dan situasi yang berhubungan dengan riset penulis. Ketika penulis akan mengidentifikasi kategori, menyatukan pola, dan merencanakan pengumpulan data (Daymon,Holloway,2008:371) 2. Melakukan koding dan kategorisasi Konding merupakan langkah pertama dalam mengembangkan kategori, pola dan konsep penulis. Koding tidak hanya memudahkan penulis dalam mengatur data yang begitu banyak, tetapi dapat melengkapi tuntutan untuk menafsirkan fenomenafenomena hubungan masyarakat dan komunikasi pemasaran. Keputusan penulis untuk menciptakan kode tertentu punya efek untuk membentuk hal- hal yang penulis temukan

49 dalam data. Penulis memerlukan dokumen tertulis, rekaman, seperti transkip wawancara atau gambaran pengamatan secara terperinci (Daymon,Holloway,2008:372) 3. Mencari pola dan proposisi penelitian (atau hipotesis) Tahap selanjutnya mengharuskan penulis menyatuhkan data tersebut menjadi lebih stabil, rapi, dan logis sehingga penulis membuatnya jadi masuk akal, dan memfokuskan kembali pekerjaan lapangan berikutnya pada pertanyaan utama riset penulis (Daymon, Holloway, 2008: 376). 4. Menafsirkan data Lindlof menggambarkan analisi sebagai persoalan mendengarkan suara-suara orang lain dan menentukan suara-suara apa yang akan dicantumkan, serta bagaimana suara tersebut bisa dirangkai bersama-sama. Bahwa analisis merupakan persoalan menjelaskan suara-suara tersebut dengan memberikan makna pada data yang telah penulis kumpulkan dan penulis analisis. Membandingkannya dengan kesimpulan para peneliti lain yang telah memublikasikan riset yang relevan (Daymon, Holloway, 2008: 379). 5. Mengevaluasi penafsiran penulis Analisis kualitatif harus bermakna, berguna, dan kredibel. Kesimpulan penulis berhubungan langsung dengan pertanyaan yang diajukan, penulis akan bermakna (Daymon, Holloway, 2008: 381).