BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen keuangan juga penting dalam kegiatan pemerintah, mulai dari sekolah, rumah sakit, hingga departemen. Ketika manajemen keuangan berdiri sebagai bidang studi yang terpisah pada awal tahun 1990-an, penekanannya diberikan pada aspek hukum merger, pembentukan perusahaan baru, dan berbagai jenis sekuritas yang dapat diterbitkan perusahaan untuk menambah modal. Selama masa depresi pada tahun 1930-an, penekanannya beralih ke masalah seperti kebangkrutan dan reorganisasi, likuidasi perusahaan, dan regulasi pasar modal. Selama tahun 1940-an hingga awal tahun 1950-an, manajemen keuangan diajarkan sebagai deskriptif dan subyek institusi, yang lebih menekankan sudut pandang pihak luar perusahaan daripada manajer. Namun di akhir tahun 1950-an, penekanan ini bergerak menuju ke arah teoritis, dan fokusnya beralih ke keputusan manajerial dalam memilih aktiva serta kewajiban dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan. Fokus ini berlanjut hingga tahun 1990-an. Tujuan utama manajemen keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran para pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan cara memaksimumkan harga saham perusahaan. 6
Peran manajer keuangan dalam memaksimumkan harga saham adalah dengan mempengaruhi faktor faktor sebagai berikut : 1. Laba per lembar saham (Earning Per Share = EPS) masa yang akan datang. 2. Ketepatan waktu (timing) dari arus penghasilan. 3. Risiko dari penghasilan yang diproyeksikan. 4. Cara memperoleh sumber dana untuk perusahaan : hutang atau modal sendiri. 5. Kebijakan deviden. Ada beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi harga saham yang berada di luar kontrol Manajer Keuangan yaitu : 1. Kendala dari luar perusahaan seperti adanya undang undang. 2. Tingkat aktivitas / pertumbuhan ekonomi 3. Pajak 4. Kondisi pasar modal. Ilmu Manajemen Keuangan berkaitan erat dengan berbagai disiplin ilmu lain : 1. Ilmu Akuntansi 2. Ilmu Ekonomi : Mikro dan Makro 3. Ilmu Manajemen Pemasaran 4. Ilmu Manajemen Produksi 5. Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia 6. Metode Kuantitatif 7
2.2 Pengertian Tabungan dan Perhitungan Bunga Pengertian tabungan menurut Undang Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan merupakan simpanan yang paling populer dikalangan masyarakat umum. Dari sejak kecil, kita sudah disarankan untuk berhemat dengan cara menabung. Pada awalnya menabung masih dilakukan secara sederhana seperti masih menyimpan uang di bawah bantal atuai di dalam celengan dan di rumah. Namun resiko menyimpan uang di rumah begitu besar seperti resiko kehilangan ataupun resiko kerusakan. Kerugian lainnya adalah menabung di rumah jumlahnya tidak akan pernah bertambah atau berbunga. Sesuai dengan perkembangan jaman, dewasa ini kegiatan menabung beralih fungsinya dari rumah ke lembaga keuangan seperti bank. Menabung di bank bukan saja menghindarkan resiko tetapi juga memperoleh penghasilan dari bunga. Besarnya bunga dan cara perhitungan bunga didasarkan apakah berdasarkan saldo harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan sepenuhnya kepada bank-bank penyelenggara. - Perhitungan bunga dengan saldo terendah : Persentase bunga x jumlah nominal tabungan 12 bulan 8
- Perhitungan bunga dengan saldo rata-rata : Jumlah saldo rata-rata x Persentase bunga 12 bulan - Perhitungan bunga dengan saldo harian : Persentase bunga x jumlah nominal x hari bunga 365 hari 2.3 Pengertian Suku Bunga Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam kegiatan perbankan konvensional ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu : 1. Bunga Simpanan Merupakan harga beli yang harus dibayar kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito. 9
2. Bunga Pinjaman Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau harga jual yang harus di bayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga pinjaman merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit. (Kashmir 2000:121). Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Keduanya masing-masing saling satu sama lain, sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan sebaliknya. 2.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Faktor faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar antara lain : 1. Kebutuhan dana Jika bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga pinjaman akan turun. 10
2. Persaingan Disamping faktor promosi, dalam memperebutkan dana simpanan pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Jika bank pesaing menaikkan tingkat suku bunga simpanannya, maka jika bank hendak membutuhkan dana cepat, sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing. Namun sebaiknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing. 3. Kebijaksanaan pemerintah Bunga pinjaman maupun bunga simpanan tidak boleh melebihi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target laba yang diinginkan Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar (spread) maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5. Jangka waktu Semakin panjang waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah. 6. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebalinya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Perbedaan ini 11
dikarenakan dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. 7. Reputasi perusahaan Reputasi perusahaan yang baik, sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8. Produk yang kompetitif Produk yang dibiayai oleh pihak bank tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. 9. Hubungan baik Biasanya banj menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya berbeda dengan nasabah biasa. 10. Jaminan pihak ketiga Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankanpun juga berbeda. 12
2.5 Pengertian Rasio Profitabilitas Dalam menganalisa kinerja suatu bank, salah satu indikator yang diukur adalah profitabilitas dari bank tersebut, yaitu rasio - rasio yang mempengaruhi perolehan laba perbankan. Profitabilitas atau rentabilitas itu sendiri adalah kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba. Laba merupakan tujuan setiap perbankan, dengan berbagai alasan sebagai berikut : a. Dengan laba yang cukup dapat dibagi keuntungan kepada pemegang saham dan atas persetujuan pemegang saham sebagian dari laba disisihkan sebagai cadangan. Dengan bertambahnya cadangan, maka akan menaikkan kredibilitas (tingkat kepercayaan) masyarakat terhadap bank tersebut. b. Laba merupakan penilaian keterampilan pimpinan. Pimpinan bank yang cakap dan terampil umumnya dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar. c. Meningkatkan daya tarik bagi pemilik modal (investor) untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham yang dikeluarkan oleh bank. Profitabilitas dari bank tidak hanya penting bagi pemiliknya, tetapi juga bagi golongan-golongan lain di dalam masyarakat. Bila bank berhasil mengumpulkan cadangan dengan memperbesar modal, akan memperoleh kesempatan meminjamkan dengan lebih luas karena tingkat kepercayaan akan meningkat. 13
Nasabah berkepentingan jika posisi modal bank kuat, dengan sendirinya tidak perlu merasa khawatir terhadap risiko kerugian yang dialami. Pemerintah dan masyarakat juga berkepentingan bila tingkat laba bank-bank senantiasa bertambah, sehingga diharapkan lalu lintas keuangan terjamin. Unsur pendapatan bank tergantung pada jasa yang ditawarkan oleh bank. Bank memberikan pinjaman, melakukan investasi portofolio, melakukan pengiriman uang dan sebagainya. Dari jasa-jasa tersebut, bank memperoleh pendapatan yang terdiri dari : - bunga pinjaman - fee atau kompensasi atas jasa yang diberikan bank, dan - keuntungan atas investasi portfolio. Rasio profitabilitas selain untuk mengukur tingkat keuntungan suatu bank secara keseluruhan, juga dapat dipakai untuk mengukur profitabilitas suatu produk yang dimiliki oleh suatu bank. Suatu produk dapat diukur profitabilitasnya dengan beberapa cara yaitu dengan menggunakan rasio ROA (return on asset) atau dengan menggunakan rasio keuntungan kotor. 1. Return on Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajer produk dalam memperoleh keuntungan pada suatu produk. Pengukuran profitabilitas ini adalah dengan mengetahui biaya biaya yang dikeluarkan bank berkaitan dengan produk, dalam hal ini biaya pada produk tapenas adalah biaya bunga simpanan dan pendapatan yang di dapat dari produk tersebut antara lain adalah pendapatan biaya administrasi nasabah dan dari bunga 14
pinjaman yang diberikan. Setelah diketahui labanya dan biaya, lalu dibandingkan dengan total dana yang diperoleh dari tabungan tersebut. Rasio ROA dapat diformulasikan sebagai berikut : ROA = Total Pendapatan Total Biaya Penghimpunan Dana Produk 2. Rasio Keuntungan Kotor Rasio keuntungan kotor biasanya digunakan untuk perusahaan manufacturing, untuk mengukur tingkat profitabilitas produk dengan cara membandingkan keuntungan kotor dengan penjualan. Informasi keuntungan kotor dapat berupa laba bruto atau rugi bruto tiap produk yang diperlukan, untuk mengetahui kontribusi tiap order dalam menutupi pengeluaran yang non-produksi. Perhitungan keuntungan kotor : Penjualan Harga Pokok Produksi Total Penjualan (Slamet Riyadi 2006:155) 2.6 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Dalam analisis kinerja perbankan indikator keuangan lainnya yang tak kalah penting digunakan sebagai alat ukur adalah indikator perolehan laba (profitabilitas) serta sebagai rasio rasio keuangan lainnya yang terkait 15
dengan upaya perolehan laba tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas laba dapat dijabarkan, antara lain : 1. Manajemen bank Manajemen yang baik yang ditunjang oleh faktor modal dan lokasi merupakan kombinasi ideal untuk keberhasilan bank. Dari segi manajemen ada tiga aspek yang penting diperhatikan, yaitu balance sheet, operating management dan financial management. Balanced sheet meliputi asset dan liability management, artinya pengaturan harta dan utang secara bersama. Inti assets management adalah mengalokasikan dana kepada berbagai jenis atau golongan earning aasets yang berpedoman kepada ketentuan berikut. a. Assets itu harus cukup likuid sehingga tidak akan merugikan bila sewaktu-waktu diperlukan untuk dicairkan. b. Assets tersebut dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan/ permintaan pinjaman, tetapi juga masih memberikan earnings. c. Usaha me-maximize income dari investasi. Dengan berpedoman kepada tiga hal tersebut di atas, maka hendaknya dana itu dialokasikan ke dalam assets. Liability management berhubungan dengan pengaturan dan pengurusan sumber sumber dana yang pada dasarnya mengusahakan tiga hal, yang sebagai berikut. a. Kecukupan dana yang masuk, tidak mengalami kekurangan yang dapat menghilangkan kesempatan (opportunity cost), tetapi juga tidak terlalu 16
besar (melebihi kemampuan untuk menginvestasikannya). Jika sampai kelebihan tenta akan menyebabkan pembayaran bunga lebih besar daripada yang seharusnya dan tentu akan menurunkan tingkat profitabilitasnya, kecuali dana itu dari giro tanpa bunga. b. Bunga yang dibayar hendaknya masih pada tingkat yang memberikan keuntungan bagi bank. Adanya marjin antara tingkat bunga pinjaman dan tingkat bunga simpanan agar memberikan profit terhadap bank. c. Diusahakan agar ada / terdapat keseimbangan antara giro dan deposito, antara demand deposit dan time deposit. Keseimbangan semacam ini perlu untuk menjaga likuiditas karena dengan time deposit ada waktu yang dipastikan berapa lama dapat dinvestasikan dan kapan harus disediakan alat-alat likuid. Dalam liability management mungkin banyak faktor yang berada di luar kompetensi manajemen, misalnya keinginan menitipkan uang dengan time maupun demand deposit adalah terletak pada deposan atau si peminjam. Banyak sedikitnya deposan yang menitipkan uangnya tidak 100% dapat diawasi /dikuasai oleh bank, tetapi tergantung pada perilaku masyarakat. Bank dengan berbagai kebijakannya hanya bisa mempengaruhi. Operating management sebagai aspek kedua merupakan manajemen bank yang berperan dalam menaikkan profitabilitas dengan cara menekan biaya. Sebagaimana disebutkan di atas, biaya adalah salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi rendahnya profitabilitas. Jadi, tidak cukup hanya 17
menaikkan pendapatan bruto saja, akan tetapi juga harus berusaha menaikkan efisiensi penggunaan biaya dan menaikkan produktivitas kerja. Yang juga termasuk dalam operating management adalah usaha untuk menekan cost of money. Menekan tingkat biaya sampai pada suatu titik yang paling efisien bagi bank adalah suatu proses yang terus-menerus, tidak bisa sekali jadi melalui rumus-rumus. Aspek ketiga dalam manajemen yang turut menentukan profitabilitas ialah financial management. Aspek ini meliputi hal-hal berikut. a. Perencanaan penggunaan modal, penggunaan senior capital yang dapat menekan cost of money, merencanakan struktur modal yang paling efisien bagi bank. b. Pengaturan dan pengurusan hal ihwal yang berhubungan dengan perpajakan. 2. Kondisi ekonomi Kondisi ekonomi turut mempengaruhi kemungkinan profitabilitas bank. Semakin besar keterkaitan usaha suatu bank terhadap ekonomi, semakin besar pula kemungkinan untuk mengalami hambatan dalam pencapaian profitabilitas. Hal ini tentunya memiliki hubungan sebab akibat dengan perkembangan kondisi ekonomi sehingga dapat dikatakan bahwa semakin stabil perkembangan ekonomi bagi lingkungan suatu bank, semakin besar pula penguasaan bank terhadap penguasaan profitabilitas. 18
3. Ukuran bank Dapat dikatakan bahwa besar kecil ukuran suatu bank mempunyai hubungan positif terhadap pencapaian profiitabilitas bank. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar ukuran suatu bank, semakin besar pula penguasaan dalam pencapaian profitabilitas. 4. Produktifitas karyawan Pencapaian profitabilitas terkait juga dengan produktifitas karyawan suatu bank. Artinya semakin tinggi suatu produktifitas karyawan akan semakin besar pula kesempatan bank mencapai profitabilitasnya, demikian pula sebaliknya. 5. Tingkat suku bunga Tingkat bunga sebagai harga dalam usaha perbankan turut menentukan pencapaian profitabilitas suatu bank. Usaha usaha tersebut mencakup penghimpunan dana dari masyarakat melalui berbagai instrumen simpanan, dan penyaluran dana kepada masyarakat melalui berbagai instrumen kredit. Baik simpanan maupun kredit merupakan sumber daya yang ada pada masyarakat, dimana bunga merupakan harga dari keduanya. Selisih antara bunga yang diterima dengan bunga yang dibayarkan suatu bank sangat menentukan potensi pencapaian profitabilitas. 6. Persaingan Persaingan usaha antar bank memiliki hubungan yang sangat erat dalam menentukan pencapaian profitabilitas suatu bank. Tingkat bunga adalah instrumen yang digunakan dalam persaingan usaha perbankan. 19
Dengan semakin besarnya jumlah pemain dalam persaingan usaha perbankan sumber daya dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan suatu bank akan semakin kecil, sehingga akan semakin kecil pula penguasaan bank terhadap pencapaian profitabilitas. Upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan pemanfaatan sumber daya dalam masyarakat dilaksanakan dengan menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat bunga yang ditawarkan bank lain. 7. Keuntungan atau kerugian sekuritas Bank memiliki sekuritas untuk keperluan pendapatan likuiditas. Keuntungan atau kerugian dari terjualnya sekuritas turut memberikan dampak cukup penting terhadap penguasaan pencapaian profitabilitas suatu bank. Dapat dikatakan semakin besar keuntungan yang diperoleh dari terjualnya sekuritas maka semakin tinggi pula pencapaian profitabilitas suatu bank. 8. Kerugian dan pemulihan kredit Kerugian dalam pemulihan kredit akan memberikan pengaruh terhadap pencapaian profitabilitas bank. Kredit yang disalurkan tidak selalu menghasilkan tingkat pengembalian sebagaimana yang diharapkan. Kadangkala kredit yang disalurkan dalam posisi yang bermasalah akibat nasabah peminjam mengalami kebangkrutan atau disebabkan hal lainnya. Oleh karena itu semakin besar kredit bermasalah suatu bank, maka semakin kecil pula tingkat pencapaian profitabilitas suatu bank. 20